Selasa, 7 Agustus 2012
SADAR
Hujan
membasuh bumi yang kerontang
disaat
gelap menyaput
antara
diam dan sadar
akan
segala kekurangan yang ada
ketika
rasa khawatir merambah diri
sebuah
wajah yang tak tentu
hadir
menginsyafi hati untuk berbakti
LAMUNAN KOCAK
Ketika
tahi gigi mulai menguning
aku
teringat waktu lalu
yang
begitu indah dan menyaput keningku
yang
berurai bening
Kandangan,
7 Desember 1997
NASIBKU
Kapan
aku bisa seperti orang
menunggu
datangnya keajaiban ataukah menderita selamanya
jenuh
sudah hidup begini
tetesan
api ambisi yang tak terkabulkan
bercampur
dengan bara penderitaan
dan
disulut obor ketidakpastian
tinggalkan
aku disini sendirian
hanya
berteman neon kesedihan dan duka nestapa
Kandangan,
Oktober 2000
KETIKA
HUJAN
Kau
lewat didepanku tanpa senyuman
padahal
aku ingin diberi senyuman
saat
hujan mengguyur bumi
hanya
diam yang ada tanpa gerak
takut
kedinginan
takut
melihatmu
bukan
karena kamu menakutkan
tapi
karena aku malu
merasa
tidak seperti orang
bila
hujan terus turun
tinggalkan
perasaan kelam
karena
aku ingin berteman diam
Kandangan,
29 Mei 2004
LESTARI
SENANDUNG RINDU ASMARA
Lestari
senandung rindu asmara
inilah
cinta yang merana
sendu
dalam lukas purba
nantikan
tiba waktunya bahagia
aku
ingin seperti mereka
mekar
bunga subur bertahta
airmata
memadamkan dupa
serasa
indah memandangnya
karena
awan, angin, gunung, dan laut nyata adanya
Kandangan,
22 Juni 2004
SERIBU
KATA PONGAH
Seribu
kata pongah adalah sengketa
dimanapun
perang adalah angkara
senyum
dan tawa adalah mustika rasa
sorot
mata adalah halimun senja
kehinaan
adalah kubangan lumpur kenistaan nyata
Kandangan,
November 1999
SERIBU
PUISI
Kutulis
seribu puisi diatas sejuta kertas putih
kuungkapkan
isi hati
dengan
tinta emas ketenangan jiwa
buaikan
irama kata yang mendayu
seribu
puisi yang tak pernah hilang
dalam
kenangan dan ingatan
Kandangan,
Agustus 2002
BATAS
RAPUH
Kucoba
berlari diatas ribuan serangga malam
dalam
kenistaan diri
disaat
hati kerontang
menyusuri
jalan yang tak bertepi
diantara
batas-batas yang rapuh
Kandangan,
12 Juli 1999
INGIN
BEBAS
Disini
aku bagai burung dalam sangkar
tersiksa
batinku terpenjara hatiku
aku
ingin bebas merdeka
jaya
negeriku
tak
ada belenggu dan rintangan
dalam
bekerja dan berkarya
Kandangan,
22 Oktober 2002
TERSESAT
DI LEMBAH ILUSI
Yang
dipikirkan duit saja
bukan
hasilnya lamunan itu tersesat di lembah ilusi
yang
berpijak dibawah nalar hati yang terlena
adakah
rasa merana
berbaur
menjadi jatidiri yang teguh
seteguh
buih yang bearad di lautan jauh
Kandangan,
8 November 2003
SERAUT
RINDU DIMATA LELAKI
Kalian
hidup di tengah gemerlap bintang gemintang
sedang
aku disini resah dalam keremangan
menantikan
kelahiran kosakata yang membalut kalimat hidupku
setiap
langkah desah nafas memberi inspirasiku
yang
menerjang nestapa berkepanjangan
kecemasan
demi kecemasan lepas dari ingatan
membuaikan
ilham dimata lelaki malam
menagih
rasa membalut kelam
Kandangan,
27 Januari 2005
SEBELUM
KITA MENYERAH
Pohon-pohon
menderai begitu jauh
terasa
hari-hari semakin kelam
ada
ranting-ranting tersingkap menjadi rapuh
disentuh
oleh angina yang mengeluh
akulah
yang tetap bertahan
sekarang
kita bukan belia lagi
dulu
memang benar adanya
yang
bukan dasar perhitungan masa kini
hidup
hanya sekedar menunda kekalahan
aku
makin terasing dan resah merasa bersalah
sebelum
pada akhirnya kita menyerah
Manarap
Baru, 7 Agustus 2004
UNGKAPAN
KATA HATI
Mentari
begitu menyengat tubuh yang kerontang
jiwa
seakan dipuput amarah
hadirlah
keangkuhan yang bertabur kesombongan
namun
ketika teringat akan jasamu
aku
terdiam seribu bahasa
untuk
ungkapkan kata hati
lalu
meratapi jalan yang harus dilewati
jangan
benci diriku yang hina ini
yang
ingin hidup bertahta sejati
Kandangan,
Mei 2002JAMBORE KOSA KATA
Ah disini betapa
indahnya
puisi diciptakan dengan
mudah
tanpa ada gangguan
kau pun meminta untuk
dibuatkan
duduk bersandar dikursi
kenikmatan
tak melupakan segalanya
disini kita berkumpul
dalam persatuan nyata
bukan untuk dimanja
disini kita bermain
kosakata
dalam jambore lagu-lagu
rindu
yang tak pernah mati
suka dan duka dendangkan
mimpi-mimpi
dibalut nurani siulan
bersemi
kamu baik sekali kawan,
ucapmu
akupun merasa kegedean
Kandangan, Mei 2012
MALAM INI
Malam ini yang begitu syahdu
mendayu-dayu
dalam keremangan neon
nan biru
ditingkahi cicit tikus
dan deru kendaraan baru
terlena dalam buaian asmara syahdu
khayalan dan lamunan
yang tak tentu
tapi aku ingat itu
bukan sesuatu yang dapat
dikerjakan sambil lalu
disini aku menunggu
beribu waktu
Kandangan, 18 Januari
2012
LANGKAH BARU
Tiap perjalanan adalah melewati langkah demi langkah
bila ketidakmampuan
terbasuh resah
aku ‘kan tetap tabah
ataukah mengeluh
melangkah gundah
bila keindahan menampak
arah
tak pernah ada kemampuan
membalut khazanah
hanya senyum kecut yang
pasrah
Kandangan, 15 Maret 2012
PARADE TIKUS-TIKUS
Duduk melamun saat kokok
ayam datang
ketika para tikus
berpesta pora
berebut makanan milik
rakyat jelata
ada anak tikus berjalan
meniti dengan hati-hati
sukarianya membuat
bising telingaku
ingin kubunuh mereka
karena resahkan diriku
ganggu kehidupan
bangsaku
Kandangan, 2 Maret 2012
SKETSA DESA KITA
Kulintasi pelangi untuk
membawa ke desa
ada sejuta rasa bertabur
imaji tanda tanya
kapan aku bisa seperti
mereka
yang sudah berada
tingggalkan desa untuk
pergi ke kota
mencari harta dan wibawa
suasana desa dalam
realita tanpa rekayasa
tetabuh irama alam
bergema
yang membuai warga
memanjakan suasana
pergi tinggalkan desa
berjalan menuju cita-cita
dalam belaian mentari
yang terluka
Kandangan, 6 Juli 2012
UTUSAN RINDU
Pandangi aku dengan
seutas lamunan
diantara bibir-bibir
lembutmu
ada gairah menghunjam
saat aku menantikan kata
yang bertabur jutaan
makna
rindupun menukik bumi
dalam taburan
bayang-bayang
dan aroma wewangian yang
sumbang
disumpali desiran nisbi
yang berkhalwat rapi
sudahkah kita menyatu
dalam lamunan pilu yang
tentu
Kandangan, 16 Desember
2011
KETERTINGGALAN KITA
Jauh tertinggal
dibelakang
tentang segala keadaan
kita disisihkan
harapan apa yang kita
dapatkan
untuk mengejar
ketertinggalan
pasrah ataukah diam
dalam angan
semua tentu ingin
sepadan
walau semua tahu kita
baru
dalam dekapan
keterbelakangan
mengharap bias masa lalu
setaraf
dalam retasan beribu
imaji
yang tetap ditunggu
walau tak kenal kata
setuju
Kandangan, 21-6-2012
KEDATANGANMU
Kedatanganmu membuatku ceria
hadirkan makna bawa
pesona dunia
hidupkan perasaan layu
dan tak lagi ada gulana
semua orang menyambutnya
ingin rasanya kupeluk
dirimu
bagai kasih di ujung
hati
tak lagi ada guratan
duka nestapa
gairahpun menjadi nyata
yang hidupkan suasana
baru
untuk berebut senyum nan
lugu
Kandangan, Agustus 2012
KITA SAMA MELANGKAH
Temani aku dengan
selajur rindumu
yang tak pernah kulupa
agar aku disini bahagia
dan malam tak lagi sunyi
hadirkan suara-suara
nyanyi
antara miskin dan kaya
tak ada beda
kita sama melngkah pasti
Kandangan, 3 Maret 2012
JANGAN TAKUT
Bila akau ada kau pasti
akan ceria
kapan jua mereka yang
berambisi
pastikan jaya
jangan hanya bertekuk
lutut di bawah kekuasaan yang absolut
saatnya kita bebas
merdeka
tanpa ada penghalang
apalagi rintangan
Kandangan, 17 Mei 2012
PENYESALAN
Tak lagi kudengar suara
memanggilku
tak lagi ada rasa bosan
tapi kini aku merasa
kehilangan
orang yang begitu
dicintai
yang dulu pernah berbagi
rasa
tentang hidup di dunia
penyesalan pun datang
yang membawa pulang
aku ingin titip do’a
untuknya
agar tenang di alam baka
Kandangan, 28 Maret 2012
FIRASAT HATI
Sering tak kusadari
tapi setelah terjadi
barulah dimengerti
tanda yang membawa arti
tak ingin aku disini
lagi
aku merasa benci karena
keadaan diri
yang sudah frustasi
dan tak lagi ada janji
buat kami
yang ingin diuji dengan
mati
Kandangan, 19 Februari
2012
BICARA TENTANG MATI
Bicara tentang mati aku
merasa ngeri
namun datangnya suatu
yang pasti
siapkan diri selagi
punya energi
jauhi kubangan dosa yang
membumi
serasa hidup diambang
mati
tumpuklah segudang amal
yang akan dibawa nanti
Kandangan, Maret 2012
TARIAN KEMBANG
Di malam yang larut ini
masih terbayang
dilamunanku tarian kambing
penggoda birahi
ia adalah sesuatu yang
pasti
dimatanya bersarang
kemalasan hakiki
mbeknya adalah pesona
yang tak terpisahkan lagi
rumput hijau adalah
permata nafiri
diantara seribu gembala
sepi sahabatmu yang lama
panas payungmu jua
satukan gerak lemah
gemulai seirama
dalam rentak tarian
nyata
Kandangan, 30-04-2012
TIRAI ANGKUH
Atas bawah terbatas arah
melewati tembok sejarah
mengikuti ritual
belenggu pasrah
karena aturan sudah
redup memangku
dunia dalam tirai yang
angkuh
oleh birahi
bayang-bayang yang melepuh
hanya engkau yang dapat
menghilangkan
asal-muasal keresahan
itu
namun aku gamang
menggapai tuju
Kandangan, 22 Juni 2012
APOLIGI KEHILANGAN CINTA
Memanjang tebing
menjangkau tahta
adalah apoligi
kehilangan cinta
biarkan dengung itu
menyulam kata
saat kecantikan tak lagi
memberi angka
pandangan adalah
membunuhku
bila itu hanyalah kesan
bertaut yang tak ragu
kebencian-kebencian
neraka kesenanganmu
Kandangan, 6 Juni 2012
TINGKAH NENEK
Kasihan dia
memanggil-manggil namaku
ia ketakutan dan
kesepian diusia tua ini
tak ada angin tak ada
hujan
phobia menggelayuti diri
karma ataukah dosa
tangisan yang berbaur
duka
berjalan menyusur sepi
tatkala muncul ancaman
nanti ada balasan
ia terasing dalam sepi
Kandangan, 28 April 2012
KUPU-KUPU DALAM MASJID
Pertanda apa lagi ini ?
kupu-kupu putih di dalam
masjid
saat aku i’tikaf menjelang shalat jum’at
dia keliling area masjid
hingga mendekati aku
sampai beberapa putaran
tak biasanya ini terjadi
apapun berita yang
disampaikan
aku ikhlas menerimanya
berita sedihkah
berita gembirakah
aku tidak tahu
yang bakal terjadi
nantinya
Kandangan, 24-03-2012
SUATU SAAT DI SEBUAH
TEMPAT
(Kenangan
bersama AS yang tak pernah terlupakan)
Ketika hujan lebat
menyebak diri
tak ada rasa berpisah
disini dalam tautan ingin pergi
tapi bintang enggan
muncul
dingin menyayat tubuh kita
tak hiraukan perasaan
hati
baru kali ini aku begini
nasib orang siapa tahu
sebuah pengalaman baru
di sebuah tempat
keceriaan muncul
hilangkan perasaan bosan
yang angkuh tak ada alas
an
gugusan nuansa laknat
lenyapkan birahi nista
Kandangan, 21 Januari
2012
BERI AKU SENYUM MANISMU
Takkan pernah merasakan
hal seperti ini
yang kujalani adalah
kekalutan dalam bertingkah laku
dan jarak begitu jauh
memisahkan
beri aku senyum manismu
agar aku tenang mendayu
Kandangan, 17 Juni 2012
TIRANI YANG BERDURI
“Mau kemana kamu?”
tanyamu padaku
saat aku kelelahan
berjalan kaki di kota
bastari
ini adalah sebuah ilusi
tentang masa kini
jalani hidup dengan
penuh keceriaan
dapati orang-orang walau
tak tentu
mereka mau menyapa
biarkan diri ini terhina
tapi gengsi kita tetap
tinggi
walau bolak-balik
hadapi terjalnya jalan
ini
panas ratap tangis
membelenggu
mendung kedukaan berbias
api angkara
onak dan duri menghadang
langkah ambisi
siapa merasa bila tirani
tak percaya diri
Kandangan-Rantau, 2012
BERTEMU KITA DISINI
Bertemu kita disini
ada suka dan duka
mendera di dada
penuh dengan rasa cinta
seolah berada di dalam
surga
bertemu kita disini
untuk berbagi janji
tentang hari-hari yang
pasti
aku ingin kau mau
mengerti
tentang isi hati yang
tak kenal kondisi
Kandangan, 28 Desember
2011
ELEGI CANDI LARAS
Tumpukan galam
alur jukung menikung
atap daun rumbia
jembatang gantung
membentang
leku-lekuk sungai nagara
panas menggantang
merentang wangi
ikatan kayu baker merias
pagi
berbalik diri meratapi
ambisi
keluh kesah yanga ada
perubahan kapan terjadi
lambakan tanda tanya
meriasi mimpi dengan
hati
yang kembali sunyi
paduan asmara dua anak manusia
melahirkan kisah masa
depan
yang mengartikan
keindahan hari
Kandangan-Margasari,
5-4-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar