Sastrawan HSS
Minta Perhatian
Diusianya yang ke 62 tahun Kabupaten
Hulu Sungai Selatan terus berbenah. Namun masih ada saja yang mengganjal.
Buktinya sastrawan HSS merasa dianaktirikan oleh Pemkab HSS. Jarang sekali
pemberian penghargaan kepada sastrawan HSS oleh Pemkab saat Hari Jadi,
misalnya. Sementara di daerah lain di Kalsel sastrawan cukup diperhatikan.
Padahal sastrawan HSS turut punya
andil besar lewat karya mereka berupa puisi, cerpen, novel, dsb membawa nama
harum Bumi Antaludin ditingkat lokal maupun nasional.
Pengalaman menyedihkan dialami
sastrawan HSS saat mengikuti perhelatan akbar sastrawan banua, Aruh Sastra
Kalimantan Selatan (ASKS) beberapa tahun terakhir.
Pada ASKS IX di Banjarmasin, Oktober
2012 lalu contohnya. Mereka iri melihat
antusiasnya kepala daerah memberikan dukungan dan perhatian lebih terhadap
sastrawan di daerahnya. Semisal Kabupaten Tabalong, Barito Kuala, dan Kota
Banjarbaru. Sastrawan dilepas oleh kepala daerahnya. Begitu dihormatinya para
sastrawan. Juga diberi pakaian seragam dan tentunya uang saku. Tak ketinggalan
pinjaman mobil dinas untuk sarana transport selama mengikuti kegiatan.
Sementara sastrawan HSS sungguh
ironis. Mereka berangkat dengan mobil carteran. Untuk menuju tempat kegiatan
dari penginapan mereka harus bermuram durja. Memelas kasih. Ikut numpang mobil
dari daerah lain.
Sastrawan HSS berharap cerita sedih
seperti ini tidak akan terulang lagi ditahun mendatang. Juga karya-karya mereka
dapat dihargai dengan dibukukan dalam bentuk antologi bersama sastrawan HSS.
Lalu disebar ke instansi dan sekolah-sekolah. Semoga pemimpin baru HSS di tahun
2013 nanti peduli dengan dunia sastra. Tidak ada lagi penganaktirian terhadap
sastrawan. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar