Konon, di sebuah wilayah terdapat sebuah
dataran yang subur. Ada pohon-pohon besar dan tinggi. Beraneka ragam hewan
hidup damai di dalamnya. Disana tinggal beberapa orang dengan anggota
keluarganya.
Yang dapat hidup dengan aman, damai,
tenteram meskipun dengan mata pencaharian yang tak menentu. Baik berkebun,
menangkap ikan di sungai ataupun rawa-rawa. Daerah tersebut belum mempunyai
kesepakatan nama daerah ataupun wilayah.
Pada suatu waktu, di daerah tersebut
kedatangan seorang laki-laki yang gagah perkasa membawa sadapung (seikat) padi yang sudah matang. Disambut dengan baik oleh
sekelompok orang yang bertempat tinggal di tempat tersebut. Dengan ramah, saling
tegur sapa sehingga terjalin persahabatan dan keserasian hubungan
bermasyarakat.
Laki-laki tersebut mempunyai pengetahuan
yang banyak dan bermanfaat untuk kehidupan orang banyak. Terutama dibidang
pertanian. Dengan bekal kemampuannya dan dengan modal benih yang dibawanya.
Dia memberikan pelajaran bagaimana cara
menanam padi sampai dengan memanen hasil pertanian tersebut. Sehingga semakin
lama penduduk di daerah tersebut mempunyai kebiasaan bercocok tanam sebagai
salah satu usaha pemenuhan kebutuhan pokok mereka.
Akhirnya, daerah yang awalnya hanya
dihuni oleh beberapa orang tersebut, semakin berkembang dan semakin ramai
karena banyaknya pendatang. Baik yang hanya sekedar singgah maupun yang juga
tinggal dan menetap disana.
Seiring bergulirnya waktu, lama kelamaan
diketahui bahwa seorang laki-laki tersebut ternyata mempunyai suatu kebiasaan
yaitu makan daun sirih atau yang oleh warga disebut manginang. Kemudian,
orang itu dianggap telah menabur kebaikan kepada mereka.
Maka mereka memberinya gelar Hangkinang.
Hang diartikan sebagai manusia perkasa atau pendekar. Kemudian Kinang
diartikan sebagai kebiasaan makan daun sirih (manginang). Akhirnya, lama kelamaan gelar tersebut kemudian
disepakati untuk dijadikan sebagai nama daerah mereka bertempat tinggal.
Kemudian dikenal sebagai kampung
Hangkinang. Seiring perkembangan waktu nama Hangkinang sampai kini masih
melekat dan dikenal menjadi nama Angkinang. Wilayah ini sekarang masuk wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar