Teman saya bertanya, kenapa tidak aktif
lagi menulis Kisah Dugal. Teman itu mengaku selalu mengikuti setiap postingan
Kisah Dugal yang saya tulis di facebook maupun blog pribadi. Ya, saya akui
Kisah Dugal dalam beberapa bulan ini jarang saya tulis.
Entah kenapa, sementara ini saya fokus menulis
genre lain. Tapi selalu ada keinginan untuk terus menuliskannya. Apa yang
didapatkan setelah menulis Kisah Dugal ? Setidaknya kepuasan batin, menyalurkan
bakat menulis, dan melestarikan khazanah budaya Banjar.
Untuk masalah materi sekarang ini saya abaikan
terlebih dahulu. Seorang dosen di sebuah perguruan tinggi di Banjarmasin,
mengaku Kisah Dugal sebagai bahan kajian di kampus.
Seorang ibu rumah tangga di Barabai,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), memberitahu anaknya yang duduk dibangku SD
diberi Pekerjaan Rumah (PR) oleh gurunya tentang muatan lokal Banjar. Kisah Dugal
jadi pilihan untuk tugas PR anaknya itu. Saya terus bermimpi Kisah Dugal yang saya
tulis bisa mendunia. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar