Selasa, 21 Desember 2021

Diary Hangkinang Rasa Hintalu Masak Habang wan Papuyu Basanga

 Rabu, 22 Desember 2021


[RABU, 22 DESEMBER 2021]

>Shalat Subuh di Langgar Al Kautsar, Rabu, Imam H Mastur, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Sony Ashar, dan kiri Rasyidi. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan hijau ST, tapih hijau Amin, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada H Ardi, H Imi, Sariansyah, Bandi Puspa, Chamuy, Rasyidi, Sony Ashar, Yus’an. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan mendung.

>Saat tengah pembacaan wirid shalat Subuh, Rabu, di Langgar Al Kautsar, banyak urup atau laron bertebaran di dalam Langgar Al Kautsar. Saya saksikan urup tersebut mengerumuni lampu listrik. Akan tetapi banyak yang tumbang, berjatuhan ke karpet Langgar. Bahkan ada seekor cecak berpesta pora makan urup. Cecak itu berani turun ke karpet Langgar untuk melahap santapan lezat yang jatuh ke lantai, setelah sayap urup lepas atau tak kuat terbang lagi. Bahkan lampu listrik di bagian tengah Langgar tampak bertanah seperti menjadi sarang urup-urup tersebut. Tanahnya berjatuhan ke lantai.


[SELASA, 21 DESEMBER 2021]

>Shalat Isya di Langgar Al Kautsar, malam Rabu, Imam Yus'an, dan Muazin Yus’an / Farid RG. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Sony Ashar, dan kiri Farid RG. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan hijau ST, tapih hijau Amin, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Sony Ashar, Farid RG, dan Lakum. Pembaca Shalawat saat basalaman Farid RG. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan cerah.

>Kalau ada suara sirine lewat di jalan raya, sepanjang pengetahuan Amang Dugal itu adalah berbagai jenis kendaraan / mobil untuk keperluan mendesak. Ada mobil ambulans, mobil pemadam kebakaran, mobil patroli pengawal, dsb.

>Amang Dugal ingin terus berbuat kebajikan sepanjang hari. Ke Pasar Pantai Hambawang beli ikan asin dan ikan kering, nanti di rumah ikannya digoreng, sebagian untuk dikonsumsi. Juga pada malam hari atau dinihari ada kucing, yang biasa masuk ke dalam rumah, diberikannya beberapa potong, sampai puas. Lalu beli buku tulis dan pulpen masing-masing satu pak. Selain untuk menunjang hobi menulisnya, juga beberapa buting, tepatnya lima buah buku tulis dan dua pulpen yang dimuatnya ke dalam kantongan plastik hitam, diberikannya ke Farid Rini Ghalib, sudah lama Amang Dugal merencanakan untuk memberinya. Lalu usai shalat fardhu Amang Dugal bersih-bersih area Langgar dari sampah dedaunan dan lainnya. Dengan berbuat kebajikan itu Amang Dugal, akan merasa tenang jiwa dan pikiran, bukan unutk minta puji. Kalau ada rejeki uang, Amang Dugal akan bersedekah kepada orang yang memerlukan dan tempat ibadah.

>Selasa siang, saya mendengar suara chainsaw, dari kejauhan. Mungkin ada yang menebang pohon. Tapi di mana? Pohon apa yang di tebang? Untuk apa ditebang? Yang pasti saat sekarang ini saya agak jarang melihat langsung orang menebang pohon menggunakan chainsaw tersebut. Apakah sekarang itu diperbolehkan, atau harus minta izin dulu. Karena menebang pohon akan menjadikan lahan kian terbuka. Dampaknya tentu banyak, semisal akan terjadi banjir. Lahan yang gundul di daerah hulu menyebabkan mudahnya air saat turun hujan mengalir, tak ada serapan lagi.

>Mendengar dari rumah saja, lewat mik Langgar Al Kautsar, Selasa siang, bahwa yang Azan shalat fardhu Dzuhur di Langgar Al Kautsar Bandi Puspa, Iqamat Farid Rini Ghalib, dan Imam Yus’an.

>Selasa pagi, di rumah saja barabahan. Entah kenapa begitu malasnya Amang Dugal untuk datang ke tempat kerja. Semula kalau ada rejeki ia akan bajalanan ke Pasar Pantai Hambawang. Melihat orang berjualan. Kalau ada yang menarik ia akan membelinya. Tapi karena tak ada rejeki, maksudnya uang, hari ini Amang Dugal di rumah saja barabahan. Menikmati apa yang ada. Di rumah saat ini tersedia, nasi, lauknya ikan goreng papuyu, anak kalicingan, sapat, dsb. Juga ada telur masak habang, telur dadar, dsb. Kemudian ada sambal botol. Beberapa wadai. Semua itu dibeli ibunya dari Pasar Hangkinang. Amang Dugal tinggal menikmati. Kapan saja ia mau.

>Jarak Pasar Hangkinang dengan rumah Amang Dugal, beberapa puluh meter saja, tinggal menyeberang jalan. Sepanjang ada duit, apa yang diinginkan seputar makan dan minum tersedia di sana. Keberadaan Pasar Hangkinang cukup vital untuk kemudahan warga setempat dan sekitarnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Maksudnya keberadaan pedagang dan pembeli saling berhubungan untuk menunjang kelancaran interaksi perekonomian.

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Selasa, Imam H Mastur, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Budi Nida, dan samping kiri Rasyidi. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan kuning, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada H Imi, Sony Ashar, Rasyidi, Bandi Puspa, Chamuy, Amly, Sariansyah, dan H Ardi. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah, dalam keadaan mendung.


[SENIN, 20 DESEMBER 2021]

>Yang sering / pernah Azan shalat fardhu di Langgar Al Kautsar ada Lakum, Bandi Puspa, Farid Rini, Rafi Ika, Yus’an, H Mastur, Kaspul Madah, Harmuni, Rizal, Budi Nida, Sariansyah, Sukransyah, H Ardi, Rasyidi, dll.

>Yang sering / pernah jadi Imam shalat fardhu di Langgar Al Kautsar ada Bandi Puspa, Yusa’n, Bahrudin, H Mastur, Budi Nida, Rasyidi, Kaspul Madah, dll.

>Dosa-dosa masa lalu, jangan pernah terulang lagi. Sudah saatnya bertaubat, jangan ditunda-tunda. Kapan lagi? Keburu mati, menyesal nanti!!!

>Enak sekali hidup Amang Dugal, tidak susah-susah bekerja keras seperti orang. Semua kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makan minum tersedia di rumah. Beras sudah tersedia, kalau mau makan tinggal di masak. Lauknya telur, ada telur itik, ataupun telur ayam ras. Semua sudah tersedia dengan manis di depan mata, tinggal menikmati saja lagi. Walau hidup sederhana dengan serba kekurangan dan keterbatasan ekonomi, tapi inilah sudah rejeki dari Allah SWT untuk keluarga Amang Dugal. Tinggal mensyukurinya. Lalu menjalankan apa yang diperintah-Nya dan meninggalkan apa yan dilarang-Nya. Ini merupakan nikmat tiada tara yang sangat membahagiakan.

>Gerimis melanda Hangkinang dan sekitarnya, Senin pagi.

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Senin, Imam H Mastur, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Chamuy, dan samping kiri Sariansyah. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada H Imi, Sariansyah, Rasyidi, Sony Ashar, Bahrudin, Azhari, Budi Nida, Bandi Puspa, dan H Udin Machi. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar cerah.

>Usai shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Senin, Bahrudin manyaru jamaah ke warungnya. Ada selamatan. Pemimpin  pembacaan Surah Yasin dan Do’a Selamat H Mastur. Posisi saya saat makan samping kanan  Kacit, dan kiri Rasyidi. Menu lauk ayam bastik pakai mie, nasi putih dan teh manis. Saya tak tahu pasti selamatan apa?

>Pintu Langgar Al Kautsar, dekat pauduan, yang merupakan pintu utama, Senin, kuncinya hilang, hingga tak bisa dibuka. Untuk shalat Subuh jamaah harus lewat pintu sebelah kanan. Juga pintu bagian kanan dekat paimaman. Mudahan saja kunci itu segera bisa ditemukan, atau ada jalan keluar dari masalah ini.

>Ada undangan Bandi Puspa, saat aruh di tempat Bahrudin, bahwa setelah shalat Maghrib malam Selasa, di Langgar Al Kautsar, aruh mahaul Salamat, Abahnya Sitah / Mumuh.


[AHAD, 19 DESEMBER 2021]

>Shalat fardhu Maghrib di Langgar Al Kautsar, malam Senin, Imam Ustadz Sairazi, dan Muazin Rasyidi. Posisi saya saat shalat shaf depan kiri. Samping kanan Azhari, dan samping kiri dinding Langgar. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar dalam keadaan cerah.

>Shalat fardhu Isya di Langgar Al Kautsar, malam Senin, Imam Ustadz Sairazi, dan Muazin H Udin Machi. Posisi saya saat shalat shaf kedua tengah. Samping kanan Abin, dan samping kiri Sariansyah. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah, dalam keadaan cerah.

>Kuliah Maghrib, malam Senin, di Langgar Al Kautsar, bersama Ustadz Sairazi, seingat saya tentang Nabi Daud AS yang maitirat seekor ulat yang dianggap tak berguna. Ternyaa ulat itu membaca Tasbih setiap hari. Posisi saya saat mengikuti Babacaan tersebut, samping kanan Rasyidi, dan samping kiri Farid Rini Ghalib.

>Siapa nama remaja laki-laki itu? Orang mana? Anak siapa? Remaja itu kerap saya temui lewat di jalan raya pada waktu tertentu dengan bersepeda melintas arah ke hilir, atau datang dari arah hilir ke hulu. Juga di Masjid Besar Al Aman Angkinang. Penampilannya agak kemayu. Saat shalat Jum’at kerap rebahan di dalam maupun pelataran masjid. Orangnya terlihat pede sekali, dan terkadang agak cuek. Penasaran juga saya melihatnya. Tapi tak ada waktu untuk bisa berbincang lebih jauh atau menemuinya. Rasa ingin tahu saya belum bisa kesampaian. Mungkin suatu saat nanti, ketika ada kesempatan bisa saya mengorek lebih jauh tentang kehidupan remaja itu.

>Hujan di pagi Ahad. Di rumah saja. Menikmati yang ada. Ada lapat basambal kacang, wadai, dan yang lainnya.

>Shalat fardu Subuh di Langgar Al Kautsar, Ahad, Imam H Mastur, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan H Imi, dan samping kiri Chamuy. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan kuning, tapih kuning hitam kotak-kotak, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada H Hamdan, Budi Nida, Sariansyah, Sony Ashar, Rasyidi, H Imi, Chamuy, anak Budi Nida. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah, dalam keadaan gerimis.


[SABTU, 18 DESEMBER 2021]

>Shalat Isya di Langgar Al Kautsar, malam Ahad, Imam Bahrudin, Muazin Budi Nida. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Amud, dan samping kiri Budi Nida. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan kuning, tapih kuning hitam kotak-kotak, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Amud, Budi Nida, Lakum, dan anak  Lutfi Ipah. Pembaca Shalawat basalaman anak H Lutfi Ipah. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar cerah.

>Usai shalat Isya, malam Ahad, ke kios Umanya Ahyar. Beli Teeh gelas, Le Minerale, dan beberapa buting wadai. Ada guguduh pisang, guguduh gumbili nagara, dan gambung. Ada Chamuy di bangku panjang, berbincank dengan Abahnya Ahyar. Diantaranya seputar penyakit yang diderita manusia dan juga serangan penyakit pada tanaman pisang yang disebut warga dengan sunami.

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Sabtu, Imam H Mastur, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Budi Nida, dan samping kiri tamu. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan hijau Sanah Tapha, tapih hijau Amin, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada H Imi, Sony Ashar, Bandi Puspa, Budi Nida, Sariansyah, anak Budi Nida, dan tamu. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah, dalam keadaan cerah.


[SABTU, 17 AGUSTUS 2019]

>Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi dibawa Kereta Kencana dari Monumen Nasional (Monas) ke Istana Negara.

>Kirab Drumband Genderang Suling Caraka Lokananta kawal kirab. Dua anggota Paskibra Tahun 2018 bawa Teks Proklamasi dan Bendera Pusaka.

>Kereta Kencana dipinjam dari Purwokerto. Kereta itu bernama Ki Jaga Raksa.

>Perwakilan Kerajaan Nusantara ikut upacara bendera HUT ke 74 RI Tahun 2019 di Jakarta.

>Pasukan Berani Mati tayang di MNCTV, Sabtu siang. Filmi ini dibintangi Barry Prima, Roy Marten, Dorman Borisman, WD Mochtar, dll. Film ini pernah saya tonton saat masih anak-anak dulu. Yakni di video yang diputar di rumah tetangga, disaksikan saat sore, dengan membayar. Kapan film itu dibuat? Di mana latarnya? Saya tak tahu pasti.

>Pulang shalat fardhu Maghrib, malam Ahad, ada pengendara sepeda motor ber-plat KT, seorang laki-laki muda, arah ke Banjarmasin, bertanya jarak, dan apakah ada hutan? Mengaku berasal dari Long Ikis, Kaltim.

>Supi H Lansani bekerja di Mapolda Kalsel. Ia lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin.


[JUM’AT, 17 DESEMBER 2021]

>Masalah hari ini yang saya hadapi. File puisi di laptop madrasah yang biasa saya pakai, jumlahnya sekitar 21 judul, dan diketik dalam beberapa hari, hilang atau lenyap, karena kesalahan penyimpanan. Tentu ada rasa jengkel dan kecewa. Tapi saya ambil baiknya saja. Ada hikmah dibalik semua ini. Jadi pengalaman berharga agar tak terulang lagi kemudian hari.

>Masalah berikutnya, ban dalam belakang sepeda motor saya, kempes atau miris. Sudah diisi angin dengan  pompa madrasah, Jum’at pagi, tetap ban-nya kempes. Tak ada duit. Kalau ada duit bisa langsung ditambal, atau beli ucus baru. Yang penting dulu, sepeda motor bisa dibawa pulang ke rumah. Urusan lain, mengganti ban dalam yang baru atau ditambal nanti saja, kalau ada rejeki.

>Hanya sedikit yang saya ingat saat Khotbah shalat Jum’at di Masjid Besar Al Aman Angkinang, yakni kata Khatib dunia adalah jembatan menuju akhirat. Pada shalat Jum’at kali ini saya memakai baju seperti Jum’at-Jum’at sebelumnya, pakaian kebangsaan sejak beberapa bulan silam, baju sasirangan kuning, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Posisi saya saat shalat shaf belakang sisi kanan. Samping kanan orang Lukdalam, dan samping kiri jamaah lain. Cuaca di luar Masjid Besar Al Aman Angkinang dalam keadaan cerah.

>Modal Amang Dugal ikut ASKS di Pagatan, Tanah Bumbu, adalah blog pribadi, Kompasiana, RPS, TelusuRI, dan TabirKota. Serta juga sebagai penikmat setia Mongabay Indonesia.

>Amang Dugal punya rencana bisa menulis di TelusuRI. Do’akan saja ya semoga keinginannya itu bisa jadi kenyataan. TelusuRI adalah sarana yang tepat penyaluran hobi Amang Dugal yang senang membaca, menulis, dan jalan-jalan. Ia akan mempromosikan Kalimantan Selatan lewat media itu. Dalam satu bulan minimal 1 tulisan dan maksimal 5 tulisan akan ia kirim. Seputar tempat menarik yang ada di setiap kabupaten / kota di Kalsel. Jadwal liputan sekaligus penayangan tulisan itu sebagai berikut. Januari Kabupaten Tabalong dan Kabupaten HST, Februari Kabupaten Tanah Bumbu, Maret Kabupaten Tanah Laut, April Kabupaten Balangan, Mei Kabupaten HSU, Juni Kabupaten Kotabaru, Juli Kota Banjarbaru, Agustus Kabupaten Banjar, September Kota Banjarmasin, Oktober Kabupaten Barito Kuala, November Kabupaten Tapin, dan Desember Kabupaten HSS. Berarti dalam setahun Amang Dugal bisa mengirim sekitar 44 tulisan ke TelusuRI.

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Jum’at, Imam Rasyidi, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Budi Nida, dan samping kiri Sariansyah. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Budi Nida, Sariansyah, Bandi Puspa, Sony Ashar, dan H Imi. Pembaca Do’a Bandi Puspa. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan mendung.


[SELASA, 30 APRIL 2019]

>Beberapa momen menarik pertemuan Amang Dugal dengan Vita Ilung, setelah membantu memperbaiki motornya, sepulang dari mengikuti Majelis Taklim di Balangan. Tengah hari di Masjid Mubarak Birayang. Pukul 13.30 WITA di Pondok Es Gunung Titi Limpasu. Ke rumah Amang Dugal setelah Ashar ditemani ke pananambaan sakit gigi. Di Masjid Agung Riadhusshalihin Barabai setelah Ashar. Di rumah Hariadi dan Halimah Ashar mamancuk. Di warung Arema Ilung setelah Maghrib. Ke Makam Datu Kandang Haji Juai Balangan, hari Ahad. Saruan ke pangantin, adiknya Vita.

>Puluhan buku tentang sastra dan genre lain diberikan Amang Dugal kepada Vita.

>Beberapa judul buku karya Amang Dugal diberikan kepada Vita. Yakni Kumpulan Puisi Pribadi, Pengalaman Misteri, Kisah Bahasa Banjar, Kumpulan Puisi dengan penyair muda Mojokerto, Kumpulan Puisi dengan Penyair Medan, Kumpulan Tulisan di Kompasiana, dan Kumpulan Tulisan Perjalanan Mengesankan di TelusuRI.

>Kata Amud, Acil Iyam datang / pulang kampung dari Samarinda dengan suaminya.


[KAMIS, 16 DESEMBER 2021]

>Usai shalat Isya, malam Jum’at, buang ayam mati yang tergeletak di dekat tiang lampu lantas kuning. Sudah berbau busuk.  Mungkin sudah mati beberapa hari. Ayam itu dengan alas seadanya saya bawa menuju rumah. Dibuang dengan ditimbai ke belakang rumah. Rencana nanti pagi akan saya buang ke tempat jauh dari rumah.

>Paman tukang asal Sungai Raya, belum tuntung-tuntung juga bagawi di MTsN 3 HSS. Masih membenahi kekurangan sana-sini pintu kaca ruang Tata Usaha. Saya tak bisa dengan leluasa bekerja. Cukup di dalam ruang arsip, untuk melanjutkan pekerjaan harian dengan laptop. Tak bisa bekerja di meja kerja seperti biasa.

.>Shalat Maghrib di Langgar Al Kautsar, malam Jum’at, Imam Yus’an. Posisi saya saat shalat shaf depan kiri. Samping kanan Farid Rini, dan kiri Azhari. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar cerah.

>Shalat fardhu Isya di Langgar Al Kautsar, malam Jum’at, Imam Yus’an. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Harmuni, dan samping kiri Bandi Puspa. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar cerah.

>Pagi Kamis, saya menemukan media online bagus berkualitas, cukup memotivasi saya dalam menulis. Yakni TelusuRI, di bawah naungan Tempo. Berupa tulisan dari pembaca / warga tentang kegiatan perjalanan, catatan perjalanan, tempat wisata, kuliner, dsb. Ada niat ikut juga berpartisipasi menulis di TelusuRI. Asal mula penemuan media itu, saat saya iseng mengetik di mesin pencarian google nama Djoko Subinarto, blogger yang sering saya temui tulisannya di Mongabay Indonesia. Saat saya buka ternyata  ada banyak tulisan menarik Mas Djoko Subinarto di TelusuRI. Lantas saya berselancar secara sekilas tulisan-tulisan lainya yang ada  di TelusuRI. Ternyata sesuai dengan selera hati.

>Malam Jum’at, usai shalat Maghrib, ke kios Danty Uwat. Ambil paket KKS. Dilayani Danty. Katanya masuk 4 bulan, berarti nilnya Rp 800 ribu, Karena satu bulan Rp 200 ribu. Danty print out bukti, ternyata ada gangguan. Jadi yang ter-print out satu bulan saja, jadi sisa 3 bulan lagi yang belum ter-print out sebagai bukti pengambilan. Kartu ditinggal, nanti lain waktu diambil. Jadi beras yang diterima sebanyak 69 liter berupa beras Siam Kupang seharga Rp 10 ribu/liternya. Kemudian telur itik dan ayam ras sekitar Rp 100 ribu. Beras saya jadikan dua kadut, masing-masing satu kadut berisi 34 liter, dan satunya berisi 35 liter. Juga telur dibedakan dengan dua bungkusan plastik, berisi telur ayam ras lebih banyak, sementara itik beberapa putir saja. Saat tiba di depan rumah. Ada insiden kecil terjadi, hentakan bagian depan sepeda motor yang sarat muatan, mengakibatkan beberapa telur ayam ras pecah. Saat saya tiba di rumah, dicek ternyata ada sekitar 5 butir yang pecah. Lalu telur itu langsung digoreng ibu saya malam Jum’at itu juga. Terima kasih Ya Allah, telah memberi rejeki kami berupa banyak beras dan beberapa telur, tahan untuk makan beberapa hari ke depan.


[KAMIS, 1 AGUSTUS 2019]

>Sri Wartinah antar wadai, Kamis jelang malam Jum’at, di tempat Nisa, untuk aruh shalat Hajat Haji Ipah dan Lutfi.

>Menu masakan shalat Hajat di tempat Abahnya Nisa, malam Jum’at, berupa ayam bastik.

>Sri Wartinah dan Nisa Tanbu ke Barabai, urus keuangan di KPPN Barabai, Kamis pagi. Sri dan Nisa sempat saksikan peristiwa kebakaran dekat Kantor Pos Barabai, saat sedang makan siang.

>Usai shalat Hajat di tempat Abahnya Nisa, saya pulang jalan belakang rumah Hj Asa bakadap. Karena di depan banyak orang, tepatnya depan rumah Ipung. Mungkin ada Urunan Yasinan, tapi di mana?

>Saya ini kalau melihat anak pramuka jaman sekarang agak iri. Kenapa? Mereka cukup manja, tak mandiri saat ikut perkemahan, setelah menyiapkan segalanya. Tinggal berangkat awak saja, semua sudah disiapkan pihak sekolah, tak ada lagi kerja kerasnya.

>Beban untuk saya dari Abahnya Nisa, menemani kalau mau ke WC, shalat dan berwudhu, shalat Jum’at di Masjid Besar Al Aman Angkinang.

>Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Ulum Kandangan mulai Praktek Mengajar B di MTsN 3 HSS.

>Lebih cepat lebih baik, tapi jangan tergera-gesa.


[RABU, 15 DESEMBER 2021]

>Anggaran yang diketok Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Kalsel Tahun 2022 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Rp 2 miliar, sementara pada PORPROV empat tahun sebelumnya di Kabupaten Tabalong, Rp 10 miliar.

>Sajian manis di pagi Rabu yang indah. Ada lapat bakuah lauk haruan baacan. Lalu ada guguduh pisang manurun ganal. Mungkin harga guguduh itu Rp 2 ribu, kalau Rp 1 ribu tak mungkin. Saya tak tahu di mana ibu membeli guguduh itu.

>Rabu pagi sawat, Inur Jawa memberitahu kalau ada anak itik japun, yang dikurung suaminya, Karena memakan ampakan padinya, terpaksa dikurung. Lantas saya ke sana membawa kadut. Anak itik itu dikurung di kotak buah belakang rumah Inur Jawa. Lalu saya memasukkan ke dalam kadut untuk dibawa pulang ke rumah. Saya minta rela dan minta maaf, serta berjanji akan mangurung itik itu agar tak mengganggu tanaman padi lagi. Ini  peringatan kedua, itik saya mengganggu tanaman padi orang. Sebelumnya beberapa minggu silam, taradak mereka juga dimakani itik japun yang saya lepas. Mereka minta dikurungakan itik tersebut. Takut nanti mati karena makan puradan, mereka tidak bertanggungjawab.

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Rabu, Imam H Mastur, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Sony Ashar, dan samping kiri Rasyidi. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Budi Nida, Bandi Puspa, Chamuy, Rasyidi, H Imi, Bahrudin, Sony Ashar, Sariansyah, dan anak Budi Nida. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar dalam keadaan cerah.


[SELASA, 14 DESEMBER 2021]

>Selasa pagi, perangkat Desa Angkinang Selatan, dipimpin langsung Pj Pambakal Ramlianor, ke MTsN 3 HSS, pantau penerapan Prokes Covid-19 untuk para guru, karyawan madrasah,  dan para siswa. Termasuk pula yang ikut anggota BPD Rusdi Anil dan Yati.

>Hujan lebat, Selasa siang, jelang shalat Dzuhur, mengguyur Hangkinang dan sekitarnya.

>Selasa, ke tempat Iyang, sepulang dari madrasah, beli bol listrik, mie instan, dan Teh Gelas. Total Rp 20 ribu.

>Rejeki anak shaleh, hari Selasa. Ada diberi Umanya Madan ayam belum matang, dan segelas minyak goreng bekas menggoreng wadai untuk.

>Berhutang anu Yadi Pakumpayan, Selasa pagi, Rp 100 ribu.


[JUM’AT, 12 JUNI 2020]

>Jum’at pagi, ke warung Mama Icha, pesan teh dan wadai. Konsumsi pewawancara Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Hulu Sungai Selatan (HSS) Tahun Pelajaran 2020/2021. Kemudian Fauzan Azima yang ambil pukul 09.00 WITA.

>Ada apa Abin dengan Rizal, usai shalat Isya, malam Sabtu, di bangku depan Langgar Al Kautsar. Tampak saya perhatikan, Abin mencatat dengan pulpen dan kertas. Sementara Rizal memberi nomor seseorang di hp-nya. Ada nama Irul Bakarung.

>Malam Sabtu, di kios Danty Uwat, usai shalat Maghrib, selain urus KKS dan transfer duit yang dilayani Ipit, Laki Danty, juga saya beli mie instan, air mineral botol, Extra Joss, dan BR hayam.

>Meski teve sudah baik, radio tetap saya dengarkan. Buka teve usai Maghrib hingga selesai Isya, setelah itu teve dimatikan, jadi radio dinyalakan. Hingga mau tidur baru radio dimatikan. Lewat radio saya bisa mendengarkan lagu-lagu kesayangan.

>Kalau dulu yang jualan Es Lahang di tepi jalan adalah laki-laki, sekarang perempuan. Mengaku berasal dari Wasah. Saya tak tahu apa hubungan dengan yang dulu. Perempuan itu mengaku membawa satu kotak berisi 100 gelas plastik Es Lahang.


[AHAD, 12 JANUARI 2020]

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Ahad, Imam Rasyidi. Posisi saya saat shalat shaf depan tengah. Samping kanan Iful Dayah, dan samping kiri Rizal.

>Ada orang meninggal dunia di Lukdalam. Keluarga Madun dan Pak Dahri. Faridah, namanya, Guru TK. Amplop kifayah diserahkan Imun Isai saat Subuh di Langgar Al Kautsar, mungkin beliau datang dari Lukdalam baca Al Qur’an. Waktu pelaksanaan shalat Fardhu Kifayah pukul 13.00 WITA.

>Kuliah Maghrib di Langgar Al Kautsar, malam Senin, bersama Ustadz Sairazi. Tentang murah rejeki dan kemudahan dalam menjalani hidup bertaqwa dan menjalin silaturrahmi. Kubur merupakan awal dari akhirat. Terhindar dari siksa kubur diantaranya sedekah dan membaca Al Qur’an. Mendapat siksa kubur kencing sembarangan tempat. Kata Ustadz Sairazi, Kepala Desa Parigi, Daha Selatan, mengaku tiap bulan sumbang dana ke warga kurang mampu. Ajang Kuliah Maghrib di Langgar Al Kautsar sebagai sarana silaturrahmi dengan kerabat, jiran, dan kampung.

>Shalat fardhu Isya, malam Senin, Imam Ustadz Sairazi. Posisi saya saat shalat shaf depan kiri. Samping kanan Rasyidi, dan samping kiri Maseri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)