Pengalaman berharga dialami teman
saya seorang guru perempuan, Rabu (08/04/2015) sore. Maunya pukul 17.00 WITA
memencet finger print,
absen sidik jari, tahunya gagal dan sia-sia. Karena saat datang listrik sedang
padam sehingga batal. Guru Bahasa Indonseia ini hanya mencatat di kertas saja
sebagai bukti bahwa ia datang kembali ke madrasah.
Padahal yang lain pukul 16.00 WITA maksimal
memencet finger print
tersebut. Karena jam pulang di madrasah saya adalah pukul 15.00 WITA. Jarak
rumah teman saya itu ke madrasah sekitar
12 kilometer. Kenapa tidak pukul 16.00 WITA saja seperti yang lain ? Teman yang satu ini beralasan di Kandangan sedang
hujan lebat,
juga baru bangun
tidur. Kenapa jauh tidak pukul 15.00 WITA. Kada
babulikan ka rumah. Bosan menunggu beberapa jam di madrasah. Lebih baik
dibawa pulang. Juga ada tugas lain mengantar anak ke sekolah sore.
Teman saya itu melihat hal seperti ini
berusaha tidak lagi datang landung-landung.
Maksimal pukul 16.00 WITA memakai absen sidik jari tersebut. Saat tiba dan tahu
listrik padam teman saya itu kalang kabut. Kada
karuan rasa. Kalau menunggu tidak tahu kapan menyalanya. Lalu ia menelepon
rekan lainnya untuk menumpahkan kekesalannya itu. Ini pengalaman paling
berharga baginya. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar