Rabu, 28 September 2016

Pernah Mengadu pada Kesempatan di Penghujung Resah

Kamis, 29 September 2016


Ajak aku dengan kegembiraan sepenuh hati
membawa lajur arah yang tradisi
ada banyak batas waktu disini
seperti dulu yang pernah ada
ke Telaga Sili Sili dengan Amud
minta tanda tangan Bapak Hamdi Tanda

Semburat waktu semakin berkelindan dalam resah
menjalur keadaan sepenuh waktu
perempuan yang cukup terkasih bagiku
entah sedang apa sekarang kau disana

Lembur diri meranau kekuatan bersisian
tak lelap oleh diri yang sempadan
jangan berharap banyak pada manusia
rindu menikmati sajian menu di Kalijo Kandangan

Pernah mengadu pada kesempatan di penghujung resah
rindu merentak di dalam gelisah
siluet kelam meretas malam
serabut pandang menancap kokoh

Keping pelangi memadu syahdu
melangkah dengan sepenuh pasti menanti
melangkah jauh dengan warna penasti
sampai kapan kau bisa bertahan disini

Ada apa denganmu disini dalam remang semu
duh enaknya guguduh dan makan katupat Kandangan
banyak waktu untuk berbuat baik
menancap banyak harapan disini

Dalam rentang waktu yang semburat
memupuk rasa percaya diri yang tinggi
akhir yang manis akan kuraih nantinya
tak akan kemana lagi seiring waktu berjalan

Kandangan, 29 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...