Rabu, 07 September 2016

Membaca Buku Tokoh Banjar Kalimantan Selatan

Rabu, 7 September 2016

Sampul depan buku

Halaman kata pengantar

Sampul belakang buku



Sekarang saya asyik membaca buku berjudul Tokoh Banjar dalam Sejarah (Antara Legenda dan Kisah Nyata). Buku itu ditulis oleh Ahmad Barjie B, seorang akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Ahmad Barjie B lahir di Kelua, Kabupaten Tabalong, Kalsel, 6 Desember 1964. Pendidikan formal : SDN, SMPN dan MAN di Kelua. Sarjana Muda (BA) Fakultas Dakwah IAIN Antasari Banjarmasin 1985 dan Sarjana (Drs) 1988, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat.

Buku itu diterbitkan CV Rahmat Hafiz Al Mubaraq Banjarmasin. Buku setebal 248 halaman itu merupakan cetakan ke I  tahun 2013. Memuat 23 judul tulisan yang merupakan tokoh terkenal.

Dalam buku tersebut ada Lambung Mangkurat, Pangeran Suryanata, Putri Junjung Buih, Sultan Suriansyah, Putri Mayang Sari, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Syekh Muhammad Nafis Al Banjari, dan Syekh Abdul Hamid Abulung Al Banjari.

Kemudian Sultan Nata Alam, Sultan Adam, Pangeran Antasari, Pangeran Hidayatullah, Demang Lehman, Tumenggung Surapati, Tumenggung Jallil, Penghulu Rasyid, Panglima Batur, Ratu Zaleha, Pangeran Muhammad Noor, Brigjend H Hassan Basery, Anang Abdul Hamidhan, dan Dr KH Ideham Chalid.

Dalam kata pengantar ditulis buku ini tidak dimaksudkan untuk memuat semua tokoh, sebab kalau itu dilakukan tentu diperlukan buku yang sangat tebal. Disini baru dimuat 23 orang tokoh Banjar. Karena itu masih banyak tokoh Banjar yang tidak dimasukkan.

Tidak ada alasannya kecuali karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Tetapi dengan beberapa tokoh yang ada sudah dapat menggambarkan betapa Banua Banjar masa lalu adalah sebuah negeri yang besar, berwibawa dan bermartabat.

Ketika wibawa dan martabat ini diinjak penjajah, maka ulama, para pangeran dan sultan serta pejuang bersama rakyat pun bangkit. Sebagian dari kisah kepahlawanan mereka digambarkan dalam buku ini.

Buku ini saya pinjam dari anak murid saya, Rabbiyana Iqlila Hasni, siswi Kelas VII D di MTsN Angkinang. Saya adalah penyuka dan penikmat buku-buku berbau dan ditulis oleh orang Banjar / Kalsel.

Ini salah satu referensi baru saya. Walau isinya sudah sering saya dengar dan baca dari rujukan buku dan media lainnya. Saya teramat merasa bangga kalau buku itu juga dibaca generasi muda di Kalsel. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menengok Jembatan MTsN 3 HSS Senin Pagi

 Selasa, 26 November 2024 Menengok sejenak jembatan kayu ulin Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Hulu Sungai Selatan (HSS), yang ada di Des...