Oleh : Hasan Zainuddin (LKBN Antara)
Sebuah organisasi
pecinta lingkungan hidup, Forum Komunitas Hijau (FKH) menginginkan adanya titik
persinggahan (rest area) di kawasan Trans Kalimantan poros tengah yang berada
di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
Lokasi yang cocok
untuk titik persinggahan tersebut berada di Kabupaten Banjar trans Kalimantan
Banjarmasin-Balikpapan, kata Wakil Ketua FKH Banjarmasin Mohamad Ary di
Banjarmasin, Rabu.
Menurut Mohamad Ary
yang melakukan kampanye hijau bersepeda sepanjang 488 kilometer dan saat lewat
di wilayah Kabupaten Banjar menemukan sebuah pohon besar jenis pohon kariwaya
(beringin) di daerah Danau Salak, persis di pinggir Trans Kalimantan.
Pohon tersebut,
menurut Mohamad Ary cukup besar dan rindang, persis di pinggir jalan jika
lokasi tersebut dibenahi maka akan menjadi objek wisata.
Apalagi berada di
pinggir jalan, jika di bawah pohon besar tersebut dibersihkan, lalu dibuatkan
tempat duduk atau berteduh maka bisa menjadi lokasi persinggahan pengguna jalan
di wilayah tersebut.
Jalan A Yani Danau
Salak tersebut merupakan Jalan Trans Kalimantan yang termasuk ruas jalan dengan
arus lalu-lintas terpadat di Kalsel.
Dengan adanya lokasi
tempat duduk di bawah pohon beringin tersebut maka akan memberikan fasilitas
berteduh baik oleh masyarakat setempat, terutama pengguna jalan raya khususnya
pengguna kendaraan roda dua.
“Biasanya pengguna
jalan pengendara roda dua seringkali beristirahat di bawah pohon jika
perjalanan yang ditempuh jarak jauh, maka jika ada tempat berteduh maka akan
memberikan fasilitas bagi mereka sebagai lokasi titik persinggahan,” kata
Mohamad Ary.
Ia berharap bukan
hanya pohon beringin itu saja yang dibersihkan diberikan fasilitas tempat
duduk, tetapi hendaknya di lokasi tersebut dibeli oleh Pemkab Banjar dengan
ukuran tanah yang luas dan dijadikanlah hutan kota.
Apalagi di lokasi
dekat pohon beringin tersebut terdapat banyak buah-buah khas Kalsel, seperti
kasturi (Mangefera kasturi) ramania (gandaria) langsat, manggis, dan aneka
buah-buahan tentu akan menjadi data tarik sebagai kawasan wisata.
Lokasi tersebut juga
bisa dibuatkan tempat jualan atau pedagang kaki lima yang khusus
memperdagangkan buah-buahan dan hasil perkebunan dan pertanian.
Oleh karena itu FKH,
yang menjadi organisasi pendorong pemerintah dalam hal pelestarian lingkungan
hidup, mengharapkan adanya perhatian Pemkab Banjar mengenai hal tersebut
sehingga ada sebuah hutan kota.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar