Untuk kesekian kalinya saya melihat
karya saya berupa kisah Bahasa Banjar berjudul Suling Bamban dimuat di Harian Banjarmasin Post (BPost) edisi Minggu
(12/04/2015). Kisah Si Palui tersebut pertama kali saya kirim tahun 2005 dan
dimuat pada tahun itu juga tepatnya pada edisi Kamis, 15 September 2005 / Syaban 1426 H. Minimal sudah 3 kali dimuat
ulang.
Mungkin orang tidak tahu kalau itu merupakan
karya saya. Karena sesudah pertama kali terbit diakhir tulisan tidak lagi
mencantumkan nama saya sebagai pemilik sah tulisan itu melainkan hanya kode
dari redaksi BPost. Tapi saya tak
mempermasalahkan hal itu. Tak juga menginginkan royalti berkepanjangan atas
pemuatan tulisan itu.
Saya akui dari pengiriman tulisan tersebut
sampai sekarang saya tak memperoleh keuntungan materi. Tak pernah dapat honor
dari menulis cerita berbahasa Banjar tersebut. Hanya idealis saja . Demi sebuah
kesenangan dan kebanggaan kalau tulisan kita dimuat di harian terbesar dan
terkemuka di Kalimantan tersebut. Di halaman depan lagi dimuatnya.
Lewat tulisan tersebut saat tahun 2005 terbit
pertama kali saya mendapat banyak respon. Baik pertanyaan maupun ucapan selamat
atas dimuatnya cerita tersebut. Jarang ada penulis luar bisa menembus dan
membuat kolom khusus Si Palui yang menjadi ikon BPost tersebut. Alhamdulillah saya bisa melakukannya. Walaupun
sampai sekarang saya tak pernah lagi ikut berkontribusi mengisi kolom tersebut.
Tetangga saya langsung bertanya kepada saya,
“ Kamukah yang menulis Si Palui di BPost
yang judulnya Suling Bamban ? “ Saya jawab dengan jujur ya. “Salut buat kamu, “
ujarnya lagi.
Setelah melihat cerita tersebut dimuat
kembali menambah gairah saya untuk terus menulis. Tak hanya satu genre tulisan
tapi semua yang bisa saya lakukan. Karena menulis sudah menjadi bagian hidup
saya yang tak akan terpisahkan sampai kapanpun. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar