DAFTAR SEKOLAH DI
KECAMATAN ANGKINANG
KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN
SD / MI
1. SDN ANGKINANG
1
2. SDN BAMBAN
UTARA
3. SDN BAKARUNG
TENGAH
4. SDN ANJIRAN
5. SDN TAWIA
BARAT
6. SDN TANIRAN
UTARA
7. SDN BAKARUNG
SELATAN 1
8. SDN BAKARUNG
SELATAN 2
9. SDN BAMBAN
SELATAN
10. SDN TELAGA
SILI-SILI
11. SDN BAGAMBIR
12. SDN SUNGAI
HANYAR
13. SDN TAWIA
TIMUR
14. SDN TANIRAN
TENGAH
15. SDN KAYU
ABANG 1
16. SDN TAWIA
17. SDN WAWARAN
18. SDN PANGGANG
HIJAU
19. SDN KAYU
ABANG 2
20. MIN
PAKUMPAYAN
21. MI PAKUAN
PEMATANG
22. MI TANIRAN
23. MI TAWIA
BARAT
24. MI TAWIA
TIMUR
25. MI SUNGAI
HANYAR
SLTP
1. SMPN 1
ANGKINANG
2. SMPN 2
ANGKINANG
3. MTsN ANGKINANG
4. MTs
SULAMUSSA’ADAH
SLTA
SMAN 1 ANGKINANG
SAYA TIDAK SARJANA
Pendidikan
saya cuma Aliyah. Jadi tidak tinggi seperti orang yang sarjana S1, S2, sampai
S3.
Ekonomi
keluarga saya rendah. Mau kuliah duitnya tidak cukup. Hanya untuk
keperluan sehari-hari dan lainnya. Tapi saya tidak berkecil hati dengan
pendidikan saya seperti ini. Biarlah jadi orang rendahan. Jadi pesuruh.
Dikucilkan orang. Betapa kejamnya bila hidup diukur dengan tingkat pendidikan.
Orang yang seperti saya akan terpinggirkan.
Kandangan, 17-3-2012
GELAP
Ruang ini berubah. Dari yang asalnya
terang benderang tiba-tiba tanpa cahaya. Saya kesepian. Saya berpikiran
lain-lain. Ada apa ini ? Kapan kembali ? Ingin saya secepatnya pergi dari sini.
Kandangan, 21-3-2012
KE KANDANGAN
Sabtu pagi ke Kandangan. Saya
dibonceng Bapak Kepala Sekolah. Dengan kecepatan cukup kemayu. Kami singgah ke
walimah perkawinan keluarga Tami di dekat SMAN 3 Kandangan. Saya mengambil lauk
telor. Saat mau pulang dari saruan kami berpapasan dengan Bapa Rudi.Setelah
saruan kami ke toko Rita. Beli seng untuk pintu gerbang. Setelah itu kami
pulang.
Kandangan, 24-3-2012
BADAI
Gelombang pasang air laut melanda
pesisir Kalimantan Selatan seperti Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru. Di
Tanah Laut melanda Jorong, Takisung, Batakan, dll. Di Tanah Bumbu 5 nelayan
hilang. Di Kotabaru peristiwa terjadi di Lontar. Peristiwa ini merupakan yang
terbesar terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Kandangan, 20-3-2012
PEMBERIAN
Malam ini saya membaca esai Almin
Hatta berjudul : PEMBERIAN. Berikut selengkapnya :
Kelak, segala yang kalian miliki pasti akan habis
terbagi. Karenanya berikan sekarang juga selagi musim memberi belum lewat
bagimu, dan belum beralih tangan pada pewarismu. (Kahlil Gibran)
Jum’at
pagi, puluhan perempuan tua berpakaian kumuh berduyun-duyun datang ke sebuah
rumah gedung di pusat kota. Sebagian dari perempuan tua itu menggendong
anaknya, yang kondisinya tak kalah kumuhnya.
Setelah menanti beberapa lama di beranda,
muncullah nyonya rumah yang cantik jelita dengan pakaian sutera. Lalu, dari
tangannya yang putih mulus mengucurlah lembaran-lembaran uang kertas ke ratusan
telapak tangan keriput yang dengan setia menadahnya. Entah berapa jumlah yang
diberikan ibu kaya itu, entah berapa pula yang diterima ibu-ibu papa itu. Cuma
mereka yang tahu, cuma Tuhan yang tahu, cuma mentari pagi yang tahu. Yang
lain tak pernah tahu, bahkan dua satpam di
depan rumah mewah itupun tak mau tahu.
Demikianlah selalu berlangsung setiap
pagi Jum’at. Entah sejak Jum’at kapan dan mungkin akan terus berlangsung hingga
Jum’at entah yang kesekian. Mungkin akan berlangsung terus sampai si nyonya
dermawan bosan. Mungkin sampai hartanya sudah benar-benar habis tak tersisa. Mungkin
pula sampai si peminta-minta tak ada lagi yang datang menadahkan tangannya.
Atau bila sang suami berhenti jadi pejabat ?
Tapi tidak. Kegiatan memberi dan
menerima tak akan pernah ada akhirnya. Sebab kekayaan seseorang tak akan pernah
ada habisnya. Soalnya, keikhlasannya memberi adalah sebuah kekayaan yang tiada
tara dan karena itu ia tak akan pernah berhenti memberikan kelebihan miliknya
kepada orang yang sangat membutuhkannya.
Selain itu,
peminta-mintapun tak pernah ada surutnya. Sebab, selama masih ada yang
disebutkannya, maka si miskin pun selalu adapula sebagai pasangannya, dan ia
selalu menuntut haknya pada si kaya. Sebab, selama masih ada yang memberi pasti
selalu ada yang menerimanya dengan sukarela.
Memang, kekayaan
seseorang berupa harta benda bisa saja berakhir. Kekayaan bahkan bisa habis
seketika, tanpa pernah diduga. Tapi, kebiasaan memberi akan menjadi ciri yang
tak bisa dipungkiri. Seberapa sedikitpun yang ia punya pasti akan diberikannya jika
ada orang lain yang lebih memerlukannya.
Selain itu, orang kaya sendiri tak
akan pernah habis sepanjang masa. Sebab kekayaan dunia ini memang berlimpah
ruah, yang tak akan pernah habis meski direngkuh dengan teramat buas.
” Sesungguhnya, yang terjadi adalah
kehidupan memberi kepada kehidupan. Sedangkan kalian yang merasa diri sebagai
pemberi, tidak lebih dari sekadar saksi,” ujar Kahlil Gibran.
Bahwa ada sejumlah orang yang
disebut kaya, dan yang sebagian lagi masuk golongan tak berpunya, itu hanyalah
sekedar sebutan belaka. Sebab kekayaan yang sebenarnya adalah kepuasan dan
keikhlasan menerima segala yang telah dan akan diberikan oleh yang Maha Kaya.
Kandangan, 27-2-2012
SARAWIN MENARIK BAMBU
Sekali waktu Haji Marbun mengadakan acara
selamatan. Tiga ekor kambing belum lagi puluhan ekor ayam disembelih.
Pesta besar sepertinya. Orang se kampung sudah diundang, cuma Sarawin saja yang
belum diundang. Belum diundangkah atau memang Haji Marbun sengaja tidak
mengundangnya?
Sarawin bertanya dengan isterinya, ”
Adakah Haji Marbun mengundang?” ujar isterinya berkata bahwa orang dekat rumah
sudah diundang semua tapi rumah kita terlewatkan. Tidak disinggahi oleh tukang
undang.
Sarawin berkata dalam hati, keterlaluan
sekali Haji Marbun. ” Tapi biarlah. Tunggu tanggal mainnya saja.” ujar Sarawin
tersenyum simpul.
Usai shalat Jum’at orang-orang
berdatangan ke rumah Haji Marbun. Penuhlah rumahnya. Ada alim ulama, tetuha
kampung, penghulu, dan warga lainnya.
Singkat cerita Haji Marbun minta
dibacakan do’a, mudah-mudahan anaknya yang lagi menuntut ilmu di Mesir berhasil.
Penghulu mengomando : Al
Fatihah.....Ketika selesai membaca do’a yang ditutup dengan
alhamdulillahirabbil ’alamin tiba-tiba terdengar teriakan anak-anak yang duduk
di pelataran rumah Haji Marbun.
” Sarawin masuk ke dalam tangga,
jangan ditarik, cepat tolong dia,” ujar mereka.
Berloncatanlah orang-orang dari
dalam rumah Haji Marbun. Ingin tahu ada apa yang terjadi diluar. Ternyata,
Sarawin tersengai-sengal menarik batang bambu. Bambu yang besar itu ditariknya
mulai ujung, dilewatkannya dibawah tangga rumah Haji Marbun. Tersangkutlah
ranting bambu dimana-mana. Walau dengan kuat merentak tidak bisa keluar dari
bawah tangga.
Haji Marbun keluar sambil berucap, ”
Ayo , sudah naik semua, makanan sudah siap.”
Mendengar Haji Marbun menyuruh semua
yang ada diluar naik semuanya berkatalah Sarawin,” Nah, termasuklah aku.”
” Ayo anak-anak, menunggu apalagi,
naik semuanya, termasuk juga aku,” ujar Sarawin.
Orang-orang tertawa semua. Paham
dengan tingkah polah yang dilakukan Sarawin.
WARUNG PAKUMPAYAN
Lama saya tidak memposting tulisan
ke blog. Lagi sibuk banyak kerjaan. Belum lama tadi saya ketemu teman waktu
teman waktu di Aliyah dulu. Dia kini jadi orang sukses. Ada banyak cerita yang
mengemuka.
Sampai kemudian ia memberitahu saya
bahwa ia selalu mengikuti tulisan saya baik di media massa. Juga di blog yang
saya kelola.
Ia ingin saya menulis tentang Warung Pakumpayan. Untuk
itulah lewat blog ini saya mengabulkan permintaannya itu.
Seingat
saya selebritis yang pernah singgah di Warung Pakumpayan ( WP ) diantaranya
Ruhut Sitompul dan beberapa komedian.
Mereka singgah setelah pulang dari sebuah kegiatan di Kalimantan Tengah.
Kehadiran
pengamen ikut meramaikan keberadaan Warung Pakumpayan. WP melahirkan banyak
mimpi. Kebanggaan HSS. Menggeser keberadaan Pulau Pinang
dan Binuang di Tapin.
Tempatnya
cukup strategis. Berada di tepi jalan trans Kalimantan. Terletak di Desa
Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kab. HSS.
Terdapat puluhan warung makanan /
tempat minum. Tempat persinggahan kendaraan umum. Sehingga jalan menjadi
sempit. Sudah ada sejak puluhan tahun silam. Menjelma menjadikan perekonomian
warga di HSS. Warga memanfaatkan keberadaan WP .
Harga tanah dan sewa rumahpun
melambung. Aktifitas warga berkutat di seputar perdagangan. Apa alasan orang
datang ke WP? Apa karena harganya cukup ekonomis dibanding di Banjarmasin ?
Atau karena lokasinya yang tepat berada ditengah-tengah Banua Enam.
Apa dampak keberadaan WP bagi warga
setempat? Sebagai contohnya Sa’dillah dan rekan-rekannya yang menjadi penjaga keamanan
jalan. Ia menjalankan tugasnya sejak sore hingga tengah malam. Pada hari libur
atau hari Minggu tugasnya lebih ekstra. Jalanan jadi macet luar biasa. Sebisa
mungkin bersama rekan-rekannya ia mengatasi hal ini.
WP telah menjadi tumpuan hidup bagi
warga desa setempat dan sekitarnya. Banyak tenaga kerja terserap disini.
Pemilik warung memperkerjakan orang lain.
Namun bila hari libur macetnya minta
ampun hingga satu kilometer lebih. Baik
arah ke Kandangan maupun arah ke Barabai.
Buka sejak siang hingga pukul 23.00
WITA. Berawal dari kehadiran warung Ijar. Dulu menjual aneka kue tradisional
Banjar. Seperti puracit, lupis, apam, dsb. Lalu berkembang menjadi warung
makanan. Kemudian menjual aneka masakan seperti nasi kuning, ketupat Kandangan,
dll. Lantas seiring perkembangan waktu diikuti warga lainnya. Ada yang membuka kios
oleh-oleh khas Kandangan.
WP kerapkali masuk televisi pada
program kuliner di teve swasta. WP pulalah yang menginspirasi seniman Kandangan
melahirkan lagu berjudul sama dan dibuatkan video klipnya.
Kandangan, 30-4-2012
MAULID DI PANYAUNGAN
Hari ini saya menghadiri acara peringatan maulidirrasul di
Panyaungan, Longawang, Kecamatan Telaga Langsat.
Saya
kesana bersama orangtua dan keluarga lainnya naik motor. Jarak dari rumah saya
ke tempat tersebut sekitar 5 kilometer. Melewati daerah Sungai Hanyar,
Mandampa, Pakuan Timur, dan Kamat.
Lain daerah lain pula kegiatan
menggelar acara maulidnya. Kalau di Angkinang biasanya membaca kitab Barjanzi /
habsyi dirumah. Setelah itu dilanjutkan upacara di langgar / masjid
penyelenggara.
Sementara di
Panyaungan membaca barjanzi serta ceramah di langgar saja. Saat pertama datang
di rumah pengundang saya dan undangan lainnya disuguhi kue. Ada bermacam kue
seperti apam, martabak mini,dll. Tuan rumah menyuruh tamu untuk menyantap wadai
yang disajikan. Saya mengikuti. Ambil secangkir teh Manis. Lalu menghirupnya
dengan pelan beberapa teguk. Estela itu saya ambil sebuah kue dan menikmatinya
dengan sepenuh hati. Undangan yang lain juga melakukan hal yang sama. Beberapa
menit saja wadai yang ada dipiring masing-masing ludes. Tidak betah dirumah
saya keluar. Mencari tempat duduk yang strategis untuk santai. Selesai
menyantap kue undangan pergi ke langgar mengikuti kegiatan utama disana.
Saya tidak ikut ke langgar. Menunggu
dirumah saja. Acara dimulai sekitar pukul 10.00 WITA. Selesai sekitar pukul
12.00 WITA. Setelah selesai undangan kembali ke rumah pengundang masing-masing.
Disini disuguhi nasi putih dan lauk ayam panggang. Juga ada pisang mahuli
sebagai cuci mulutnya.
Selama menunggu acara di langgar
selesai saya ngobrol dengan teman undangan lainnya di rumah pengundang.
Suasana Panyaungan terasa asri dan
damai. Apalagi memandang gadis manis yang berjilbab di depan sana. Senyum yang
mengambang memberi gairah. Karena kamu cantik maka saya tertarik. Saya
seperti berada di Negeri Andai Saja.
Andai saja mereka menyapa saya duh menggebu-gebunya hati ini.
Maulid di Panyaungan begitu
berkesan. Tahun depan saya akan datang lagi bila diundang.
Kandangan, 29 Januari 2012
PARKIR
Tulisan
ini terinspirasi dari kegiatan parkir di RSUD Brigjend H Hassan
Basry Kandangan. Setiap kali keluar saya bayar Rp.1000,- Sementara kalau
menginap Rp.3000,-
Kalau begini terus saya bangkrut
habis untuk parkir saja. Karena saya sering keluar. Saya menyiasatinya dengan
mengurangi keluar. Atau bila tetap juga ingin keluar bilang kepada tukang
parkir ada yang diurus sebentar. Hemat memang.
Melihat parkir di RSUD ini saya
mengira-ngira berapa penghasilan mereka perhari. Sehari anggap 100 kendaraan
kali Rp.1000,- = Rp.100 ribu . Belum untuk mobil. Itu hitung-hitungan saya tak mengerti matematika. Mungkin akan
lebih banyak lagi uang yang diraup dari hasil parkir di rumah sakit milik pemerintah
ini. Karena seharian semalaman mereka jaga. Demi keamanan bersama.
Kandangan, 2011
KELUH KESAH
Inilah keluh-kesah Iwan kepada saya.
Sopir penabrak bibi saya di Bagambir beberapa waktu lalu. Iwan mengaku agak
tidak nyaman dengan olah aparat atas kejadian ini. Iwan yang beristri seorang
tukang pijat ini menceritakan saat itu kendaraan berada di belakang. Lalu
rombongan bibi saya yang mau ke selamatan pernikahan berada di tengah. Di depan
ada mobil patroli Polres HSS.
Iwan ingin menyalip. Namun mobilnya
menyenggol spion motor bibi saya. Lalu terjadilah kecelakaan itu. Iwan ingin
diringankan dalam musibah kecelakaan ini. Ia hanya sopir. Iwan merupakan 6
bersaudara. Orang Banjarmasin tinggal di Rantau. Raut kesedihan dan penyesalan
tampak di wajahnya. Apakah Iwan hanya akting di depan saya saja ? Entahlah.
Kandangan, 2011
MESUJI OH MESUJI
Mesuji Lampung, Mesuji Sumsel.
Melanggar HAM. Peristiwa April dan November 2011. 30 warga menjadi korban.
Terkait keberadaan petugas. Dilakukan tidak manusiawi. Sawit lagi-lagi membuat
masalah. Hak ulayat. Warga juga punya hati nurani. Tuntaskan ! Sangat biadab
dan memalukan.
Kandangan, 2011
SELAYANG PANDANG BUMI
ANTALUDDIN
Berdiri sejak 2 Desember 1950,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah 169.621 hektare dengan jumlah penduduk lebih
dari 200 ribu jiwa. Giat membangun saat ini menuju kabupaten agropolitan.
Bentang
alam HSS yang berhutan lebat dihiasi perbukitan dan pegunungan dengan
ketinggian rata-rata 500-1500 meter dari permukaan laut terdapat sungai-sungai
dengan arus deras dan air terjun yang menawarkan pesona alam eksotis dan
sensasi petualangan alam yang mengasah nyali.
Sebut
saja seperti wisata Air Terjun Haratai, Kilat Api, dan Air Panas Tanuhi. HSS juga
sangat dikenal dengan wisata petualangan alam yang menantang yakni balanting
paring / bamboo rafting. Liku arus jeramnya yang bercadas di sungai Amandit
sangat menawan dan diminati pelancong domestik dan mancanegara.
Memasuki wilayah HSS, pelancong akan
melihat Tugu Bundaran Hari Jadi Kabupaten HSS (2 Desember 1950) di Hamalau,
Kecamatan Sungai Raya. Ini merupakan salah satu etalase menghiasi wajah kota.
Berdiri kokoh menjulang dengan tampilan wajah barunya yang dikonsep penuh
makna.
Pada puncak tugu terlihat aksesoris
tambahan bangunan mini bentuk Masjid Su’ada di Wasah Hilir Kecamatan Simpur
yang berciri atap susun tiga tingkat yang menjadi ikon lambang HSS.
Puncak Tugu Hamalau yang dihias
Masjid Su’ada ini melambangkan karakteristik
masyarakat HSS yang kental dengan nuansa kehidupan religius.
Aksesoris lainnya dua buah ketupat
melambangkan angka tanggal 2 pada hari jadi HSS. Ketupat dikenal sebagai
kuliner khas HSS dan parang bungkul
serta tombak yang akrab dengan kehidupan masyarakat sebagai alat pertanian dan
perikanan.
Di bagian tengah merupakan dataran rendah
dan bagian barat di kawasan Nagara, Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, hingga
Daha Barat didominasi oleh rawa dan danau.
Lomba dayung perahu naga dan
memancing ikan rawa menjadi agenda tahunan wisata yang cukup menggema. Kerbau
rawa Nagara pun menjadi obyek wisata alternatif.
Kabupaten HSS juga menawarkan
beragam objek wisata yang tersebar pada sebelas kecamatan. Even tahunan berupa
atraksi wisata budaya ritual suku Dayak Meratus berupa aruh adat maupun pernik
budaya bernuansa Islami seperti maulidan, bagarakan sahur, malam takbiran,
maayun anak, batumbang, dsb.
Haul Datu Taniran Al Allamah Syekh H
Sa’duddin (HM Thaib) di Taniran Kubah Kecamatan Angkinang setiap bulan Safar.
Lalu ada juga haul Datu Balimau Al Allamah Syekh Akhmad dan haul Datu Daha Al
Allamah Syekh Muhammad Thahir bulan Rabiul Awwal pun menjadi agenda wisata
religius tahunan.
Pemkab HSS melalui Dinas Pendidikan
totalitas mengembangkan potensi SMA Al Baladul Amin yang aktif sejak Juli 2009
lalu sebagai sekolah plus unggulan dengan sistem asrama (boarding school).
Telah ditetapkan kawasan agropolitan yang dipilih dalam empat
koridor yakni pusat agropolitan koridor dataran Kandangan, pusat koridor
dataran Angkinang, pusat agropolitan koridor pegunungan Padang Batung, dan
pusat agropolitan ekonomi sungai koridor Pasar Nagara.
JEJAK
PETUALANG
Saya menyaksikan acara Jejak
Petualang di Trans 7. Dengan host Vika Fitriyana. Lokasinya dibeberapa tempat
di Kalimantan Selatan. Pertama di daerah rawa (kemungkinan di HSU) mencari ikan
gabus dan papuyu. Dengan cara mambandan
dan mamburidih. Dilanjutkan mendulang
intan di Desa Bangkal, Banjarbaru. Berikutnya latihan offroad di Sungai Ulin, Banjarbaru. Sangat menarik dan
membanggakan.
Kandangan, 2012
JEJAK
PETUALANG SURVIVAL
Di Trans 7 saya menyaksikan acara
Jejak Petualang Survival bersama host Tyo. Kali ini di Taman Nasional Way
Kambas, Lampung. Ada gajah. Lalu Tyo naik ke atas pohon. Untuk mengalihkan perhatian
saat berada diatas pohon Tyo melempar patahan ranting pohon. Tyo makan sarang
rayap / anaianai (balamika). Mencari kura-kura.
Kandangan, 2012
NINI RANDA BALU DAN
AYAMNYA
Di hilir rumah
Intingan berdiam Nini Randa Balu yang banyak memelihara ayam. Ayamnya banyak,
tidak terhitung. Nini Randa Balu tidak bisa berhitung. Di rumahnya dia
sendirian saja. Makanya dia senang sekali bila dikunjungi. Apalagi sampai
menginap, bisa-bisa diberinya ayam.
Intingan berangkat berkunjung ke
rumah Nini Randa Balu. Dia mau meminta ayam. Karena dirumah kehabisan lauk.
” Oooi Nini saya
datang berkunjung, ikut menginap,” ujar Intingan.
” Oh cucuku, cepat naik, senang
sekali aku kalau kamu datang,” ujar Nini Randa Balu menyambut.
Terbungkuk-bungkuk dia berjalan membuka pintu.
Nini Randa orangnya sudah tua.
Rambutnya penuh uban. Bila tidur malam terbatuk-batuk sambil menyepakkan kaki
ke dinding rumah.
Setelah makan malam Nini Randa Balu
dan Intingan mau tidur. Tempat tidur berada di ruang belakang.
” Saya tidur dimana, Ni?” ujar
intingan.
” Kamu berbaring saja di hunjuran
kakiku,” ujar Nini Randa menyahut.
Lalu mereka tidur. Tak lama, Nini
Randa terbatuk-batuk sambil menyepakkan kakinya. Intingan terpelanting jatuh
ditendang kaki Nini Randa. Intingan terbangun, lalu berbaring kembali. Nini
Randa mendengar Intingan datang dari luar.
” Datang darimana, cu?”
” Saya datang dari dapur,” ujar
Intingan. Padahal ia jatuh terpelanting. Mereka melanjutkan tidur kembali. Tak
lama kemudian Nini Randa batuk-batuk kembali. Ternyata ayam dikolong rumah
menuruti batuk-batuknya. Mendengar diikuti oleh ayam, lantas Nini Randa marah.
Diambilnya kayu, lalu disambitnya ayam yang mengikuti batuknya sampai kena,
patah kakinya.
Malam itu sampai
lima kali Intingan jatuh kena sepak Nini Randa Balu. Besoknya pagi-pagi sekali
Intingan mau pulang. Ia berkata kepada Nini Randa mau pulang.
” Kenapa kamu
cepat-cepat pulang, cu? Tidak betah kah? Atau tidak bisa tidur karena mendengar
aku batuk-batuk?”
” Tidak Ni. Ditempat Nini enak
sekali tidurnya. Mungkin Nini sering batuk karena kebanyakan makan gula merah,”
ujar Intingan.
” Ha, ha, ha .....aku banyak
mempunyai gula merah.”
Nini Randa cepat-cepat mengambil
gula merah lantas diberikannya kepada Intingan.
Intingan bersalaman dengan Nini
Randa , lalu keluar ingin pulang. Dipandanginya dalam kandang ayam ada ayam
yang kakinya pincang kakinya patah tidak bisa berjalan. Intingan kembali ke
rumah Nini Randa lalu bertanya :
” Nini. Di kandang ada ayam patah
kakinya. Kenapa Ni?”
” Itu ayam kurang ajar, biar saja di
mati,” ujar Nini Randa Balu.
” Aku minta Ni
lah?”
” Ambil saja.”
” Terima kasih Ni.”
Cepat Intingan mengambil ayam yang
patah kakinya itu, untuk dibawa pulang. Sesampainya dirumah ayam itu
disembelihnya. Sementara Dayuhan adiknya tidak mau menolong, ia iri melihatnya.
” Besok aku ingin ke rumah Nini
Randa juga,” ujar Dayuhan.
” Tidak usah Dik.
Ayam ini saja yang kita nikmati bersama-sama,” ujar Intingan.
Memang Dayuhan orangnya keras
kepala, mau menang sendiri. Tidak menurut apa yang dikatakan kakaknya. Besoknya
dia berangkat juga ke rumah Nini Randa Balu. Dimuka pintu rumah Dayuhan
berteriak dengan nyaringnya.
” Nini, saya datang ingin menginap,”
ujar Dayuhan.
” Oh, cucuku cepat naik. Senang
sekali aku kalau dikunjungi,” ujar Nini Randa menyahut sambil
terbungkuk-bungkuk berjalan.
Setelah makan malam Nini Randa Balu dengan Dayuhan mau tidur.
” Saya dimana tidur Ni?” ujar Dayuhan.
” Berbaring kamu di hunjuran
kakiku,” ujar Nini Randa.
Dayuhan disuruh mengibas tempat
tidur. Yang berdua itu lalu tidur.
Tak lama Nini Randa Balu batuk sambil
menyepakkan kakinya. Dayuhan terpelanting jatuh disepak kaki Nini Randa. Dia
terbangun. Setelah itu berbaring kembali. Nini Randa mendengar Dayuhan
terjatuh.
” Datang dari mana kamu, cu ?”
” Aku terpelanting disepak Nini,”
ujar Dayuhan.
” Aku tidak menyepak,” ujar Nini
Randa Balu menyahut, tapi dia terus saja berbaring.
Tidak lama setelah itu dia batuk
lagi, terpelanting lagi Dayuhan kena sepak.
Ayam yang sering menuruti batuk Nini
Randa Balu sudah tidak ada lagi. Yang kemarin dibawa oleh Intingan. Setelah tidak
ada lagi terdengar ayam menuruti batuk Nini Randa Balu. Dayuhan lalu turun ke
tanah. Masuk ke dalam kandang ayam.
Terdengar kembali Nini Randa Balu batuk-batuk
. Dayuhan menuruti batuk Nini Randa Balu. Mendengar batuk dari kandang ayam
Nini Randa marah. Diambilnya kayu lalu disambitnya menuju ke arah kandang ayam.
Ternyata kena kaki Dayuhan . Dayuhan kesakitan. Kakinya bengkak. Pelan-pelan
dia naik ke rumah, tidur kembali dihunjuran kaki Nini Randa. Malam itu kurang
lebih lima kali Dayuhan jatuh terpelanting kena sepak Nini Randa.
Besok paginya Dayuhan hendak pulang.
Dia berkata dengan Nini Randa.
” Kenapa kamu
cepat pulang, cu?”
” Saya tidak karuan tidur . Apalagi
Nini batuk-batuk terus, juga saya disepak,” ujar Dayuhan.
” Kalau seperti itu cepat kamu
pulang,” ujar Nini Randa.
Dayuhan turun dari rumah Nini Randa
berjalan pincang lantaran kaki bengkak kena sambit kayu.
Dalam kandang tidak ada ayam
seekorpun, semuanya sudah keluar, tidak ada yang patah kakinya. Dayuhan pulang
sampai ke rumah kelelahan berjalan. Namun Intingan tidak mau menyalahkan
adiknya. Dicoleknhya janar, diberi garam sedikit lalu dioleskan ke kaki Dayuhan
untuk mengurangi bengkaknya.
KETUA OSIS MTsN ANGKINANG DARI TAHUN KE TAHUN
( SEJAK SAYA BEKERJA TAHUN 2005 )
2005 / 2006 : M. RAYHAN
SUWANDI (KELAS VIII A)
2006
/ 2007 : NOVIA SHERLYANA (KELAS VIII A)
2007
/ 2008 : NOVITA ELMAYANDARI (KELAS VIII A)
2008
/ 2009 : AYSENNA ANGGRAINY (KELAS VIII A)
2009
/ 2010 : ZULFI FAHRIN (KELAS VIII D)
2010
/ 2011 : ARINI NOR OKTAVIA / ABDULLAH SIDDIQ
2011
/ 2012 : M. ARIF RAHMAN HAKIM (KELAS VIII A)
2012 / 2013 :
MUHAMMAD IHSAN (KELAS VIII A)
SAFARI
JUMAT RAMADHAN 1433 H
Saya dan teman saya. Rizal
untuk kedua kalinya melakukan Safari Jum’at. Yakni melaksanakan shalat Jum’at
di masjid-masjid. Setelah Jum’at (3/8/2012) lalu di Masjid Raya Amuntai Jum’at
ini (10/8/2012) kami ke Rantau. Tepatnya di Masjid Nurul Falah, Dulang, Rantau,
Kabupaten Tapin.
Berangkat dari Angkinang sekitar pukul 10.45 WITA. Kami jalan lewat by pass
Muara Banta sampai di Bundaran Hamalau. Dengan kondisi jalan yang masih kerikil
berhampar. Saya takut ban motor Supra Fit saya bocor, jadi jalan lamban, syahdu
mendayu-dayu saja.
Tiba di Masjid Nurul Falah saya menuju tempat wudhu. Kemudian menuju shaf
akhir alias di pambalakangan. Saya i’tikaf disana hingga shalat Jum’at
berakhir. Betapa megahnya bangunan masjid ini. Berapa M kah biaya
pembangunannya ? Di dalam masjid terdapat beberapa lamion besar. Ditengah
masjid dibagian plafon juga ada lampion yang cukup besar sekali. Khawatir jatuh
menimpa jamaah. Yang kurang menyenangkan terdapat kipas angin besar yang pakai
air. Suaranya keras sekali. Mengganggu kekhusuan dalam beribadah. Usai shalat
Jum’at kami rebahan beberapa menit di beranda masjid hingga pukul 14.00 WITA.
Terus pulang. Lewat simpang Sungai Raya. Sungai Kali dllewati Juga Batang Kulur, Desa Baru,
Pamujaan, Simpur, Sungai Paring. Kami menyaksikan banyaknya rumah bahari di
Batang Kulur. Tetap terjaga lestari.
Kemudian singgah ke warnet
Saraba di Jalan Parindra Kandangan.
Shalat ashar di masjid Istiqamah . Ketemu Aliman dan Redha. Redha ngaku
akan kuliah di UII Jogjakarta. Usai lebaran beberapa hari ia akan berangkat kesana. Ia ngekost.
Rencananya kalau tak ada aral, Jumat depan (17/8/2012) kami kembali akan
melakukan Safari Jumat. Pilihannya adalah ke masjid yang ada di Nagara atau
Barabai. Merupakan Jumat terakhir di bulan Ramadhan 1433 H.
Kandangan – Rantau, 10-8-2012
PERNIKAHAN DI MAMAR
Hari ini saya ikut ke
Amuntai mengantar keluarga yang nikah di Mamar, Amuntai. Berangkat sekitar
pukul 15.30 WITA. Sebanyak 5 buah mobil ikut mengantar. Saya dengan keluarga
besar ibu saya naik mobil colt-L300 yang disewa acil saya.
Sempat singgah shalat
ashar di masjid Sungai Buluh. Juga singgah di masjid Mamar sekitar 300 meter
sebelum rumah calon mempelai perempuan. Karena menunggu satu mobil lagi yang
belum tiba. Yakni mobil yang membawa calon mempelai laki-laki, keluarga saya.
Kandangan
– Amuntai, 9-8-2012
KAMERA DIGITAL IMPIAN
Sudah
lama saya mengidamkan untuk memiliki kamera digital (KD) sendiri. Saya ingin mengabadikan momen-momen
penting dan tempat menarik di HSS maupun
daerah lainnya. Sepanjang masih bisa saya datangi.
April
2012 mimpi itu jadi kenyataan. Saya memiliki KD sendiri dengan cara mengkredit kepada
teman saya, Adi Hitro. Seharga
Rp.1.200.000,-
Tiap
bulan saya mencicil Rp.200 ribu. Namun belum lunas cicilan KD keburu berpindah
tangan ke teman saya yang mau mengunjungi saudaranya di Pulau Jawa. Kebetulan
sekali.
KD saya jual dengan harga Rp.900
ribu. Saya perlu duit untuk biaya pertanian seperti beli kadut, terpal,
marontok banih, dsb. Karena sedang musim panen padi.
Hingga sekarang cicilan KD anu Adi
Hitro masih tersisa Rp.150 ribu yang belum dilunasi. Mudahan ada rejeki untuk
membayarnya.
Rasa rindu memiliki KD sendiri
muncul kembali. Saya berencana bila ada duit / rejeki saya akan lunasi dulu
cicilan lalu saya kembali bahutang. Mudah-mudahan Adi Hitro mau mahutangi.
Ada yang akan saya bidik bila ada
kamera sendiri. Seperti memotret pintu gerbang Desa Taniran Selatan di
Sungai Baru. Candi Agung Amuntai, Loksado, kawasan Nagara. Juga langgar /
masjid yang ada di HSS. Kantor camat, kantor Polsek, Puskesmas se HSS.
Perkantoran lingkup Pemkab HSS di Kandangan.
Andai saja sebelum lebaran KD itu terbeli akan saya abadikan momen khas
Ramadhan 1433 H seperti baladuman paring / karbit, suasana tadarus Qur’an,
pasar wadai Muara Ulin dan Tabu Darat, Susana malam Idul fitri di kota
Kandangan. Malam yang berhiaskan petasan dan kembang api segala rupa.
Satu syarat agar kamera tetap awet
(menurut pendapat saya) : JANGAN MENJEPRET WANITA !
Insya Allah KD itu sebentar lagi
akan saya genggam seiring rejeki yang melimpah di bulan suci Ramadhan 1433 H
Amin ya Rabbal ‘alamin
Kandangan, 8-8-2012
TAPAKAI BARATAAN
Disabuah rumah makan nang takanal,
ada saikung tamu nang wayah makan mamarluakan kukuit gigi, karna ada tulang
iwak nang takasak digiginya.
Tamu tadi balalu mangiau palayan
rumah makan nang pas badiri kada jauh pada inya. ” Ya, pak, ada nang bisa ulun
bantu,” ujar palayan batakun pinda ramah.
” Aku parlu kukuit gigi. Kada
mungkin rumah makan ganal kaya nia kadada kukuit giginya ?” ujar si tamu pina
sarik.
BABAHAYA
Dua urang pamuda bapandir-pandir
sambil badadai di pinggir jalan. Saikung urang baucap : ” Apakah baciuman nintu
babahaya ?”
” Tagantung lawan kaadaan. Amun laki
nang bini, nang ikam cium ada diparaknya, tantu babahaya,” jawab kawannya.
TASINGGUNG
Tukang bica mambawa panumpang.
Sakalinya nang di dalam bica itu dua urang bararayuan alias pacaran. ” Dunia
ini ampun kita badua,” ujar nang lalakian. Mandangar kaya itu tukang bica
marasa tasinggung. Balalu dijunggatnya bica. Tagugurai nang badua tadi. Tukang
bica ditiwas ulih panumpang itu. ” Kanapa mati kami digugurakan?” ujar
buhannya. ” Dunia ampun buhan ikam haja. Dimana lagi aku badiam?” ujar tukang
bica.
MAMURUK SAPATU
Imbah kawin aduh-aduh di dalam
kamar. Di dangar ulih nang kuita aduh-aduh. Maka timbullah asa hawai ai abahnya
lalu ditinjaki lawang kamar ulih abahnya. Sakalinya mamuruk sapatu hanyar nang
sasak. Jadi kasakitan nang bini dikajal nang laki bakakarasan.
URANG PAHULUAN WAN URANG HILIR
Urang pahuluan bailang ka urang
pahiliran karna badadangsanakan. Lalu disurungi urang pahiliran hintalu iwak
biawan sapiring jubung. Maka dimakannya ai sampai habis ulih urang pahuluan.
Urang pahuluan nang makan iwak bahintalu. Tapi apa nang tajadi ? Urang pahuluan
kada karuan guring karna ka jamban tarus. Lalu diundangai pulang ulih urang
pahuluan urang hilir ka hulu. Lalu disurungai ulih urang pahuluan urang hilir
rambutan lumuan. Karna urang hilir jarang makan buah ngalih dikuyak. Maka
dimakan ulih urang pahiliran jua lawan bigi-biginya alias ditaguk bulat. Sakit
parutai jua urang pahiliran di rumah urang pahuluan. Bamalaman jua kada kawa
guring.
SAMBAHIYANG KIFAYAH BARUKU
Julak Japuk mandangar pangumuman ada
sambahiyang kifayah hari ini. Lalu bapakaianai Julak japuk. Imbah nintu tulakai
sidin mandatangi rumah kaluarga urang nang maninggal dunia tadi.
Lalu sambahiyang kifayah dimulai.
Garakan dami garakan dijalani. Tapi kanapa sambahiyang Julak Japuk pina lain,
baruku. Imbah tuntung ditakuni urangai sidin kanapa maka baruku sambahiyang
kifayah. ” Nang mati tu hutangnya banyak,” jawab Julak Japuk sakananya haja.
Tatawaan urang mandangar jawaban Julak Japuk nintu.
KUWANTAN HANYAR
Di rumah Haji
Duraup ada tamu bailang . Ngaran tamu tantunya tuan rumah bausaha manyadiaakan
makanan lawan minumannya lawan nang
lain. Kanapa pada waktu rahat makanan bini Haji manampaiakan kuwantan hanyar.
Itu mambari tahu lawan tamu bahwa nasi sudah habis. Jadi tamu bapaham-paham
haja jangan talalu gancang makan dirumah urang.
KADA MANGARTI BAHASA ASING
Urang kampung kada rahat bajalan ka
kota. Kada mangarti bahasa urang kota. Apa nang dipakai urang. Lalu
urang ini ka kota masuk ka risturan lalu baucap lawan palayan risturan. ” Nasi,
banyaki iwak hostesnya,” ujar urang kampung nintu. Apa ada banyakai palayan manggarumbungi
inya.
PANTUN-PANTUN AKHMAD HUSAINI :
Tulak ka pasar tatamu pulisi
Imbah tatamu sakalinya mamariksa
Wayahnya mambarantas korupsi
Basama-sama karna kita bisa
Awak digaru marga gatal
Bawa barabah diatas tilam
Sudah lawas aku handak kamera
digital
Gasan maabadiakan kaindahan alam
Ka Pasar Angkinang manukar iwak
minangin
Kalah badumlah maurak buyang
Minumnya banyu teh dingin
Ampih haus parutpun kanyang
Kakanakan halus rambut bajambul
Umanya tulak mambawa tikar
Sampai wayahini kada jua takabul
Karna kada mayu duit gasan manukar
Hari hujan bawa bataduh
Kalu lucak takana batis
Wayahini aku handak guguduh
Kaina pulang tahu bapatis
Dua tambah dua sama dengan empat
Angka nintu sama batatai
Singgah di Parincahan makan katupat
Nang baiwak tauman basambal binjai
Malam tadi nini bamamai
Cucunya mandam pina kalas
Satiap tahun di bulan Mei
Banyak ganarasi muda umpat napak
tilas
Ranjang papan
patah sabaris
Diganti lawan
sabatang wasi
Bubuhannya
bajalan batis
Matan
Kandangan sampai ka Tanuhi
Malihat galuh
umpat manari
Matan halus
sudah bisa
Maingatakan
parjuangan bahari
Bubuhan ALRI nang
baisi jasa
Matan Jambu ka
Loklua
Urang tumbur
di Palangsatan
Pahlawan
nasional matan banua
Brigjend H Hassan Basry nang jadi
panutan
Hari panas manjamur rimpi
Hari hujan banyak banyunya
Banyak
mahayal banyak bamimpi
Sabuting-buting
kada nang jadinya
Tulak ka Bamban imbah tangah hari
Handak manukar iwak tauman
Siapa kada tahu lawan Fitrisari
Urangnya bungas wan palihuman
Bulan puasa manukar wadai mari
Handak dimakan gasan pabukaan
Aku tahu kahandak Fitrisari
Kahandak Fitrisari mambaca buku di
parpustakaan
Kakanakan balajar manari
Balajarnya dibawah rapun jambu mete
Handak tahulah andak rumah Fitrisari
Rumahnya parak urang bajual sate
Ka pasar manukar banang
Imbah nintu manukar pinsil 2 B
Fitrisari sakulah di MTsN Angkinang
Wayahini sudah kalas IX B
Hulu Sungai Selatan ibukotanya Kandangan
Terkenal dengan dodol dan ketupatnya
Fitrisari urangnya pangurihingan
Banyak urang nang katuju lawan inya
Nini tuha sudah tutulian
Sidin handak manyubarang jumbatan
Amun pian handak lulus ujian
Rajin-rajin balajar, taati guru wan
kuitan
Tulak ka Barabai hari Sabtu
Singgah di Pantai Hambawang manukar
tupi
Amun pian kaina ringking satu
Napa nang pian handaki ulun sanggupi
Banyak-banyak maulah gangan
Nyaman dicacap wan karak
Kaingatan lawan kota Kandangan
Nang manis bagalar Bersemarak
Manciuk banyu lawan ember
Dipakai gasan mambasuh sapida
Satiap tanggal 2 Desember
Diparingati sabagai hari jadinya
Dealova judul lagunya
Once Dewa nang manyanyiakan
Hulu Sungai Selatan ngaran
kabupatennya
Ibukotanya Kandangan
Karupuk Bamban dijamur karing-karing
Nyaman kada layat wan kada lamah
Amun pikiran pina paning
Bawa bapiknik ka Mandala Hikmah
Hari hujan mamakai jakit
Bataduh satumat dibawah rapun jambu
Sungai takanal bangaran Amandit
Wadah urang malabuh rakit bambu
Malam ini malam Jumahat
Besok malam malam Sabtu
Kalau kamu mengaku umat Nabi
Muhammad
Kerjakan shalat lima waktu
Malam ini malam Sabtu
Banyak orang beli sepatu
Kalau kamu cinta padaku
Katakan I Love You
Dimapa akal manimbai lunta
Batang kanas bakulilingan
Dimapa akal handak malupa
Ading bungas bakurihingan
Sirih kuning gagangnya lantung
Siapa jua ampun kinangan
Putih kuning nang bacacantung
Siapa jua ampun larangan
Kambang jaruju larut di sungai
Hundang rajang dibawah batang
Halin judu baluman sampai
Kambang halalang di tangah padang
Sudah tahu garubak lalu
Kanapa kada ka pinggir
Sudah tahu ading nang balu
Kanapa pian kada bapikir
Pur sinapur
Bapupur di piring karang
Bismillah aku bapupur
Manyambut cahaya si bulan tarang
Pur sinapur
Kaladi tampuyangan
Bismillah aku bapupur
Banyak urang karindangan
Kalau ada sumur diladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur panjang
Boleh kita berjumpa lagi
Masihkah Kita
Punya Rasa Cinta dan Bangga
Terhadap
Kabupaten Hulu Sungai Selatan ?
click-on :
jurnal.hss
www.sketsahss212.blogspot.com
Semua Tentang
Hulu Sungai Selatan Ada Disini
Kepada Seluruh Warga
Masyarakat Hulu Sungai Selatan Dimana
Saja Berada Kami Mengucapkan :
Selamat Hari Raya
Idul Fitri
1 Syawal 1433 H
Mohon Maaf Lahir
dan Bathin
KANCIL MAMBUNGULI BUHAYA
Kancil bapandiran lawan Buhaya. ” Cuba pang buhan ikam nang ada dalam banyu
timbulan barataan wan bajinjir mulai sini sampai ka subarang,” ujar Kancil
Maka mulailah Kancil mahitung. Mulai dipinggir sungai sampai ka subarang.
Imbah sampai disubarang baucapai Kancil, ” Kudustai buhan ikam buhaya ai. Aku
handak manyubarang sungai banarham.”
Muar banar Buhaya mandangar kaya itu. Jadi wajar haja sawaktu-waktu Kancil
disambar Buhaya marga dandam dibunguli.
KAI MAUNJUN
Si Kai maunjun di pinggir jalan nang
sunyi. Tapi burung Kai takaluar. Lalu si Galuh tabarung lalu malihat burung
Kai. Ditagur ulih Galuh,” Kai burung pian takaluar Kai ai,” ujar Galuh.
” Burung nih Galuh ai handak maunjun
jua, umpannya di dalam salawar ikam tuh,” ujar Kai.
Handak diumpani si Galuh Kai tapi
salawar Kai tajarat mati.
SALAH PAHAM
Dirumah Makacil ada saikung tamu nang bamalam. Laluai Makacil handak malayani
tamu. Tamu tadi baucap lawan Makacil, ” Jangan bamacam-macamlah.” Maksudnya
supaya kada mangalihakan tuan rumah.
Tapi Makacil tasinggung sambil dalam hati manggarunum, ” Aku kada
bamacam-macam jua. Ini gin aku bahutang di warung.”
SALAH SANGKA
Supir taksi Banjar - Hulu Sungai mancari panumpang gasan mangumpulakan
duit. Laluai supir manakuni lawan calun panumpang. ” Handak kamana pian? ”
Kabalujuran panumpang nintu urang Halabiu nang handak ka Banjar. ” Barapa ikung
?” ujar supir batakun.
” Sanga ngorang,” ujar urang Halabiu. Karna supirnya urang Banjar kada tapi
mangarti bahasa Halabiu. Mandangar sanga urang mahancapai supir mamarkir
muturnya. ” Babuatan ha kita barangkat,” ujar supir. Dikira supir nang babuat
sambilan urang, sakalinya saurangan haja nang babuat.
MANDI WAJIB
Imbah kawin nang minantu ka batang
banyu taimbai lawan mintuha. Babacaan nang laki tabulik-bulik sabab was-was.
Lalu dijuung ulih nang bini ka banyu. Tanyalamai nang laki. Sakali timbul nang
laki baucap ” Lillahi Taala.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar