Abdul Hanafi, dilahirkan di
Tanjung Tengah, Kabupaten Tabalong, 5 September 1958. Sejak SD senang melukis,
menulis dan pencak silat. Juara I Lomba Melukis Pekan Seni dan Olah Raga
(Porseni) Senior III Depdikbud Kabupaten Tabalong (1986), Finalis Sayembara
Penulisan Cerita Bergambar (cergam) SD/MI (Proyek Pendidikan Dasar, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
(2003). Peserta Diklat Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah Kalsel
(1993), Pembinaan Seniman Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin (1997),
Workshop Penulisan Cergam bagi Finalis Sayembara Cergam Nasional, Jakarta
(2002), Bengkel Penulisan Cergam SD/MI, Cisarua, Bogor (2003), dan sejumlah
kegiatan olah raga seni bela diri pencak silat. Penulis dan ilustrator cergam
Elang dan Tambunau (Penerbit Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar I, Jakarta,
West Java Basic Education Project, 2003), Raja Anum (Dewan Kesenian Tabalong,
2006), dan Peninggalan Sejarah (Situs) Kepurbakalaan, Seri Masjid Pusaka Banua
Lawas, Penghulu Rasyid dan Makam Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari (Penerbit
Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong, 2006). Puisinya dimuat dalam Seloka Bisu
Batu Benawa, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VIII, Barabai,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (2011). Guru di SDN Padang Panjang (1984), Kepala
SDN 2 Mangkusip (2003), dan beralih tugas (2006, hingga sekarang) sebagai
Penilik di UPT Inspeksi Pendidikan, Kecamatan Murungpudak. Bermukim di Kompleks
Bumi Tabalong Damai Blok D Nomor 04 RT 10/RW 04, Mabu’un, Kecamatan
Murungpudak, Kabupaten Tabalong 71571.
Gusti Indra
Setyawan,
dilahirkan di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, 7 Januari 1972. Guru
Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Negeri 3 Tanjung, Kabupaten Tabalong,
mengajar di SMK Tabalong, memberikan kursus di Lembaga Kursus Primagama, juga
dosen STKIP PGRI. Anggota Sanggar Langit, Tanjung, pembina Sanggar Lasung
Tangga SMAGA, anggota Dewan Kesenian Tabalong (DKT), dan Sekretaris Komunitas
Sastra Indonesia (KSI) Kabupaten Tabalong. Sering menjadi dewan juri Lomba
Bakisah Bahasa Banjar dan Lomba Baca Puisi tingkat kabupaten, selain penyanyi
dan pencipta lagu. Bekerja sama dengan Srikandi Production House dan Imron
Sadewo dalam penggarapan lagu-lagu daerah Banjar Astiyan (2001), dan dengan
Dorce Gamalama menggarap album lagu anak-anak (2002). Peserta workshop Membaca,
Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS), kerja sama Dirjen Dikdasmen, Kemendiknas
dengan Majalah Sastra Horison, Jakarta (2006). Juara Harapan I Lomba Baca Puisi
Tingkat Umum Kabupaten Tabalong (2007), dan Juara Harapan II Lomba Nyanyi Lagu
Dangdut Kabupaten Tabalong (2007). Di bidang teater, bersama Teater Langit,
Tanjung, Juara I Festival Teater Kalimantan Selatan di Kandangan, Kabupaten
Hulu Sungai Selatan (Disbudpar HSS, 2008), Juara II Festival Pergelaran Sastra,
Aruh Sastra Kalimantan Selatan V di Paringin, Kabupaten Balangan (2008), Juara
III Festival Pergelaran Sastra, Aruh Sastra Kalimantan Selatan VI di Marabahan,
Kabupaten Barito Kuala (2009); dan Juara Harapan I Festival Pergelaran Sastra,
Aruh Sastra Kalimantan Selatan VIII di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
(2011). Puisinya terdapat dalam bunga rampai Doa Pelangi di Tahun Emas (2009),
Menyampir Bumi Leluhur (2010), Seloka Bisu Batu Benawa (2011), dan Balian
Jazirah Anak Ladang (2011), Secangkir Air Mata (2012), dan Sepercik Tangisan
Rindu (2012). Penyiar acara Khazanah Sastra di Radio Nirwana, Tanjung; peserta
Kongres Komunitas Sastra Indonesia (KSI) II di Bogor, Jawa Barat (2012), dan
Duta Seni Provinsi Kalimantan Selatan pada pentas seni Kabupaten Tabalong di
Taman Budaya Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda (2012).
Lilies MS (Lilies
Marta Diana),
dilahirkan di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, 28 Agustus 1966. Puisinya
dipublikasikan di acara puisi Untaian Mutiara Sekitar Ilmu dan Seni (UMSIS) RRI
Banjarmasin, Banjarmasin Post dan Dinamika Berita. Karyanya terdapat dalam
Kumpulan Puisi Penyair Pelaihari (1981), Semata Wayang Semata Sayang (1998),
Potret Diri (1999), antologi cerpen Nawu Raha (2002), Seribu Sungai Paris
Barantai, Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan III, Kabupaten Kotabaru
(2006); Tarian Cahaya di Bumi Sanggam, Antologi Puisi Aruh Sastra Kalimantan
Selatan V, Kabupaten Balangan (2008), Doa Pelangi di Tahun Emas, Antologi Puisi
Aruh Sastra Kalimantan Selatan VI, Kabupaten Batola (2009), dan Menyampir Bumi
Leluhur, Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan VII, Kabupaten
Tabalong (2010), dan Seloka Bisu Batu Benawa (2011). Ketua Sanggar Langit,
Tanjung, dan pengurus Dewan Kesenian Tanjung (DKT). Kepala Bidang Kebudayaan di
Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabalong. Menerima Hadiah Seni
(Teater) Gubernur Kalimantan Selatan (2009).
Loki Santoso, dilahirkan di
Kecamatan Jaro, 5 Oktober 1972. Bermukim di Desa Jaro, RT 6, Kecamatan Jaro,
Kabupaten Tabalong.
Mahfuzh Amin, dilahirkan di
Desa Ujung Murung, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU),
1 Mei 1990. Sulung dari tiga bersaudara, putra pasangan M. Jurkani dan Mastati.
Sekolah di SDN Ilir Mesjid, Amuntai, Madrasah Tsanawiyah NIPA, Ponpes Rakha,
Amuntai, dan SMKN 1 Amuntai (Akuntansi), kini bekerja di perusahaan swata di
Kabupaten Tabalong. Di rumah, ia sehari-hari dipanggil “Amin” (di tempat
kerjanya dipanggil “Mahfuzh”), suka menulis sejak SD, dan bercita-cita menjadi
penulis. Semasa di SMKN 1 Amuntai, pernah memimpin Majalah Sekolah Readzone,
dan aktif menulis Serial Udin Pa’ak di majalah tersebut. Pernah aktif di
Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Forum Silaturahmi Pelajar (Fospel) Kabupaten
HSU. Walaupun karyanya belum pernah dimuat di rubrik sastra koran-koran lokal,
cerpennya terhimpun dalam Kumpulan Cerpen Metamorfosa Cinta (diterbitkan
sendiri, 2008), dan Mekarnya Pesona Bidadari (Forpena, 2010). Selain
bercita-cita menjadi penulis, ia juga ingin menjadi sutradara film. Unlucky
Thievies (2012) adalah film perdana yang digarapnya (bersama Tim Kreatif
Borneo). Giat menyusun konsep untuk membuat film-film lain, yang akan
diikutsertakannya pada festival film indie. Dapat dihubungi melalui e-mail mahfuzhamin.rz@gmail.com, atau mahfuzh.amin@facebook.com. Sejak 2010, bermukim
di Desa Kapar RT 09, Kabupaten Tabalong.
Muhammad Fitriadi, dilahirkan di
Banjarmasin 4 Februari 1994. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia dan Daerah (PBSID) STKIP PGRI Banjarmasin. Juara I Lomba Bakisah
Bahasa Banjar Tingkat SLTA Kabupaten Tabalong (2011), Juara I Baturai Pantun
Tingkat SLTA Kabupaten Tabalong (2011), Juara I Lomba Bakisah Bahasa Banjar
Tingkat SLTA Kalimantan Selatan (Bapustarda Kalsel, Banjarmasin (2011), Juara I
Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTA Kalimantan Selatan (Disporbudpar
Kalsel, Banjarmasin, 2012), Juara III Lomba Mendongeng Tingkat Umum (FKIP
Unlam, Banjarmasin, 2012), Juara II Loncat Tinggi O2SN Kabupaten Tabalong
(2011), Finalis Utuh Diyang Tanjung, Kabupaten Tabalong (2012), dan Duta Seni
Provinsi Kalimantan Selatan pada pentas seni Kabupaten Tabalong di Taman Budaya
Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda (2012). Puisinya dimuat dalam antologi
Sepercik Tangisan Rindu (2012). Bermukim di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Desa
Wayau, RT 09, Tanjung, Kabupaten Tabalong.
H. Akhmad T. Bacco (Akhmad
Tajuddin), dilahirkan di Desa Hayup, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong, 13
Agustus 1958. Camat Tanjung, Kabupaten Tabalong. Ketua Sanggar Budaya Tataba
Grup, ketua Dewan Kesenian Tanjung (DKT) dua periode (1999-2001, 2001-2004).
Menulis puisi dan cerpen. Tahun 2001 mengajar lokakarya budaya di Kota Padang
(Provinsi Sumatera Barat) dan Cirebon (Provinsi Jawa Barat). Silir Pulau Dewata
(2003) adalah antologi puisi tunggalnya yang telah terbit. Kaminting Pidakan,
yang dimuat sebagai cerita bersambung (cerbung) di Media Bersinar (Majalah
Pemerintah Kabupaten Tabalong, novel berbahasa daerah Banjar), mendapat
penghargaan Balai Bahasa Banjarmasin (2010). Puisi dan cerpennya juga terdapat
dalam bunga rampai Duri-Duri Tataba, (1993), Semata Wayang Semata Sayang
(1994), Potret Diri (1995), Jembatan, Antologi Puisi dan Cerpen Tiga Kota
(2000), Nawu Raha, (2002), Raja Anum, Kumpulan Cerita Rakyat Kabupaten Tabalong
(2006), Ronce Bunga-Bunga Mekar, Antologi Puisi dan Cerpen Siswa SLTA se-Banua
Anam (editor, 2007), dan Seloka Bisu Batu Benawa (2011). Menerima Hadiah Seni
(Sastra) Gubernur Kalimantan Selatan (2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar