Apa yang menarik pada malam bulan puasa atau
Ramadhan di tempat saya, di Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan (HSS), Kalimantan Selatan. Selain tentu amal ibadah yang dijalankan seperti
shalat Tarawih dan Tadarus Qur’an. Muncul pula warung pancuk. Biasanya buka setelah shalat Tarawih.
Mereka yang menggeluti sebagai profesi
ini sebagai pedagang / penjual adalah perempuan baik remaja maupun sudah
berkeluarga. Apa saja yang dijual di warung itu. Selain tentu pancuk atau rujak, juga ada tahu goreng
dan yang lainnya. Waktu masih kecil, saat duduk dibangku Sekolah Dasar (SD)
dulu, pada malam bulan Ramadhan, saya termasuk penggemar berat pancuk dan tahu goreng.
Sebelum shalat Isya saya menyerbu warung
tersebut untuk membeli kedua jenis makanan itu. Karena berbeda menikmati pancuk dan tahu goreng pada bulan
Ramadhan dengan bulan lainnya. Pada bulan Ramadhan sangat terasa, karena pada
siangnya mungkin sedang berpuasa, maka pada malam harinya melampiaskan dengan
menikmati makanan tersebut.
Pancuk yang dibuat biasanya
terdiri aneka buah lokal yang mudah didapatkan di Banua. Ada nenas, pisang, mentimun,
jeruk, dsb. Setelah dikupas dan dimasukkan ke dalam piring lalu diguyur dengan
air gula merah yang sudah diberi cabe dan rempah lainnya.
Sementara untuk tahu goreng terdiri dari
tahu yang dipotong kecil-kecil lalu diberi guyuran petis cair dan dilengkapi
kerupuk dan kecambah. Harga makanan tersebut cukup murah meriah. Dengan membeli
makanan tersebut setidaknya kita ikut membantu warga yang berjualan dalam meraup
keuntungan ekonomi selama Ramadhan. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar