Kamis, 09 April 2015

Catatan Eksotis Dari Tawia Buntut

Kamis, 9 April 2015






            Saya suka jalan-jalan. Juga suka foto-foto. Jadi kloplah setiap ada kesempatan selalu memanfaatkannya di setiap waktu hari kerja. Seperti Rabu (08/04/2015) siang. Saat menghadiri acara Saprah Amal di Taman Pendidkan Al Qur’an (TPA) Al Hilal, Taniran Kubah, Desa Wawaran, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Usai ke Saprah Amal kami lewat Tawia. Saya berdua dengan anak murid saya Muhammad Zairullah. Melihat hal yang menarik tangan saya gatal untuk mengabadikan dengan kamera. Saya menghentikan motor. Ada seorang ibu-ibu di sebuah jembatan kecil di Tawia Buntut sedang mahancau. Lantas saya mengabadikannya, tentu dengan minta izin dulu. Mengambil beberapa angle. Dapatlah foto-foto seorang ibu sedang mahancau.
Kami terus. Masih di Tawia Buntut ditempat yang lengang kami singgah kembali. Pemandangan di sepanjang mata memandang begitu eksotis. Tak kalah dengan pemandangan di daerah lain. Tempat ini hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari Angkinang, tempat saya tinggal. Saya memotret Eza beberapa kali. Setelah itu gantian Eza yang memotret saya dengan latar hamparan sawah dan perairan di Tawia Buntut.
Puas di tempat itu kami pindah tempat. Sekitar 100 meter berhenti lagi. Kali ini yang difoto banyak. Kami berempat, saya sendiri, Eza, Bapak H Saleh Suaidi dan Fikri. Dengan latar suasana yang benar-benar pedesaan. Dengan tema lokalitas sedang panen padi. Di tengah matahari yang menggantang saat seperti ini mempengaruhi kualitas foto. Tak lupa hal-hal yang berbau tradisional. Ada alat perangkap ikan tradisional. Saya tak tahu namanya. Tapi sering saya melihatnya.
Tak lama disana kami beranjak pulang. Sembari menikmati alam Tawia. Tawia Buntut menjanjikan banyak hal. Diantaranya harapan untuk selalu dikunjungi kapanpun. Sudah beberapa kali saya kesana. Baik secara sendiri maupun berteman. Hanya sekedar lewat atau foto-foto saja. Entah kenapa Tawia Buntut menjadi secercah harapan bagi setiap orang untuk hadir kesana. Menurut informasi pula, saya tak pernah melihatnya secara langsung, setiap sore banyak orang memancing ikan disini. Potensi perikanan sangatlah melimpah.
Mudahan saja semua kelebihan bisa diimbangi dengan infrastruktur memadai. Sayang memang kondisi jalan tak mengenakkan. Kerap saya mengeluh, karena sepeda motor saya sudah tua, garakakan bila melewatinya. Kadang malu juga. Jalan rusak, berlubang disana-sini dibiarkan seperti tak ada perhatian dari pihak yang berkompeten. Agar warga termudahkan dalam melakukan kegiatan perekonomian sehari-hari. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Akun Kegiatan Harian

 Kamis, 25 April 2024 Dugal punya akun kegiatan harian / vlog diary di Snack Video dengan nama OK 18, itu singkatan dari Orang Kebun, sement...