Utang atau hutang sama saja. Tapi saya lebih suka
menggunakan istilah hutang. Meminjam kepada orang lain baik berupa uang atau
barang untuk keperluan mendesak. Nanti kalau ada rejeki akan dilunasi. Ya, siapa
manusia dimuka bumi ini yang tak pernah berhutang. Termasuk saya. Sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
Biasanya saya akan berhutang bila ada kebutuhan
mendesak sekali. Adapun tempat berhutang saya harus pilih-pilih. Maksudnya yang
mudah untuk ditemui. Biasanya teman dekat. Agar nanti mudah membayarnya. Lebih
dulu berjanji kalau ada rejeki nanti bakal dilunasi. Saya akan terus terang
kepadanya untuk apa saya berhutang.
Alhamdulilah selama ini setiap kali berhutang
saya selalu melunasi tepat waktu. Kalau bisa sih kalau tidak mendesak sekali
tidak perlu berhutang. Berhutang adalah pilihan terakhir. Kalau memiliki sendiri
barang berharga, itu yang dipikirkan untuk dijual. Kalau memiliki beban hutang
biasanya pikiran jadi tak karuan. Tidak bisa tidur nyenyak. Apalagi bila nilai
hutangnya cukup banyak. Tapi itu belum saya temui. Mudahan tak akan saya temui.
Diri seakan dikejar orang terus karena secepatnya harus dibayar hutang.
Saya ikut sedih, mengetahui salah seorang rekan
wanita sepekerjaan terlilit masalah berupa hutang. Uang tabungan siswa,
kebetulan ia wali kelas, digunakan untuk kepentingan pribadi. Padahal tabungan
sudah harus dibagi karena akan kenaikan kelas. Tak tanggung-tanggung uang yang
ia hutang bernilai belasan juta rupiah.
Kepada siswa ia menjanjikan membagikan tabungan
bila ada uangnya. Janji tinggal janji. Uang tabungan tak bisa dibayar. Lalu ada
orangtua siswa yang kritis berupaya menghubungai pihak madrasah. Bila tak
dibayar uang tabungan tersebut masalah ini akan dibawa ke jalur hukum. Rekan
saya itu kelabakan. Lalu menghubungi pimpinan untuk mengatasi masalah ini.
Pimpinan cukup bijak. Beliau mau membayarkan uang
tabungan dengan menghutangi rekan saya itu. Dengan surat perjanjian bermaterai
teman saya itu kembali berhutang. Tapi tidak ke siswa lagi. Tapi ke pimpinan.
Sebagai saksi perjanjian hutang itu saya sendiri. Mudahan saja masalah yang
dihadapi rekan saya ini segara kelar. Ada jalan keluar. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar