Minggu, 25 Mei 2014
Mencari kebanggaan diri
usap dileher dan dahimu
selamat tidur sayang
isyarat bagi hari-hari
menyapa dengan penuh makna
pukul genderang baris mengikuti matahari
ada-ada saja yang kau lakukan
canda tawa bersama
entah apa saja yang akan terjadi nantinya
kalau saja mereka semua tahu
lewati replika keadaan diri
ingin membela diri
kapal-kapal mimpi melempar sauhnya
itupun terlalu sombong
kali ini kamu layak bisu candi
antara alur dan gelombang kehidupan
negeri mana yang kau tuju
nyanyian katak sayup-sayup antara ruang
engkau gadis lugu berbibir biru
lalu ibu mengajarkan semua itu
ada perasaan tidak nyaman
yang selalu mengikuti diri ini
adalah menyalami telaga kasih yang teramat dalam
nisbi menelorkan banyak harapan
tidak perlu menunggu lama lagi
ikut menggurat pada lembaran ingatan
namun aku tahu semua itu
gelinjang tubuhmu bangkitkan rindu tualang
gerak apakah yang lebih fitri
aku tidak lagi kesepian
lima puluh perak katanya
pasti kedinginan yang dirasakan
engkau datang hanya sebentar
seperti menanam dendam
ini smeua perlu perubahan
sebelum aku pahat arca tentang diriku
insting pelesir dari banyak keinginan
risau gundah gulana
Kandangan,
22-05-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar