FLORA ANGKINANG

Senin, 30 April 2012

 Mahkota Dewa

Lombok Parawit

Pulut-pulut

Kambang Kastila

Katu

Limau

Nyiur

KUMPULAN PUISI AKHMAD HUSAINI

Senin, 30 April 2012

AKHMAD HUSAINI

Kumpulan Puisi

Penyair

Juga

Manusia

Sketsa HSS

www.sketsahss212.blogspot.com

Menguak Hulu Sungai Selatan Lebih Jauh

2012

BILA SUNYI

Suara keras menggelegar memekikkan telinga

Dan kesunyianlah yang kuterima

Aku sudah bosan disini

Tak ada perubahan

Salahkah aku ?

Ingin rasanya aku melangkah pergi

Meninggalkan tempat ini

Tempat yang pernah memberikan kenangan

Tentang hidup yang penuh nestapa

Tapi aku akan terus berjalan

Meninggalkan suara-suara nyaring

Yang memekikkan telinga

Aku ingin mandiri berdaya guna

Dengan senyuman kecut

Memberi arti tanpa kesia-siaan

Perasaan takut kerap melanda

Disegani orang

Aku pergi ingin memberi arti

Kuajak lamunan mengentalkan keraguan

Kandangan, Maret 2011

ORKESTRA PEJUANG

Langkah pasti memberi inspirasi

Dalam tautan imaji

Kita harus berjuang melawan intimidasi

Dan penindasan masa kini

Hidup yang teramat kejam

Kenapa ada kesenjangan

Terasa ada keminderan mendera

Yang mengingatkan dalam pikiran

Ada kemegahan yang tak mudah digapai

Ada perbedaan di depan mata

Yang mengintai dalam beragam aplikasi

Perjuangan dulu yang pernah mereka lewati

Membentang

Memberi harap

Satu tuju menggayut satu kata

Merdeka !

Kandangan, 17 Mei 2011

DEBUR OMBAK DI KELEMBUTAN

Mentari menggantang berada menantang

Waktu terus semakin garang

Dan desah nafas menjadi goyang

Impian hina yang merengkuh diri

Ingin kucepat pergi

Tinggalkan tempat ini

Yang penuh dengan onak dan duri

Kenapa aku sampai disini ?

Serasa hidup sampai mati

Ketika kulihat dua sejoli mementas haru

Hiruk-pikuk di tengah keramaian

Tumpukan kecantikan berbaur dengan desah mesra

Saat keindahan tubuh tak lagi terbatas

Nikmat sesaat hilangkan sejuta rasa penat

Bilakah aku merengkuh perahu kehidupan pasti

Yang tak hanya sebuah fatamorgana

Diam dan pergi dengan segala sesalan yang ada

Turut menantikan ketidakpastian

Antara malu dalam kepasrahan

Biarkan hati menangis tenggelam perlahan

Agar deburan ombak mengajak pergi

Sisakan karang kedukaan tempat menuju mati

Kandangan, 30 Juni 2011

TERUSKAN CITA-CITA ITU

Segenap pengabdian yang diberikan selama ini

Tak pernah terasa sia-sia

Langkah pasti memberi inspirasi dalam tautan imaji

Kau bina teratai yang mekar

Kaulah pejuang yang berkepribadian

Kau yang taat, tanggap, tangguh

Tandas, tangkas, terampil, dan tulus

Karena menurutmu setiap napas adalah ibadah

Dan bila berjalan sedekah

Dimana tinggal membawa berkah

Semua itu seharusnya menjadi semboyan hidupmu

Masa muda tempat kita menggapai segala asa

Aku tahu kamu sekarang bagai hidup segan mati tak mau

Terlindas oleh kemodernan

Tapi aku takkan pernah meninggalkanmu

Perjuangan dulu yang pernah kita lewati

Membentang memberi harap

Satu tuju menggayut sebuah makna tentu

Kita harus bahu-membahu

Meneruskan cita-cita itu

Kandangan, Mei 2011

BERAT HATI

Terasa berat kaki untuk melangkah

Seakan ada beban menghimpit

Pikiran kelu meresah

Bolak-balik ingin menyatukan arah

Kenapa ini bisa terjadi ?

Akibat apakah ini ?

Dendam tiada salahkah ?

Atau kecamuk diri yang nista

Membayang membias hari-hari penuh liku

Untuk yang terakhir kali aku berkaca

Datar menderus perjalananku

Himpit dadaku dengan gejolak asmara

Yang tak akan menggoyahkan niatku

Apakah ini hanya selapis visi dan misi

Yang kau emban silam hari

Diwaktu yang berkenan menafakuri diri

Lihai merenda

Bibir tipismu manis menggula

Ditatapan terali besi setiap hari

Harapan sirna menyesali diri

Kelihaian dalam berapologi

Penasti yang tiada henti

Anganku tinggal selamat jalan diinti diri

Kandangan, 20 April 2011

SANG JAWARA

Jaya dan pantang menyerah

Benamkan musuh-musuh tanpa mengalah

Ciptakan prestasi terbaikmu

Jangan sombongkan kehebatanmu

Kau adalah kebanggaanku

Kutunggu kemenanganmu

Di lapangan kamu unggul

Perlihatkan kepada lawan

Permainan terbaikmu

Junjung tinggi fairplay dan sportivitas

Maju dan jayalah untuk naik ke atas pentas

Kandangan, 18 September 2004

MAAFKAN AKU

Maafkan aku

Bila ucapanku menyinggung perasaanmu

Kuakui saat itu aku sedang emosi

Sehingga meluap kata yang seharusnya

Tak terucapkan

Itulah kekhilafanku

Aku ingin kau tak

Memasukannya ke dalam hati

Kandangan, 2-4-2008

APAKAH SALAH AKU BEGINI

Ketenangan diri adalah penetrasi hati

Yang ingin jauh pergi

Kini seakan tak berarti lagi

Sementara gelombang nadi mulai meniti

Aku sedang ambisi menggapai keinginan tinggi

Apakah salah aku begini

Kandangan, 6 Juli 2004

UNTUKMU

Malam yang sunyi

Kutunggu kedatanganmu yang lama tak ada

Malam ini khusus untukmu

Lama tak merasakanmu

Ingin merayu tapi aku sedang sayu

Dan kehadiranmu hilangkan perasaan kelu

Kandangan, Januari 2004

DAN GAIRAH ITUPUN HILANG

Aku tak punya semangat lagi menjalani tiap detik

Menuju sebuah ambisi yang panjang

Karena keangkuhan dan sentimen

Membaur jadi satu seperasaan

Dan kesombonganpun berhamburan

Banjarmasin, 14 Sepetember 2004

SERIANG PESONA

Purnama memunculkan sinar baru

Yang datang seriang pesona

Nikmati pemandangan nafiri palsu

Kau balikkan suasana

Suka dan duka menyatu padu

Giatkan tali asmara pembuat senang

Dalam jalan petualangan

Mewujudkan janji-janji yang menikam hati

Kandangan, Juli 1998

OMBAK DAN NODA

Roh negeri keniscayaan yang mengerang jauh

Adaptasi mimpi yang sedia mengulur sauh

Hilang setangkai akasia karena melirik jambangan sirna

Ada harapan dari segenap yang indah

Dara-dara turun malam

Yang beraksi di wajah kota

Ramai disaat gulita menyerang

Ada canda dan tawa diiringi lenguhan nafas jantan dan betina

Ia terdampar di karang asmara

Antara debur menghantam noda

Namun lupakah mereka yang buta akan dosa

Kandangan, 22 Juni 2004

MUYAK SUDAH MAHADANGI

hilang kesabaran

kenapa mesti menunggu

berhari-hari seperti ini

muyak tahulah sudah aku mahadang

nang ada tapi kabur

kenapa terjadi seperti ini ?

hawat mandatangikah ?

karena kami miskinkah ?

kabelnyakah kada mayu ?

urangnyakah auran ?

redamlah emosimu

lampiaskan emosimu

besok di sekolahmu

anu anak murid

atawa anu bubuhan ppl stai

Kandangan, 17 Oktober 2011

HARI NANG GUNDAH

Kucing sauli-ulit

Teve kabel kada dipasang-pasang

Muyak sudah mahadangi

Laptop takantup takutan mambuka

Takutan rusak

Lapar

HP dibariakan

Malam minggu acara teve kada rame

Marga dua teve haja

Nang manyambut SCTV wan Trans TV

Kaya ini taruskah hari-hariku

Almanak haja kada baisi

Kucing maulit tarus kanapakah

Jangan pina harat

Banyu WC banyu masalah

Asa ririnyian

Kandangan, 14-10-2011

INILAH JALAN HIDUPKU

Pasrah aku menjalani hidup ini

Tak ada gairah lagi

Lamunan itu hilang seketika

Biarlah aku disini dalam ketidakpastian

Dalam kemalasan dan trauma mendalam

Ada kebencian

Inikah jalan hidupku

Kandangan, Mei 1999

INGIN

Aku ingin seperti mereka

Hidup enak selalu bahagia

Kini bersiaplah untuk menerima hadiah

Sebuah piala kepuasan bathin

Kandangan, 6 Juni 2008

Kumpulan Pantun Akhmad Husaini

Senin, 30 April 2012

AKHMAD HUSAINI

Kumpulan Pantun

Lestarikan

Baturai

Pantun

Sketsa HSS

www.sketsahss212.blogspot.com

Menguak Hulu Sungai Selatan Lebih Jauh

2012

PANTUN-PANTUN AKHMAD HUSAINI :

Bunga mawar bunga melati

Indah disusun dalam jambangan

Adikku sayang pujaan hati

Cinta abang sepanjang zaman

Pergi berlayar ke pulau seribu

Membawa bekal kelapa tua

Teguh belajar menuntut ilmu

Untuk bekal dihari tua

Asam kandis asam gelugur

Kedua asam riang-riang

Badan menangis didalam kubur

Teringat badan tidak sembahyang

Curiak si burung palung

Bakumpul lalu tarabang

Bakuriak maminta tulung

Kapala gundul tagapit lawang

Buah pepaya rasanya manis

Manisnya seperti madu

Percaya tidak percaya

Pacarku cuma kamu

Bujur haja lantingku gadang

Jangan jua sambarang tanjak

Bujur haja diriku bujang

Jangan jua sambarang handak

Lading amas lading balati

Tancapakan ka rapun katapi

Ading bungas jangan balaki

Hadangi kaka bajual sapi

Dari mana datangnya hulat

Datangnya hulat matan tanaman

Darimana datangnya surat

Datangnya surat dari pacaran

Anak warik anak hirangan

Anak bangkui si uwa-uwa

Biar baik dalam bilangan

Kada tarukui lawan nang tuha

Hayam putih tarabang ka jambu

Imbah ka jambu ka jamban pulang

Awak putih balaki guru

Imbah guru kumandan pulang

Jarang-jarang pang baulah hatap

Hatap sabidang mandua jariji

Jarang-jarang pang kita badapat

Halat sabulan mandua kali

Dimapa akal manimbai lunta

Akar manggis bakulilingan

Dimapa akal mambuang cinta

Nang hirang manis bakurihingan

Urang bahutang handak ditagih

Cagar bukah kada bataha

Amun ikam handak sugih

Rajin-rajin bagawi jangan kulir bausaha

Tangah hari maulah gangan

Campur sadikit lawan iwak sapat

Amun pian bajalanan ka Kandangan

Singgah di Parincahan makan katupat

Duduk dirampa batis dilipat

Ulah lalaran lawan tali haduk

Handak nikmat makan katupat

Pakai tangah haja kada basinduk

Burung pipit makan kasisiur

Darakuku mati kana himpat

Di kandangan banyak rapun nyiur

Gasan bahan baku baulah katuppat

Batis luka tajajak bibilah

Jarat kain lalu diikat

Ulahakan katupat cillah

Iwaknya haruan santannya nang likat

Tawak hadupan wan kayu bapangkih

Jumlah ikungnya ada lima

Siapa kada tahu lawan Pamangkih

Kampung urang baulah tilam wan wadah manuntut ilmu agama

Mutur tulak ka riam kiwa

Di tangah jalan manukar waluh

Rami malihat padang rawa

Wadah hadangan di sungai buluh

Ka pasar kamis nukar kuranji

Gugur sabigi dimakan kirat

Ada karajinan kupiah haji

Nang diulah bubuhannya di tabu darat

Tali lalaran dihiga wisi

Ampah ka kiwa ada lasung

Di Tanah Laut banyak wadah rikriasi

Kaya Pantai Batakan wan Pantai Takisung

Di Padang Batung banyak tugu

Tanda mahargai lawan pahlawannya

Satiap hari atawa satiap minggu

Banyak urang mandatanginya

Ari hujan napa diadu

Main dumlah wan bacatur

Siapa kada tahu lawan Sirkuit Marido

Wadah urang balajuan basapida mutur

Tulak ka Kaltim singgah di Kutai

Malihat kotanya pina takurijat

Candi Agung nang ada di Amuntai

Rahat didatangi urang nang baisi hajat

Kucing anak babalang tiga

Rami bamainan sapakawanannya

Amun handak rukun bakaluarga

Rahat basilaturrahmi satiap harinya

Urang sugih urang miskin

Hidup rukun jangan bamusuhan

Tahulah lawan kampung barikin

Banyak sasapu wan kuda ayunan

Sabigi kasturi ada bapira

Mantuk diutukar di banyu tajun

Sungai Garuda andaknya di Nagara

Wadah nang rami urang maunjun

Angin ribut rapun rabahan

Batang galam rabah ka padangan

Manyuar iwak jadi gawian

Dapat papuyu wan kalicingan

Banyak madu matan kalulut

Urang katuju marga manis rasanya

Di Banua Halat urang baayun maulud

Satiap 12 Rabiul Awal saban tahunnya

Manjahit baju lawan banang

Rabit sadikit dirataakan

Siapa kada tahu lawan binuang wan pulau pinang

Wadah panyinggahan  wan banyak rumah makan

Mancari anai-anai di balamika

Imbah ditubak dikaluarakan

Saban baisukan kandang dibuka

Nyaman hayam mancari makan

Bahasa Indonesia disambat kerbau

Hadangan bahasa banjarnya

Supaya kandang kada babau

Saban hari jangan kulir mambuangi tahinya

Ka Sungai Raya mancari puyuh

Singgah di Hamalau manukar nasi pundut

Amun hayam handak kada pauyuh

Saban malam dibuat kakadut

Rancak barabah karna sakit gigi

Maambil sirih lalu diracah

Hayam bahintalu sapuluh bigi

Talu minggu hanyar mamacah

Mancari iwak lawan jambih

Lalu diandak diancak sapida

Handak baingunan hayam saribu ikung labih

Tapi mudalnya kada-ada

Manyiram kambang sahari dua kali

Supaya tumbuh kada marana

Amun ada nang hakun mamudali

Barangham wani bahutang bayarnya kaina

Baisukan tulak bacari

Umpat bagawi manyamin batun

Tarima kasih lawan RRI

Karna ada acara babalas pantun

Tulak bajalanan handak malunta

Kada ingat bulik manuju jalan lurus

Ada jua nang hidup marista

Laki bini bahual tarus

Manjahit baju kada bakima

Karna kadada lubang

Agar-agar wan sumapan surungan partama

Nang kadua nasi kuning wan iwak hayam masak habang

Panjang pensil dua kilan

Sambil diraut supaya curing

Hujan baribisan kami bajalan

Naik gunung manyusur tabing

Minyak malindap tangan luyuh

Imbahitu dibawa baubat

Awak mulai uyuh

Kami singgah satumat

Hari Jumahat dicatuk dauh

Urang sambahiyang sudah masukan

Parjalanan masih jauh

Asa lapah manyampaiakan

Ka Taniran jalan Wawaran

Handak baurut karna tasilahau

Amun pacaran jangan kaliliwaran

Bacium bapagut kada tahu-manahu

Muha bangkak diigut wanyi

Mantuk mamuai parak jumbatan

Baduduaan di padang sunyi

Nang katiga adalah sitan

Kai Inas maulah lamang

Banyak bumbung di kiwa di kanan

Awak gatal pina bagimang

Marga mandi kada sing sabunan

Handak guring minum ubat CTM

Mulai barabah lalu tasandar

Wayahini rami radio FM

Basaing marabut hati pandangar

Handak baucap di ujung ilat

Kada ingat handak mancari

Sidin mambari nasehat

Baik-baik manjaga diri

Kakanakan rami basapatu ruda

Rami dijalan bagagasakan

Kami mulai manajak tinda

Karna kauyuhan kada kawa manarusakan

Maulah gangan pakai tipakan

Imbah makan ilat asa panas

Batahun-tahun kami manyiapakan

Mudahan suksis umpat Napak Tilas

Samalam makan pupudak

Hari ini makan lakatan

Tangah malam kami bamandak

Tatamu kai nini di tangah hutan

Mutur ganal bajurutan

Kalinya ada nang tabalik

Pamulaan asa takutan

Sakalinya sidin urangnya baik

Imbah makan banyak barimah

Sisa iwak ditukupi lawan piring

Mambawai masuk ka dalam rumah

Kami umpat guring

Jalan-jalan ka kota Mekkah

Jangan lupa beli kopiah

Kalau kaka ingin menikah

Hadang ading tuntung sakulah

Lading amas lading balati

Tancapakan ka limau kuit

Ading bungas jangan balaki

Hadang kaka mancari duit

Kitik-kitik daun rumbia

Daun nangka balik tilantang

Apik-apik dalam dunia

Api naraka sudah mahadang

Gugurnya iman karena nafsu

Gugurnya bunga karena layu

Luluhnya hati karena dirayu

Gugurnya kapala marga dipalu

Hari ini hari Kamis

Saputanganku gugur ka jurang

Hari ini aku manangis

Marga pacar diambil urang

Nyaman-nyamannya makan karak

Makan karak dipipiringan

Nyaman jua pacaran parak

Kawa jua batitiringan

Aku bingung soal IPA

Apalagi soal matematika

Aku bingung soal cinta

Apalagi cinta pertama

Sungguh indah bulan purnama

Tapi sayang tertutup awan

Sungguh indah cinta pertama

Tapi sayang tinggal kenangan

Buah manggis diatas pati

Buah rambutan dibungkus kain

Ading sudah ada dihati

Kada mancari nang lain

Pucuk pisang gadangnya layu

Kamana jua mambuangakan

Kuhadang-hadang baluman lalu

Kamana jua ading ai manakunakan

Antah baras buang karama

Puang cuntang diisuk ari

Kadakah maras hati adinda

Kakanda datang basarah diri

Banang kapas sangkut diparing

Handak dipintal cakada kawa

Kakanda bungas kamari guring

Ada bantal muat badua

Lamun jadi kita ka Kuin

Kain sajar kurabit dua

Lamun jadi kita takawin

Tikar salambar kurabit dua

Jalan-jalan ke simpang dua

Singgah bagunting di salun

Amun pian mancabang dua

Labih baik putusakan ulun

Gayang disalukut sampai mandah

Ambil tikar dijauhakan

Amun pian ada pamandangan indah

Ambil kudakan lalu abadiakan

Mangaut nasi buat ka baskum

Ambil suun cap karita

Napa gawian buhan PDAM wan Telkom

Inya marusak jalanan kita

Main badminton mamakai rakit

Imbah tuntung balalu mandi

Kada nyanyamannya manyandang sakit gigi

Salah saurang kada maingat makan iwak wadi

Banyak raja bagalar radin

Nang bini disambat parmaisuri

HSS jua digalari Bumi Antaludin

Wayahini dipimpin Bupati Safi’i

Kupas  kantang diulah gangan

Nyaman dicampur lawan nasi

Banyak sastrawan matan Kandangan

Nang maisi media wadah bakreasi

Manjatu kasturi wan kuini

Jangan bakadap amun kada wani

Sastrawan dahulu wan wayahini

Kaya Burhanuddin Soebely wan Aliman Syahrani

Kada makan parut garurukan

Tahani satumat haja

Kada baik jua talalu banyak makan

Pikiran buntu kulir bausaha

Subuh tadi manjatu kasturi

Siangnya manaik tarap

Hari hujan napa nang digawi

Awak dingin bawa baragap

Urang bajual rambutan haraganya larang

Manaiknya parak jumbatan

Imbah baragap tahu saurang

Nang bini mandi basah nang laki awak ringkutan