Seiring waktu yang terus berjalan
mengkebiri lamunan dalam jiwa-jiwa yang bersalah
hanya punya baju yang satu
dari alasan perasaan yang kelu
aku ingin mengelilingi Indonesia
di malam ini yang penuh dengan cinta
membawa penegasan suara yang meronta
kalau punya duit akan kubayari
langkah ringkih sepenuh gigih
selembut awan tipis merintis
kerlap kerlip tongkang di lautan
puaskah pada diri yang merona
di hunjam waktu menuju kelu
masih ada sisa yang harus diselesaikan
agar semua bisa saling mengerti
ringkih waktu menyatu dengan alam
agar senantiasa merasa tenteram
biar tahu kemana arah yang akan dituju
kenapa tak bisa tidur malam ini
kesenangan luar biasa dalam menulis
bila memang itu yang kau mau
satu langkah mengerling cahaya
tak membuat lantas bersedih
karena sapaannya begitu lembut
tak membuat kepala kita pusing
selalu ada cerita dalam elegi
ada suara angsa
memang selalu ada suara berisik
tanda hati mulai pulih
menirai kelembutan hati yang sempadan
jangan jauh dari suasana
yang beradu dengan yang pernah ada
rinai malam membelai kelam
pijak diri yang angkuh meronta
menikmati keindahan Pantai Angsana sore
ini
silakan berpuas diri disini
agar membuat kamu senang hati
terus berinteraksi dengan orang ain
menghambat senyum saling kerontang
dari bawaan kuasa yang menghunjam
kekuatan sepenuh cinta rindu memadu
pesta pantai bersama Cita Citata
tak memenuhi rangkaian hidup
jatah waktu yang terus meniku
tak bisa tidur malam ini
menyeruak debur ombak malam hari
kini ingin terus membuat intim
setia mengarungi langkah nyata
Pantai
Angsana, 18 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar