KANTOR PANWASLU HSS - Kantor Panwaslu Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada di Jl. Panglima Batur Kandangan.
MACET - Suasana kemacetan di kawasan Warung Pakumpayan, Angkinang. Kondisi ini cukup dikeluhkan pengguna jalan dan mengganggu aktifitas warga setempat.
CABE ANGKINANG - Angkinang boleh berbangga karena memiliki komoditi sendiri berupa cabe Angkinang yang terkenal cukup pedas.
TANDA TERDAFTAR - Bagi warga HSS yang sudah terdaftar menjadi pemilih pada Pemilukada 2013 rumahnya ditempel stiker tanda sudah terdaftar oleh petugas.
IKUT SERTA - Para guru MTsN Angkinang bakal siap ikut Jalan Santai dalam rangka HAB Kemenag ke 67 di Kantor Kementerian Agama HSS Jl. Jend. Sudirman Kandangan, Minggu (30/12/2012).
BANJIR HADIAH
Kalau tak ada aral, Minggu (30/12/2012) bakal digelar Jalan Santai dalam rangka memeriahkan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke 67. Kegiatan dipusatkan (start dan finish) di Kantor Kemenag Hulu Sungai Selatan Jl. Jend. Sudirman Kandangan.
Diperkirakan ribuan peserta bakal mengikuti kegiatan tahunan ini. Mereka adalah para karyawan kantor Kemenag HSS, guru-guru dan staf TU madrasah dilingkungan Kemenag, serta juga para siswa madrasah dan keluarga besar Kemenag lainnya. Kegiatan bakal meriah karena panitia menyediakan banyak hadiah untuk diperebutkan bagi peserta.***
Drs.
H. Ahmad Muhyani Rizalie seorang Birokrat, yang meniti karier dari
bawah, pernah menjadi Camat Lampihong (Kab.HSU), Camat
Kalumpang(Kab.HSS), Sekretaris Dewan DPRD Kab. HSS, Kepala Dinas
Pendidikan, Kepala BAPPEDA, Kepala Dinas Sosaial dan PM, terakhir Beliau
sebagai Staf Ahli Bupati. Sebelum beliau terjun di dunia birokrasi
Beliau adalah seorang aktivis Mahasiswa dijaman Beliau, pernah duduk
sebagai Ketua Senat Mahasiswa FISIP UNLAM dan Aktivis Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI).
Dimasa Kecil
Muhyani
yang mempunyai nama lengkapnya Ahmad Muhyani Rizalie lahir pada tanggal
09 Februari 1956 di Bamban, Kecamatan Angkinang. Ayahnya adalah seorang PNS di Kab.
HSS yang kemudian pindah ke Kab. Banjar. Muhyani Kecil pad saat itu
tinggal dengan seorang Nenek Beliau di Bamban, kehidupan sederhana
muhyani dengan neneknya sebagai petani tidak mematahkan seorang muhyani
untuk menuntutut ilmu (sekolah) walaupun terkadang muhyani membantu
nenek untuk turun membantu bercocok tanah, tidak ada rasa malu maupun
minder kepada teman teman sejawatnya, malahan dia bangga bisa membantu
dan meringankan pekerjaan neneknya. Di Bamban dia menghabiskan masa
kecilnya dan memulai pendidikan sampai usia 12 tahun. Dimulai belajar
dari surau sampai lulus SD dan Kemudian Beliau Melanjutkan Sekolah Islam
Darul Ulum di Kandangan dengan penuh perjuangan suka maupun duka.
Perjalanan Karir
Perjalanan
karier pekerjaan dan jabatan HA Muhyani Rizalie termasuk langka dan
tidak lazim karena begitu luar biasa. Bagaimana tidak, dimulai dari
karier sebagai PNS dan Dosen STIA Bina Banua Banua Banjarmasin, kemudian
di Promosikan Sebagai Camat di Daerah Hulu Sungai Utara tepatnya
Kecamatan Lampihong , Camat Kalumpang(Kab.HSS), Sekretaris Dewan DPRD
Kab. HSS, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala BAPPEDA, Kepala Dinas Sosaial
dan PM, terakhir Beliau sebagai Staf Ahli Bupati. Saat ini beliau
mengundurkan diri sebagai Staf Ahli Bupati karena Pencalonan dirinya
sebagai Calon Wakil Bupati HSS mendampingi HM Husaini sebagai Calon
Bupati HSS
Pada
tahun 1982, gelar S.1 telah diraihnya dari Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Lambung Mangkurat. Berikutnya pada Tahun 2002
Muhyani menyelesaikan Strata 2 (S.2) pada Pasca Sarjana Ilmu
Administrasi pada Universitas Brawijaya Malang dan Saat ini beliau
mengambil Program Doktor Manajemen Pendidikan pada Universitas Negeri
Malang.
Karier
Muhyani kian cemerlang, tidak saja dalam lingkup Birokrasi tetapi juga
masuk ke jajaran Akademik sebagai Lecture (Dosen) Terbang di Universitas
Lambung Mangkurat. Belum cukup sampai di situ, kariernya terus
menanjak, mantan aktivis HMI
ini di percaya bisa membangun Hulu Sungai Selatan sebagai calon Wakil
Bupati mendampini HM Husaini, untuk merubah tatanan kehidupan masyarakat
ke arah yang lebih baik.***
PELANGGARAN - Apakah ini sebuah pelanggaran Pemilukada ? Baliho pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati HSS dipasang di depan sebuah tempat ibadah di Kecamatan Padang Batung.
GAGAH - Baliho pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati HSS ini terlihat begitu gagah dan cukup besar. Baliho ini terletak di simpangan Tinggiran, Kandangan.
H. ACHMAD FIKRY - Dalam sebuah kesempatan kegiatan pramuka
Hj. Rukayah (80), begitu nama aslinya. Beliau dikenal sebagai paurutan atau tukang pijat di Desa Angkinang Selatan Kec. Angkinang Kab. HSS. Beliau meninggal Sabtu (29/12/2012) sekitar pukul 04.30 WITA karena sakit. Banyak yang melayat.
Salah satu pelayat adalah H. Achmad Fikry, Sekda HSS yang juga Calon Bupati HSS periode tahun 2013-2018. Dia hadir sendirian naik mobil sendiri. Kebetulan saat itu ada juga Ketua MUI Kecamatan Angkinang H. Najimuddin.***
Kesenian
musik panting sangat berurat-berakar bagi masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan sejak waktu yang sangat lama. Penamaan kesenian ini berdasarkan bahasa
daerah masyarakat HSS sendiri yaitu bahasa Banjar. Panting dalam pengertiannya
adalah persamaan dengan kata petik, yaitu membunyikan senar atau tali dengan
teknik sentilan.
Secara umum bentuk alat musik panting ini mirip dengan gitar,
bedanya hanya lebih ramping dan kecil. Selain itu pada panting tidak terdapat
grif-grif untuk pengatur kunci nada seperti pada gitar. Perbedaan lainnya
adalah, senar pada alat musik panting terdiri dari dua bilah senar kembar
dengan ukuran nada yang sama dan hanya berjumlah enam bilah dengan tiga nada
berbeda.
Memainkan alat panting sama dengan gitar yaitu dipetik.
Seorang yang memainkan musik panting dinamakan pamantingan. Pada awalnya musik
panting hanya dimainkan oleh seorang pamantingan yang diiringi oleh seorang
yang membawakan lagu atau biduan, baik pria atau wanita. Antara seorang pamantingan
dan seorang biduan duduk berdampingan untuk kemudahan mencocokkan lagu dengan
petikan panting.
Pada perkembangan selanjutnya musik panting tidak hanya dimainkan
tunggal melainkan sudah dikolaborasi dengan beberapa alat musik lainnya seperti
babun, gong, biola, tamborin dan suling serdam atau seruling bambu biasa. Meski
musik panting sekarang sudah dikolaborasikan dengan sejumlah alat musik
lainnya, namun tidak menghilangkan kekhasan musik panting sebagai musik
tradisional.
Dahulu musik panting lebih digunakan untuk mengiringitari Japin, saat ini digunakan pula untuk
mengiringi berbagai tarian tradisional lainnya seperti tari Ahui, tari Tirik,
Japin Anak Delapan, dll.
Lagu-lagu tradisional dalam musik panting yang biasa
dimainkan sejak dahulu sampai sekarang adalah Lagu Dua Sisip, Paris Tangkawang,
Hujan Hangat, Marista Banjanji, Lalan Sisip, lagu-lagu Arab, serta lagu yang
bersifat bebas lainnya.
Saat ini musik panting tidak hanya untuk mengiringi tari
Japin, tetapi juga berdiri sendiri sebagai seni musik tradisional. Arena dan
fasilitas pergelaran juga tidak lagi terikat dengan ketentuan yang biasa
dilakukan pada awal kehadirannya, tetapi sudah disesuaikan dengan perlengkapan
penunjang lainnya seperti pengeras suara, panggung tempat pemain musik panting,
tempat duduk penonton, dsb.
Musik panting diperkirakan sudah ada di Kalsel seja abad ke
18 atau jauh sebelumnya, tentu dalam bentuk yang sangat sederhana jika
dibandingkan dengan keadaannya yang sekarang.
Beberapa grup musik panting di HSS yang saat ini masih
aktifbermain dan melakukan pembinaan
adalah Arjuna Singakarsa di Pandai. Lalu Sampuraga di Karang Jawa. Saraba Cakap
di Ambarai. Sahibar, Sakawah, Halang Ginari, dan Pancar Nada keempatnya di Tabihi.***
Sumber : Buku Menjemba Jejak Berlari, Aliman Syahrani
Sudah lama warga Luau / Ambarai Kecamatan Padang Batung
mengharapkan agar Jembatan yang ada di desa mereka diperbaiki. Kondisinya cukup
memprihatinkan.
Banyak sudah yang jadi korban. Kondisi jembatan cukup rapuh.
Banyak bolong-bolong. Jembatan kayu tersebut kini kondisinya seperti dibiarkan
saja dari hari ke hari.
Ternyata pembangunan di HSS masih belum menyentuh di desa
tersebut. ” Kami ingin jembatan ini baik kembali. Sehingga aktifitas di kampung
kami dapat menggeliat kembali,” harap Nadi, warga setempat.***
Rahman Rijani, lahir di Kandangan, 1 Oktober 1987. Putera pasangan Suni Rahman dan
Jumiati ini mulai menulis puisi sejak menjadi siswa SMPN 1 Angkinang.
Bagan
Topenk begitu nama familiar alumni SMAN 2 Kandangan ini. Bagan sering tampil dalam
pementasan teater di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Provinsi
Kalimantan Selatan. Diantaranya
even yang diikutinya adalah pada Festival Teater Kalimantan Selatan di
Kandangan tahun 2007, 2008 (Juara I), 2009 (Juara III). Lalu pada pagelaran
sastra di ajang Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) V di Balangan Juara I.
Ketertarikannya dengan dunia sastra khususnya puisi, tak
lepas dari inspirasi dua sastrawan / seniman Kandangan yang sangat ia kagumi,
yakni (alm) Burhanuddin Soebely dan Aliman Syahrani.
Puisinya merupakan salah satu dari 19 Puisi Nominasi Lomba
Cipta Puisi Bahasa Banjar Kalimantan Selatan, dibukukan bersama karya lainnya
dalam Manyanggar Banua, Bunga Rampai Puisi dan Cerpen Bahasa Banjar Pemenang Lomba
Aruh Sastra Kalimantan Selatan VII, Kabupaten Tabalong Tahun 2010.
Bagan juga sering membacakan puisi dan menampilkan happening
art secara individu dalam momen-momen tertentu di kota Kandangan. Juga
menggeluti seni tradisional mamanda.***