Jumat, 18 Mei 2018

Antara Pancuk dan Tahu Goreng

Sabtu, 19 Mei 2018

Apa yang menarik pada malam bulan puasa atau Ramadhan di tempat saya, di Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan. Selain tentu amal ibadah yang dijalankan seperti shalat Tarawih dan Tadarus Qur’an. Muncul pula warung pancuk. Biasanya buka setelah shalat Tarawih.

Mereka yang menggeluti sebagai profesi ini sebagai pedagang / penjual adalah perempuan baik remaja maupun sudah berkeluarga. Apa saja yang dijual di warung itu. Selain tentu pancuk atau rujak, juga ada tahu goreng dan yang lainnya. Waktu masih kecil, saat duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) dulu, pada malam bulan Ramadhan, saya termasuk penggemar berat pancuk dan tahu goreng.

Sebelum shalat Isya saya menyerbu warung tersebut untuk membeli kedua jenis makanan itu. Karena berbeda menikmati pancuk dan tahu goreng pada bulan Ramadhan dengan bulan lainnya. Pada bulan Ramadhan sangat terasa, karena pada siangnya mungkin sedang berpuasa, maka pada malam harinya melampiaskan dengan menikmati makanan tersebut.

Pancuk yang dibuat biasanya terdiri aneka buah lokal yang mudah didapatkan di Banua. Ada nenas, pisang, mentimun, jeruk, dsb. Setelah dikupas dan dimasukkan ke dalam piring lalu diguyur dengan air gula merah yang sudah diberi cabe dan rempah lainnya.

Sementara untuk tahu goreng terdiri dari tahu yang dipotong kecil-kecil lalu diberi guyuran petis cair dan dilengkapi kerupuk dan kecambah. Harga makanan tersebut cukup murah meriah. Dengan membeli makanan tersebut setidaknya kita ikut membantu warga yang berjualan dalam meraup keuntungan ekonomi selama Ramadhan. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...