Sabtu, 25 Juli 2015

Batu Baduduk, Benteng Madang, dan Monumen 17 Mei 1949

Sabtu, 25 Juli 2015




Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Itulah peribahasa yang pas menggambarkan suasana perasaan diri dan hati saya saat bajalanan ke tempat wisata baru di Gumbil.

Pada Rabu (22/07/2015) pukul 10.00 WITA dengan Amud dan Rizal, saya menuju Gumbil, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Berjarak sekitar 6 kilometer dari tempat tinggal saya di Angkinang. Tujuan kami kali ini adalah destinasi wisata baru Kabupaten HSS : Batu Baduduk.

Kami memarkir sepeda motor di Sungai Durian, Gumbil. Setelah itu kami berjalan kaki menuju lokasi. Kami baru pertama kali datang kesana. Ternyata kendaraan bisa dibawa ke lokasi. Banyak yang berkunjung. Karena memang masih dalam suasana lebaran Idul Fitri 1436 H. Kebanyakan ABG dan remaja.

Menuju lokasi Batu Baduduk teramat melelahkan. Matahari begitu terik. Membuat ubun-ubun manggurak. Selain itu medan yang ditempuh berupa tanjakan dan turunan yang membuat kita harus hati-hati. Kepanasan di atas bukit saya lantas berbaring. Sepertinya saya menyerah. Beberapa jam berada di kawasan Batu Baduduk menikmati aneka pemandangan yang menakjubkan.

Setelah dari Batu Baduduk kami beranjak ke tempat lain. Sebelumnya shalat Dzuhur di Langgar Istiqlal, Sungai Durian, Gumbil. Setelah itu terus lewat Ambutun. Singgah di sebuah pondok pertemuan petani di Ambarai. Lalu belok ke Madang. Singgah di Benteng Madang. Beberapa saat disana kami terus lewat Tayub. Ke Mandapai, Batu Bini. Shalat Ashar di Masjid Babussalam Mandapai. Lalu setelah itu ke Monumen Proklamasi 17 Mei 1949. Foto-foto setelah itu pulang. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Akun Kegiatan Harian

 Kamis, 25 April 2024 Dugal punya akun kegiatan harian / vlog diary di Snack Video dengan nama OK 18, itu singkatan dari Orang Kebun, sement...