Sabtu, 24 Mei 2014

Edensor

Minggu, 25 Mei 2014

Ini adalah kelanjutan novel Sang Pemimpi. Berkisah tentang perjalanan hidup Ikal dan Arai di Eropa dan Afrika. Menyusuri perbedaan budaya, petualangan, cinta, dan impian lama yang masih terpendam. Seorang bayi terlahir dengan nama Aqil Barraq Badrudin. Dia adalah anak kelima dari orangtuanya. Sebenarnya saat mengandung ibunya sangat mengharapkan anaknya ini seorang wanita. Karena keempat anak sebelumnya laki-laki. Walau menyandang nama indah tetapi ternyata Ikal menjelma menjadi seorang anak yang sangat nakal dan sering membuat keonaran. Karena kenakalannya tersebut, Ikal sempat beberapa kali berganti nama, mulai dari Aqil, Wadudh, dan Andrea. Tapi dari semua nama itu tidak  mempengaruhi kenakalannya. Maka akhirnya orangtua Ikal memutuskan untuk menjadikan Arai sebagai anak angkat. Lalu tiba-tiba Ikal berubah total dengan hadirnya seorang gadis bernama A Ling. Semua orang merasa terkejut dengan perubahan pada diri Ikal. Dia bertingkah laku seperti orang yang sedang dimabuk asmara setelah bertemu A Ling. Sekarang Ikal menjadi anak baik. Dia jadi rajin beribadah. Sikapnya menjadi santun dan berakhlak mulia.
            Setelah itu Ikal dan Arai menjalani masa bersama di Belitong sampai tingkat SMA. Lalu Ikal kuliah di Bandung dan Arai kuliah di Kalimantan. Setelah itu mereka bersama lagi setelah sama-sama ikut tes beasiswa ke Eropa. Tanpa disangka, mereka berdua ternyata sama-sama mendapatkan beasiswa dai Uni Eropa untuk melanjutkan S2 di Universitas Sorbonne, Paris, Perancis. Mereka berdua diantar oleh ayah dengan berat hati di Tanjung Pandan. Waktu Ikal dan Arai berpamitan ayah mereka menyerahkan bungkusan yang harus dibuka jika telah sampai disana. Mereka lalu sampai disana, di bandara Schippol dijemput oleh Famke Somers. Di Belanda saat itu sedang turun salju. Di Belanda mereka menuju Brugge di Belgia dengan kereta. Famke menyuruh mereka menemui Simon van der Wall yaitu seorang pemilik kos. Beberapa waktu kemudian Ikal dan Arai pun berangkat ke Paris, Perancis. Arai berjalan di depan dan seketika berucap Subhanallah. Mereka terpana melihat menara Eiffel, lalu menyentuhnya. Mereka masih seolah tak percaya bahwa sebuah mimpi telah menjadi kenyataan. Ikal dan Arai pun mulai kuliah di Universitas Sorbonne Paris. Tingkah laku mengagumkan ditunjukkan orang-orang tuan rumah Prancis yaitu Charlotte, Laborde, Jean Minot, dan Sebastian. Juga ada orang-orang dari Tionghoa, Eugene Wong, Heidi Ling, Deborah Oh dan Hawking Kong. Disana Ikal dan Arai merasakan saripati hidup. Mereka pun ingin menghabiskan musim panas dengan hal yang tidak terduga. Mereka ingin berkelana. Tak disangka, banyak yang ikut bertaruh. Sehingga perjalanan diikuti oleh 4 kelompok. Satu kelompok wanita telah menemukan pujaan hatinya. Dan tidak meneruskan perjalanan dan satu kelompok tidak sanggup melanjutkan perjalanan. Tak disangka, demi menemukan A Ling, Arai, Ikal telah menjelajahi Eropa. Hingga ke Milan. Disudut Milan, Ikal menemukan pemilik nama Andrea yang dibacanya di majalah. Dari hal itu, Ikal menemukan sepotong kecil mozaik hidupnya. Dia semangat mencari A Ling. Hingga tempat terakhir yang dihuni oleh orang yang bernama A Ling adalah Afrika. Mereka berhasil menjelajahi setengah Afrika dan menemui setiap orang yang bernama Njoo Xiang Ling. Namun tidak ditemukannya A Ling pujaan hatinya. Karena liburan musim panas berakhir. Mereka terpaksa kembali ke Perancis. Setelah mereka berbagi pengalaman, semua tak percaya bahwa Ikal dan Arai berhasil menjelajahi Eropa hingga Afrika. Tanpa mereka tahu, semua didasari cinta. MVRC Manooj dan Gonzales yang kalah, mereka pun terpaksa menjalani sanksi yang dijanjikan.
            Setelah itu Arai dan Ikal kembali sibuk dengan tesisnya agar cepat lulus dan kembali ke kampung halaman. Setelah beberapa waktu, kesibukan Ikal terpecah saat Arai sakit. Arai harus kembali ke Indonesia. Ikal sangat sedih karena kini dia sendiri. Diapun terjun ke dalam tesisnya tanpa Arai disisinya. Sayangnya, dosen yang memegang tesisnya, profesor Turnbull harus pensiun dan kembali ke Sheffield, Inggris dan bekerja disana. Demi tesisnya, Ikal pindah ke Sheffield Hallam University. Pada saat Ikal datang ke rumah Professor Turnbull, ternyata beliau dipanggil ke kampus. Ikal harus menunggu selama 2 jam. Akhirnya, Ikal berkeliling Sheffield dan akan kembali ke rumah Professor Turnbull selama 2 jam. Ikal menaiki bus desa yang dipenuhi petani kumal yang hanya berdiam. Bus menaiki bukit yang landai. Ketika bus melewati sebuah tikungan, dedaunan cemara tersibak dan seketika itu pula tersaji pemandangan yang mengingatkan Ikal pada sesuatu. Perjalanan bus makin dekat dengan desa yang dipagari tumpukan batu bulat berwarna hitam. Ikal terpesona melihat rumah-rumah penduduk berselang-seling. Ikal merasa menebus lorong waktu dan terlempar dalam negeri khayalan yang telah lama hidup dalam hatinya. Masih terperanjat, Ikal meminta sopir bus untuk berhenti. Ikal kembali mengenang dan mengingat keindahan tempat ini selama belasan tahun yang selama ini menjadi impian. Dia masih terkesima bahwa impian tersebut sudah dapat dia lihat dengan mata kepala sendiri. Seolah tak percaya, Ikal lalu bertanya pada seorang ibu untuk memberitahu nama tempat ini. Seketika sang ibu itupun menjawab. “Sure lof, it’s EDENSOR.......” Inilah EDENSOR, sebuah tempat yang dulu hanya dilukiskan keindahannya oleh A Ling, seseorang yang telah memberi kekuatan dalam perjalanan hidup Ikal. Sekarang Ikal sudah berada di Edensor, bukan mimpi tapi kenyataan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...