Kamis, 14 Maret 2013

KENANGAN TAHUN 2009

Kamis, 14 Maret 2013




                                KOTABARU 2009

Hari itu saya bangun lebih awal dari biasanya. Namun hujan lebat sedikit membuat saya malas bangun. Tapi karena termotivasi, hari ini akan berangkat ke Kotabaru bajalanan dengan guru-guru MTsN Angkinang, saya cepat-cepat mengambil air ke sumur.    Selesai mandi saya berpakaian, shalat Subuh, dan sarapan pagi. Pukul 08.00 WITA saya berangkat menuju sekolah jalan kaki. Memakai payung saya menerabas hujan jalan Tembok Rel.
Ini untuk pertama kali saya ke Kotabaru. Yakni pada tanggal 5 s/d 7 Januari 2009. Bertepatan dengan libur ulangan semester ganjil.
    Bersama rombongan MTsN Angkinang naik bus carteran milik Pemkab HSS. Selain saya yang ke Kotabaru adalah Bapak Kepala, M. Syakhrul, AB beserta isteri dan anaknya, Ratna Sari. Lalu Kepala TU, Bapak Samideri, Bapak Rudi, Bapak Sam’ani, Saleh Suaidi, Haitami, Yamani, Mukhli, H Reza, Maulia Ulfah, Ridha, Dewi Nuzuliah, Mariyani beserta anak, Khairi beserta suami dan anak, Muslihan beserta anak, Rabiatul beserta anak. Saya kebagian bangku bagian belakang.
Sekitar pukul 10.00 WITA baru berangkat. Di Kandangan jemput sana jemput sini. Berangkat ditengah guyuran hujan lebat. Di tengah jalan tepatnya di Batu Bini air sungai meluap. Banjir menggenangi jalan dan rumah warga. Kami terus jalan menerabas genangan air.
    Mawangi, Lumpangi, Malinau (HSS) terlewati. Di Batung, Tapin kami singgah. Mau membasuh muka dan buang air kecil di sebuah masjid di daerah tersebut. Disini terjadi insiden lucu. Lia dikejar seekor anjing. Ia takut hingga lari terbirit-birit menuju bus. Hingga jadi bahan candaan saat berada di dalam bus ketika melanjutkan perjalanan.
    Berbagai daerah telah terlewati. Sisi kiri-kanan jalan yang dilewati adalah jurang. Rasa ngeri juga melihatnya. Takut jatuh. Di dalam bus banyak berdo’a. Di tengah perjalanan istirahat. Sarapan siang dan shalat Dzuhur. Kotabaru masih jauh. Diperjalanan saya merasa bosan dan ingin cepat sampai. Memasuki jalan khusus tambang batubara.
    Sore berada di Batulicin, Tanah Bumbu. Sempat singgah ada yang mau shalat Ashar dan sekedar cuci mata.
Bus terus melaju dengan kecepatan sedang. Tiba di ferry penyeberangan menuju daratan Kabupaten Kotabaru. Dalam ferry terasa begitu nikmat menyaksikan pemandangan laut yang luas dan indah. Tiba di daratan Kabupaten Kotabaru. Namun kotanya masih jauh.
    Tiba di Kotabaru menjelang shalat Isya tiba. Di depan sebuah kantor partai politik Kotabaru. Diambili seorang laki-laki, keluarga Bapak Samid menuju rumah tempat kami menginap nantinya.
    Tiba di rumah keluarga Bapak Samid saya langsung cari kamar mandi. Langsung mandi duluan. Setelah itu beres-beres tas dan beristirahat. Saya merebahkan diri melepas lelah dan capek. Malam itu saya kebagian tempat di belakang dekat ruang makan bersama Bapak Udin, suami ibu Khairi.
    Setelah makan malam sempat mau jalan-jalan ke tepi laut. Tapi tidak tahu jalan jadi batal. Sempat singgah di sebuah toko beli sesuatu. Termasuk juga beli domino untuk menghantar tidur malam.
    Kembali ke rumah. Yang lain main domino dan nonton teve. Saya sibuk menulis. Ya, saya sedang menulis catatan perjalanan yang dialami hari ini. Selain itu, kebetulan juga saya jadi koresponden media. Jadi saya harus menulis minimal dua berita untuk dikirim. Kebetulan saat diperjalanan masih di wilayah HSS menyaksikan banjir. Lantas lewat HP saya konfirmasi sana-sini kepada yang berwenang di Kandangan. Biar besok sudah masuk beritanya.
    Besok hari perjalanan cukup padat. Ke Pantai Gedambaan / Sarang Tiung.  Pantai ini telah lama saya kenal lewat koran. Namun baru kali ini bisa menginjakkan kaki kesana. Karena bukan hari libur jadi pengunjung tidak banyak. Tahun Baru disana baru saja digelar acara pesta pantai. Itu diketahui lewat spanduk yang terpampang di tengah jalan. Tiba disana kami disambut deburan ombak dan suasana khas laut. Ada orang bermain banana boat. Saya, Mukhli, dan Bapak Sam’ani pergi menyepi. Sekitar hutan mangrove. Cari kerang dan binatang khas pantai untuk dijadikan kenang-kenangan, bahwa saya pernah datang ke pantai.
Lalu ke Pasar Kemakmuran Kotabaru dan Mall Limbur Raya. Beli oleh-oleh khas Kotabaru. Disini saya mengalami masalah. Kala selesai beli oleh-oleh berupa ikan laut, kerupuk iakn, dsb tiba-tiba bungkusannya jatuh ke bawah. Saya panik. Dengan rasa malu saya terpaksa juga turun ke bawah mengambilnya. Lumayan juga jaraknya sekitar 3 meteran. Selesai berbelanja balik ke penginapan. Istirahat.
    Malam Jum’at ke Taman Siring Laut Kotabaru. Menikmati malam. Disana ternyata ramai dengan kegiatan walaupun sedang malam Jum’at. Pulang dar Siring Laut, saya, Dedi, Tami, dan Mukhli singgah di tengah jalan. Yang lain pulang ke rumah. Kami mau mencari makanan. Saat itu sudah larut malam. Ketemu warung bakso. Kami memesan bakso dan teh es. Kami pulang “olahraga”. Jarak dari warung bakso ke rumah kami menginap lumayan jauh. Keringatan ketika sampai. Saat kami tiba yang lain sudah tiduran.
    Jum’at pagi kami pulang. Singgah shalat Jum’at di sebuah masjid di kawasan tambang batubara. Sampai ke rumah menjelang maghrib. Perjalanan beberapa hari ke Kotabaru begitu melelahkan namun cukup berkesan dan takkan terlupakan seumur hidup.

                                      Kandangan – Kotabaru, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...