Selasa, 09 Januari 2018

Begini Cerita Tentang Asal Usul Angkinang

Rabu, 10 Januari 2018


Konon, di sebuah wilayah terdapat sebuah dataran yang subur. Ada pohon-pohon besar dan tinggi. Beraneka ragam hewan hidup damai di dalamnya. Disana tinggal beberapa orang dengan anggota keluarganya.



Yang dapat hidup dengan aman, damai, tenteram meskipun dengan mata pencaharian yang tak menentu. Baik berkebun, menangkap ikan di sungai ataupun rawa-rawa. Daerah tersebut belum mempunyai kesepakatan nama daerah ataupun wilayah.



Pada suatu waktu, di daerah tersebut kedatangan seorang laki-laki yang gagah perkasa membawa sadapung (seikat) padi yang sudah matang. Disambut dengan baik oleh sekelompok orang yang bertempat tinggal di tempat tersebut. Dengan ramah, saling tegur sapa sehingga terjalin persahabatan dan keserasian hubungan bermasyarakat.



Laki-laki tersebut mempunyai pengetahuan yang banyak dan bermanfaat untuk kehidupan orang banyak. Terutama dibidang pertanian. Dengan bekal kemampuannya dan dengan modal benih yang dibawanya.



Dia memberikan pelajaran bagaimana cara menanam padi sampai dengan memanen hasil pertanian tersebut. Sehingga semakin lama penduduk di daerah tersebut mempunyai kebiasaan bercocok tanam sebagai salah satu usaha pemenuhan kebutuhan pokok mereka.



Akhirnya, daerah yang awalnya hanya dihuni oleh beberapa orang tersebut, semakin berkembang dan semakin ramai karena banyaknya pendatang. Baik yang hanya sekedar singgah maupun yang juga tinggal dan menetap disana.



Seiring bergulirnya waktu, lama kelamaan diketahui bahwa seorang laki-laki tersebut ternyata mempunyai suatu kebiasaan yaitu makan daun sirih atau yang oleh warga disebut manginang. Kemudian, orang itu dianggap telah menabur kebaikan kepada mereka.



Maka mereka memberinya gelar Hangkinang. Hang diartikan sebagai manusia perkasa atau pendekar. Kemudian Kinang diartikan  sebagai kebiasaan makan daun sirih (manginang). Akhirnya, lama kelamaan gelar tersebut kemudian disepakati untuk dijadikan sebagai nama daerah mereka bertempat tinggal.



Kemudian dikenal sebagai kampung Hangkinang. Seiring perkembangan waktu nama Hangkinang sampai kini masih melekat dan dikenal menjadi nama Angkinang. Wilayah ini sekarang masuk wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)