Rabu, 23 Desember 2020
Norjanah, penyair muda Hulu Sungai Selatan. (foto : istimewa) |
Norjanah namanya. Saya sudah akrab dengan nama yang satu ini lewat beberapa buku kumpulan puisi Penyair Kalimantan Selatan. Ternyata asli orang Hulu Sungai Selatan (HSS). Norjanah lahir di Kandangan, 14 November 2000. Anak tunggal yang saat ini sedang menempuh pendidikan kuliah di sebuah perguruan tinggi. Tinggal di Desa Balanti RT 002 RW 001, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten HSS.
Norjanah mengaku sebenarnya untuk karya sastra yang ia geluti saat ini hanya puisi, dan itu pun masih sangat pemula. Ia suka dengan puisi sudah lama, sejak duduk di bangku SD. Namun dari SD, SMP, SMA tidak pernah melahirkan karya puisi apapun, karena ia pikir hanya suka sama puisi dan menikmati puisi dari karya orang lain, menurutnya itu sudah cukup.
Yang paling ia sukai puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Aku Ingin. Akhirnya keinginan untuk menulis puisi itu hadir ketika Norjanah iseng-iseng pas waktu luang lulus SMA dimasa kebimbangan antara diterima kuliah atau tidak, akhirnya karena kegalauan itulah ia menuliskan perasaan dan coba dituangkan dalam bentuk puisi.
Sementara untuk puisi Lagu Pejalan yang dimuat di buku Riuh Imaji di Tengah Pandemi Antologi Puisi Penyair Kalimantan Selatan Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) XVII di Kabupaten Tabalong Tahun 2020, menurut Norjanah dibuat secara spontan dan alasannya hanya ingin menuangkan apa yang dirasakan saat itu. “Bikinnya pun di dalam mobil saat perjalanan, mungkin juga karena efek galau,” ujar Norjanah.
Mimpinya di dunia kepenulisan, Norjanah mengaku tidak memiliki ambisi besar untuk jadi penulis terkenal, tapi ia akan sangat senang apabila karyanya yang ditulisnya, khususnya puisi, dapat mengena di hati pembaca.
Untuk keberadaan penulis / sastrawan di Kabupaten HSS menurutnya, kehadiran mereka sangat luar biasa, sangat memotivasi, menjadi pemantik semangat untuk penulis pemula seperti dia.
Di Kecamatan Kalumpang dikatakan Norjanah, hanya ada SD dan SMP, menurut pandangannya pelajar di sana sepertinya banyak yang suka karya sastra, cuma seperti pengalamannya masih kurangnya ajakan untuk mengenal lebih jauh tentang sastra. “Sebab sepengetahuan saya di Kecamatan Kalumpang tidak ada komunitas sastra,” pungkasnya. (ahu)