Minggu, 24 Agustus 2014

Relung Jiwa Relung Hati

Minggu, 24 Agustus 2014



Entah untuk keberapa kalinya
tersadar diri akan kenyataan ini
pohon kelapa melambai manis siang ini
lalu-lalang kendaraan di depan rumah
pikiran melayang entah kemana
sia-sia menoreh langkah
redup melawan hari
tak ingin lagi menempuh jarak jauh
dia datang ingin membeli sesuatu
sudah saatnya mematri diri
dalam kesunyian beribu ambisi
berdiam diri seorang diri
nyanyian sunyi merenda sepi
lantas mau bagaimana lagi
berhenti berharap
membiarkan banyak pilihan
hadir diantara seribu janji
kemana lagi arah yang dituju
sentilan kelembutan seorang perempuan
menyeruak dendam
setangkai harap merajut kalbu
sanubari bertubir bisu
setiap hari melakoni hidup
beragam pilihan yang ditawarkan
saatnya istirahat
kuingin semuanya menjadi tentu
aku dan dia
senarai janji memupuk pilu
dalam renjana bertubir syahdu
dia datang memberi arti
setujukah dengan keadaan ini
kisah lama yang terus membayang
diantara rimbun ilalang
senyum manis mengembang sayang
selalu ada yang senang dengan sentuhan kelembutan berbias mesra
temaram senja ucapkan terimakasih
dua pilihan satu tujuan
mengguramang dilajur kemestian
rejeki takkan kemana
kekokohan yang terasa rentak
menabur kasih dalam impian sendu
pasrah dilingkup kemampuan seteru


Kandangan, 20-07-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...