Jumat, 17 Agustus 2012

KUMPULAN TULISAN AKHMAD HUSAINI

Sabtu, 18 Agustus 2012


DAFTAR SEKOLAH DI KECAMATAN ANGKINANG
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN


SD / MI

1. SDN ANGKINANG 1
2. SDN BAMBAN UTARA
3. SDN BAKARUNG TENGAH
4. SDN ANJIRAN
5. SDN TAWIA BARAT
6. SDN TANIRAN UTARA
7. SDN BAKARUNG SELATAN 1
8. SDN BAKARUNG SELATAN 2
9. SDN BAMBAN SELATAN
10. SDN TELAGA SILI-SILI
11. SDN BAGAMBIR
12. SDN SUNGAI HANYAR
13. SDN TAWIA TIMUR
14. SDN TANIRAN TENGAH
15. SDN KAYU ABANG 1
16. SDN TAWIA
17. SDN WAWARAN
18. SDN PANGGANG HIJAU
19. SDN KAYU ABANG 2
20. MIN PAKUMPAYAN
21. MI PAKUAN PEMATANG
22. MI TANIRAN
23. MI TAWIA BARAT
24. MI TAWIA TIMUR
25. MI SUNGAI HANYAR

SLTP
1. SMPN 1 ANGKINANG
2. SMPN 2 ANGKINANG
3. MTsN ANGKINANG
4. MTs SULAMUSSA’ADAH

SLTA
SMAN 1 ANGKINANG





SAYA TIDAK SARJANA
            Pendidikan saya cuma Aliyah. Jadi tidak tinggi seperti orang yang sarjana S1, S2, sampai S3.
            Ekonomi keluarga saya rendah. Mau kuliah duitnya tidak cukup. Hanya untuk keperluan sehari-hari dan lainnya. Tapi saya tidak berkecil hati dengan pendidikan saya seperti ini. Biarlah jadi orang rendahan. Jadi pesuruh. Dikucilkan orang. Betapa kejamnya bila hidup diukur dengan tingkat pendidikan. Orang yang seperti saya akan terpinggirkan.
Kandangan, 17-3-2012

GELAP
            Ruang ini berubah. Dari yang asalnya terang benderang tiba-tiba tanpa cahaya. Saya kesepian. Saya berpikiran lain-lain. Ada apa ini ? Kapan kembali ? Ingin saya secepatnya pergi dari sini.
Kandangan, 21-3-2012

KE KANDANGAN
            Sabtu pagi ke Kandangan. Saya dibonceng Bapak Kepala Sekolah. Dengan kecepatan cukup kemayu. Kami singgah ke walimah perkawinan keluarga Tami di dekat SMAN 3 Kandangan. Saya mengambil lauk telor. Saat mau pulang dari saruan kami berpapasan dengan Bapa Rudi.Setelah saruan kami ke toko Rita. Beli seng untuk pintu gerbang. Setelah itu kami pulang.
Kandangan, 24-3-2012

BADAI
            Gelombang pasang air laut melanda pesisir Kalimantan Selatan seperti Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru. Di Tanah Laut melanda Jorong, Takisung, Batakan, dll. Di Tanah Bumbu 5 nelayan hilang. Di Kotabaru peristiwa terjadi di Lontar. Peristiwa ini merupakan yang terbesar terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Kandangan, 20-3-2012

PEMBERIAN
            Malam ini saya membaca esai Almin Hatta berjudul : PEMBERIAN. Berikut selengkapnya :
            Kelak, segala yang kalian miliki pasti akan habis terbagi. Karenanya berikan sekarang juga selagi musim memberi belum lewat bagimu, dan belum beralih tangan pada pewarismu. (Kahlil Gibran)
            Jum’at pagi, puluhan perempuan tua berpakaian kumuh berduyun-duyun datang ke sebuah rumah gedung di pusat kota. Sebagian dari perempuan tua itu menggendong anaknya, yang kondisinya tak kalah kumuhnya.
            Setelah menanti beberapa lama di beranda, muncullah nyonya rumah yang cantik jelita dengan pakaian sutera. Lalu, dari tangannya yang putih mulus mengucurlah lembaran-lembaran uang kertas ke ratusan telapak tangan keriput yang dengan setia menadahnya. Entah berapa jumlah yang diberikan ibu kaya itu, entah berapa pula yang diterima ibu-ibu papa itu. Cuma mereka yang tahu, cuma Tuhan yang tahu, cuma mentari pagi yang tahu. Yang lain  tak pernah tahu, bahkan dua satpam di depan rumah mewah itupun tak mau tahu.
            Demikianlah selalu berlangsung setiap pagi Jum’at. Entah sejak Jum’at kapan dan mungkin akan terus berlangsung hingga Jum’at entah yang kesekian. Mungkin akan berlangsung terus sampai si nyonya dermawan bosan. Mungkin sampai hartanya sudah benar-benar habis tak tersisa. Mungkin pula sampai si peminta-minta tak ada lagi yang datang menadahkan tangannya. Atau bila sang suami berhenti jadi pejabat ?
            Tapi tidak. Kegiatan memberi dan menerima tak akan pernah ada akhirnya. Sebab kekayaan seseorang tak akan pernah ada habisnya. Soalnya, keikhlasannya memberi adalah sebuah kekayaan yang tiada tara dan karena itu ia tak akan pernah berhenti memberikan kelebihan miliknya kepada orang yang sangat membutuhkannya.
            Selain itu, peminta-mintapun tak pernah ada surutnya. Sebab, selama masih ada yang disebutkannya, maka si miskin pun selalu adapula sebagai pasangannya, dan ia selalu menuntut haknya pada si kaya. Sebab, selama masih ada yang memberi pasti selalu ada yang menerimanya dengan sukarela.
            Memang, kekayaan seseorang berupa harta benda bisa saja berakhir. Kekayaan bahkan bisa habis seketika, tanpa pernah diduga. Tapi, kebiasaan memberi akan menjadi ciri yang tak bisa dipungkiri. Seberapa sedikitpun yang ia punya pasti akan diberikannya jika ada orang lain yang lebih memerlukannya.
            Selain itu, orang kaya sendiri tak akan pernah habis sepanjang masa. Sebab kekayaan dunia ini memang berlimpah ruah, yang tak akan pernah habis meski direngkuh dengan teramat buas.
            ” Sesungguhnya, yang terjadi adalah kehidupan memberi kepada kehidupan. Sedangkan kalian yang merasa diri sebagai pemberi, tidak lebih dari sekadar saksi,” ujar Kahlil Gibran.
            Bahwa ada sejumlah orang yang disebut kaya, dan yang sebagian lagi masuk golongan tak berpunya, itu hanyalah sekedar sebutan belaka. Sebab kekayaan yang sebenarnya adalah kepuasan dan keikhlasan menerima segala yang telah dan akan diberikan oleh yang Maha Kaya.
Kandangan, 27-2-2012




SARAWIN MENARIK BAMBU
            Sekali waktu Haji Marbun mengadakan acara selamatan. Tiga ekor kambing belum lagi puluhan ekor ayam disembelih. Pesta besar sepertinya. Orang se kampung sudah diundang, cuma Sarawin saja yang belum diundang. Belum diundangkah atau memang Haji Marbun sengaja tidak mengundangnya?
            Sarawin bertanya dengan isterinya, ” Adakah Haji Marbun mengundang?” ujar isterinya berkata bahwa orang dekat rumah sudah diundang semua tapi rumah kita terlewatkan. Tidak disinggahi oleh tukang undang.
            Sarawin berkata dalam hati, keterlaluan sekali Haji Marbun. ” Tapi biarlah. Tunggu tanggal mainnya saja.” ujar Sarawin tersenyum simpul.
            Usai shalat Jum’at orang-orang berdatangan ke rumah Haji Marbun. Penuhlah rumahnya. Ada alim ulama, tetuha kampung, penghulu, dan warga lainnya.
            Singkat cerita Haji Marbun minta dibacakan do’a, mudah-mudahan anaknya yang lagi menuntut ilmu di Mesir berhasil.
            Penghulu mengomando : Al Fatihah.....Ketika selesai membaca do’a yang ditutup dengan alhamdulillahirabbil ’alamin tiba-tiba terdengar teriakan anak-anak yang duduk di pelataran rumah Haji Marbun.
            ” Sarawin masuk ke dalam tangga, jangan ditarik, cepat tolong dia,” ujar mereka.
            Berloncatanlah orang-orang dari dalam rumah Haji Marbun. Ingin tahu ada apa yang terjadi diluar. Ternyata, Sarawin tersengai-sengal menarik batang bambu. Bambu yang besar itu ditariknya mulai ujung, dilewatkannya dibawah tangga rumah Haji Marbun. Tersangkutlah ranting bambu dimana-mana. Walau dengan kuat merentak tidak bisa keluar dari bawah tangga.
            Haji Marbun keluar sambil berucap, ” Ayo , sudah naik semua, makanan sudah siap.”
            Mendengar Haji Marbun menyuruh semua yang ada diluar naik semuanya berkatalah Sarawin,” Nah, termasuklah aku.”
            ” Ayo anak-anak, menunggu apalagi, naik semuanya, termasuk juga aku,” ujar Sarawin.
            Orang-orang tertawa semua. Paham dengan tingkah polah yang dilakukan Sarawin.







WARUNG PAKUMPAYAN
            Lama saya tidak memposting tulisan ke blog. Lagi sibuk banyak kerjaan. Belum lama tadi saya ketemu teman waktu teman waktu di Aliyah dulu. Dia kini jadi orang sukses. Ada banyak cerita yang mengemuka.
            Sampai kemudian ia memberitahu saya bahwa ia selalu mengikuti tulisan saya baik di media massa. Juga di blog yang saya kelola.
            Ia ingin saya menulis tentang Warung Pakumpayan. Untuk itulah lewat blog ini saya mengabulkan permintaannya itu.
            Seingat saya selebritis yang pernah singgah di Warung Pakumpayan ( WP ) diantaranya Ruhut  Sitompul dan beberapa komedian. Mereka singgah setelah pulang dari sebuah kegiatan di Kalimantan Tengah.
            Kehadiran pengamen ikut meramaikan keberadaan Warung Pakumpayan. WP melahirkan banyak mimpi. Kebanggaan HSS. Menggeser keberadaan Pulau Pinang dan Binuang di Tapin.
            Tempatnya cukup strategis. Berada di tepi jalan trans Kalimantan. Terletak di Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kab. HSS.
            Terdapat puluhan warung makanan / tempat minum. Tempat persinggahan kendaraan umum. Sehingga jalan menjadi sempit. Sudah ada sejak puluhan tahun silam. Menjelma menjadikan perekonomian warga di HSS. Warga memanfaatkan keberadaan WP .
            Harga tanah dan sewa rumahpun melambung. Aktifitas warga berkutat di seputar perdagangan. Apa alasan orang datang ke WP? Apa karena harganya cukup ekonomis dibanding di Banjarmasin ? Atau karena lokasinya yang tepat berada ditengah-tengah Banua Enam.
            Apa dampak keberadaan WP bagi warga setempat? Sebagai contohnya Sa’dillah dan rekan-rekannya yang menjadi penjaga keamanan jalan. Ia menjalankan tugasnya sejak sore hingga tengah malam. Pada hari libur atau hari Minggu tugasnya lebih ekstra. Jalanan jadi macet luar biasa. Sebisa mungkin bersama rekan-rekannya ia mengatasi hal ini.
            WP telah menjadi tumpuan hidup bagi warga desa setempat dan sekitarnya. Banyak tenaga kerja terserap disini. Pemilik warung memperkerjakan orang lain.
            Namun bila hari libur macetnya minta ampun hingga satu kilometer lebih.  Baik arah ke Kandangan maupun arah ke Barabai.
            Buka sejak siang hingga pukul 23.00 WITA. Berawal dari kehadiran warung Ijar. Dulu menjual aneka kue tradisional Banjar. Seperti puracit, lupis, apam, dsb. Lalu berkembang menjadi warung makanan. Kemudian menjual aneka masakan seperti nasi kuning, ketupat Kandangan, dll. Lantas seiring perkembangan waktu diikuti warga lainnya. Ada yang membuka kios oleh-oleh khas Kandangan.
            WP kerapkali masuk televisi pada program kuliner di teve swasta. WP pulalah yang menginspirasi seniman Kandangan melahirkan lagu berjudul sama dan dibuatkan video klipnya.
Kandangan, 30-4-2012




MAULID DI PANYAUNGAN
            Hari ini saya menghadiri acara peringatan maulidirrasul di Panyaungan, Longawang, Kecamatan Telaga Langsat.
            Saya kesana bersama orangtua dan keluarga lainnya naik motor. Jarak dari rumah saya ke tempat tersebut sekitar 5 kilometer. Melewati daerah Sungai Hanyar, Mandampa, Pakuan Timur, dan Kamat.
            Lain daerah lain pula kegiatan menggelar acara maulidnya. Kalau di Angkinang biasanya membaca kitab Barjanzi / habsyi dirumah. Setelah itu dilanjutkan upacara di langgar / masjid penyelenggara.
            Sementara di Panyaungan membaca barjanzi serta ceramah di langgar saja. Saat pertama datang di rumah pengundang saya dan undangan lainnya disuguhi kue. Ada bermacam kue seperti apam, martabak mini,dll. Tuan rumah menyuruh tamu untuk menyantap wadai yang disajikan. Saya mengikuti. Ambil secangkir teh Manis. Lalu menghirupnya dengan pelan beberapa teguk. Estela itu saya ambil sebuah kue dan menikmatinya dengan sepenuh hati. Undangan yang lain juga melakukan hal yang sama. Beberapa menit saja wadai yang ada dipiring masing-masing ludes. Tidak betah dirumah saya keluar. Mencari tempat duduk yang strategis untuk santai. Selesai menyantap kue undangan pergi ke langgar mengikuti kegiatan utama disana.
            Saya tidak ikut ke langgar. Menunggu dirumah saja. Acara dimulai sekitar pukul 10.00 WITA. Selesai sekitar pukul 12.00 WITA. Setelah selesai undangan kembali ke rumah pengundang masing-masing. Disini disuguhi nasi putih dan lauk ayam panggang. Juga ada pisang mahuli sebagai cuci mulutnya.
            Selama menunggu acara di langgar selesai saya ngobrol dengan teman undangan lainnya di rumah pengundang.
            Suasana Panyaungan terasa asri dan damai. Apalagi memandang gadis manis yang berjilbab di depan sana. Senyum yang mengambang memberi gairah. Karena kamu cantik maka saya tertarik. Saya seperti  berada di Negeri Andai Saja. Andai saja mereka menyapa saya duh menggebu-gebunya hati ini.
            Maulid di Panyaungan begitu berkesan. Tahun depan saya akan datang lagi bila diundang.
Kandangan, 29 Januari 2012








PARKIR
            Tulisan ini terinspirasi dari kegiatan parkir di RSUD Brigjend H Hassan Basry Kandangan. Setiap kali keluar saya bayar Rp.1000,- Sementara kalau menginap Rp.3000,-
            Kalau begini terus saya bangkrut habis untuk parkir saja. Karena saya sering keluar. Saya menyiasatinya dengan mengurangi keluar. Atau bila tetap juga ingin keluar bilang kepada tukang parkir ada yang diurus sebentar. Hemat memang.
            Melihat parkir di RSUD ini saya mengira-ngira berapa penghasilan mereka perhari. Sehari anggap 100 kendaraan kali Rp.1000,- = Rp.100 ribu . Belum untuk mobil. Itu hitung-hitungan  saya tak mengerti matematika. Mungkin akan lebih banyak lagi uang yang diraup dari hasil parkir di rumah sakit milik pemerintah ini. Karena seharian semalaman mereka jaga. Demi keamanan bersama.
Kandangan, 2011


KELUH KESAH

            Inilah keluh-kesah Iwan kepada saya. Sopir penabrak bibi saya di Bagambir beberapa waktu lalu. Iwan mengaku agak tidak nyaman dengan olah aparat atas kejadian ini. Iwan yang beristri seorang tukang pijat ini menceritakan saat itu kendaraan berada di belakang. Lalu rombongan bibi saya yang mau ke selamatan pernikahan berada di tengah. Di depan ada mobil patroli Polres HSS.
            Iwan ingin menyalip. Namun mobilnya menyenggol spion motor bibi saya. Lalu terjadilah kecelakaan itu. Iwan ingin diringankan dalam musibah kecelakaan ini. Ia hanya sopir. Iwan merupakan 6 bersaudara. Orang Banjarmasin tinggal di Rantau. Raut kesedihan dan penyesalan tampak di wajahnya. Apakah Iwan hanya akting di depan saya saja ? Entahlah.
Kandangan, 2011


MESUJI OH MESUJI
            Mesuji Lampung, Mesuji Sumsel. Melanggar HAM. Peristiwa April dan November 2011. 30 warga menjadi korban. Terkait keberadaan petugas. Dilakukan tidak manusiawi. Sawit lagi-lagi membuat masalah. Hak ulayat. Warga juga punya hati nurani. Tuntaskan ! Sangat biadab dan memalukan.

Kandangan, 2011





SELAYANG PANDANG BUMI ANTALUDDIN

            Berdiri sejak 2 Desember 1950, Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah 169.621 hektare dengan jumlah penduduk lebih dari 200 ribu jiwa. Giat membangun saat ini menuju kabupaten agropolitan.
            Bentang alam HSS yang berhutan lebat dihiasi perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian rata-rata 500-1500 meter dari permukaan laut terdapat sungai-sungai dengan arus deras dan air terjun yang menawarkan pesona alam eksotis dan sensasi petualangan alam yang mengasah nyali.
            Sebut saja seperti wisata Air Terjun Haratai, Kilat Api, dan Air Panas Tanuhi. HSS juga sangat dikenal dengan wisata petualangan alam yang menantang yakni balanting paring / bamboo rafting. Liku arus jeramnya yang bercadas di sungai Amandit sangat menawan dan diminati pelancong domestik dan mancanegara.
            Memasuki wilayah HSS, pelancong akan melihat Tugu Bundaran Hari Jadi Kabupaten HSS (2 Desember 1950) di Hamalau, Kecamatan Sungai Raya. Ini merupakan salah satu etalase menghiasi wajah kota. Berdiri kokoh menjulang dengan tampilan wajah barunya yang dikonsep penuh makna.
            Pada puncak tugu terlihat aksesoris tambahan bangunan mini bentuk Masjid Su’ada di Wasah Hilir Kecamatan Simpur yang berciri atap susun tiga tingkat yang menjadi ikon lambang HSS.
            Puncak Tugu Hamalau yang dihias Masjid Su’ada ini melambangkan karakteristik  masyarakat HSS yang kental dengan nuansa kehidupan religius.
            Aksesoris lainnya dua buah ketupat melambangkan angka tanggal 2 pada hari jadi HSS. Ketupat dikenal sebagai kuliner khas HSS  dan parang bungkul serta tombak yang akrab dengan kehidupan masyarakat sebagai alat pertanian dan perikanan.
            Di bagian tengah merupakan dataran rendah dan bagian barat di kawasan Nagara, Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, hingga Daha Barat didominasi oleh rawa dan danau.
            Lomba dayung perahu naga dan memancing ikan rawa menjadi agenda tahunan wisata yang cukup menggema. Kerbau rawa Nagara pun menjadi obyek wisata alternatif.
            Kabupaten HSS juga menawarkan beragam objek wisata yang tersebar pada sebelas kecamatan. Even tahunan berupa atraksi wisata budaya ritual suku Dayak Meratus berupa aruh adat maupun pernik budaya bernuansa Islami seperti maulidan, bagarakan sahur, malam takbiran, maayun anak, batumbang, dsb.
            Haul Datu Taniran Al Allamah Syekh H Sa’duddin (HM Thaib) di Taniran Kubah Kecamatan Angkinang setiap bulan Safar. Lalu ada juga haul Datu Balimau Al Allamah Syekh Akhmad dan haul Datu Daha Al Allamah Syekh Muhammad Thahir bulan Rabiul Awwal pun menjadi agenda wisata religius tahunan.
            Pemkab HSS melalui Dinas Pendidikan totalitas mengembangkan potensi SMA Al Baladul Amin yang aktif sejak Juli 2009 lalu sebagai sekolah plus unggulan dengan sistem asrama (boarding school).
            Telah ditetapkan  kawasan agropolitan yang dipilih dalam empat koridor yakni pusat agropolitan koridor dataran Kandangan, pusat koridor dataran Angkinang, pusat agropolitan koridor pegunungan Padang Batung, dan pusat agropolitan ekonomi sungai koridor Pasar Nagara.


JEJAK PETUALANG
            Saya menyaksikan acara Jejak Petualang di Trans 7. Dengan host Vika Fitriyana. Lokasinya dibeberapa tempat di Kalimantan Selatan. Pertama di daerah rawa (kemungkinan di HSU) mencari ikan gabus dan papuyu. Dengan cara mambandan dan mamburidih. Dilanjutkan mendulang intan di Desa Bangkal, Banjarbaru. Berikutnya latihan offroad di Sungai Ulin, Banjarbaru. Sangat menarik dan membanggakan.
Kandangan, 2012


JEJAK PETUALANG SURVIVAL
            Di Trans 7 saya menyaksikan acara Jejak Petualang Survival bersama host Tyo. Kali ini di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Ada gajah. Lalu Tyo naik ke atas pohon. Untuk mengalihkan perhatian saat berada diatas pohon Tyo melempar patahan ranting pohon. Tyo makan sarang rayap / anaianai (balamika). Mencari kura-kura.
Kandangan, 2012



NINI RANDA BALU DAN AYAMNYA

            Di hilir rumah Intingan berdiam Nini Randa Balu yang banyak memelihara ayam. Ayamnya banyak, tidak terhitung. Nini Randa Balu tidak bisa berhitung. Di rumahnya dia sendirian saja. Makanya dia senang sekali bila dikunjungi. Apalagi sampai menginap, bisa-bisa diberinya ayam.
            Intingan berangkat berkunjung ke rumah Nini Randa Balu. Dia mau meminta ayam. Karena dirumah kehabisan lauk.
            ” Oooi Nini saya datang berkunjung, ikut menginap,” ujar Intingan.
            ” Oh cucuku, cepat naik, senang sekali aku kalau kamu datang,” ujar Nini Randa Balu menyambut. Terbungkuk-bungkuk dia berjalan membuka pintu.
            Nini Randa orangnya sudah tua. Rambutnya penuh uban. Bila tidur malam terbatuk-batuk sambil menyepakkan kaki ke dinding rumah.
            Setelah makan malam Nini Randa Balu dan Intingan mau tidur. Tempat tidur berada di ruang belakang.
            ” Saya tidur dimana, Ni?” ujar intingan.
            ” Kamu berbaring saja di hunjuran kakiku,” ujar Nini Randa menyahut.
            Lalu mereka tidur. Tak lama, Nini Randa terbatuk-batuk sambil menyepakkan kakinya. Intingan terpelanting jatuh ditendang kaki Nini Randa. Intingan terbangun, lalu berbaring kembali. Nini Randa mendengar Intingan datang dari luar.
            ” Datang darimana, cu?”
            ” Saya datang dari dapur,” ujar Intingan. Padahal ia jatuh terpelanting. Mereka melanjutkan tidur kembali. Tak lama kemudian Nini Randa batuk-batuk kembali. Ternyata ayam dikolong rumah menuruti batuk-batuknya. Mendengar diikuti oleh ayam, lantas Nini Randa marah. Diambilnya kayu, lalu disambitnya ayam yang mengikuti batuknya sampai kena, patah kakinya.
            Malam itu sampai lima kali Intingan jatuh kena sepak Nini Randa Balu. Besoknya pagi-pagi sekali Intingan mau pulang. Ia berkata kepada Nini Randa mau pulang.
            ” Kenapa kamu cepat-cepat pulang, cu? Tidak betah kah? Atau tidak bisa tidur karena mendengar aku batuk-batuk?”
            ” Tidak Ni. Ditempat Nini enak sekali tidurnya. Mungkin Nini sering batuk karena kebanyakan makan gula merah,” ujar Intingan.
            ” Ha, ha, ha .....aku banyak mempunyai gula merah.”
            Nini Randa cepat-cepat mengambil gula merah lantas diberikannya kepada Intingan.
            Intingan bersalaman dengan Nini Randa , lalu keluar ingin pulang. Dipandanginya dalam kandang ayam ada ayam yang kakinya pincang kakinya patah tidak bisa berjalan. Intingan kembali ke rumah Nini Randa lalu bertanya :
            ” Nini. Di kandang ada ayam patah kakinya. Kenapa Ni?”
            ” Itu ayam kurang ajar, biar saja di mati,” ujar Nini Randa Balu.
            ” Aku minta Ni lah?”
            ” Ambil saja.”
            ” Terima kasih Ni.”
            Cepat Intingan mengambil ayam yang patah kakinya itu, untuk dibawa pulang. Sesampainya dirumah ayam itu disembelihnya. Sementara Dayuhan adiknya tidak mau menolong, ia iri melihatnya.
            ” Besok aku ingin ke rumah Nini Randa juga,” ujar Dayuhan.
            ” Tidak usah Dik. Ayam ini saja yang kita nikmati bersama-sama,” ujar Intingan.
            Memang Dayuhan orangnya keras kepala, mau menang sendiri. Tidak menurut apa yang dikatakan kakaknya. Besoknya dia berangkat juga ke rumah Nini Randa Balu. Dimuka pintu rumah Dayuhan berteriak dengan nyaringnya.
            ” Nini, saya datang ingin menginap,” ujar Dayuhan.
            ” Oh, cucuku cepat naik. Senang sekali aku kalau dikunjungi,” ujar Nini Randa menyahut sambil terbungkuk-bungkuk berjalan.
            Setelah makan malam Nini  Randa Balu dengan Dayuhan mau tidur.
            ” Saya dimana tidur Ni?”  ujar Dayuhan.
            ” Berbaring kamu di hunjuran kakiku,” ujar Nini Randa.
            Dayuhan disuruh mengibas tempat tidur. Yang berdua itu lalu tidur.
            Tak lama Nini Randa Balu batuk sambil menyepakkan kakinya. Dayuhan terpelanting jatuh disepak kaki Nini Randa. Dia terbangun. Setelah itu berbaring kembali. Nini Randa mendengar Dayuhan terjatuh.
            ” Datang dari mana kamu, cu ?”
            ” Aku terpelanting disepak Nini,” ujar Dayuhan.
            ” Aku tidak menyepak,” ujar Nini Randa Balu menyahut, tapi dia terus saja berbaring.
            Tidak lama setelah itu dia batuk lagi, terpelanting lagi Dayuhan kena sepak.
            Ayam yang sering menuruti batuk Nini Randa Balu sudah tidak ada lagi. Yang kemarin dibawa oleh Intingan. Setelah tidak ada lagi terdengar ayam menuruti batuk Nini Randa Balu. Dayuhan lalu turun ke tanah. Masuk ke dalam kandang ayam.
            Terdengar kembali Nini Randa Balu batuk-batuk . Dayuhan menuruti batuk Nini Randa Balu. Mendengar batuk dari kandang ayam Nini Randa marah. Diambilnya kayu lalu disambitnya menuju ke arah kandang ayam. Ternyata kena kaki Dayuhan . Dayuhan kesakitan. Kakinya bengkak. Pelan-pelan dia naik ke rumah, tidur kembali dihunjuran kaki Nini Randa. Malam itu kurang lebih lima kali Dayuhan jatuh terpelanting kena sepak Nini Randa.
            Besok paginya Dayuhan hendak pulang. Dia berkata dengan Nini Randa.
            ” Kenapa kamu cepat pulang, cu?”
            ” Saya tidak karuan tidur . Apalagi Nini batuk-batuk terus, juga saya disepak,” ujar Dayuhan.
            ” Kalau seperti itu cepat kamu pulang,” ujar Nini Randa.
            Dayuhan turun dari rumah Nini Randa berjalan pincang lantaran kaki bengkak kena sambit kayu.
            Dalam kandang tidak ada ayam seekorpun, semuanya sudah keluar, tidak ada yang patah kakinya. Dayuhan pulang sampai ke rumah kelelahan berjalan. Namun Intingan tidak mau menyalahkan adiknya. Dicoleknhya janar, diberi garam sedikit lalu dioleskan ke kaki Dayuhan untuk mengurangi bengkaknya.










KETUA OSIS MTsN ANGKINANG DARI TAHUN KE TAHUN
( SEJAK SAYA BEKERJA TAHUN 2005 )

2005 / 2006 : M. RAYHAN SUWANDI (KELAS VIII A)
2006 / 2007 : NOVIA SHERLYANA (KELAS VIII A)
2007 / 2008 : NOVITA ELMAYANDARI (KELAS VIII A)
2008 / 2009 : AYSENNA ANGGRAINY (KELAS VIII A)
2009 / 2010 : ZULFI FAHRIN (KELAS VIII D)
2010 / 2011 : ARINI NOR OKTAVIA / ABDULLAH SIDDIQ
2011 / 2012 : M. ARIF RAHMAN HAKIM (KELAS VIII A)
2012 / 2013 : MUHAMMAD IHSAN (KELAS VIII A)

SAFARI JUMAT RAMADHAN 1433 H
Saya dan teman saya. Rizal untuk kedua kalinya melakukan Safari Jum’at. Yakni melaksanakan shalat Jum’at di masjid-masjid. Setelah Jum’at (3/8/2012) lalu di Masjid Raya Amuntai Jum’at ini (10/8/2012) kami ke Rantau. Tepatnya di Masjid Nurul Falah, Dulang, Rantau, Kabupaten Tapin.
Berangkat dari Angkinang sekitar pukul 10.45 WITA. Kami jalan lewat by pass Muara Banta sampai di Bundaran Hamalau. Dengan kondisi jalan yang masih kerikil berhampar. Saya takut ban motor Supra Fit saya bocor, jadi jalan lamban, syahdu mendayu-dayu saja.
Tiba di Masjid Nurul Falah saya menuju tempat wudhu. Kemudian menuju shaf akhir alias di pambalakangan. Saya i’tikaf disana hingga shalat Jum’at berakhir. Betapa megahnya bangunan masjid ini. Berapa M kah biaya pembangunannya ? Di dalam masjid terdapat beberapa lamion besar. Ditengah masjid dibagian plafon juga ada lampion yang cukup besar sekali. Khawatir jatuh menimpa jamaah. Yang kurang menyenangkan terdapat kipas angin besar yang pakai air. Suaranya keras sekali. Mengganggu kekhusuan dalam beribadah. Usai shalat Jum’at kami rebahan beberapa menit di beranda masjid hingga pukul 14.00 WITA.
Terus pulang. Lewat simpang Sungai Raya. Sungai Kali dllewati Juga Batang Kulur, Desa Baru, Pamujaan, Simpur, Sungai Paring. Kami menyaksikan banyaknya rumah bahari di Batang Kulur. Tetap terjaga lestari.
Kemudian singgah ke warnet Saraba di Jalan Parindra Kandangan.  Shalat ashar di masjid Istiqamah . Ketemu Aliman dan Redha. Redha ngaku akan kuliah di UII Jogjakarta. Usai lebaran beberapa hari ia akan  berangkat kesana. Ia ngekost.
Rencananya kalau tak ada aral, Jumat depan (17/8/2012) kami kembali akan melakukan Safari Jumat. Pilihannya adalah ke masjid yang ada di Nagara atau Barabai. Merupakan Jumat terakhir di bulan Ramadhan 1433 H.

Kandangan – Rantau, 10-8-2012

PERNIKAHAN DI MAMAR
Hari ini saya ikut ke Amuntai mengantar keluarga yang nikah di Mamar, Amuntai. Berangkat sekitar pukul 15.30 WITA. Sebanyak 5 buah mobil ikut mengantar. Saya dengan keluarga besar ibu saya naik mobil colt-L300 yang disewa acil saya.
Sempat singgah shalat ashar di masjid Sungai Buluh. Juga singgah di masjid Mamar sekitar 300 meter sebelum rumah calon mempelai perempuan. Karena menunggu satu mobil lagi yang belum tiba. Yakni mobil yang membawa calon mempelai laki-laki, keluarga saya.
Kandangan – Amuntai, 9-8-2012

KAMERA DIGITAL IMPIAN
            Sudah lama saya mengidamkan untuk memiliki kamera digital (KD)  sendiri. Saya ingin mengabadikan momen-momen penting dan tempat menarik  di HSS maupun daerah lainnya. Sepanjang masih bisa saya datangi.
            April 2012 mimpi itu jadi kenyataan. Saya memiliki KD sendiri dengan cara mengkredit kepada teman saya, Adi Hitro. Seharga Rp.1.200.000,-
            Tiap bulan saya mencicil Rp.200 ribu. Namun belum lunas cicilan KD keburu berpindah tangan ke teman saya yang mau mengunjungi saudaranya di Pulau Jawa. Kebetulan sekali.
            KD saya jual dengan harga Rp.900 ribu. Saya perlu duit untuk biaya pertanian seperti beli kadut, terpal, marontok banih, dsb. Karena sedang musim panen padi.
            Hingga sekarang cicilan KD anu Adi Hitro masih tersisa Rp.150 ribu yang belum dilunasi. Mudahan ada rejeki untuk membayarnya.
            Rasa rindu memiliki KD sendiri muncul kembali. Saya berencana bila ada duit / rejeki saya akan lunasi dulu cicilan lalu saya kembali bahutang. Mudah-mudahan Adi Hitro mau mahutangi.
            Ada yang akan saya bidik bila ada kamera sendiri. Seperti memotret pintu gerbang Desa Taniran Selatan di Sungai Baru. Candi Agung Amuntai, Loksado, kawasan Nagara. Juga langgar / masjid yang ada di HSS. Kantor camat, kantor Polsek, Puskesmas se HSS. Perkantoran lingkup Pemkab HSS di Kandangan.
            Andai saja sebelum lebaran  KD itu terbeli akan saya abadikan momen khas Ramadhan 1433 H seperti baladuman paring / karbit, suasana tadarus Qur’an, pasar wadai Muara Ulin dan Tabu Darat, Susana malam Idul fitri di kota Kandangan. Malam yang berhiaskan petasan dan kembang api segala rupa.
            Satu syarat agar kamera tetap awet (menurut pendapat saya) : JANGAN MENJEPRET WANITA !
            Insya Allah KD itu sebentar lagi akan saya genggam seiring rejeki yang melimpah di bulan suci Ramadhan 1433 H
            Amin ya Rabbal ‘alamin
Kandangan, 8-8-2012

TAPAKAI BARATAAN
            Disabuah rumah makan nang takanal, ada saikung tamu nang wayah makan mamarluakan kukuit gigi, karna ada tulang iwak nang takasak digiginya.
            Tamu tadi balalu mangiau palayan rumah makan nang pas badiri kada jauh pada inya. ” Ya, pak, ada nang bisa ulun bantu,” ujar palayan batakun pinda ramah.
            ” Aku parlu kukuit gigi. Kada mungkin rumah makan ganal kaya nia kadada kukuit giginya ?” ujar si tamu pina sarik.

BABAHAYA
            Dua urang pamuda bapandir-pandir sambil badadai di pinggir jalan. Saikung urang baucap : ” Apakah baciuman nintu babahaya ?”
            ” Tagantung lawan kaadaan. Amun laki nang bini, nang ikam cium ada diparaknya, tantu babahaya,” jawab kawannya.




TASINGGUNG
            Tukang bica mambawa panumpang. Sakalinya nang di dalam bica itu dua urang bararayuan alias pacaran. ” Dunia ini ampun kita badua,” ujar nang lalakian. Mandangar kaya itu tukang bica marasa tasinggung. Balalu dijunggatnya bica. Tagugurai nang badua tadi. Tukang bica ditiwas ulih panumpang itu. ” Kanapa mati kami digugurakan?” ujar buhannya. ” Dunia ampun buhan ikam haja. Dimana lagi aku badiam?” ujar tukang bica.

MAMURUK SAPATU
            Imbah kawin aduh-aduh di dalam kamar. Di dangar ulih nang kuita aduh-aduh. Maka timbullah asa hawai ai abahnya lalu ditinjaki lawang kamar ulih abahnya. Sakalinya mamuruk sapatu hanyar nang sasak. Jadi kasakitan nang bini dikajal nang laki bakakarasan.

URANG PAHULUAN WAN URANG HILIR
            Urang pahuluan bailang ka urang pahiliran karna badadangsanakan. Lalu disurungi urang pahiliran hintalu iwak biawan sapiring jubung. Maka dimakannya ai sampai habis ulih urang pahuluan. Urang pahuluan nang makan iwak bahintalu. Tapi apa nang tajadi ? Urang pahuluan kada karuan guring karna ka jamban tarus. Lalu diundangai pulang ulih urang pahuluan urang hilir ka hulu. Lalu disurungai ulih urang pahuluan urang hilir rambutan lumuan. Karna urang hilir jarang makan buah ngalih dikuyak. Maka dimakan ulih urang pahiliran jua lawan bigi-biginya alias ditaguk bulat. Sakit parutai jua urang pahiliran di rumah urang pahuluan. Bamalaman jua kada kawa guring.








SAMBAHIYANG KIFAYAH BARUKU
            Julak Japuk mandangar pangumuman ada sambahiyang kifayah hari ini. Lalu bapakaianai Julak japuk. Imbah nintu tulakai sidin mandatangi rumah kaluarga urang nang maninggal dunia tadi.
            Lalu sambahiyang kifayah dimulai. Garakan dami garakan dijalani. Tapi kanapa sambahiyang Julak Japuk pina lain, baruku. Imbah tuntung ditakuni urangai sidin kanapa maka baruku sambahiyang kifayah. ” Nang mati tu hutangnya banyak,” jawab Julak Japuk sakananya haja. Tatawaan urang mandangar jawaban Julak Japuk nintu.

KUWANTAN HANYAR
            Di rumah Haji Duraup ada tamu bailang . Ngaran tamu tantunya tuan rumah bausaha manyadiaakan makanan  lawan minumannya lawan nang lain. Kanapa pada waktu rahat makanan bini Haji manampaiakan kuwantan hanyar. Itu mambari tahu lawan tamu bahwa nasi sudah habis. Jadi tamu bapaham-paham haja jangan talalu gancang makan dirumah urang.


KADA MANGARTI BAHASA ASING
            Urang kampung kada rahat bajalan ka kota. Kada mangarti bahasa urang kota. Apa nang dipakai urang. Lalu urang ini ka kota masuk ka risturan lalu baucap lawan palayan risturan. ” Nasi, banyaki iwak hostesnya,” ujar urang kampung nintu. Apa ada banyakai palayan manggarumbungi inya.

PANTUN-PANTUN AKHMAD HUSAINI :
Tulak ka pasar tatamu pulisi
Imbah tatamu sakalinya mamariksa
Wayahnya mambarantas korupsi
Basama-sama karna kita bisa

Awak digaru marga gatal
Bawa barabah diatas tilam
Sudah lawas aku handak kamera digital
Gasan maabadiakan kaindahan alam

Ka Pasar Angkinang manukar iwak minangin
Kalah badumlah maurak buyang
Minumnya banyu teh dingin
Ampih haus parutpun kanyang

Kakanakan halus rambut bajambul
Umanya tulak mambawa tikar
Sampai wayahini kada jua takabul
Karna kada mayu duit gasan manukar

Hari hujan bawa bataduh
Kalu lucak takana batis
Wayahini aku handak guguduh
Kaina pulang tahu bapatis




Dua tambah dua sama dengan empat
Angka nintu sama batatai
Singgah di Parincahan makan katupat
Nang baiwak tauman basambal binjai

Malam tadi nini bamamai
Cucunya mandam pina kalas
Satiap tahun di bulan Mei
Banyak ganarasi muda umpat napak tilas

Ranjang papan patah sabaris
Diganti lawan sabatang wasi
Bubuhannya bajalan batis
Matan Kandangan sampai ka Tanuhi

Malihat galuh umpat manari
Matan halus sudah bisa
Maingatakan parjuangan bahari
Bubuhan ALRI nang baisi jasa

Matan Jambu ka Loklua
Urang tumbur di Palangsatan
Pahlawan nasional matan banua
Brigjend H Hassan Basry nang jadi panutan

Hari panas manjamur rimpi
Hari hujan banyak banyunya
Banyak mahayal banyak bamimpi
Sabuting-buting kada nang jadinya

Tulak ka Bamban imbah tangah hari
Handak manukar iwak tauman
Siapa kada tahu lawan Fitrisari
Urangnya bungas wan palihuman

Bulan puasa manukar wadai mari
Handak dimakan gasan pabukaan
Aku tahu kahandak Fitrisari
Kahandak Fitrisari mambaca buku di parpustakaan

Kakanakan balajar manari
Balajarnya dibawah rapun jambu mete
Handak tahulah andak rumah Fitrisari
Rumahnya parak urang bajual sate

Ka pasar manukar banang
Imbah nintu manukar pinsil 2 B
Fitrisari sakulah di MTsN Angkinang
Wayahini sudah kalas IX B

Hulu Sungai Selatan ibukotanya Kandangan
Terkenal dengan dodol dan ketupatnya
Fitrisari urangnya pangurihingan
Banyak urang nang katuju lawan inya

Nini tuha sudah tutulian
Sidin handak manyubarang jumbatan
Amun pian handak lulus ujian
Rajin-rajin balajar, taati guru wan kuitan

Tulak ka Barabai hari Sabtu
Singgah di Pantai Hambawang manukar tupi
Amun pian kaina ringking satu
Napa nang pian handaki ulun sanggupi

Banyak-banyak maulah gangan
Nyaman dicacap wan karak
Kaingatan lawan kota Kandangan
Nang manis bagalar Bersemarak

Manciuk banyu lawan ember
Dipakai gasan mambasuh sapida
Satiap tanggal 2 Desember
Diparingati sabagai hari jadinya

Dealova judul lagunya
Once Dewa nang manyanyiakan
Hulu Sungai Selatan ngaran kabupatennya
Ibukotanya Kandangan

Karupuk Bamban dijamur karing-karing
Nyaman kada layat wan kada lamah
Amun pikiran pina paning
Bawa bapiknik ka Mandala Hikmah

Hari hujan mamakai jakit
Bataduh satumat dibawah rapun jambu
Sungai takanal bangaran Amandit
Wadah urang malabuh rakit bambu

Malam ini malam Jumahat
Besok malam malam Sabtu
Kalau kamu mengaku umat Nabi Muhammad
Kerjakan shalat lima waktu

Malam ini malam Sabtu
Banyak orang beli sepatu
Kalau kamu cinta padaku
Katakan I Love You

Dimapa akal manimbai lunta
Batang kanas bakulilingan
Dimapa akal handak malupa
Ading bungas bakurihingan

Sirih kuning gagangnya lantung
Siapa jua ampun kinangan
Putih kuning nang bacacantung
Siapa jua ampun larangan

Kambang jaruju larut di sungai
Hundang rajang dibawah batang
Halin judu baluman sampai
Kambang halalang di tangah padang

Sudah tahu garubak lalu
Kanapa kada ka pinggir
Sudah tahu ading nang balu
Kanapa pian kada bapikir

Pur sinapur
Bapupur di piring karang
Bismillah aku bapupur
Manyambut cahaya si bulan tarang




Pur sinapur
Kaladi tampuyangan
Bismillah aku bapupur
Banyak urang karindangan

Kalau ada sumur diladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur panjang
Boleh kita berjumpa lagi

Masihkah Kita Punya Rasa Cinta dan Bangga
Terhadap Kabupaten Hulu Sungai Selatan ?
click-on :
jurnal.hss
www.sketsahss212.blogspot.com
Semua Tentang Hulu Sungai Selatan Ada Disini

Kepada Seluruh Warga Masyarakat Hulu Sungai Selatan  Dimana Saja Berada Kami Mengucapkan :

Selamat Hari Raya Idul Fitri
1 Syawal 1433 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin


KANCIL MAMBUNGULI BUHAYA
Kancil bapandiran lawan Buhaya. ” Cuba pang buhan ikam nang ada dalam banyu timbulan barataan wan bajinjir mulai sini sampai ka subarang,” ujar Kancil
Maka mulailah Kancil mahitung. Mulai dipinggir sungai sampai ka subarang. Imbah sampai disubarang baucapai Kancil, ” Kudustai buhan ikam buhaya ai. Aku handak manyubarang sungai banarham.”
Muar banar Buhaya mandangar kaya itu. Jadi wajar haja sawaktu-waktu Kancil disambar Buhaya marga dandam dibunguli.

KAI MAUNJUN
            Si Kai maunjun di pinggir jalan nang sunyi. Tapi burung Kai takaluar. Lalu si Galuh tabarung lalu malihat burung Kai. Ditagur ulih Galuh,” Kai burung pian takaluar Kai ai,” ujar Galuh.
            ” Burung nih Galuh ai handak maunjun jua, umpannya di dalam salawar ikam tuh,” ujar Kai.
            Handak diumpani si Galuh Kai tapi salawar Kai tajarat mati.

SALAH PAHAM
Dirumah Makacil ada saikung tamu nang bamalam. Laluai Makacil handak malayani tamu. Tamu tadi baucap lawan Makacil, ” Jangan bamacam-macamlah.” Maksudnya supaya kada mangalihakan tuan rumah.
Tapi Makacil tasinggung sambil dalam hati manggarunum, ” Aku kada bamacam-macam jua. Ini gin aku bahutang di warung.”

SALAH SANGKA
Supir taksi Banjar - Hulu Sungai mancari panumpang gasan mangumpulakan duit. Laluai supir manakuni lawan calun panumpang. ” Handak kamana pian? ” Kabalujuran panumpang nintu urang Halabiu nang handak ka Banjar. ” Barapa ikung ?” ujar supir batakun.
” Sanga ngorang,” ujar urang Halabiu. Karna supirnya urang Banjar kada tapi mangarti bahasa Halabiu. Mandangar sanga urang mahancapai supir mamarkir muturnya. ” Babuatan ha kita barangkat,” ujar supir. Dikira supir nang babuat sambilan urang, sakalinya saurangan haja nang babuat.

MANDI WAJIB
            Imbah kawin nang minantu ka batang banyu taimbai lawan mintuha. Babacaan nang laki tabulik-bulik sabab was-was. Lalu dijuung ulih nang bini ka banyu. Tanyalamai nang laki. Sakali timbul nang laki baucap ” Lillahi Taala.”










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...