Rabu, 16 Januari 2019

Tentang Penulis Cerita Rakyat Kabupaten Tabalong

Kamis, 17 Januari 2019

Abdul Hanafi, dilahirkan di Tanjung Tengah, Kabupaten Tabalong, 5 September 1958. Sejak SD senang melukis, menulis dan pencak silat. Juara I Lomba Melukis Pekan Seni dan Olah Raga (Porseni) Senior III Depdikbud Kabupaten Tabalong (1986), Finalis Sayembara Penulisan Cerita Bergambar (cergam) SD/MI (Proyek Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta (2003). Peserta Diklat Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah Kalsel (1993), Pembinaan Seniman Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin (1997), Workshop Penulisan Cergam bagi Finalis Sayembara Cergam Nasional, Jakarta (2002), Bengkel Penulisan Cergam SD/MI, Cisarua, Bogor (2003), dan sejumlah kegiatan olah raga seni bela diri pencak silat. Penulis dan ilustrator cergam Elang dan Tambunau (Penerbit Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar I, Jakarta, West Java Basic Education Project, 2003), Raja Anum (Dewan Kesenian Tabalong, 2006), dan Peninggalan Sejarah (Situs) Kepurbakalaan, Seri Masjid Pusaka Banua Lawas, Penghulu Rasyid dan Makam Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari (Penerbit Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong, 2006). Puisinya dimuat dalam Seloka Bisu Batu Benawa, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VIII, Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (2011). Guru di SDN Padang Panjang (1984), Kepala SDN 2 Mangkusip (2003), dan beralih tugas (2006, hingga sekarang) sebagai Penilik di UPT Inspeksi Pendidikan, Kecamatan Murungpudak. Bermukim di Kompleks Bumi Tabalong Damai Blok D Nomor 04 RT 10/RW 04, Mabu’un, Kecamatan Murungpudak, Kabupaten Tabalong 71571.

Gusti Indra Setyawan, dilahirkan di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, 7 Januari 1972. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Negeri 3 Tanjung, Kabupaten Tabalong, mengajar di SMK Tabalong, memberikan kursus di Lembaga Kursus Primagama, juga dosen STKIP PGRI. Anggota Sanggar Langit, Tanjung, pembina Sanggar Lasung Tangga SMAGA, anggota Dewan Kesenian Tabalong (DKT), dan Sekretaris Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Kabupaten Tabalong. Sering menjadi dewan juri Lomba Bakisah Bahasa Banjar dan Lomba Baca Puisi tingkat kabupaten, selain penyanyi dan pencipta lagu. Bekerja sama dengan Srikandi Production House dan Imron Sadewo dalam penggarapan lagu-lagu daerah Banjar Astiyan (2001), dan dengan Dorce Gamalama menggarap album lagu anak-anak (2002). Peserta workshop Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS), kerja sama Dirjen Dikdasmen, Kemendiknas dengan Majalah Sastra Horison, Jakarta (2006). Juara Harapan I Lomba Baca Puisi Tingkat Umum Kabupaten Tabalong (2007), dan Juara Harapan II Lomba Nyanyi Lagu Dangdut Kabupaten Tabalong (2007). Di bidang teater, bersama Teater Langit, Tanjung, Juara I Festival Teater Kalimantan Selatan di Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Disbudpar HSS, 2008), Juara II Festival Pergelaran Sastra, Aruh Sastra Kalimantan Selatan V di Paringin, Kabupaten Balangan (2008), Juara III Festival Pergelaran Sastra, Aruh Sastra Kalimantan Selatan VI di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala (2009); dan Juara Harapan I Festival Pergelaran Sastra, Aruh Sastra Kalimantan Selatan VIII di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (2011). Puisinya terdapat dalam bunga rampai Doa Pelangi di Tahun Emas (2009), Menyampir Bumi Leluhur (2010), Seloka Bisu Batu Benawa (2011), dan Balian Jazirah Anak Ladang (2011), Secangkir Air Mata (2012), dan Sepercik Tangisan Rindu (2012). Penyiar acara Khazanah Sastra di Radio Nirwana, Tanjung; peserta Kongres Komunitas Sastra Indonesia (KSI) II di Bogor, Jawa Barat (2012), dan Duta Seni Provinsi Kalimantan Selatan pada pentas seni Kabupaten Tabalong di Taman Budaya Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda (2012).

Lilies MS (Lilies Marta Diana), dilahirkan di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, 28 Agustus 1966. Puisinya dipublikasikan di acara puisi Untaian Mutiara Sekitar Ilmu dan Seni (UMSIS) RRI Banjarmasin, Banjarmasin Post dan Dinamika Berita. Karyanya terdapat dalam Kumpulan Puisi Penyair Pelaihari (1981), Semata Wayang Semata Sayang (1998), Potret Diri (1999), antologi cerpen Nawu Raha (2002), Seribu Sungai Paris Barantai, Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan III, Kabupaten Kotabaru (2006); Tarian Cahaya di Bumi Sanggam, Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan V, Kabupaten Balangan (2008), Doa Pelangi di Tahun Emas, Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VI, Kabupaten Batola (2009), dan Menyampir Bumi Leluhur, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VII, Kabupaten Tabalong (2010), dan Seloka Bisu Batu Benawa (2011). Ketua Sanggar Langit, Tanjung, dan pengurus Dewan Kesenian Tanjung (DKT). Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabalong. Menerima Hadiah Seni (Teater) Gubernur Kalimantan Selatan (2009).

Loki Santoso, dilahirkan di Kecamatan Jaro, 5 Oktober 1972. Bermukim di Desa Jaro, RT 6, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong.

Mahfuzh Amin, dilahirkan di Desa Ujung Murung, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), 1 Mei 1990. Sulung dari tiga bersaudara, putra pasangan M. Jurkani dan Mastati. Sekolah di SDN Ilir Mesjid, Amuntai, Madrasah Tsanawiyah NIPA, Ponpes Rakha, Amuntai, dan SMKN 1 Amuntai (Akuntansi), kini bekerja di perusahaan swata di Kabupaten Tabalong. Di rumah, ia sehari-hari dipanggil “Amin” (di tempat kerjanya dipanggil “Mahfuzh”), suka menulis sejak SD, dan bercita-cita menjadi penulis. Semasa di SMKN 1 Amuntai, pernah memimpin Majalah Sekolah Readzone, dan aktif menulis Serial Udin Pa’ak di majalah tersebut. Pernah aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Forum Silaturahmi Pelajar (Fospel) Kabupaten HSU. Walaupun karyanya belum pernah dimuat di rubrik sastra koran-koran lokal, cerpennya terhimpun dalam Kumpulan Cerpen Metamorfosa Cinta (diterbitkan sendiri, 2008), dan Mekarnya Pesona Bidadari (Forpena, 2010). Selain bercita-cita menjadi penulis, ia juga ingin menjadi sutradara film. Unlucky Thievies (2012) adalah film perdana yang digarapnya (bersama Tim Kreatif Borneo). Giat menyusun konsep untuk membuat film-film lain, yang akan diikutsertakannya pada festival film indie. Dapat dihubungi melalui e-mail mahfuzhamin.rz@gmail.com, atau mahfuzh.amin@facebook.com. Sejak 2010, bermukim di Desa Kapar RT 09, Kabupaten Tabalong.

Muhammad Fitriadi, dilahirkan di Banjarmasin 4 Februari 1994. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID) STKIP PGRI Banjarmasin. Juara I Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTA Kabupaten Tabalong (2011), Juara I Baturai Pantun Tingkat SLTA Kabupaten Tabalong (2011), Juara I Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTA Kalimantan Selatan (Bapustarda Kalsel, Banjarmasin (2011), Juara I Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTA Kalimantan Selatan (Disporbudpar Kalsel, Banjarmasin, 2012), Juara III Lomba Mendongeng Tingkat Umum (FKIP Unlam, Banjarmasin, 2012), Juara II Loncat Tinggi O2SN Kabupaten Tabalong (2011), Finalis Utuh Diyang Tanjung, Kabupaten Tabalong (2012), dan Duta Seni Provinsi Kalimantan Selatan pada pentas seni Kabupaten Tabalong di Taman Budaya Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda (2012). Puisinya dimuat dalam antologi Sepercik Tangisan Rindu (2012). Bermukim di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Desa Wayau, RT 09, Tanjung, Kabupaten Tabalong.

H. Akhmad T. Bacco (Akhmad Tajuddin), dilahirkan di Desa Hayup, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong, 13 Agustus 1958. Camat Tanjung, Kabupaten Tabalong. Ketua Sanggar Budaya Tataba Grup, ketua Dewan Kesenian Tanjung (DKT) dua periode (1999-2001, 2001-2004). Menulis puisi dan cerpen. Tahun 2001 mengajar lokakarya budaya di Kota Padang (Provinsi Sumatera Barat) dan Cirebon (Provinsi Jawa Barat). Silir Pulau Dewata (2003) adalah antologi puisi tunggalnya yang telah terbit. Kaminting Pidakan, yang dimuat sebagai cerita bersambung (cerbung) di Media Bersinar (Majalah Pemerintah Kabupaten Tabalong, novel berbahasa daerah Banjar), mendapat penghargaan Balai Bahasa Banjarmasin (2010). Puisi dan cerpennya juga terdapat dalam bunga rampai Duri-Duri Tataba, (1993), Semata Wayang Semata Sayang (1994), Potret Diri (1995), Jembatan, Antologi Puisi dan Cerpen Tiga Kota (2000), Nawu Raha, (2002), Raja Anum, Kumpulan Cerita Rakyat Kabupaten Tabalong (2006), Ronce Bunga-Bunga Mekar, Antologi Puisi dan Cerpen Siswa SLTA se-Banua Anam (editor, 2007), dan Seloka Bisu Batu Benawa (2011). Menerima Hadiah Seni (Sastra) Gubernur Kalimantan Selatan (2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...