Oleh : Setia Budhi
(Makalah disampaikan dalam Aruh
Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) VI di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, 25
s.d 27 Desember 2009)
Penjelasan
KH Haderani mengetengahkan sebuah pemikiran (dapat dikatakan sebagai ajaran
mistik) bahwa seseorang harus melihat keadaan dirinya sendiri. Seseorang yang
tidak mau mengetahui dirinya, sama saja dengan sebuah ruang kosong. Seseorang ini harus tahu, apa asal diri dan nama dirinya dimana letanya tanah
asal Nabi Adam dan yang ada dalam diri dan
nama tanah itu. Alam semesta ada
semuanya di dalam diri, ada matahari pada diri, matahari yang bergerak dan tidak bergerak, ada angin, ada air, sungai tanah, besi, besi
kuning, neraka, surga, semuanya ada dalam diri kita sendiri. Merujuk pada pemahaman empat
ruang itu pula, seterusnya dipetik sebuah syair yang merujuk pada penamaan tentang struktur bilangan empat yang dikenal
dengan Syair Bilangan Saraba Epat
(syair serba empat) sebagai berikut.
Allah
jadikan Saraba Ampat
Syariat
Tarikat Hakikat Marifat
Menjadi
satu di dalam khalwat
Rasa
nyamannya tiada tersurat
Huruf
Allah ampat banyaknya
Alif
I’tibar dari pada zat-Nya
Lam
awal dan akhir sifat dan asma
Ha
isyarat dari af’al-Nya
Nur Muhammad barmula nyata
Asal jadi alam semesta
Saumpama api dengan panasnya
Itulah Muhammad dengan Tuhannya
Api dan banyu tanah dan hawa
Itulah dia alam dunia
Tulang sumsum daging dan darah
Pemikiran mistik tentang alam semesta dengan merujuk kepada diri sendiri
sebagai bagian makhluk Tuhan dalam Ilmu Tarikat kiranya telah menjadi unsur
terpenting yang membentuk pemikiran orang Bakumpai tentang alam sekitarnya.
Pandangan yang lebih menekankan unsur mistik di alam orang Bakumpai dan
berhadapan dengan itu pula dapat dikatakan bahwa jejaring pemikiran orang
Bakumpai itu telah membentuk satu adonan tersendiri yaitu bagaimana mereka
memahami kedudukan alam semesta sama ada alam tabii maupun alam gaib dan
meyakinkan dalam tiap-tiap upacara maupun adat pengobatan tradisi mereka.
E. Puisi Mantra dalam Upacara Batatabur
Orang Bakumpai mengenal beberapa upacara sebagai bagian adat istiadat
mereka. Perlu dipahamkan bahwa upacara yang dipahami terutama daalm praktek
pengobatan tradisi pada umumnya dan sering diperagakan dalam dunia pengobatan
tradisi dikalangan orang Bakumpai pedalaman. Upacara-upacara pengobatan tradisi
itu diantaranya menggunakan kekuatan mantra sebagai sarana pengobatan.
Upacara-upacara pengobatan itu antaranya ialah bahidu, basambur, batabit,
batatenga dan badewa. Dalam upacara Badewa misalnya dilakukan dengan menghadirkan
dewa-dewa atau sahabat. Badewa pula dilakukan dengan pembacaan mantera atau
batatabur, sesajian serta persembahan musik dan tarian, manakala basambur dan
bahidu tidak mesti dengan sajian tetap kerap menyampaikan mantra-mantra.
Alam semesta dalam upacara batatabur berhadapan dengan dua hal besar,
yaitu pertama ialah pelibatan dewa artinya sahabat dan kedua ialah berkaitan
denhgan kedudukan alam semesta. Alam semesta dibagi kepada dua yaitu : pertama,
alam gaib dan, kedua alam fisik. Dalam konteks pengobatan tradisi kedua-dua
alam tersebut dihadirkan dalam sebuah upacara batatabur yang menghubungkan dan
mengaitkan kosmologi tujuh alam patala langit dan tujuh alam patala bumi dalam
faham mistik orang Bakumpai.
Berkaitan dengan pandangan diatas, upacara batatabur dengan pembacaan
mantra yang diikuti dengan menyalakan api dupa ialah untuk memanggil para
saniang yang berkedudukan di Alam Ngambu maupun alam penda supaya dewa-dewa itu
bersedia turun karena ada pesta sesajen. Hal ini menjelaskan para dewa itu
memang datang daripada mana-mana tempat dalam dua alam tersebut mengutip mantra
batatabur samasa papui dupa seperti berikut :
Asa dua talu
Ikam aku panggil artinya kamari
Artinya malam ini ada dadaharan
Ikam datang di kukus dupa
Datang di kukus manyan
Asa dua talu
Engkau aku panggil disini maknanya
Engkau ada sesajian
Engkau datang di asap dupa
Engkau turun di asap kemenyan
Upacara batatabur menyipatkan asap dupa sebagai jembatan untuk para dewa
itu turun ke tempat upacara dan ikut serta meramaikan upacara itu sambil
menikmati sesajian yang disediakan. Sangiang jagad masuk ke dalam tubuh
seseorang yang dikehendakinya dalam wujud kasarungan dan pada ketika itu pula
Pandewa melakukan pengobatan. Apa yang jelas ialah aspek pengobatan badewa
menggunakan tubuh pandewa sebagai medium dalam pengobatan untuk menghilangakan
penyakit. Selain kedudukan badewa yang khusus dan unik, pengobatan tradisi
badewa pula memberikan penekanan kepada kekuatan makhluk gaib dan mantera memangggil
dewa itu seperti mempunyai struktur ruang di alam gaib.
Pemahaman kepercayaan orang Bakumpai yang merujuk kepada upacara badewa
di samping kepercayaan mereka sebagai orang Islam, maka sedikit sebanyak
perkara ini mengandung perbedaan dengan struktur kepercayaan masyarakat Melayu
banyak yang dikatakan turut memainkan peranan pada fase awal proses masuknya
Islam di tanah Bakumpai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar