Senin, 14 Maret 2022

Diary Angkinang Selatan Rasa Lapat Balauk Sapat Siam Karing Basanga

 Selasa, 15 Maret 2022

 


[SELASA, 15 MARET 2022]

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Selasa, Imam H Mastur, dan Muazin Bandi Puspa. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan H Imi, dan samping kiri Banpi Puspa. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan kuning, tapih hijau Amin, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Bahrudin, Sony Ashar, H Imi, Bandi Puspa, Rasyidi, Budi Nida, dan anak Budi Nida. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan mendung. (ahu)


[SENIN, 14 MARET 2022]

>Pukul 11.00 WITA Dugal sudah pulang dari kebunnya di Labung Anak, bersama Utuh Yadi. Pulang ke rumah, mandi lalu shalat Dzuhur, dan makan siang. Makan siang di rumah Dugal di Labung Anak sederhana sekali. Memanfaatkan yang ada di alam. Nasi putih, teh manis, terung goring, tumis kacang panjang, dan telur mata sapi, bakuah mie instan Soto Banjar Limau Kuit. Nanti pukul 14.00 WITA akan kembali ke kebun menyelesaikan pekerjaan yanga ada. Akan pulang ke rumah pukul 17.00 WITA, sehingga masih sempat shalat Ashar di rumah, sebelum Maghrib tiba. Utuh Yadi disuruh Dugal menemani menyelesaikan pekerjaan dalam waktu dua hari. Sengaja Dugal memanggilnya langsung dari Angkinang Selatan, karena ia yang paling akrab selama ini, dan sering diupah orang dalam menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan dunia pertanian di kampungnya. Apalagi Dugal pernah bersama dengan Utuh Yadi jadi buruh tani, beberapa tahun silam. Dugal ingin mengulang masa silam itu, saling dalam keprihatinan jadi buruh tani. Kini dengan banyak status ekonomi yang sedikit berubah, Dugal masih ingat akan hal itu. Jadi ia ingin bernostalgia, ia akan mengupah Utuh Yadi perhari di luar upah biasanya, sebagai sarana untuk bersedekah. Karena Utuh Yadi punya tanggungan seorang isteri dan dua orang anak. Saatnya Dugal untuk membantu mereka yang membutuhkan. Salah satu jalan, walau tidak secara langsung memberi, tapi lewat bekerja dulu, tapi bekerjanya tak menyiksa diri, santai saja, yang penting datang membantu, hal yang perlu diselesaikan di kebun bisa dijalankan dengan baik, walau nanti tak selesai seratus persen.***

>Enak sekali hidup Dugal. Ingin membeli ini itu, duitnya tinggal ambil di bank. Atau kalau perlu banyak, jual emas simpanan, berupa emas batangan, cincin, gelang, kalung dan anting. Semua yang diinginkannya selalu jadi nyata, ada di depan mata. Sedekah jangan lupa. Dugal termasuk yang ringan tangan memasukkan uang ke kotak amal, atau memberi ke orang yang memerlukan. Dugal tidak ingin bermegah dan bermewah-mewah dalam hidup. Hidup sederhana jadi pilihannya. Sepeda motor Supra Fit butut tetap jadi teman setia ke mana saja ia menjalani hari-hari. Angkinang Selatan dan Labung Anak jadi dua kampung tempat ia tinggal dan berusaha. Bosan di Angkinang Selatan, Labung Anak jadi pelariannya. Bosan di Labung Anak, ke Angkinang Selatan ia akan kembali. Jarak sekitar 30 km jadi tantangannya setiap waktu untuk ditaklukkan. Menaklukkan segala masalah hidup yang membelit. Tapi dengan selalu berusaha, berdo’a, dan tawakkal, semua akan bisa dijalani dengan mulus tanpa ada hambatan merintangi. Resepnya selalu bersyukur, nikmati hidup sesuai yang sudah ada. Hidup dalam suasana tenang, aman, dan damai. Sehat tidak ke rumah sakit. Ada yang dimakan hari ini. Itu yang selalu ia jalani.***


[AHAD, 13 MARET 2022]

>Untuk tahun pelajaran 2021/2022 ini pengguna sepeda listrik di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Hulu Sungai Selatan (HSS) baru enam orang siswa, semuanya perempuan. Untuk tempat parkir, tentu berbeda dengan sepeda biasa, mereka menempatkan di parkiran depan ruang Tata Usaha madrasah tersebut. Aneka macam merk dan warna sepeda listrik mereka. Yang paling jauh dari Telaga Langsat, yakni Erina Aprilia yang mengaku bisa menempuh jarak sekitar 6 km itu dengan waktu 10 menit saja. Selain Erina ada juga siswi pengguna sepeda listrik dari Kelas VII, Kelas VIII, dan kelas IX. Mereka jadi daya tarik atau perhatian bagi para guru maupun siswa lainnya. (ahu)

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Ahad, Imam H Mastur, dan Muazin Bahrudin. Posisi saya saat shalat shaf depan kiri. Samping kanan Budi Nida, dan samping kiri Herman Apip. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan kuning, tapih hijau Amin, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Herman Apip, Budi Nida, Bahrudin, H Imi, dan menantu H Mastur. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar, saat saya pulang menuju rumah, dalam keadaan mendung. (ahu)

>Usai wirid dan do’a, sebelum basalaman, shalat Subuh di Langgar Al Kaustar, Ahad, Imam H Mastur sempat memberi nasehat singkat, yaitu kalau mengucap Amin saat shalat agar baimbai, karena juga baimbai dengan Malaikat. Saat itu di Langgar Al Kautsar selain saya yang tersisa Herman Apip, Budi Nida, dan H Imi. (ahu)


[SABTU, 12 MARET 2022]

>Salajur saruan pangantinan di tempat anak tiri Ibu Rabi, di Pantai Hambawang, Dugal dengan Hj Vita ke sana baimbai sekitar pukul 10.00 WITA. Karena setelah saruan Dugal akan mengajak Hj Vita ke kebunnya di Labung Anak. Jadi mereka harus menempuh perjalanan dengan sepeda motor masing-masing sejauh 12 km ke Pantai Hambawang ditambah ke Labung Anak sekitar 18 km, jadi total satu kali jalan mereka menempuh jarak sekitar 30 km, PP menjadi 60 km. Kebetulan di rumahnya di Barabai Hj Vita sendirian, sudah minta izin sama suami akan pulang ke rumah landung. Suaminya yang bekerja di instansi pemerintah yang mengurus pemuda dan olahraga di daerahnya, kebetulan sedang sibuk jelang daerahnya  tuan rumah Porprov, saat ini sedang di Banjarmasin ke KONI Provinsi urus administrasi anggaran bersama panitia pelaksana Porprov. Sementara anak Hj Vita di rumah sudah maklum dengan tugas ibunya sebagai guru, yang juga Wakil Kepala. Tak salah apabila Hj Vita memberitahu dulu kepada keluarganya di rumah kalau pulang ke rumah agak landung bisa sore atau jelang senja nantinya. Selain urusan di sekolah, lalu menghadiri walimah rekan guru, dan ke tempat kebun Dugal ada yang akan dibawa pulang ke rumah. Hj Vita penasaran ingin melihat langsung kondisi kebun milik Dugal di Labung Anak, seperti yang ia lihat fotonya di blog pribadi Dugal. Apalagi ada beberapa buah favorit yang ditanam Dugal, yakni jambu kristal dan  pisang manurun.***

>Saruan pangantin anak tiri Ibu Rabiatul Adawiah Sungai Baru, dengan guru MTsN 3 HSS Siti Noordarmalisa Arifah, Sabtu (12/03/2022) pagi, saya ke sana dengan Paman Sani, ikut dibonceng bersepeda motor. Tempat yang kami tuju Jl Pancasila, Pantai Hambawang Barat, Kecamatan Labuan Amas Selatan, HST. Untuk mempercepat sampai tujuan, sekaligus menghindari kepadatan di jalan nasional, kami lewat jalan Majelis Ta’lim Guru Murjani Andang di Teratai, terus Mapolsek LAS, keluarnya di masjid Pantai Hambawang. Sempat singgah, karena hujan gerimis di sebuah Langgar di Tubau, seberang SDN 1 Pantai Hambawang Barat. Beberapa saat kemudian kami melajutkan perjalanan menuju lokasi pangantinan. Tiba di tempat kami memarkir sepeda motor. Menuju lokasi untuk makan. Saya memilih lauk haruan masak lamak / kastila, baacan, nasi putih, setelah itu mencari tempat duduk. Di lain tempat ada Ibu Khairi, Ibu Amali dan Asisten Ibu Mariani, sudah duluan makan. Tak lupa jumput piring plastik kecil berisi bubur baayak. Ada juga Ibu Zuchar Latifah bersama suami dan anak perempuannya. Usai makan menuju lokasi penerima tamu, tapi tak ada yang jaga, lantas memasukkan amplop berisi uang ke tempat berupa kotak warna putih yang sudah disiapkan tuan rumah, setelah memasukkan uang, kami pamitan dengan Ibu Rabi, pulang ke Angkinang Selatan. Perlu diketahui suami Lisa, yakni anak tiri Ibu Rabi bernama Muhammad Riza Ridhani putera dari H Aliansyah dan Hj Nurdiani (almh), sementara Siti Noordarmalisa Arifah anak pasangan Syahrian dan Norsita. Akad nikah keduanya sudah dilaksanakan pada 6 Maret 2022 di Jl Lingkungan KORPRI Komplek Griya Anisah Permai 4 Blok C Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Handil Bhakti, Batola. (ahu)


[JUM’AT, 11 MARET 2022]

>Shalat Isya di Langgar Al Kautsar, malam Sabtu, Imam Bahrudin, dan Muazin Sony Ashar. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan H Imi, dan samping kiri H Mastur. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih kuning hitam kotak-kotak, dan kopiah hitam III baru. Cuaca dil luar Langgar Al Kautsar, saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan cerah. (ahu)

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Jum’at, Imam Yus’an, dan Muazin Bandi Puspa / Sony Ashar. Posisi saya saat shalat  shaf depan kanan. Samping kanan H Imi, dan samping kiri Bandi Puspa. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan kuning, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Rasydi, Bandi Puspa, Budi Nida, Sony Ashar, H Imi, dan anak Budi Nida. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar, saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan mendung. (ahu)


[KAMIS, 10 MARET 2022]

>Dugal harus rela menjalani masa-masa sulit dan tak mengenakkan hidup di kampung keduanya, Labung Anak, dalam beberapa hari ini. Duit kada sajampal-jampal. Ingin berhutang ke tetangga, malu. Terpaksa ia harus menjalani hidup dengan makan apa yang ada. Makan nasi putih, tanpa lauk, Cuma ditemani cacapan bawang merah, yakni bawang merah di piring kecil dimuat dalam piring kecil lalu dicampur dengan garam, asam jawa dan cabe rawit beberapa biji. Minumnya air putih. (ahu)


[RABU, 9 MARET 2022]

>Shalat fardhu Maghrib di Langgar Al Kautsar RT 1 Desa Angkinang Selatan, malam Kamis, Imam Bahrudin, dan Muazin Bandi Puspa / Farid RG. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan dinding Langgar, dan samping kiri Iki Bahrudin. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih bigi raman etnik, dan kopiah hitam III baru. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar dalam keadaan cerah. (ahu)

>Usai shalat Isya, malam Kamis, saat melintas di depan rumah Hj Asa, saya dipanggil Hj Asa, sidin memberi gangan luncar, dan telur masak habang. (ahu)

>Shalat fardhu Isya di Langgar Al Kautsar, malam kamis, Imam Bahrudin, dan Muazin Lakum. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Harmuni dan sampiing kiri Bandi  Puspa. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih bigi raman etnik, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada H Imi, Farid RG, Harmuni, Bandi Puspa, Lakum dan Kacit. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah, dalam keadaan cerah. (ahu)


[SENIN, 14 FEBRUARI 2022]

>Pulang ke rumah membawa kisah. (ahu)

>Menikmati kopi Kapal Api hangat di gelas berteman gula pasir, Senin siang. (ahu)

>Senin siang, Wahyu mamabrikakan banih ke Tawia, memakai sepeda motor milik saya. Sepeda motornya rusak. (ahu)

>Pagi Senin, sembelih itik japun remaja. (ahu)

>Seberapa kuat kau bertahan menjalani keadaan seperti ini. (ahu)


[KAMIS, 17 FEBRUARI 2022]

>Hujan lebat guyur Angkinang Selatan dan sekitarnya, Kamis sore. (ahu)

>Kamis pagi, ke ATM BRI Unit Angkinang, ambil uang Rp 800 ribu. (ahu)

>Jurung duit cicilan hutang anu Paman Sani Rp 400 ribu, Kamis pagi. (ahu)

>Bagunting anu Ugun Pulantan, di Pasar Angkinang, Kamis pagi. Potongan bagundul nomor 2, Rp 10 ribu. (ahu)

>Ke warung Bini Aruah Ani / Mama Mia, Kamis pagi. Nikmati satrup es, mie rebus instan, guguduh gumpal, dan kerupuk. (ahu)

>Bayar hutang anu Bini Yadi Pakumpayan Rp 100 ribu, Kamis pagi. Lalu beli Teh Gelas, sabun, dan odol. (ahu)

>Semoga lekas sembuh. Amal dan ibadah dapat dijalankan kembali dengan rutin. (ahu)

>Ingin menikmati sate-satean, ulatih, talipuk, tahu bapatis, lapat basambal habang, salak, pentol, guguduh, pastil, bakso, nasi goreng telur mata sapi, dsb. (ahu)


[JUM’AT, 14 JANUARI 2022]

>Jumat pagi, M Azhari Anwari D Putera orang Bamban, alumni MTsN 3 HSS, imbaian Novita Elmayandari, datang ke ruang TU MTsN 3 HSS, mau legalesir ijazah. Ia lulus PNS perawat di Martapura. Bakal di tempatkan di Puskesmas Aranio. Mantap. (ahu)

>Khotbah shalat Jum’at di Masjid Besar Al Aman Angkinang, tentang membaca Basmalah. Bilal Paman Dahri. Posisi saya saat shalat Jum’at shaf belakang dalam sisi kanan. Samping kanan Abahnya Rahman Alack, dan samping kiri Abahnya Lana Didin. Pakaian yang ssaya kenakan baju sasirangan kuning, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca dalam keadaan cerah. (ahu)

>Andai di dunia ada yang seperti ini. Tentu kesenangan dan kebahagiaan akan saya dapatkan. (ahu)

>Shalat fardhu Maghrib di Langgar Al Kautsar, malam Sabtu, Imam Bahrudin, dan Muazin Farid RG. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan bocah, dan samping kiri H Samhuri. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan hijau Sanah Tapha, tapih kuning hitam kotak-kotak, dan kopiah hitam III baru. Cuaca dalam keadaan cerah. (ahu)

>Usai shalat Maghrib, malam Sabtu, Madan memberi celana levis pendek bekas, gasan tilasan di rumah. (ahu)

>Di depan rumah Ipung saat saya akan ke Langgar Al Kautsar, malam Sabtu, ada mobil Emergency Mahat Kasan. Mungkin mobil keluarga Abin / (alm) H Pundi. (ahu)

>Shalat fardhu Isya di Langgar Al Kautsar, malam Sabtu, Imam Bahrudin, dan Muazin Bandi Pupsa / Farid RG. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Harmuni, dan samping kiri Kacit. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan hijau Sanah Tapha, tapih kuning hitam kotak-kotak, dan kopiah hitam III baru. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar dalam keadaan gerimis berangin. (ahu)


[AHAD, 23 JANUARI 2022]

>Selain untuk dinikmati sendiri, tak lupa Dugal membelikan untuk rekan-rekannya di penginapan. Ada 50 buting bacampur. Guguduh, pastil, tahu isi, dan ruti pisang. Dugal menyerahkan uang Rp 100 ribu ke tangan Hj Fatma. Lalu Hj Fatma membayar semuanya yang dibeli dan sudah dinikmati. Dugal selain satrup hangat juga gorengan lima buting, sementara Hj Fatma satrup hangat dan tiga buting gorengan yang ia nikmati. Setelah itu mereka pulang menuju rumah Hj Fatma, yang berjarak sekitar 3 km dari Warung Gapals tersebut.***

>Malam Senin, usai shalat Isya, minum air hangat bagula tanpa teh. (ahu)

>Shalat fardhu Isya di Langgar Al Kautsar, malam Senin, Imam Ustadz Sairazi, dan Muazin Bahrudin. Posisi saya shaf kedua kanan. Samping kanan Abin, dan samping kiri Aam Ridha. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan hijau Sanah Tapha, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca dalam keadaan cerah. (ahu)

>Shalat fardhu Maghrib di Langgar Al Kautsar, malam Senin, Imam Ustadz Sairazi. Posisi saya saat shalat shaf kedua tengah. Samping kanan Farid RG, dan samping kiri Rafi Ika Daud. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan hijau Sanah Tapha, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. (ahu)

>Babacaan atau Kuliah Maghrib di Langgar Al Kautsar, malam Senin, bersama Ustadz Sairazi. Tentang Muhammad bin Munzir yang menyapu muka dan janggut dengan airmata. Juga tentang Darul Bala, negeri bala / pulau bala. Di akhirat tidak ada lagi beramal ibadah. Kali ini Ustadz Sairazi membawa puterinya hadir ke Langgar Al Kautsar. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...