Berbagi tidak harus menunggu kaya.
Itulah yang sering diucapkan Welia. Meski hidupnya sebatas cukup, perempuan
asal Desa Padang Darat, Kelurahan Telaha Silaba, Kecamatan Amuntai Selatan,
Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, itu memang terkenal dermawan.
Hal itu bukan saja ia lakukan untuk
sesama, melainkan juga pada kucing yang telantar. Kini Welia dikenal juga
sebagai perempuan yang merawat ratusan kucing yang ia temui telantar di
jalanan. Untuk menghidupi diri dan merawat kucing-kucing itu, Welia mengandalkan
penghasilan dari warung kecil di rumahnya.
Meski penghasilannya mungkin tidak
banyak, Welia selalu merasa berkecukupan dan tidak terbebani untuk berbagi.
"Banyak komentar baik itu baik maupun buruk, mereka bilang buat apa
pelihara kucing, tidak ada hasilnya, mending pelihara kambing atau sapi
kotorannya saja bisa dijual. Tapi saya tetap ingin merawat kucing," aku
Welia.
Welia bahkan menamai rumahnya sebagai
panti asuhan kucing telantar. Kegiatan ini diawali dari kesenangannya
memelihara kucing seperti yang ditularkan orangtuanya. Dari memelihara kucing
sendiri, sejak 2010 Welia memungut kucing yang dilihatnya tak terawat. Hingga
kini sedikitnya ada 500 kucing pernah ia rawat.
Saat ini banyak dari kucing itu yang
diminta rekannya untuk diadopsi. Setiap hari kucing-kucing itu Welia beri makan
nasi dan ikan puyau. Ia memasak 1 kg ikan puyau yang dikukus atau digoreng dan
dicampur nasi untuk makan dua kali sehari. "Mereka sangat suka makan nasi,
tidak seperti kucing kebanyakan, apalagi kalau dicampur ikan goreng,"
lanjut Welia.
Namun, bukan hal mudah ketika mendapati
kucing yang sakit. Keterbatasan dokter hewan di Amuntai membuatnya berpikir
keras untuk kreatif. Ia mengunggah foto kucing-kucing itu ke media sosial.
Tak jarang sesama para penggemar kucing
menaruh perhatian dan memberikan bantuan berupa makanan kucing dan obat-obatan
salah satunya dari Asep Suhendar, anggota Indonesia sayang Kucing Domestik.
"Saya tahu Welia ini tinggal di daerah pedalaman sehingga akses untuk
membeli obat-obatan itu sulit. Saya mengiriminya paket obat-obatan seperti obat
diare, obat mata, vitamin, hingga penambah nafsu makan," kata Asep.
Sedemikian cintanya terhadap kucing,
Welia pun membuat fasilitas permainan sederhana untuk peliharaannya tersebut.
Ia juga kerap membawa penghuni panti untuk menikmati suasana sore dengan
menaiki perahu kayu di sekitar rumahnya. Meski kondisi ekonominya terbatas, ia
percaya rezekinya tidak akan pernah berkurang karena merawat ratusan kucing
itu.***
Sumber
Berita dan Foto : Media Indonesia dan Banjarmasin Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar