Entah untuk keberapa
kalinya
tersadar diri akan
kenyataan ini
pohon kelapa melambai
manis siang ini
lalu-lalang
kendaraan di depan rumah
pikiran melayang entah
kemana
sia-sia menoreh
langkah
redup melawan hari
tak ingin lagi
menempuh jarak jauh
dia datang ingin
membeli sesuatu
sudah saatnya mematri
diri
dalam kesunyian
beribu ambisi
berdiam diri
seorang diri
nyanyian sunyi
merenda sepi
lantas mau bagaimana
lagi
berhenti berharap
membiarkan banyak
pilihan
hadir diantara
seribu janji
kemana lagi arah
yang dituju
sentilan kelembutan
seorang perempuan
menyeruak dendam
setangkai harap
merajut kalbu
sanubari bertubir
bisu
setiap hari
melakoni hidup
beragam pilihan
yang ditawarkan
saatnya istirahat
kuingin semuanya menjadi
tentu
aku dan dia
senarai janji memupuk
pilu
dalam renjana bertubir
syahdu
dia datang memberi
arti
setujukah dengan
keadaan ini
kisah lama yang
terus membayang
diantara rimbun
ilalang
senyum manis
mengembang sayang
selalu ada yang
senang dengan sentuhan kelembutan berbias mesra
temaram senja
ucapkan terimakasih
dua pilihan satu tujuan
mengguramang
dilajur kemestian
rejeki takkan
kemana
kekokohan yang
terasa rentak
menabur kasih dalam
impian sendu
pasrah dilingkup
kemampuan seteru
Kandangan, 20-07-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar