Saya menyukai menulis sejak duduk dibangku
Madrasah Aliyah. Namun untuk kegemaran membaca sudah ada sejak Sekolah Dasar.
Dari sanalah saya kian semangat menulis. Berani mengirim tulisan ke media, saat
Kelas II Madrasah Aliyah, dimana untuk pertama kalinya karya saya dalam bentuk vignete di muat di Surat Kabar Harian (SKH) Banjarmasin Post.
Bangga luar biasa dirasakan. Apalagi setelah
pemuatan itu saya selalu disapa orang-orang dekat dan teman di sekolah. “Karya
pian ada di Banjarmasin Post,” ujar
mereka kala itu. Walau tidak dapat honor dari pemuatan karya itu namun senang
luar biasa. Karena menjadi orang pertama yang masih pelajar di Angkinang
bahkan, di Madrasah Aliyah maupun Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang karyanya bisa
menembus koran yang cukup populer di Kalimantan itu. (Maap, ulun kada sumbung lah)
Waktu terus berlalu, tahun 2000-an SKH Metro Banjar (Grup Banjarmasin Post) pernah membuka kolom /
rubrik Pengalaman Misteri. Dimana pihak redaksi menerima kiriman pembaca untuk
mengisi halaman tersebut. Tulisan yang terbit akan mendapatkan honor. Saya termasuk
orang yang ikut berkontribusi meramaikan rubrik itu. Setiap hari saya pasti ada
mengirim tulisan ke surat kabar tersebut.
Alhamdulillah tulisan yang saya kirimkan
selalu ada yang dimuat. Semisal mengirim sepuluh tulisan, ada sekitar dua atau tiga
yang tidak dimuat, tapi lebih banyak yang dimuatnya. Saking seringnya tulisan
pengalaman misteri saya dimuat di Metro Banjar,
teman saya membilang saya selalu kahantuan
terus setiap hari. Maksudnya saya selalu saja ada bikin cerita misteri setiap
harinya.
Cerita misteri yang saya tulis adalah dari
hasil pengalaman pribadi dan mendengarkan cerita orang lain saat berada di wawarung ataupun gardu pos ronda. Yang kemudian
saya tulis sedemikian rupa, agar menarik perhatian pembaca. Alhamdulillah setelah
beberapa tulisan dimuat ada teman yang ke Banjarmasin, kebetulan ia juga
mengambil honor menulis cerpen, mengambilkan honor menulis saya ke kantor redaksi.
Untuk pertama kali saya mendapat honor
dari menulis. Kala di kampung warga susah payah mendapatkan uang, kebanyakan
warga dan anak muda jadi buruh tani. Saya justru bisa mendaptkan uang dari
hasil menulis, itu sebuah hal yang cukup menyenangkan. Alhamdulillah kerja keras
saya selama ini dihargai oleh media.
Berikutnya saya kian tekun menulis, bukan
saja cerita misteri tapi genre lain yang mampu saya buat, seperti berita
daerah, cerpen, puisi, catatan perjalanan, dsb. Hingga kini tulisan saya sudah tersebar
bukan saja di media cetak daerah tapi juga nasional. Arus informasi digital
membuat saya juga ikut membuat karya tulis ke media dalam jaringan (daring) yang ada.
Insya Allah saya akan terus eksis menulis, karena memang inilah dunia saya yang
sebenarnya. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar