Tak menyangka Dugal bisa kenal lebih
jauh dengan perempuan bercadar itu. Awal mula pertemuan pertama mereka di
sebuah masjid yang ada di Balangan. Karena Dugal sering ke Balangan. Masjid
yang berada di tepi jalan nasional itu menjadi tempat favorit Dugal, setelah
menjalankan tugas, ia singgah untuk menunaikan shalat fardhu.
Usai shalat di parkiran motor, Dugal
bertemu pandang dengan seorang perempuan bercadar. Mereka sama-sama pulang ke
arah Barabai. Di tengah jalan tiba-tiba turun hujan lebat. Mau tak mau Dugal
berhenti, dan perempuan bercadar itu juga berhenti.
Di depan sebuah perkantoran pemerintah
Balangan, Dugal dan perempuan bercadar itu berhenti menunggu hujan reda.
Kebetulan sekali Dugal lupa membawa jas hujan. Mereka saling berbincang dan
berkenalan. Sejak pertemuan itu Dugal dan perempuan bercadar itu makin akrab.
Saling bertukar nomor telepon seluler
maupun whatsapp. Ternyata mereka mempunyai hobi yang sama : membaca dan
menulis. Jadi kloplah hubungan mereka semakin akrab saja.
Perempuan bercadar itu senang membaca
tulisan Dugal, baik di blog dan media lainnya. Dugal juga sering memberi buku
baru kepada perempuan bercadar itu. Baik buku karya orang lain maupun buku
karya Dugal sendiri seperti buku kumpulan puisi, cerpen, dan novel.
Biasanya Dugal ke Balangan saban hari
Senin. Juga kalau lagi suntuk dengan tuga keseharian hari Sabtu dan Minggu ia
juga kesana bermalam di tempat temannya di Paringin. Apa yang dilakukan Dugal
di Balangan ? Ia mencari informasi dan bahan tulisan di media dan buku yang
tengah digarap tentang Kabupaten Balangan.
Sejak berkenalan dengan perempuan
bercadar, Dugal hampir setiap hari ke Balangan. Walau harus menempuh jarak
sekitar 50 kilometer lebih satu kali jalan, atau 100 kilometer pulang pergi,
itu tak jadi halangan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar