Selasa, 22 Februari 2022
Usai shalat Subuh, Hj Fatma minta temani Dugal membeli wadai, tempatnya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya. Di tempat orang berjualan wadai itu Dugal sempat memfoto Hj Fatma tengah membeli wadai. Serta suasana sekitar kota Pagatan.
Adapun wadai yang dibeli untuk teman-teman rombongan Aruh Sastra, berupa wadai untuk, donat, guguduh, pais, dsb. Usai membeli wadai mereka kembali ke rumah. Setelah meletakkan sepeda motor Hj Fatma masuk ke rumah membawa bungkusan berisi wadai.
Sementara Dugal duduk santai di gazebo samping rumah Hj Fatma. Suasana masih belum terang. Teman-teman di dalam masih asyik babungkun. Yang lain ada baca amalan, nonton televsi, dan menyiapkan membantu tuan rumah menyiapkan minuman untuk mamanasi parut pagi hari.
Ketika semua sudah siap. Airi teh manis dihidangkan di ruang belakang. Wadai yang ada di beberapa piring siap dinikmati. Hj Fatma memberitahu anggota Aruh Sastra untuk ke ruang belakang menikmati wadai, sebelum nasi kotak kiriman panitia datang.
Hj Fatma pergi ke depan, memberitahu Dugal untuk datang ke ruang belakang, karena minuman teh manis beserta wadai sudah siap dinikmati. Sewaktu di tempat orang berjualan wadai tadi, Dugal memilih wadai kesukaannya berupa guguduh gumpal dan roti galambin.
Saat di ruang belakang itulah Dugal mendapatkan perlakuan khusus dari Hj Fatma. Ia mendapatkan piring balaian, yang berisi wadai-wadai tadi. Sementara airnya juga beda berupa satrup hangat. Sehingga temanya yang lain agak iri melihatnya.
Dugal duduk batatai Pa Rendra dan Aliman. Sambil menonton tayangan ulang sepakbola mancanegara di televisi. Di sisi kanan buhan perempuan ikut menikmati wadai sekedar mamanasi parut pagi itu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar