oleh Ebed de Rosary, Sikka, Flores di 23 May 2017
Masih banyak pesona potensi alam yang
belum tergarap di Kabupaten Sikka, Flores. Salah satunya air terjun Wair Horek
yang terletak di Desa Wairterang, Kecamatan Waigete. Untuk mengunjunginya para
wisatawan harus siap berjalan kaki sekitar dua kilometer menyusuri jalur
setapak dalam hutan lindung.
Air terjun Wair Horek terletak sejauh
sekitar 27 kilometer arah timur kota Maumere, dapat dijangkau dengan
menggunakan ojek sepeda motor seharga 50 ribu rupiah, atau bis antar kota serta
angkutan kota dengan membayar 15 ribu rupiah bila bertolak dari Maumere.
Konon nama Wair Horek sendiri bermakna
air di dalam lingkaran. Air terjun yang berada di Hutan Lindung Egon Ilimedo
ini ditemukan sejak tahun 1970-an, namun wisatawan mulai berdatangan beberapa
tahun terakhir ini sejak ada pengunjung yang mempostingnya di media sosial.
Jika dilihat, air terjun dengan
ketinggian sekitar 8 meter ini termasuk salah satu destinasi yang menarik,
apalagi di bagian atasnya dengan jarak beberapa killometer lagi terdapat sebuah
air terjun lagi yang lebih tinggi.
Tebing-tebing batu di sekitar air terjun
dan pepohonan besar berusia puluhan tahun semakin menambah anggunnya hutan
rimba yang ada disekitar air terjun ini.
Susuri Hutan
Saat menyambangi air terjun ini (11/05) Mongabay
Indonesia yang bepergian bersama beberapa jurnalis di Sikka diantar
beberapa warga desa agar dapat bersua dengan air terjun ini.
Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki
melintasi persawahan dan kebun milik warga. Padi tampak menguning dan siap
panen di hamparan persawahan seluas sekitar 10 hektar di sisi drainase menambah
indah pemandangan. Jalan pun tidak terlalu terjal, hanya sedikit mendaki dengan
kemiringan sekitar 30 derajat. Selanjutnya, para wisatawan harus melintasi tiga
kali kecil dengan berjalan di atas bebatuan besar yang bertebaran di dalam
derasnya air sungai.
Mintolaus Arleti, warga yang mendampingi
kami, menyebut untuk mengunjungi air terjun wisatawan memang tidak dimintai
retribusi. Hal ini, katanya karena fasilitas obyek yang ada di area tersebut
yang belum memadai. Perharinya sekitar belasa orang berkunjung ke air terjun
ini, sedangkan dapat menjadi puluhan bahkan pernah ratusan saat hari libur.
Satu hal yang perlu diacungi jempol
adalah inisiatif warga untuk menjaga kebersihan lokasi. Setiap pengunjung
dihimbau untuk menjaga kebersihan. Karung-karung dan papan pengumuman dilarang
membuang sampah terpampang di pohon-pohon yang ada.
Mintolaus menyebut, warga sudah meminta
kepada pemerintah Desa Warterang agar bisa menata tempat wisata ini apalagi
saat ini sudah banyak yang mengetahui dan menyambangi tempat ini agar bisa
memberikan pendapatan bagi warga sekitar.
“Harapan kami agar Pemkab Sikka tolong
bantu kami guna membuat atau menata jalan setapak yang lebih baik sehingga
pengunjung pun bisa lebih mudah mendatangi lokasi air terjun,” ungkapnya.
Menurut Tovik Koban salah seorang
pengunjung yang datang bersama Mongabay Indonesia,lokasi wisata ini perlu
ditata lagi agar bisa lebih menarik wisatawan untuk datang. Jalan setapak
menuju air terjun perlu ditata tanpa meninggalkan keasliannya dan harus ada
penjaga yang selalu bersiaga di air terjun khususnya di akhir pekan atau hari
libur dimana jumlah pengunjung meningkat.
“Perlu dibuatkan MCK di lokasi ini agar
pengunjung bisa berganti pakaian atau buang air kecil dan juga bebatuan di
bawah air terjun perlu ditata agar kolamnya bisa dipakai untuk tempat
berendam,” sebutnya.***
Sumber : Mongabay Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar