Dugal tak sesemangat dulu lagi dalam
mengikuti Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS). Ia sedang sakit, kelelahan
kerja, saat ikut ASKS sedang meriang.
Tiba di tempat kegiatan panas merasuk
tubuh. Handphone tak diaktifkan.
Balik ke penginapan ia langsung berbaring untuk istirahat. Buka hp. Ternyata ada pesan di mesengger dari Tatha.
“Pian
dimana?” Tanya Tatha.
Lalu Dugal membalas. “Maaf ulun hanyar tabuka hp. Tadi
dinonaktifkan ditinggal di penginapan,” ujar Dugal membalas.
“Inggih
kada. Jadi belum ada jodoh untuk bertemu di malam pembukaan. Mungkin besok
bertemu pada acara seminar sastra,” ujar Tatha.
“Lagi
napa pian,” ujar Tatha.
“Berbaring di penginapan, lagi KTP,”
ujar Dugal.
“Apa KTP itu ? ” tanya Tatha.
“Kondisi Tidak Prima, lagi panas awak,” ujar Dugal.
“Oh inggih.
Sudah minum ubatlah pian,” ujar Tatha.
“Inggih
sudah tadi,” ujar Dugal.
Hingga pukul satu dinihari Dugal dan
Tatha masih saling melakukan percakapan lewat messenger dan WA. Sementara
rekan Dugal juga asyik ngobrol di palatar
tempat mereka menginap. Sementara yang lain sudah tidur pulas. Dugal sosok yang
kreatif dan produktif dalam berkarya, dalam hal ini menulis, hingga Tatha senang
dengannya. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar