Kala semingguan
suntuk bekerja saatnya waktu libur dibawa bajalanan
ke tempat wisata. Seperti yang saya
lakukan Minggu (30/08/2015). Bersama teman se
kampung Amud, Rizal, dan Ufik. Kami pergi ke Rampah Tumaung di Desa Hinas Kiri, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Saya tak tahu
jarak pasti yang ditempuh. Yang pasti lebih dari 40 kilometer dari rumah saya
di Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Pukul 07.00 WITA
Amud sudah ke rumah.
Tapi saya belum siap. Kami baru berangkat pukul 07.30 WITA. Saya ikut Rizal.
Sementara Amud dengan Ufik. Singkat kata kami sampai di Pasar Birayang. Kami sarapan
pagi di sebuah warung.
Saya memesan
lontong sayur dengan lauknya hintalu masak habang. Ditemani pula segelas teh
hangat. Sementara Amud, Rizal dan Ufik memesan nasi kuning.
Setelah dari Pasar Birayang kami ke Masjid Mubarak Birayang.
Berjarak sekitar 300 meter dari pasar.
Kami disini
beristirahat menunggu teman-teman dari Barabai. Kami menunggu Sari, Guru, dan Arab. Tak lama
teman-teman dari Barabai datang.
Ada Sari Garimbas beserta temannya asal Limpasu
bernama Novi.
Lalu Arab
dengan temannya. Guru nanti di Batu Tangga menjemput teman perempuannya sebagai
guide. Jadi kami jumlahnya
bersepuluh menuju Rampah Tumaung. Dengan lima sepeda motor.
Terdiri dari tiga perempuan tujuh laki-laki. Kami melewati
Wawai, Batu Tangga, Tandilang, dan Hinas
Kiri.
Seperti biasa
perjalanan kami mulai Birayang menuju desa tersebut
disapa dengan debu jalanan, jalan rusak, dan motor truk pengangkut
galian tambang yang berseliweran.
Tiba di Hinas Kiri
kami disambut pemandangan menarik.
Ada pintu gerbang
selamat datang di
tempat wisata. Juga tamu yang datang
wajib mengisi buku tamu. Sementara parkir
untuk satu motor Rp 5.000. Setelah memarkir
motor kami berjalan kaki menuju lokasi.
Menurut Acil
yang menjaga buku tamu perjalanan bisa ditempuh sekitar 2 jam.
Kami harus
melewati trek berat dan cukup menantang. Ada jalan
menanjak dan curam. Tak
jauh dari lokasi air terjun ada petugas yang merupakan
anak muda Hinas Kiri
untuk memberikan
karcis masuk. Dimana perorang dipungut Rp 3.000. Kami bersepuluh
jadi Rp 30.000. Tapi mau anak muda itu mau ditawar Rp
25.000 saja. Tiba di lokasi air terjun Rampah
Tumaung disana cukup ramai. Banyak orang baik tua atau muda.
Laki-laki maupun perempuan.
Rampah Tumaung
berketinggian sekitar 15 meter. Secara umum hampir
sama dengan Air Terjun
Haratai di Loksado
yang pernah saya datangi. Tapi disini area
untuk mandi agak luas. Teman-teman serombongan
mandi semua kecuali saya. Hanya melihat aktivitas mereka
saja. Di sudut lain anak muda ada yang bamasakan.
Sekitar sejam
menikmati Rampah Tumaung kami pulang.
Selama perjalanan
pulang dengan jalan
kaki kami sempat singgah di tepi jalan ketika melihat tiga anak Hinas Kiri
sedang membersihkan kemiri.
Sempat foto
bersama. Setelah mengambil
sepeda motor di tempat parkir kami pulang. Sempat singgah di Bendungan
Wawai. Lalu ke Pasar
Birayang
seperti biasa menikmati nasi goreng. Shalat di
Masjid Agung Riadusshalihin Barabai. Pulang ke rumah
menjelang shalat Isya. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar