Dalam
rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2016, Pemerintah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menggelar upacara sekaligus apel bulanan
pada Senin (06/06/2016) di halaman Kantor Bupati HSS.
Adapun
sebagai pembina upacara kali ini Bupati HSS Drs.H.Achmad Fikry,M.AP. Hadir pada
kesempatan itu Sekretaris Daerah HSS Drs.H.M.Ideham,M.AP, para Asisten, Staf
Ahli, para Kepala SKPD serta PNS lingkup Pemerintah Kabupaten HSS.
Sebelum
upacara dimulai, dilaksanakan tausiah oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia
Kabupaten HSS KH.Muchyar Dahri,BA mengenai makna bulan Ramadhan.
Dalam
sambutannya Bupati Drs.H.Achmad Fikry,M.AP sebelum membacakan sambutan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr.Ir.Siti Nurbaya,M.Sc, mengatakan mengawali
bulan ramadhan selaku Bupati mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa di
bulan Ramadhan.
Beliau
mengajak kepada semua untuk memaknai bulan Ramadhan, jangan biarkan bulan
Ramadhan berlalu begitu saja, tanpa memperoleh makna yang kita ambil
sebaik-baiknya. Tanpa mengurangi kinerja dan disiplin sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Pada
kesempatan tersebut, Bupati mengucapkan terimakasih kepada Komunitas Hijau
Sehati karena pada hari minggu menjelang Peringatan Hari Lingkungan Hidup
Sedunia telah melaksanakan penanaman pohon dilintas jalan baru.
Meskipun
pada hari libur, masih bisa melaksanakan gerakan penanaman sebagai bagian
rangkaian Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Ia berharap gerakan penanaman pohon
tersebut merupakan gerakan kita bersama untuk terus melestarikan dan menjaga
lingkungan kita untuk tetap asri.
Dalam
sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan tema Hari Lingkungan
Hidup Indonesia 2016 adalah “Selamatkan Tumbuhan dan Satwa Langka untuk
Kehidupan”. Tema ini sangat penting bagi Indonesia yang kaya keanekaragaman
hayati. Namun banyak persoalan dihadapi dalam keanekaragaman hayati.
Sebagian
besar spesies diketahui menghadapi ancaman kepunahan karena perusakan habitat
dan perburuan. Oleh karena itu, Pemerintah menegaskan upaya perlindungan
terhadap Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL).
Selain kebijakan perlindungan TSL, Indonesia juga aktif memberantas kejahatan perdagangan TSL. Sepanjang periode 2010-2014 jumlah kasus TSL yang berhasil diselesaikan sebanyak 146 kasus dari total 188 kasus atau sebesar 77,6%. Kejahatan TSL telah menjadi kejahatan luar biasa, diposisikan sama seperti korupsi, pencucian uang, kejahatan terorganisir, senjata api ilegal, obat-obatan dan terorisme.
Ia
juga menyampaikan konservasi yang menekankan pada upaya pelestarian dan
perlindungan keanekaragaman hayati secara tegas melarang adanya perburuan TSL
dilindungi. Konservasi juga mengatur agar pemanfaatan TSL dilakukan dengan
optimal agar kondisinya tetap lestari.
Upaya
konservasi ini secara nyata di lapangan dapat diarahkan untuk mengurangi
konflik manusia-satwa liar dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
konservasi, sehingga dukungan sosial untuk perlindungan satwa liar meningkat
dan ruang gerak perburuan akan berkurang.
Lebih lanjut disampaikannya, Indonesia telah menempatkan konservasi sebagai salah satu pilar pendukung pembangunan nasional. Hutan konservasi di Indonesia menempati porsi 16% dari total luasan hutan Indonesia yang mencapai 130,68 juta hektar yaitu seluas 20,91 juta hektar.
Luasan
ini harus dikelola dengan pendekatan multidimensi, komprehensif, sehingga
perlindungan dan pelestarian alam dapat berjalan beriringan dengan pembangunan
ekonomi Indonesia. Dimana kawasan konservasi harus menjadi bagian dari sumber
kesejahteraan masyarakat.
Begitu juga ancaman terhadap keanekaragaman hayati seperti terjadinya kehilangan jenis dan kerusakan habitat diperburuk dengan terjadinya perubahan iklim.
Disisi
lain, melestarikan atau melindungi keanekaragaman hayati dalam kerangka
ekosistem, juga bermakna mempertahankan karbon yang ada pada kayu ataupun lahan
yang terdapat di kawasan tersebut.
Upaya
lanjut yang berkaitan dan saling mendukung berkenaan kelestarian hutan ialah
penerapan kebijakan Sistem Verfikasi Legalitas Kayu (SVLK). Dimana penerapan
SVLK menjamin pemanfaatan hasil hutan kayu yang bertanggung jawab dan legal.
Demikian
pula upaya untuk mengatasi akibat perubahan iklim melalui kawasan taman
nasional, dengan menggencarkan wisata alam ke taman nasional akan memiliki arti
ekonomi bagi masyarakat.
Ia
mengungkapkan permasalahan lingkungan hanya dapat diatasi dengan keterlibatan
seluruh masyarakat. Oleh karena itu partisipasi masyarakat menjadi sangat
penting dalam setiap upaya pengelolaan lingkungan dan kehutanan.
Beliau berharap agar momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati ini dapat menjadi alarm, tanda siaga untuk terus berupaya dan bekerja keras mengatasi berbagai masalah lingkungan dan kehutanan yang banyak, komplek dan rumit. “Mari kita lestarikan alam, jaga lingkungan, jaga hutan, dan keanekaragaman hayatinya”, ajaknya.
Diakhir
upacara Bupati didampingi Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas LH, Tata Kota dan
Perdesaan menyerahkan penghargaan lomba Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten HSS
Tahun 2016 berupa piala, piagam dan uang serta menyerahkan bibit tanaman kepada
Komunitas Lox Green, Pramuka Peduli, Forum Komunitas Hijau Sehati dan Kelompok
Pecinta Alam Meratus Hijau.
Dimana
untuk juara I lomba Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten HSS Tahun 2016
mendapatkan uang sebesar Rp 15.000.000, juara II sebesar Rp 7.500.000 dan untuk
juara III sebesar Rp 5.000.000. Adapun yang meraih juara I lomba Sekolah
Adiwiyata Tingkat Kabupaten HSS Tahun 2016 adalah MTsN Angkinang, juara 2 MTsN
Durian Rabung dan juara 3 SMPN 3 Kandangan.***
Sumber : Humas Pemkab HSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar