Kembali saya melakukan jalan-jalan pada Selasa (21/04/2015) pukul 11.00
WITA. Ditengah cuaca dingin dan sedikit gerimis. Rute perjalanan sudah tak asing
lagi. Dari Angkinang menuju Pulantan, Sungai Hanyar. Sekarang masuk bulan Rajab.
Jadi banyak yang babacaan di tempat
ibadah. Seperti di Sungai Hanyar dan Lokbinuang. Langgar di sana dipenuhi jamaah
dari warga setempat yang menghadiri acara babacaan
atau ceramah agama. Menghadirkan tuan guru atau penceramah dari daerah lain.
Ini merupakan tradisi tahunan yang sudah ada sejak dulu. Melihat hal ini
saya rindu kembali ikut babacaan. Di
kampung tak lagi saya mengikutinya. Karena sibuk, sibuk yang disibukkan. Perjalanan
agak sunyi. Warga kebih senang berada di dalam rumah saat cuaca dingin seperti
ini. Atau setidaknya ke warung minuman, sekadar menghangatkan tubuh. Semisal
ditemani secangkir teh manis dan beberapa biji wadai.
Ketika melewati Telaga Langsat, saya teringat dengan Diding. Nama
lengkapnya Muhammad Ardani. Teman saya
waktu di Tsanawiyah dulu. Ingin sekali singgah di rumahnya. Sepuluh tahun lebih
tak pernah bertemu dengan lagi secara langsung. Ia cukup akrab sekali waktu
sekolah dulu.
Di Ambutun, tepatnya di tepi jalan, ada yang dijual orang yakni rambai.
Saya hanya melintas. Melihatnya sepintas lalu. Berapa ya harganya per ikat ?
Apakah ada yang mau membeli ? Karena selama ini rambai dikenal dengan rasanya
yang masam dan kecut. Juga ada yang lainnya.
Alangkah indahnya dunia kala perjalanan seperti ini ditemani perempuan
cantik. Menikmati setiap jejak jalan dengan penuh perasaan. Jalan-jalan kali
ini untuk menghilangkah gundah. Ada semacam kepuasan batin kali ini melakukan
hal seperti ini. Ingin terus jalan-jalan. Melangkah pergi kemana pun juga.
Seakan tanpa beban. Padahal punya banyak beban pikiran. Rileks saja. Jangan tapi dipikirakan ! (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar