Terletak sekitar 100 kilometer dari Kota
Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Pantai Ujung Pandaran
semakin tersohor dengan suguhan alamnya nan eksotis. Melengkapi indahnya buah
karya sang pencipta, di ujung pantai terdapat makam ulama tersohor.
Makam Syeh Haji Abu Hamid bin Syekh Haji
Muhammad As’ad Al-Banjari, terletak terpisah dengan bibir pantai biasa
dikunjungi masyarakat. Di makam dibangun kubah kuning keemasan seperti masjid
itu, dijaga Aspar, beserta keluarganya.
Syekh Haji Abu Hamid sebagai salah satu
keturunan Syekh Haji Muhammad As’ad sang penulis kitab Sabilal Muhtadin, atau
dikenal dengan Datu Kalampayan, lebih dari sekadar diyakini sebagai ulama.
Aspar sang juru kunci makam buyut Datu
Kalampayan menceritakan, singkat cerita, makam Syekh Haji Abu Hamid sudah ada
sejak puluhan tahun lalu. Sedangkan Aspar sudah termakan usia, lahir pada 17
Agustus 1946.
Warga Desa Ujung Pandaran, Kecamatan
Teluk Sampit ini, tampak tulus mengabdikan dirinya sebagai penjaga makam. Meski
tanpa mendapat upah, ia mengaku ikhlas. Begitu juga peziarah ketika bersalaman
dengannya dan menyelipkan beberapa rupiah di tangan kanannya.
Menjaga makam, lanjut Aspar, sudah
dilakukan turun-temurun dari keluarganya sejak dulu kala. Do’anya bersama para
ulama dan peziarah terkabul, makam Makam Syeh Haji Abu Hamid sekarang sudah
dipugar dan mudah dijangkau. Sekalipun harus melalui bibir Teluk Sampit dengan
risiko kendaraan roda dua dan empat terjerembab lantaran pasir basah.
Terlepas dari khusyuknya Aspar menjaga
dan memelihara makam, peziarah rupanya banyak do’anya dikabulkan Allah SWT.
Apalagi sebagai peziarah sudah mengucapkan janji dalam hati jika keinginannya
terkabul, maka nazarnya wajib dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar