Kamis, 9 Juni 2011
PERLU KESABARAN
SUPER TINGGI
SUPER TINGGI
Jangan sia-siakan darahmu. Makanya jangan sampai terjadi pertumpahan darah. Karena mencari darah itu susah.
Ini seperti yang kualami sendiri belum lama tadi. Untuk keperluan keluarga yang membutuhkan. Cari sana-sini. Golongan darah yang dicari adalah B.
Akupun berburu darah. Karena keluargaku itu membutuhkan dua kantong darah. Untuk itu aku berusaha mendapatkan dua orang yang akan mendonorkan darahnya.
Malam, usai shalat Maghrib aku ke Tagana HSS. Di poskonya aku mencari data anggotanya yang punya golongan darah B. Satu-persatu dihubungi lewat HP.
Karena tak membuahkan hasil lantas aku pergi ke Meratus Hijau, sebuah perkumpulan pencinta alam di HSS. Bertemu sang ketuanya langsung. Sehingga urusan lebih mudah. Cari-cari ada yang bersedia. Satu orang, perempuan. Yang lain beda golongan darah.
Untuk mencari yang satu lagi aku ke Tibung, tempat rekanku Aliman Syahrani. " Aku tak bisa membantu, besok ikut lomba balanting paring,"ujarnya. Tapi dia menyarankan aku menghubungi BPK Taqwa dan BPK Rangganala.
Besok harinya di RSUD Brigjend H.Hassan Basry Kandangan, tempat keluargaku dirawat. Rekan dari Meratus Hijau sudah datang. Lalu kuajak ke ruang laboratorium tempat pemeriksaan darah. Setelah diperiksa ternyata tensi darahnya rendah. Sehingga tak bisa didonorkan.
Sebenarnya aku tak pernah menghadapi masalah seperti ini. Boleh dikata gagap berurusan dengan orang banyak. Apalagi prosedur yang berbelit-belit.
Bingung tak jua mendapatkan orang yang mendonorkan aku pulang ke rumah. Disaat pikiran tidak karuan seperti itu, kuambil air wudhu lalu shalat sunat dan berdo'a kepada Allah SWT dimudahkan dalam menghadapi segala urusan.
Aku teringat dengan tetangga desaku yang punya golongan darah B. Kuhubungi dia, lantas ia menyanggupi. Karena sesuai, sekantong darahpun didapatkan. Tapi masih perlu satu kantong lagi.
Ada yang menyarankan cari ke tentara atau polisi. Tapi rekan yang lain melarang. " Prosedur cukup sulit," ujar rekan saya.
Lantas aku coba-coba datang kembali ke Tagana HSS. Mungkin ada jalan keluar. Terus terang saja baru kali ini aku menghadapi masalah seperti ini. Biasanya aku cuma membantu teman. Tinggal beres saja. Tapi kali ini aku sendiri yang menjalaninya.
Di sekretariat Tagana HSS ada dua orang anggota Tagana. " PakRieval tadi mau donor. Kalau mau nanti saya hubungi beliau. Karena sekarang ada di Pagar Haur jadi panitia lomba balanting paring,"ujar anggota Tagana HSS itu.
Setelah mendapat kepastian aku kembali ke rumah sakit. Sambil menunggu kedatangan mereka. Akhirnya Rieval Cahyadi datang bersama rekan-rekannya.
Di ruang laboratorium ia diperiksa. Namun hasilnya lagi-lagi tidak bisa didonorkan. Tekanan darahnya tinggi. Namun Alhamdulillah berkat Pak Rieval, dengan menghubungi rekannya yang lain, bernama Azhari, bisa mendonorkan darahnya. Sekantong darahpun menggenapi yang sudah ada.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mendonorkan darahnya. Semoga kebaikan yang diberikan mendapat ganjaran setimpal dari Allah SWT. Amien....
Ini seperti yang kualami sendiri belum lama tadi. Untuk keperluan keluarga yang membutuhkan. Cari sana-sini. Golongan darah yang dicari adalah B.
Akupun berburu darah. Karena keluargaku itu membutuhkan dua kantong darah. Untuk itu aku berusaha mendapatkan dua orang yang akan mendonorkan darahnya.
Malam, usai shalat Maghrib aku ke Tagana HSS. Di poskonya aku mencari data anggotanya yang punya golongan darah B. Satu-persatu dihubungi lewat HP.
Karena tak membuahkan hasil lantas aku pergi ke Meratus Hijau, sebuah perkumpulan pencinta alam di HSS. Bertemu sang ketuanya langsung. Sehingga urusan lebih mudah. Cari-cari ada yang bersedia. Satu orang, perempuan. Yang lain beda golongan darah.
Untuk mencari yang satu lagi aku ke Tibung, tempat rekanku Aliman Syahrani. " Aku tak bisa membantu, besok ikut lomba balanting paring,"ujarnya. Tapi dia menyarankan aku menghubungi BPK Taqwa dan BPK Rangganala.
Besok harinya di RSUD Brigjend H.Hassan Basry Kandangan, tempat keluargaku dirawat. Rekan dari Meratus Hijau sudah datang. Lalu kuajak ke ruang laboratorium tempat pemeriksaan darah. Setelah diperiksa ternyata tensi darahnya rendah. Sehingga tak bisa didonorkan.
Sebenarnya aku tak pernah menghadapi masalah seperti ini. Boleh dikata gagap berurusan dengan orang banyak. Apalagi prosedur yang berbelit-belit.
Bingung tak jua mendapatkan orang yang mendonorkan aku pulang ke rumah. Disaat pikiran tidak karuan seperti itu, kuambil air wudhu lalu shalat sunat dan berdo'a kepada Allah SWT dimudahkan dalam menghadapi segala urusan.
Aku teringat dengan tetangga desaku yang punya golongan darah B. Kuhubungi dia, lantas ia menyanggupi. Karena sesuai, sekantong darahpun didapatkan. Tapi masih perlu satu kantong lagi.
Ada yang menyarankan cari ke tentara atau polisi. Tapi rekan yang lain melarang. " Prosedur cukup sulit," ujar rekan saya.
Lantas aku coba-coba datang kembali ke Tagana HSS. Mungkin ada jalan keluar. Terus terang saja baru kali ini aku menghadapi masalah seperti ini. Biasanya aku cuma membantu teman. Tinggal beres saja. Tapi kali ini aku sendiri yang menjalaninya.
Di sekretariat Tagana HSS ada dua orang anggota Tagana. " PakRieval tadi mau donor. Kalau mau nanti saya hubungi beliau. Karena sekarang ada di Pagar Haur jadi panitia lomba balanting paring,"ujar anggota Tagana HSS itu.
Setelah mendapat kepastian aku kembali ke rumah sakit. Sambil menunggu kedatangan mereka. Akhirnya Rieval Cahyadi datang bersama rekan-rekannya.
Di ruang laboratorium ia diperiksa. Namun hasilnya lagi-lagi tidak bisa didonorkan. Tekanan darahnya tinggi. Namun Alhamdulillah berkat Pak Rieval, dengan menghubungi rekannya yang lain, bernama Azhari, bisa mendonorkan darahnya. Sekantong darahpun menggenapi yang sudah ada.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mendonorkan darahnya. Semoga kebaikan yang diberikan mendapat ganjaran setimpal dari Allah SWT. Amien....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar