Goa Liang Bangkai berada di Desa Dukuh Rejo,
Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu. Berjarak sekitar 40 kilometer dari Batulicin,
ibukota Kabupaten Tanah Bumbu. Menurut Tatha Siza, warga Pagatan yang pernah
berkunjung, ada puluhan pintu goa ada disana. “Jalannya lumayan susah kalau
lagi musim hujan,” ujar Tatha Siza.
Disini bersarang burung dan kelelawar.
Di goa utama, dikatakan Tatha Siza ada batu yang menyerupai orang yang sedang
menyusui. Tapi medan cukup ekstrem untuk sampai kesana. Kendaraan bisa masuk
langsung. Disana ada juga batu seperti seorang putri. “Namun tak sempat memfoto
karena diserang kawanan tawon,” ujar Tatha Siza.
Mobil bisa masuk kawasan goa pada musim
panas, kalau musim hujan mobil double gardan yang enak digunakan. Tatha
mengatakan dinamakan Goa Liang Bangkai sebab banyak ditemukan tulang belulang
manusia, selain itu ada ada Goa Babi, tempat babi hutan berkembang biak.
Goa
Liang Bangkai yang menjadi objek wisata unggulan di Bumi Bersujud, bukan hanya
karena keindahan alamnya, tapi goa itu juga sarat nilai sejarah. Berdasarkan
penelitian, goa tersebut pernah ditinggali manusia sejak ribuan tahun silam.
Balai Arkeologi Kalimantan Selatan bersama Geolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) pernah melakukan penelitian di sana.
Penelitian
yang berlangsung pada 2010 ini, menemukan beberapa bukti. Di antaranya
tulang rangka manusia yang ditemukan tahun 2014.
Peneliti
kemudian mengirim sampel rangka tersebut ke Selandia Baru untuk
ditindaklanjuti untuk mengetahui jenis kelamin dan usia. Namun, hasilnya
mengecewakan.
"Kolagennya
habis. Jadi umurnya masih belum diketahui," kata Bambang Sugiyanto
dari Balai Arkeologi Kalimantan
Selatan.
Selain
rangka manusia, di goa itu juga ditemukan peninggalan berupa peralatan makan. Saat
itu, manusia penghuni gua menggunakan batu serpih yang fungsinya sama
dengan pisau. Manusia masa itu belum mengenal logam.
Di
dinding goa terdapat gambar atau lukisan hewan. Bahan gambarnya
seperti arang, tapi ternyata bukan arang. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar