Selasa, 27 Juli 2021
Selasa (20/07/2021) bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1442 H, sekitar Pukul 07.30 WITA, saya berangkat menuju Masjid Besar Al Aman Angkinang berjalan kaki. Berjarak sekitar 200 meter dari rumah saya.
Saya lewat jalan belakang rumah lalu ke depan SDN Angkinang 1, ketemu Wahyu. Pakaian yang saya kenakan baju muslim habuk kemerahan, tapih habuk Chamuy, dan kopih hitam III baru.
Juga saya memakai sandal gabin warna hijau. Tiba di masjid lalu menuju ke dalam masjid mencari tempat yang pas. Saya mengambil shaf tengah sisi kiri. Shalat Tahiyatul Masjid dua rakaat. Menunggu shalat Idul Adha tiba. Mengikuti Takbiran dan membaca amalan.
Ada pengumuman dan pemberitahuan dari pengurus Masjid Besar Al Aman Angkinang yakni dari Bapak Dahri dan Bapak Mulyadi. Yang pada intinya memohon maaf lahir dan bathin. Sementara Mulyadi menambahkan, ia sudah sejak 2018 menjadi Ketua Pengurus Masjid Besar Al Aman Angkinang.
Ada 9 langgar yang dibawahi Masjid Besar Al Aman Angkinang. Mungkin beberapa waktu lagi ada pembubaran panitia sekaligus pembentukan pengurus baru. Mulyadi minta maaf bila selama ini ada keinginan yang tak terlaksana, selama kepemimpinnya.
Bertindak selaku Imam / Khatib shalat Idul Adha 1442 H / 2021 M kali ini di Masjid Besar Al Aman Angkinang Ustadz Khairinnor dari Padang Batung, sementara Bilal M Ilmi dari Angkinang.
Khatib menyebut ada dua hal pada Hari Raya Idul Adha yakni, Ibadah Haji, dan Ibadah Qurban. Kegagalan atau pembatalan pemberangkatan jamaah haji Indonesia ke Tanah Suci Mekkah, jadikan sebagai hikmah, karena sudah merupakan niat baik yang dicatat Allah SWT.
Diakhir Khotbah Ustadz Khairinnor menguras air mata jamaah shalat Ied dengan Do’a Bahasa Indonesia, semacam sebuah perenungan diri. Saya ikut meneteskan airmata saat mengikutinya.
Usai shalat Ied saya menuju Alkah Keluarga, membaca Surah Al Fatihah dan Do’a yang saya hadiahkan untuk keluarga yang sudah mendahului. Setelah dari pekuburan keluarga, saya pulang menuju rumah. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar