Setiap aruh adat yang digelar oleh masyarakat adat di Pegunungan Meratus, selalu disisipi dengan berbagai buku bacaan untuk anak-anak yang ada di balai, seperti yang dilaksanakan baru-baru tadi. Buku-buku bacaan yang dipinjamkan oleh Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten HSS ini dibawa oleh Merah Putih Adventures (MPA) untuk dibaca dan diceritakan kepada anak-anak balai.
Setiap aruh yang dilaksanakan di balai, anak-anak yang dibawa oleh orang tuanya untuk bermain kartu yang terkadang dengan uang taruhan. Fatalnya lagi, para orang tua yang mengajak tidak peduli dengan anak-anaknya.
Untuk mengurangi dampak permainan kartu pada anak-anak tersebut, Merah Putih Adventures bekerja sama dengan Kantor Perpustakaan Kabupaten HSS menjalankan program Buku Masuk Balai. ”Program buku masuk balai adalah untuk membiasakan anak-anak pegunungan membaca buku,” ujar Ahmad Rifani salah seorang staf perpustakaan.
Agar program tersebut lancar, pihak perpustakaan menggandeng Merah Putih Adventures yang sering melakukan kunjungan ke balai-balai yang ada di pegunungan Meratus. Buku-buku yang dibawa juga masih buku-buku bacaan ringan seperti, buku cerita yang kerap dibaca oleh anak-anak yang ada di perkotaan. ”Tujuan kita cuma dua, anak-anak di balai atau yang ada di Pegunungan Meratus harus bisa membaca buku-buku yang ada di perpustakaan. Kedua, mengurangi kegiatan bermain kartu yang biasa mereka lakukan ketika aruh adat berlangsung,” ujar Rifani lagi.
Staf perpustakaan Kabupaten HSS ini juga mengatakan, program buku masuk balai tidak hanya dilakukan pada saat aruh adat. Tetapi pada saat waktu libur di mana ada anak-anak sedang bermain dan terkonsentrasi maka buku perpustakaan akan hadir. Untuk mempermudah agar anak-anak tetap terkonsentrasi di daerah pegunungan. Maka pihak kantor perpustakaan akan menggelar kegiatan-kegiatan kecil di daerah pegunungan.
Sementara itu, di Balai Adat Malaris Kecamatan loksado, program buku masuk balai sudah mulai dijalankan.
Buktinya, sebelum acara adat berlangsung buku-buku bacaan sudah berada di tangan anak-anak.
Di sudut utara balai, anak-anak yang membaca buku terkonsentrasi, sedangkan bagi anak yang tidak bisa membaca mendapatkan bimbingan dari MPA.
Adanya program buku masuk balai yang digagas oleh pihak perpustakaan, disambut antusias para orang tua dan tokoh masyarakat adat. Pasalnya, selama ini tidak ada program yang langsung menyentuh pada anak-anak yang ada di balai. Apalagi program tersebut bertujuan untuk mencerdaskan anak-anak balai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar