Saat singgah di sebuah masjid di wilayah
Asam-Asam, Kabupaten Tanah Laut, Dugal menerima pesan WA dari Tatha yang memberitahu
puisinya dimuat di harian Kompas
edisi Sabtu.
Tatha diberitahu oleh rekan sesama sastrawan
di Tanah Bumbu. Tatha sudah beli surat kabarnya di Pasar Pagatan. Ia foto dan
di kirim ke nomor WA Dugal. Salah satu puisi didedikasikan untuk Tatha.
Sehingga Tatha senang.
“Kaina
pian ulun upah bila sampai di Pagatan,” ujar Tatha.
“Tasarah
pian haja, ulun manurut haja,” ujar Dugal.
Dugal jadi Imam shalat Dzuhur di Masjid
Asam-Asam. Di Pagatan, di rumah Tatha memiliki ruang mushala khusus untuk
shalat fardhu dan kegiatan keagamaan keluarga.
Dugal bangun pukul 04.00 WITA untuk mandi
dan shalat Subuh. Dugal Imam, teman, Tatha dan keluarganya jadi Mamum. Baru
pertama Dugal jadi Imam shalat Subuh.
Biasanya hanya jadi Mamum saja saat di
kampung. Tatha kagum dan bangga. Tak hanya hebat dalam urusan keduniaan, sebagai
penulis, tetapi juga hebat urusan akhirat, sebagai Imam shalat berjamaah.
Usai shalat Subuh Dugal dan temannya keluar
rumah menikmati pagi hari. Sementara Tatha asyik di dapur menyiapkan menu untuk
sarapan pagi. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar