Akhmad Husaini
Kumpulan Cerita Misteri
Hantu
Rumah
Tua
angkinang.hss
www.sketsahss212.blogspot.com
Semua Tentang Kabupaten Hulu Sungai Selatan Ada Disini
2012
TENTANG PENULIS
AKHMAD HUSAINI, lahir di Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 18 November 1979.
Karyanya berupa puisi, cerpen, artikel, dsb pernah disiarkan dan dipublikasikan di : BBC London Siaran Bahasa Indonesia, Radio Australia, RRI Nusantara III Banjarmasin, SKM Media Masyarakat, SKM Gawi Manuntung, SKH Banjarmasin Post, SKH Metro Banjar, Tabloid Bebas, Tabloid Serambi Ummah, Tabloid Gerbang, SKH Radar Banjarmasin, Buletin Berita HIFI, dan Tabloid Urbana.
Kegiatan sastra yang pernah diikuti antara lain : Diskusi Sastra “ Hijaz Yamani Dalam Pergaulan Sastra “ Desember 2003 di Banjarmasin ; Aruh Sastra Kalimantan Selatan I , Tahun 2004 di Kandangan ; Workshop Penulisan Cerpen Dalam Rangka Kongres Cerpen Indonesia (KCI) V Tahun 2007 di Taman Budaya Kalsel Banjarmasin ; Aruh Sastra Kalimantan Selatan IV Tahun 2007 di Amuntai ; Aruh Sastra Kalimantan Selatan V Tahun 2008 di Paringin ; Aruh Sastra Kalimantan Selatan VI Tahun 2009 di Marabahan ; Aruh Sastra Kalimantan Selatan VII Tahun 2010 di Tanjung : Aruh Sastra Kalimantan Selatan VIII Tahun 2011 di Barabai.
Puisinya dimuat dalam buku antologi penyair Kalimantan Selatan : Do’a Pelangi di Tahun Emas (2009) , Menyampir Bumi Leluhur (2010) dan Seloka Bisu Batu Benawa (2011).
Sekarang tinggal di Jl. A.Yani Km.8 Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. e-mail : beritahss@yahoo.co.id. blog : www.sketsahss212.blogspot.com
Komentar Mereka
Buatlah cerita yang memuaskan para pembaca. Memuat contoh teladan yang bagus. (Fitri Norbaity Aziza, Pelajar Kelas VII A MTsN Angkinang)
Buatlah cerita yang nyata. Jangan membuat cerita membohongi pembaca. (M. Ihsan, Pelajar Kelas VII B MTsN Angkinang)
Dalam cerita harus ada amanah buat pembacanya. Buat cerita sebanyak mungkin. (Erawan, Pelajar Kelas IX A MTsN Angkinang)
Watak tokohnya harus berbeda-beda. Teruslah menulis untuk kebaikan. (Munfika Rarawinarti, Pelajar Kelas VIII A MTsN Angkinang)
Saya sangat bangga terhadap rekan saya yang satu ini. Dia tetap eksis menulis. Kumpulan Cerita Misteri ini bukti keseriusannya dalam berkarya. (Aliman Syahrani, Sastrawan HSS)
Membaca kumpulan cerita misteri ini saya jadi terhibur. Jarang ada penulis asal HSS, yang bisa menulis cerita seperti ini. (Tini Chalis Sari, Ibu Rumah Tangga tinggal di Kandangan)
Saya sangat suka cerita-cerita yang ada dalam buku ini. Kadang menakutkan dan cukup menyeramkan. Salut buat penulisnya. (Selvia Stephani, Penulis Muda asal Barabai, Hulu Sungai Tengah)
Ulun asa takutan imbah mambaca buku ini. (Yunisa Amalia, Pelajar Kelas VII D MTsN Angkinang)
Saya suka ceritanya dan cukup menegangkan. Saran saya supaya buku seperti ini terus tulis dan diterbitkan. (Ali Akbar, Pelajar Kelas VIII B MTsN Angkinang)
Alur ceritanya cukup mengasyikkan untuk dibaca. (M. Noor Hifzi, Pelajar Kelas VIII B MTsN Angkinang)
Ceritanya akan lebih bagus bila banyak pelajaran atau pesan moral yang disampaikan. (Syifauzzahra, Pelajar Kelas VIII D MTsN Angkinang)
Mudahan buku ini mempunyai makna yang bagus dan tidak ada perkataan yang tidak baik sehingga dapat merusak mental pembacanya. (M. Muhiddin, Pelajar Kelas IX C MTsN Angkinang)
Kumpulan cerita misterinya bagus sekali. Teruslah menulis Paman ! (Arief Rahman Heriansyah, Sastrawan Muda asal Amuntai, Hulu Sungai Utara. Mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin)
Membaca cerita ini mengingatkan saya akan pengalaman misteri yang pernah saya alami saat berada di kampung halaman. (Aysenna Anggraeny, Pelajar SMAN 1 Kandangan)
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan izin Allah SWT, Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan Kumpulan Cerita Misteri : Hantu Rumah Tua ini. Namun tidak afdhal kiranya bila belum mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu atas terbitnya buku ini.
Yang pertama tentunya kepada kedua orangtua saya yang selalu mendorong untuk benar-benar menekuni dunia yang satu ini, dunia tulis-menulis. Do’a mereka selalu menyertai setiap gerak langkah yang saya lakukan.
Kemudian kepada rekan sejawat saya sastrawan Kandangan, Aliman Syahrani yang begitu besar jasanya terhadap saya dalam menggeluti dunia sastra. Yang memotivasi untuk terus berkarya. Juga menyediakan apa saja yang diperlukan. Seperti komputer untuk menulis naskah tulisan serta buku-buku seputar sastra.
Ucapan berikutnya kepada M. Abdan Shadieqi yang selalu setia meluangkan waktu walau sesibuk apapun membantu penyelesaian naskah karya ini menjadi sebuah buku.
Juga kepada mas Baban Sarbana, lewat tulisannya yang saya baca baik di blog Lebah Cerdas maupun Kompasiana, saya makin termotivasi dalam menulis.
Juga kepada teman-teman saya yang tergabung dalam RIAK ( Regenerasi Islam AlKautsar ) : Ma’mun Syarif, Akhmad Syarifudin, Herry Supriadi, Rezki Anshari, Hendry Riswandi, Maulana Ahadi, Hairul Ilmi, Falkiani, Taufik Rahman, dan Silahudin. Semoga organisasi kita tetap eksis berkiprah di masyarakat.
Kepada rekan saya Azroni Rizza beserta isteri yang dulu gencar menyemarakkan kegiatan Islami. Kini berprofesi sebagai aparat hukum, jadi polisi. Kapan kita dapat bersama seperti dulu lagi ?
Tak akan pernah saya lupakan teman-teman alumni PSBR Budi Satria Angkatan XXXIX Tahun 2000. Terutama kepada Syam’ani, Tini Chalis Sari, Maria Olfah, Ernie Susiantie, Erma Ratnapuri, Ray Hairullah, Andrian, Alik Riduan, Syaiful Rahman, Abdul Majid, M. Abduh, Basuni, Zulkifli, M. Ali, Jayadi, M. Syafi’e, dll. Banyak inspirasi dari mereka yang memenuhi karya ini.
Juga ucapan terima kasih tak lupa saya persembahkan kepada kepala PSBR Budi Satria saat itu, Drs. E. Kusmayadi yang selalu memacu untuk berdisiplin. Juga kepada Peksos Bapak Thamrin yang pernah mengatakan peluang emas tidak akan datang untuk kedua kali, oleh karena itu manfaatkanlah sebaik mungkin. Juga mengatakan agar setiap melakukan sesuatu harus dengan perasaan. Tak lupa juga kepada Peksos lainnya : Bapak Agus yang pernah berucap agar selalu menjadi pelopor, Ibu Safta, Ibu Ida, Ibu Tita Febriani yang bungaz en keren abiz, Ibu Sacik, Ibu Sutinah, Hadi, Idang, dan Kadek.
Lalu ucapan terima kasih banyak juga dihaturkan kepada rekan sejawat saya Akhmad Rizali yang selalu menemani dalam berbagai kegiatan.
Tak lupa juga kepada Bambang Rahmatullah dan Syamsu Rais, wartawan Tabloid BeBAS yang pernah datang ke tempat saya untuk mengkonfirmasi sebuah berita. Mereka memotivasi saya untuk terus menulis di media.
Juga kepada Ibrahim HN, Redaktur Gaib SKH Metro Banjar yang sudah memuat puluhan karya saya di medianya sejak Januari 2003.
Kepada Yusni Hardi dan Mahfuz Abdullah, wartawan SKH Radar Banjarmasin yang eksis membangun HSS di media mereka.
Juga kepada Hanani, SH, wartawati SKH Banjarmasin Post sering jadi teman berbincang soal pembangunan di Hulu Sungai Selatan. Juga Aliansyah Jumbawuya, wartawan Tabloid Serambi Ummah yang buku miliknya kumpulan cerpen Putu Wijaya berjudul BLOK pernah dipinjam untuk bahan referensi sastra saya.
Lalu tak lupa pula kepada Sumile Rusbandi, penyiar Radio Gema Kuripan Amuntai yang memberikan ilham tentang kreasi-kreasi baru dalam materi karya saya.
Untuk kesekian kali terima kasih saya ucapkan kepada sastrawan Kandangan yang turut mendorong saya lebih maju lagi dalam berkarya. Terima kasih kepada Burhanuddin Soebely, Djarani EM, Iwan Yusi, Hardiansyah Asmail, Muhammad Fuad Rahman, Imraatul Jannah, Muhammad Faried WSH. Juga kepada Jamal T Suryanata, sastrawan Kalsel kelahiran Kandangan yang bermukim di Pelaihari, Tanah Laut. Ternyata ia alumni MTsN Angkinang, urang Sungai Baru.
Juga kepada Bapak Bahdar Djoehan, anggota DPRD HSS, mantan wakil Bupati HSS yang pernah melontarkan ucapan agar terus menulis tentang HSS asal sesuai dengan koridor yang berlaku.
Kepada Drs. Jarkasi, Dosen FKIP Unlam Banjarmasin yang pernah perhatian terhadap diri saya dalam berkarya.
Juga kepada Adi Lesmana ( Pimpinan Hitro Computer ), Syaiful Rahman, dan Udin yang selalu menyediakan tempat dan waktu bagi saya dalam berbagi cerita.
Terima kasih banyak selanjutnya saya ucapkan kepada orang-orang yang dulu pernah seperjuangan mengelola Tabloid Gerbang : Bapak Rahmady Radiany, Sufriatni Dharma, Abdaludin, Ruslan Faridi, M. Supeli AG, Fahrudin, (Alm) Zafuri Baseri, (Alm) Muhammad Faried, Wasnan Amri, dan Fitriansyah Hidayat. Kapan Gerbang terbit kembali ?
Juga kepada Bapak Rahmatullah AR, Pimpinan Duta Setia Komputer Kandangan yang juga Ketua MPC Poros Indonesia HSS yang mengatakan sebuah kesuksesan berawal dari aplikasi khayalan.
Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada Bapak H. Zuhdi Basyuni, Ahdizzairin, dan Bahrul Fikri AM, pengurus teras DPC PPNUI HSS. Yang memberikan pengalaman tentang betapa sulitnya mengelola sebuah partai politik.
Juga kepada Syamsul Muarif, pengurus PWI Reformasi Kalsel yang juga aktivis organisasi kepemudaan di Kalsel. Ia mewanti-wanti agar jangan terpengaruh dengan narasumber saat mengkonfirmasi berita.
Juga kepada Dewan Guru dan Staf Tata Usaha MTsN Angkinang yang selalu memberi ruang dalam meniti jalan hidup. Termasuk siswa-siswinya yang banyak mengilhami lahirnya karya ini.
Tak kalah penting juga saya ucapkan kepada M. Ibrahim, rekan saya yang kini menjadi guru di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng. Sering membantu dan memberitahu tentang karya saya yang dimuat di media massa.
Juga kepada Sandi Firly, Redaktur Sastra SKH Radar Banjarmasin. Lewat rubrik Cakrawala Sastra dan Budaya saya dapat memperkaya khazanah dalam berkarya.
Juga kepada Joni Wijaya, mahasiswa Unlam yang ternyata adalah seorang cerpenis kelahiran Kandangan.
Juga kepada Rahmadiansyah, anggota KIPPP ( Komisi Independen Pemantau Pelayanan Publik ) Hulu Sungai Selatan yang selalu sejalan memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Tak lupa pula kepada Mas Suyadi, pengasuh Club HIFI ( Hobbies Information Friends Indonesia ) Jakarta yang menggairahkan diri saya untuk ikut berpartisipasi dalam wadah tersebut.
Juga kepada karyawan-karyawati Kantor Perpustakaan Dokumentasi dan Arsip Daerah ( KPDAD ) HSS terutama kepada Bapak Tajidinnor yang selalu terbuka terhadap kehadiran saya disana.
Kepada Muhammad Radi yang memotivasi saya untuk terus berkarya selagi masih muda dan sedang gairah-gairahnya.
Juga ucapan terima kasih banyak saya haturkan kepada Hertayuni dan Naisaburi, yang selalu mengawasi karya saya di media massa. Juga rekan saya Bastani yang pernah seia-sekata untuk membuat tulisan ke media massa.
Juga famili saya Jumliyani Sari, yang ikut memberikan semangat agar tetap terus berkarya. Juga yang selalu membantu, Mahmudin dan Akhmad Syarkawi. Juga M. Rasyid yang pernah mengemukakan agar saya dapat membuat sebuah buku. Ini menyusul seiring dengan tingginya frekuensi penerbitan karya saya di media massa.
Juga kepada Syaiful Kamrani, agen koran di Pasar Angkinang. Juga kepada pimpinan dan karyawan PT Pos Indonesia Angkinang. Juga kepada Yusril Jauhari yang selalu membantu saya.
Terima kasih juga saya persembahkan kepada rekan-rekan seperjuangan di dunia gelimang lumpur, keringat, dan matahari : Mulyadi, Raji, Fahri, Suhaimi, Ambin, Taberani, dan Jain. Semoga selalu tabah dan sabar dalam menjalani hidup yang begitu terjal ini.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu yang turut mendukung keinginan saya sejak lama untuk menerbitkan sebuah buku.
Dengan kehadiran buku ini diharapkan kecintaan kita terhadap dunia sastra kian tinggi. Setidaknya dapat menghargainya sebagai sebuah karya yang monumental.
Saya berharap ada kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan buku ini. Karena buku ini masih banyak kekurangannya disana-sini. Atas perhatian semua pihak diucapkan terima kasih banyak. Selamat membaca semoga ada manfaatnya.
Kandangan, April 2012
Penulis
AKHMAD HUSAINI
PENUNGGU GOA LIANG KANTIN
Siapa tidak kenal dengan Goa Liang Kantin ¿ Ya tempat ini berada di Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalsel. Letaknya sekitar 3 kilometer dari Polsek Jaro. Terletak di hutan belantara pegunungan Meratus. Dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Goa Liang Kantin ternyata memiliki misteri yang sampai kini belum tertuntaskan. Warga menduga goa ini dihuni makhluk aneh berwujud naga dan ular-ular besar sebagai pengikutnya. Selauin itu juga ditempat tersebut terdapat habitat kelelawar. Juga ada stalaktit.
Kejadian aneh kerapkali terjadi. Seperti yang dialami oleh Anjung (40) dan Ruskin (11) warga jaro. Dua beranak tersebut menyaksikan kejadian aneh berwujud naga dan suara-suara aneh lainnya.
Seperti biasa pada hari itu Anjung dan anaknya Ruskin pergi berburu ke area Goa Liang Kantin. Pagi-pagi mereka sudah berangkat dari rumah. Dengan membawa perbekalan dan alat untuk berburu. Selain berburu burung mereka juga berburu kijang, ayam hutan, dsb.
Singkat cerita, mereka berada di tempat perburuan. Berada sekitar 10 meter dari mulut goa. Tiba-tiba dari dalam goa terdengar suara berdegum. Muncul asap membubung ke udara.
Menyaksiakn hal itu Anjung dan Ruskin terkejut. Perasaan tidak-tidak merayapi diri mereka. Aneh memang.
Rasa ingin tahu muncul. Lalu mereka bergerak menuju ke arah goa. Alangkah terkejutnya mereka kala di depan goa ada sesuatu yang bergerak-gerak. Tampak oleh mereka seekor ular sebesar batang pinang yag diduga warga sebagai naga menggelinjang-gelinjang. Tetapi pemandangan itu tak berlangsung lama. Karena kemudian lenyap dengan sendirinya. Menimbulkan repulan asap yang cukup tabal.
Menyisakan bau yang cukup menyengat. Cambur aduk baunya. Kadang bau wangi kembang melati. Bau bangkai binatang. Ternyata Goa Liang Kantin benar-benar memiliki misteri. Banyak lagi yang perlu diungkap.
ARWAH WANITA PENUNGGU
SDN ANGKINANG 2
Ternyata gedung SDN Angkinang 2 , Kec. Angkinang Kab. HSS, menyimpan misteri tersendiri bagi warga sekitar. Sekolah yang terletak di Jalan A. Yani Km.8,5 terkesan sangat angker dan menyeramkan. Tidak saja malam hari tapi siang haripun mampu membangkitkan bulu kuduk.
Terlebih bangunannya yang sudah tua terletak di kawasan sepi dekat pekuburan muslimin. Dan, dibelakang sekolah itupun masih ditambah dengan suasana gelap berasal dari rimbunnya pohon karet yang telah berusia puluhan tahun.
Beberapa warga pernah mengalami hal-hal yang berbau alam gaib. Seperti yang dialami oleh Rusmin (8), yang saat itu sedang asyik-asyiknya mencari biji karet untuk digunakan bapidak (adu kekuatan biji karet) dengan teman-temannya.
Karena ingin dapat biji karet yang banyak, Rusmin memisahkan diri dari teman-temannya. Ia masuk ke dalam kebun karet. Tapi keinginan itu mendadak berubah jadi ketakutan.
Tiba-tiba di salah satu dahan karet, ia melihat sesosok makhluk berwujud seperti kera hitam. Tapi, makhluk itu tanpa kaki sedang duduk dengan santainya. Saking takutnya Rusmin lari terbirit-birit.
Selain itu, menurut warga sekitar, pernah juga terdengar suara tangis seseorang di tengah malam di sekitar gedung SDN tersebut. Beberapa warga yang curiga, langsung mendatangi tapi suara itu lenyap.
Begitupun saat hujan turun, maka suasana sekitar gedung terasa banyak penghuninya yang tak nampak. Seperti dialami Ifin (26), warga Desa Bamban akhir 1997 lalu. Saat itu sekitar pukul 10.00 Wita. Ifin ada sesuatu keperluan di SDN tersebut.
Sementara para murid belajar dan dewan guru di kantor, tiba-tiba turun hujan dengan lebatnya disertai petir dan kilat yang menyambar-nyambar. Saat itulah , Ifin melihat sebuah pemandangan yang tak ia kehendaki. Sesosok makhluk hitam tanpa jelas wujudnya terlihat berdiri tegak di pojok sekolah.
Namun, ia tak menghiraukan, ia berpaling ke arah lain di ruang tamu tersebut sambil menunggu urusan selesai. Tapi, tiba-tiba Ifin mencium bau kemenyan. Perasaan takutnya mulai merayapi perasaannya.
Benar juga, saat itulah muncul sesosok bayangan yang dalam sekejap berubah menjadi wanita cantik. Ifin seolah-olah tak percaya menyaksikan peristiwa dihadapannya ini. Apalagi wanita itu semakin dekat dengan dirinya. Ketakutan dan kecemasan tak terkira. Ia takut kalau diapa-apakan oleh makhluk halus itu.
Saking takutnya, ia tak bisa berbuat apa-apa, kecuali bingung. Ifin menggeser duduknya agak ketengah. Rupanya, ketakutan yang melandanya tertolong juga.
Saat-saat genting itu tak terlukiskan, mendadak muncul seorang guru yang mengantar berkas yang diurusnya. Kala disapa oleh guru tersebut, Ifin pun masih kebingungan seperti orang hilang ingatan.
Melihat hal demikian, sang guru bertanya kenapa sampai terlihat seperti orang kebingungan. Ifin pun menjelaskan secara singkat peristiwa barusan yang ia alami. Namun, rupanya guru itu tak terkejut mendengar penuturan Ifin.
” Keberadaannya tidak begitu meresahkan kami disini. Ia adalah arwah wanita yang meninggal di zaman Belanda dan dikuburkan disekitar bangunan ini,” kata sang guru, sambil permisi masuk ke kantor lagi dan Ifin pulang kerumah dengan membawa sebuah pengalaman baru baginya.
MALAM BULAN PURNAMA
DI LOKSADO
Peristiwa ini dialami Adit warga Angkinang saat mengikuti perkemahan di Loksado, Kabupaten HSS. Adit menyaksikan sendiri kejadian aneh sekaligus menakutkan yaitu hadirnya seorang kakek jelmaan makhluk halus.
Malam itu sebagai ketua panitia pelaksana perkemahan Adit ditugaskan menemui ketua RT setempat yang rumahnya sekitar 300 meter dari lokasi perkemahan.
Singkat cerita, sekitar pukul 23.00 Wita Adit kembali ke kemah. Namun alangkah terkejutnya Adit saat melangkahkan kaki di dekat pohon kariwaya yang tumbuh tak jauh dari rumah ketua RT, lamat-lamat Adit mendengar suara orangtua.
“ Cucuku kemarilah,” ujar suara itu. Kemudian Adit berhenti. Ada perasaan takut menyelimuti dirinya. Dibawah sinar bulan purnama Adit mencari-cari asal suara itu.
Alangkah terkejutnya Adit, dibawah pohon kariwaya itu nampak sesosok manusia dengan tubuh yang sangat mengenaskan. Darah bercucuran, kulit tubuhnya terkelupas dan tampangnya sangat mengerikan.
Makhluk yag diperkirakan berjenis kelamin laki-laki itu, memandang tajam ke arah Adit. Matanya yang melotot, seolah-olah sedang marah besar atas kehadiran Adit.
Pemandangan menakutkan itu membuat Adit hanya berdiri terpaku, takjub dan dirasakan kakinya kaku, tak bisa digerakkan. Padahal, Adit ingin sekali berlari sekuat-kuatnya.
Yang lebih membuat Adit ketakutan, karena makhluk itu melayang-layang, tidak menginjak tanah. Melihat pemandangan tak lazim itu, Adit berusaha membulatkan keberanian, akhirnya kesadarannya muncul. Adit pun langsung lari pontang-panting menuju kemah. Sampai di perkemahan, nafas Adit tersengal-sengal.
Sengaja peristiwa itu diceritakan Adit pada teman-temannya, agar mereka tidak takut. Untuk menghilangkan rasa takut, Adit berdo’a agar bayangan makhluk itu hilang dari pikiran Adit. Namun, hingga pagi hari adit tak bisa tidur, bayangan makhluk itu menghantui pikiran Adit.
Kata warga, saat pagi harinya ditanyakan Adit hal itu, makhluk yang ditemuinya itu sebangsa makhluk halus yang pada bulan purnama selalu menampakkan diri.
PENAMPAKAN
DI AIR TERJUN HARATAI
Tak disangka perjalanan kali ini berbuah pengalaman yang cukup menyeramkan. Selain menyaksikan penampakan makhluk aneh juga mendengar suara cekikikan wanita yang cukup memilukan hati serta membuat bulu kuduk berdiri.
Seperti biasa, belum lama tadi aku jalan-jalan ke Loksado. Bersama dengan seorang teman. Ini dilakukan untuk rileks sejenak mengusir penat setelah menjalani rutinitas yang padat.
Tempat-tempat yang kami kunjungi di Loksado antara lain Air Terjun Kilat Api, Air Terjun Riam Anai, dan Tugu Niih.
Kali ini perjalanan kami ke Air Terjun Haratai. Ini bukan pertama kali kesana. Untuk menikmati perjalanan kami berjalan ke Haratai dari Loksado. Sepeda motor kami parkir di tempat warga.
Kata warga jarak Loksado – Haratai sekitar 8 kilometer. Untuk mencapai tempat tersebut membutuhkan waktu 5 jam pejalanan pulang pergi. Lewat jalan terjal, menanjak, curam, jurang, jembatan gantung, dsb.
Singkat cerita sesampainya di Air Terjun Haratai kami disambut suara air jatuh menghempas bebatuan besar. Cukup indah dan mengesankan.
Asyik menikmati dinginnya air, tiba-tiba dari celah bebatuan bagian atas aku menyaksikan sekelebatan gerakan. Tampak tubuh aneh. Lalu kucolek teman disamping. Tapi saat memandang ke asal tempat itu sudah hilang. Perasaan tidak-tidak muncul dibenak.
BOCAH ANEH DI SUNGAI BALANGAN
Sore itu Fendi (30) memancing ikan di sungai Balangan. Saat memancing, ia menggunakan rakit kayu dan mengayuhnya ke tengah sungai agar mudah melabuhkan kail ke dalam air yang keruh. Setelah tiga jam lamanya menunggu, tak seekor ikanpun yang memakan umpannya.
Namur Fendi tetap sabar menuggu. Kesabarnnya tak berbuah Manis. Sudah lima jam lamnya memancing, tetap jua ia tak mendapatkan ikan. Karena hari mulai sore, Fendi pun berencana segera pulang ke rumahnya di Paringin.
Perlahan Fendi mengayuh rakit kayunya untuk menuju tepian sungai. Tapi saat hendak menepikan rakit kayu itu, ia chalet. Enam meter jarak darinya, Fendi melihat dua bocah dibalik pon jingah. Fendi tak melihat darimana datangnya dua bocah itu. Kedua bocah itu berjalan beriringan menuju tepian sungai. Di tepian sungai dibawah pohon jingah tak jauh dari jembatan, keduanya langsung asyik bermain air.
Fendi yang berada di seberang sungai tak urung keheranan. Fendi kian keheranan, karena kedua bocah berkepala gandul dan bertelanjang dada itu tak menghiraukan dirinya yang berusaha mendekat. Fendi mengacuhkan apa yang dilihatnya itu. Karena malam mulai menjelang, ia bergegas pulang dan mengayuh rakit kayunya dengan cepat.
Esok harinya, setelah pulang kerja, Fendi kembali memancing di sungai yang didatanginya kemarin. Sudah dua jam lamanya memancing, ia kembali tak mendapatkan seekor ikanpun. Fendi mulai jenuh. Ia kemudian mengayuh rakit kayu menuju bagian sungai yang lain.
Di lokasi itu, Fendi melabuhkan kailnya. Pada saat bersamaan, dua bocah yang kemarin ditemuinya muncul kembali dari balik pohon jingah. Seperti sehari sebelumnya, kedua bocah itu kembali asyik bermain air. Sambil tertawa, mereka menyiram air ke pohon jingah.
Fendi tak menaruh curiga tentang keberadaan dan kemunculan dua bocah yang dilihatnya itu. Namun alangkah kagetnya Fendi ketika kedua bocah itu tiba-tiba menatap ke araƱilla. Keduanya menunjukkkan raut wajah tak senang. Tapi Fendi lebih tak senang lagi.Ia merasa, kegagalannya tak mendapat ikan sama sekali itu karena ulah kedua bocah gandul yang terus asyik bermain air. Permukaan sungai jadi bergelombang dan membuat ikan-ikan pergi.
Fendi kemudian menegur kedua bocah itu dengan suara keras. Kedua bocah itu tak menghiraukan tegurannya. Mereka terus bermain air. Fendi kian marah dan terus memaki kedua bocah itu. Ia juga berteriak sambil mendekati kedua bocah gandul itu. Fendi telah menguatka hati. Ia akan memukul kedua bocah yang telah membuatnya tak mendapatkan ikan itu.
Berjarak sekitar tiga kilometer, Fendi dan kedua bocah itu baku tatap. Kedua bocah itu mulai tergagnggu dengan kehadiran Fendi. Keduanya marah. Mata keduanya memerah. Saat Fendi mengayuh rakit menyeberang mendekati mereka, tiba-tiba kedua bocah itu tertawa nyaring. Saat bersamaan tubuh kedua bocah itu melayang ke udara dan hilang diantara rerimbunan pohon jingah di pinggiran sungai Balangan.
Karena melihat bocah itu melayang di udara, Fendi menahan rakit kayunya di tengah sungai dengan melabuhkan bambu sebagai jangkarnya. Niatnya untuk marah berbalik jadi rasa takut. Bulu kuduknya merinding. Ia baru menyadari telah bertemu makhluk halus penunggu sungai.
Sejak pertemuannya dengan kedua makhluk halus yang diyakininya sebagai tuyul itu, Fendi tak lagi berani memancing ikan di sungai Balangan.
“ Saya tak mau lagi bertemu bocah menakutkan itu. Sungai itu ternyata menyimpan banyak misteri. Hingga kini, saya tak berani dan tak pernah memancing di sungai Balangan,” ujar Fendi.
MAKHLUK BERTARING
DI POHON HAMPALAM
Unai (37) warga Desa Bakarung, Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS, mengalami kejadian aneh di Jembatan Teluk Yakin. Malam itu, sekitar tahun 1990-an Unai bersama teman-temannya naik sepeda menuju kota Kandangan. Karena ada pertunjukan orkes dangdut di Kandangan.
Jalanan yang dilewati Unai dan kawan-kawannya sangat sepi. Semua warga sudah beristirahat di rumah masing-masing. Menit demi menit mengayuh sepeda pancal, Unai dkk semakin dekat ke Jembatan Teluk Yakin, sekitar 200 meter.
Unai tiba-tiba merasakan firasat aneh menjelang tiba di jembatan Teluk Yakin. Perasaan itu kian kuat saat sudah berada di atas jembatan. Jantung Unai berdegup kencang. Bulu kuduknya merinding dan kakinya terasa berat untuk mengayuh sepeda.
Unai heran dengan apa yang dialaminya. Ia menebar pandangan. Tapi tak terlihat sesuatu yang aneh selain nyanyian jangkrik dan burung malam. Namun saat mata Unai menatap ke atas pohon, ia sangat terkejut. Di dahan pohon hampalam yang rimbun duduk bersandar sesosok makhluk berwarna hitam dan berbadan besar. Rambut makhluk itu panjang hingga menyentuh pinggang. Matanya merah, taring menyembul disela bibirnya, dan kakinya menjuntai hingga ke aspal. Melihat hal itu, Unai berteriak sekuat tenaga. Teman-temannya terkejut. Sekuat tenaga mereka mengayuh pedal sepede kembali pulang ke Desa Bakarung. Rencana menyaksikan orkes dangdut gagal. ” Sampai di rumah seluruh tubuh bermandi keringat. Saat hendak tidur, mata tak bisa terpejam apabila mengingat sosok makhluk menyeramkan itu,” kata Unai.
Sementara Rusmani (60), tetuha warga Desa Bakarung, menduga hal-hal gaib itu berhubungan dengan keberadaan daerah yang dulu bernama Teluk Samar itu. Nama Teluk Samar diambil dari peristiwa ketika seorang dalang yang hendak mementaskan pertunjukan wayang naik perahu membawa wayang ke daerah itu. Setelah berada di daerah itu ternyata salah satu tokoh pewayangan yakni Semar, melompat keluar. Sejak itu, daerah yang masuk dalam wilayah Kecamatan Angkinang itu dinamai Teluk Samar. Puluhan tahun lalu, nama Teluk Samar diganti menjadi Teluk Yakin. Pergantian itu karena nama Teluk Samar kurang bagus.
Anehnya, setelah berganti nama, di kawasan itu justru sering terjadi kecelakaan. Kecelakaan umumnya terjadi tiap tahun terutama menjelang hari raya Idul Fitri.
MISTERI SIMPANG TIGA
PANGGANG HIJAU
Simpang Tiga Panggang Hijau adalah tempat tiga persimpangan antara Desa Kayu Abang, Panggang Hijau, dan Tangang. Ketiganya berada di Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS. Disekelilingnya terdapat sungai dan areal persawahan yang terhampar luas sejauh mata memandang.
Di Simpang Tiga ini terdapat banyak misteri dan keanehan karena sebagai makhluk Tuhan mempercayai adanya alam gaib (Orang-orang jua. Kita-kita jua).
Konon kata salah satu warga di tempat itu sering terjadi keanehan. Beberapa tahun lalu di desa tersebut diadakan TMMD (Tentara Manunggal Membangun Desa) untuk pembuatan jalan penghubung ke arah Desa Tangang.
Para TNI itu membawa buldozer yang digunakan untuk meratakan tanah pembuatan camp mereka. Tapi buldozer itu rusak berat karena terbalik. Katanya didorong oleh ratusan makhluk halus.
Dari salah satu anggota TNI bernama Budi yang berasal dari Kandangan, dia mengatakan kalau di daerah itu terdapat makhluk halus yang sangat banyak penduduknya dan di tempat itu terdapat pasar orang gaib terbesar di Kecamatan Angkinang.
Budi adalah anggota TNI yang merupakan orang pintar yang kasat mata akan ilmu gaib. Menurut Budi di tempat itu terdapat kekayaan atau harta karun yang sangat banyak. Tetapi harta karun itu dijaga oleh seekor ular yang sangat besar.
Dia pernah diajak melihat harta karun itu dan para makhluk halus itu mengizinkan kalau harta karun itu boleh diambil.
Malam itu bertepatan pada bulan purnama. Namun dia tak langsung ambil dan tidak silau akan harta. Melainkan meminta izin dan mengajak pemilik tanah. Namun pemilik tanah tidak mengizinkan dengan alasannya.
Padahal ular besar penunggu harta karun itu sudah berpindah dari tempat tersebut.
Selang beberapa hari pemilik tanah itu mengizinkan tapi para makhluk halus itu tidak mengizinkan lagi.
Pernah juga ada kejadian warga Panggang Hijau mengalami peristiwa yang tidak disengaja katanya orang itu dengan tidak sengaja tertabrak anak orang halus sampai meninggal dunia. Kejadian ini diketahui lewat sebuah mimpi. Nyawa harus dibayar dengan nyawa. Orang itu memiliki ilmu.
Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Anak dari warga Panggang Hijau tadi meninggal dunia selang beberapa hari kemudian.
Karena itu warga desa tersebut atau warga luar desa sangat berhati-hati bila lewat disana. Mereka akan membunyikan klakson bila lewat dengan motor. Makhluk halus itu pada hakikatnya tidak akan mencelakakan manusia bila mereka tidak diganggu.
MENOLONG KUYANG
Pulang dari menonton pertunjukan tradisional mamanda di Desa Mandapai, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten HSS, tanpa ragu Ramadhani Fadeli (22) melangkah melintasi jalan menyisir sungai kecil, Madan – begitu ia biasa disapa – sudah berkali-kali lewat jalan tersebut.
Sebentar lagi setelah menikung ke kiri ada pohon besar. Di bawah pohon itu banyak terdapat kuburan tua. Tapi sungguh, warga Mawangi itu tidak merasa takut.
Langkahnya terus diayun, sesekali kaki Madan terinjak lubang berlumpur, sesekali pula ia dikejutkan oleh kelepak kelelawar yang terbang melintas diatas kepala. Dari jauh terdengar suara ber uhu-uhu berat dan monoton. ” Mungkin suara burung malam jenis burung hantu,” pikir Madan.
Silir angin lembab menimpa rimbun daun bambu yang banyak tumbuh di sepanjang sisi sungai membuat suara berderai-derai. Madan bersiul-siul mencoba meredam sepi dan rasa kesendirian. Ayun langkahnya sedikit dipercepat untuk segera sampai di rumah. Dari Desa Mandapai tempat kegiatan mamanda dengan rumahnya di Desa Mawangi berjarak sekitar 3 kilometer.
Tiba-tiba saja langkah kaki Madan seperti dicegat, dan mulutnya berhenti bersiul, manakala terlihat ada seberkas nyala terbang melintas menyeberangi sungai. Nyala kuning cukup terang itu melintas diketinggian, kemudian menghilang karena terhalang rumpun bambu yang rimbun.
Makhluk apakah gerangan ? Atau benda angkasa seperti UFO atau piring terbang. Madan tertegun sejenak. Tapi, matanya sudah terlalu berat untuk menyelidiki makhluk apa atau benda aneh itu. Lalu ia kembali mengayun langkah dengan segera sampai di rumah. Matanya sudah tak mau diajak kompromi, mengantuk.
Ketika Madan sedikit menikung dekat serumpun bambu yang ranting dan daunnya lebat cukup rimbun condong ke jalan, ia dikejutkan oleh suara teguran seseorang. Jelas sekali suara itu suara seorang perempuan.
” Uiii, nang bajalan saurangan. Tulungi pang, aku lagi ada masalah,” tiba-tiba saja terdengar suara teguran bernada menghiba.
Madan berhenti melangkah. Jelas sekali di ruang pendengaran Madan ada suara perempuan dalam bahasa Banjar, yang maksudnya minta bantuan karena dalam kesulitan.
Serta-merta didada Madan ada rasa kasihan kepada seseorang begitu mendengar suara itu. Madan berputar-putar kebingungan mencari sumber suara.
” Aku di atas batang bambu. Tolong turunkan aku. Kasihani aku. Nanti kamu akan saya upah !” terdengar suara memelas dari arah rimbun rumpun bambu. Aneh ! Tiba-tiba ada perasaan Madan iba untuk melakukan sesuatu.
Madan menengadah ke puncak batang bambu sebesar pergelangan yang condong ke jalan. Diketinggian kurang lebih sepuluh meter Madan dapat melihat ada sebentuk kepala tanpa badan. Namun pada bagian bawah kepala tampak ada sesuatu terburai menjulur. Bagian yang terjulur itulah tampaknya yang tersangkut di ranting bambu. Tanpa ada rasa ragu sedikitpun Madan lebih mendekat mencermati makhluk yang tergantung berayun-ayun itu.
Sungguh aneh, dengan ringan langkah Madan terus mendekat dan berpegang pada batang bambu itu. Lalu dengan sekuat tenaga ia tarik batang bambu itu hingga lentur dan merendah, dan ujung bambu kian mendekat hingga menyentuh tanah. Perlahan kedua tangan Madan bekerja menahan kuat batang bambu sambil terus mendekat ke ujung. Maka sangat jelas dipenglihatan bentuk dan rupa makhluk itu.
” Seumur-umur baru kali ini aku melihat makhluk se aneh begini. Makhluk itu hanya berupa kepala seorang manusia perempuan dengan rambut tergerai, tanpa badan, ” ujar Madan.
Menurut Madan, makhluk itu isi perutnya terburai menjulur berjuntai-juntai. Melihat wajahnya ia tampak masih muda, berkulit putih bersih dan cantik.
Hanya saja ukuran daun telinganya lebar melebihi telapak tangan semakin mendekat, semakin terasa oleh penciuman Madan bau anyir darah.
” Teruslah mendekat, Ding. Betulkan bagian tubuhku yang tersangkut membelit ranting bambu ini. Setelah itu, turunkan aku,” ujar kepala itu berujar memelas. Mata makhluk aneh itu tampak berkedap-kedip minta dikasihani.
Bau anyir darah terasa semakin menyengat penciuman. Anehnya madan sedikitpun tak merasa jijik atau takut. Yang ada hanyalah perasaan iba, dan niat tulus untuk menolong membesarkan makhluk itu dari kesulitan.
Madan terus berusaha mendekat dan akhirnya berhasil menggapai makhluk itu. Tanpa merasa jijik, perlahan jari-jemari Madan melepaskan isi perut yang tersangkut di ranting bambu. Dengan susah payah akhirnya benda lembek, basah, dan bau anyir itu berhasil dilepaskan Madan. Makhluk yang hanya terdiri atas kepala dan seisi perut itu terbebas dari kesulitan perangkap ranting-ranting bambu. Batang bambu dilepas Madan dan kembali mencuat ke ketinggian. Sedang makhluk aneh itu dibiarkan Madan tergeletak di rerumputan.
SHALAT JENAZAH DI PAGI BUTA
Suasana dinihari di Langgar Al Hidayah, Desa Bakarung Kec. Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan tidak seperti biasanya. Banyak kendaraan antre di tepi jalan dekat rumah ibadah itu sekitar 1 km. Ternyata ada yang mau menghantarkan jenazah.
Ini disaksikan oleh seorang pengemudi mobil colt L-300, belum lama tadi. Sementara saat itu warga sekitar tengah tertidur lelap. Ternyata itu hanyalah jelmaan makhluk halus.
Mereka tampak terlihat sedang mengusung keranda jenazah untuk dibawa ke dalam langgar. Memang aneh. Kebiasaannya, di daerah tersebut shalat jenazah dilakukan pada siang hari bukan dinihari atau pagi hari.
Menurut warga bukan sekali itu saja kejadian aneh menimpa daerah mereka. Pernah warga menyaksikan 6 keranda jenazah diarak orang pada dinihari. Juga anjing tiap malam melolong. Suara musang menangis di atas atap langgar.
Peristiwa ini tentu saja menggegerkan warga setempat. Berbagai komentar terlontar dari mulut mereka. Dari yang percaya sampai yang biasa-biasa saja menanggapinya. Memang kejadian ini menjadikan tingkat kewaspadaan warga jadi meningkat.
KESURUPAN BERTEMU ULAR
Senin pagi Nina Karliani sudah sampai di sekolahnya. Disaat tengah pikiran kosong. Diajak berbicara oleh teman-teman dia berdiam saja. Saat upacara teman-temannya mendengar Nina sedang menangis.
Pada jam pelajaran ke 1-2 saat ibu guru sedang memberikan pelajaran tiba-tiba Nina agak gelisah. Dia menyaksikan seekor ular di bawah meja temannya yang berada di sebelah. Menyaksikan hal itu Nina kembali menangis.
Ditanya ibu pengajar kenapa ia menangis. “ Apakah kamu sakit ?” ujar ibu guru itu.
“ Saya melihat ular Bu ?” jawab Nina.
Setelah itu Nina mengamuk. Kelaspun jadi ribut. Untuk mengatasi hal itu dipanggil guru-guru yang lain. Lalu Nina dibawa ke ruang guru untuk mendapatkan perawatan.
Sebelumnya pada hari Sabtu Nina juga pingsan. Karena kehilangan uang. Sementara pada bulan Ramadhan tak sengaja ia juga pernah melihat ular di kelasnya. Karena terkejut lalu menangis. Lantas guru yang mengajar menyuruh untuk mematikan ular tersebut.
SI MANIS PENGHUNI MESS
Kejadian ini menimpa Rizal (22) saat bekerja di sebuah bengkel kendaraan yang ada di Banjarmasin. Tepatnya pada tahun 2003 silam.
Rizal tinggal di mess yang terletak di belakang kantor bengkel tersebut. Ada beberapa buah kamar disana. Setiap kamar dilengkapi dengan tempat mandi dan WC.
Namun dibalik semua itu ternyata masih saja ada gangguan. Yaitu orang halus yang berdiam di sekitar mess tersebut. Karena mess itu saat ini dalam kondisi sudah tua. Ini terlihat dari bangunannya yang tampak lapuk. Disana-sini terdapat kerusakan. Atapnya bocor bila turun hujan. Juga dinding dan lantai yang mulai bolong. Tapi syukurlah masih bisa ditempati. Lagian di Banjarmasin menyewa rumah cukup mahal. Sedang ini gratis. Sehingga Rizal dengan senangnya bisa tinggal disana walau dalam kondisi apa adanya.
Menurut Rizal, makhluk itu terlihat begitu menyeramkan dan mengerikan bagi yang melihatnya. Mirip kuntilanak. Ia terlihat seperti melayang-layang di sekitar mess itu. Tidak menginjakkan kaki ke tanah. Walau ia berupa manusia berjenis kelamin wanita yang berambut panjang terurai. Rasa takut menghampiriku.
Selain itu makhluk tersebut menimbulkan aroma wangi. Berawal dari mandi malam karena bekerja sampai sore. Tengah asyik mandi itulah tiba-tiba Rizal melihat di belakang mess itu yang penuh dengan rerumputan liar. Terdengar suara sesuatu yang bergerak. Entah itu suara binatang atau apa. Yang pasti sedikit agak membuat pikirannya jadi terganggu.
Maka terjadilah pergulatan batin untuk melawan ketakutan yang mendalam malam itu. Tapi karena terdorong oleh keinginan untuk mengalahkan rasa takut Rizal cukup berani untuk mengetahui apa gerangan makhluk itu.
MISTERI MASJID KAYU ABANG
Hujan deras membungkus Desa Kayu Abang malam itu. Warga desa sudah terlelap dari tidur. Mungkin kelelahan karena siangnya bergelut di sawah.
Sejak dulu masjid Desa Kayu Abang, Kec. Angkinang Kab. Hulu Sungai Selatan terkenal memiliki kelebihan. Diantaranya kelebihan dalam dunia gaib.
Seperti yang dialami Subhan (45) warga Desa Anjiran, belum lama tadi. Ia kerap melintas di depan masjid karena memang ia bekerja di Kandangan. Malam baru pulang.
Masjid itu terasa lain dari yang lain pada malam itu. Suasana adem ayem berubah seketika. Angin kencang berhembus. Pepohonan bergoyang. Langit berawan. Keadaan seperti itu akan hilang bila ia lewat dari masjid itu. Suasana terasa kian mencekam. Membuat bulu kuduk berdiri..
Di area masjid terdapat gentong air berusia tua. Kerapkali orang mengasumsikan lain pada benda yang satu ini. Juga warga sekitar pada tengah malam mendengar suara aneh di area masjid. Rumah penduduk berjarak puluhan meter dari masjid itu.
Subhan menduga masjid ini dihuni jin Islam atau makhluk sejenisnya.
TOPENG HANTU
Bentuk topeng itu seperti muka manusia. Dimana terlihat matanya terbuka lebar. Hidungnya mancung. Juga berkumis tebal dan memiliki mulut yang agak lebar. Topeng itu menurut pemiliknya Hadi (20) warga Kandangan adalah pemberian temannya asal Barikin, Kab. Hulu Sungai Tengah.
Topeng itu menjadi malapetaka bagi Hadi. Setelah kehadiran topeng itu dirumahnya, beberapa kejadian aneh seringkali muncul. Karena topeng itu diletakkan di dinding kamarnya. Saat tengah malam topeng itu terlihat bergerak sendirinya. Matanya melotot. Seperti memandang sesuatu yang agak aneh. Juga mulutnya tampak tersenyum kelu. Alangkah terkejutnya Hadi melihat hal itu. Padahal selama ini topeng yang terbuat dari kayu pulantan itu tak pernah membuat perilaku seperti itu. Atau karena saat kejadian itu kondisi Hadi kurang fit. Dimana saat itu ia sedang demam. Perasaannya tidak tenang. Mungkin itu satu penyebabnya.
Topeng itu pun dipindahkan Hadi ke tempat lain. Disimpan ke tempat yang lebih aman agar tak terlihat lagi. Namun karena sudah kadong takut, pikiran Hadi tetap menyaksikan kejanggalan pada topeng itu.
TEWAS DIPATUK ULAR SILUMAN
Sepasang suami isteri sedang menunggu sawahnya. Untuk itu mereka mendirikan bangunan sederhana di tengah persawahan yang ada gundukan tanahnya.
Suatu hari sang isteri dipatuk ular. Entah jenis apa ular tersebut. Namun aneh ular tadi tidak mematuk kepada sang suami. Padahal sangat dekat berada dengan ular tersebut. Justru yang dimangsanya sang isteri yang berada jauh di belakangnya.
Dulu memang ada firasat agar gundukan tanah di tengah sawah milik mereka itu jangan ditempati. Namun hal itu tak diindahkan karena dianggap angina lalu saja.
Entah apa hubungannya dengan hal itu. Yang pasti kejadian ini cukup membuat kesedihan mendalam dikalangan keluarga yang ditinggalkan. Juga bagi warga setempat.
BOCAH SD
DITEMUI MAKHLUK ANEH
Hujan gerimis. Sepulang sekolah Muhajir dan Ridho bermain di area sekolahnya. Mereka berkejar-kejaran lantas dilanjutkan dengan bermain kelereng. Suasana senyap. Karena hanya ada mereka saja yang ada disana.
Lantas mereka berteduh karena hujan bertambah lebat. Saat itulah dikejauhan terlihat sosok aneh.
Dua murid SD mengalami kejadian aneh. Muhajir dan Ridho, murid SDN Angkinang Kec. Angkinang Kab. Hulu Sungai Selatan, pada hari itu, asyik bermain di depan sekolah mereka.
Tiba-tiba muncul keanehan, Ridho dan Muhajir menyaksikan makhluk aneh di depan mereka berada. Iseng Muhajir mencandai makhluk aneh tersebut. Ridho sempat merasa takut dan melarang Muhajir untuk tidak berbuat seperti itu. Akan tetapi ia tidak menggubrisnya.
Keesokan hari Muhajir terbaring sakit di rumahnya. Diduga hal itu akibat olahnya sendiri yang mencandai makhluk aneh di area sekolahnya.
BURUNG SILUMAN
Ketika pohon kasturi itu ditebang dengan chainsaw maka berterbanganlah burung-burung yang bersarang disana. Pohon tersebut mau ditebang karena di lokasi itu akan didirikan rumah baru. Juga nanti dikhawatirkan sewaktu angina ribut pohon itu akan tumbang menimpa rumah warga yang ada di sekitarnya, karena pohon itu sangat besar dan tinggi. Diperkirakan berusia lebih 20 tahun. Dan disepakatilah untuk ditebang.
Namun keadaan menjadi angker setelah pohon itu ditebang. Warga yang berada dekat pohon yang ditebang itu sering menyaksikan seekor burung entah jenis apa terlihat usai shalat maghrib. Yang menyaksikan adalah Fansuri (35).
Saat itu ia membuka pintu dihadapannya. Letak pohon yang ditebang itu terdapat puluhan ekor burung bertengger di sekitar bekas pohon yang ditebang. Saat mau didekati burung itu tiba-tiba terbang entah kemana. Lantas Fansuri kembali ke dalam rumahnya.
Tapi timbul rasa penasaran Fansuri. Ia kembali mengintip lewat celah jendela rumahnya. Pemandangan aneh terlihat. Dimana lagi-lagi puluhan ekor burung mengitari bekas pohon yang ditebang. Yang aneh burung itu membentuk lingkaran seperti saat pramuka, mengitari api unggun.
Fansuri merasakan kejanggalan lewat pemandangan itu. Tentulah burung-burung itu bukan burung seperti biasanya. Kemungkinan adalah burung jelmaan makhluk halus yang merasa tempat tinggalnya telah ditebang oleh warga. Burung-burung itu merasa berduka karena tidak memiliki tempat tinggal lagi.
PENGHUNI PERPUSTAKAAN
UMUM KABUPATEN HSS
Ternyata keberadaan Kantor Perpustakaan, Dokumentasi dan Arsip Daerah ( KPDAD ) Kabupaten Hulu Sungai Selatan menyimpan sejuta misteri. Kantor yang terletak di Jalan Aluh Idut, Tinggiran, Kandangan itu terutama pada malam hari cukup menyeramkan sekali.
Terdapat dua makhluk yang pernah dilihat warga sekitar, yakni sepasang suami isteri. “ Yang isteri sangat cantik sementara yang suami bertampang bengis dan kejam, “ ungkap seorang warga.
Pada siang haripun KPDAD HSS kadang sangat angker. Terutama bila turun hujan. Suasananya hiruk-pikuk. Walau tak ada pengunjung untuk membaca dan meminjam buku.
Seoarang pengunjung pernah menyaksikan sesosok wanita cantik di dalam KPDAD HSS. Saat itu turun hujan dengan lebatnya. Karyawan KPDAD HSS terlihat bekerja di tempatnya masing-masing. Si pengunjung tadi duduk di pojok KPDAD HSS yang sepi karena tidak ada orang. Ia satu-satunya pengunjung saat itu.
Pertama muncul suara menyapa dirinya. “ Ternyata bau wangi seperti di pemakaman muncul tiba-tiba. Aku curiga,” ujarnya.
Ia mengaku ada rasa takut. Konsentrasinya membaca buku jadi buyar. Pikirannnya jangan-jangan ada sesuatu. Dan benar juga saat itu muncullah sesosok wanita. Yang aneh wanita itu seperti melayang. “ Tubuh bagian bawah seperti kaki tidak terlihat, “ ujarnya.
HANTU RUMAH TUA
Ini pengalaman Adit tatkala masih berada di Tanah Grogot, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur, tahun 2001 silam.
Adit ikut keluarga yang berada disana. Di dekat tempatnya tinggal itu ada sebuah rumah tua peninggalan zaman Belanda. Tak dihuni orang lagi.
Pada malam tertentu sering terjadi perisitiwa aneh. Karena memang tempatnya berdekatan sekali dengan rumah tua itu. Sedang rumah warga yang lain agak berjauhan. Tentu saja seringkali hal-hal ini dapat diketahui.
Seperti malam itu, Adit melihat tiga sosok bayangan laki-laki sedang berada di rumah tua itu. Sepertinya mereka sedang bertengkar. Sampai tengah malam suaranya masih saja terdengar. Adit lantas keluar untuk menuju rumah tua itu. Kebetulan saat itu dirumah Adit sedang sendirian. Dimana anggota keluarga yang lain sedang pergi mengadiri pesta perkawinan di Long Ikis.
Adit mengambil sebuah sinter lantas disorotkan ke arah suara. Adit kaget tatkala sosok bayang ketiga laki-laki tersebut menghilang. Tak lagi terdengar suaranya. Padahal dari dalam rumah sangat jelas terdengar. Adit kembali ke rumah. Berbaring tidur. Dinihari Adit terbangun. Suara itu muncul kembali ke luar rumah.
Alangkah terkejutnya Adit. Di depan tiga laki-laki berwajah seram menghadang langkahnya. Tubuh mereka tampak kaku. Matanya seperti mau copot. Dan yang tak tahan bau amis darah menyebar menusuk hidung Adit. Dia balik haluan mau kabur. Tapi salah satu tangan mereka meraih pundak Adit. Adit pasrah. Saat kalut seperti itu untunglah bertepatan dengan suara adzan Subuh tiba. Adit melihat makhluk itu menghilang. Aneh. Hatinya galau diliputi ketakutan. Ternyata makhluk itulah yang selama ini digembar-gemborkan penghuni rumah tua itu.
MISTERI DARAH
BEKAS PEMBUNUHAN
Apabila ada darah tersebut tidak akan terjadi apapun selamanya. Pemilik asli rumah tersebut pindah ka Muui, Kab. HST.
Rumahnya hancur. Memotret dengan kamera HP. Lalu disimpan di computer. Terlihat ada sosok aneh dalam foto itu.
Pada suatu waktu warga desa ingin ke warung Jablai. Merasa aneh melewati rumah tersebut. Ada suara menangis. Selama ini misteri ini belum terungkap.
Juga pernah menyaksikan ular besar yang lewat di tengah jalan. Juga ada tikungan sering terjadi kecelakaan. Seorang wanita tertabrak. Berawal dari peristiwa pembunuhan. Darahnya diambil lantas dioleskan ke tiang rumah.
SUARA GAMELAN
DI TENGAH MALAM
Aban (40) mengalami kejadian ini. Di tengah malam yang sunyi dan sepi saat melintas di depan bioskop Murni yang terletak di Jalan Singakarsa, Pandai, Kandangan. Aban mendengar suara pertunjukan wayang. Ada gamelan dan peralatan musik lainnya. Padahal Aban tahu betul pada malam itu tidak ada pertunjuka wayang.
Karena penasaran Aban memberanikan diri mencari tahu sumber suara yang didengarnya itu. Setelah meyakini sumber suara dari bioskop Murni. Aban pun memberanikan diri mendekati sumber suara. Ia penasaran dengan suara merdu gemelan dan dalang yang sedang memainkan wayang.
Setelah mendekat, suara aneh kian nyaring. Aban makin penasaran. Ia tambah mendekat. Semakin mendekat suara gamelan itu kian nyaring. Namun setelah masuk ruangan asal suara yang didengarnya tadi tak terdengar lagi. Ia pun balik arah pulang dengan rasa penasaran dan keheranan dalam hati.
Aban menduga, adanya makhluk halus yang berkeliaran di tempat tersebut karena tempat awalnya adalah kuburan. Namun tidak diketahui kuburan itu milik siapa. Ketika dibangun bioskop Murni, sebagian kuburan tidak dibongkar, sehingga sangat wajar jikalau tempat itu dihuni makhluk halus berbagai rupa.
Selain itu, kata Aban, lingkungan bioskop Murni dulunya berupa belantara yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Setelah berdiri bioskop Murni pohon itu ditebang.
Aban menduga, karena tak lagi bisa tinggal di pohon besar yang telah ditumbangkan, makhluk halus itu pindah menghuni bangunan dan ruangan di bioskop Murni. Makanya makhluk halus itu sering menampakkan diri pada malam hari.
GARA-GARA MEMBOHONGI HANTU
Peristiwa ini dialami oleh Mastur, seorang PPL di Nagara. Waktu itu, dalam perjalanan menuju ke Banjarbaru. Mastur akan mengikuti pelatihan. Ia berangkat pada pukul 04.00 Wita. Karena diharuskan tiba di tempat acara pada pukul 08.00.
Dalam perjalanan Mastur mengendarai mobil sendiri. Diperjalanan tepatnya di Karang Rati, masih wilayah HSS, dia melihat ada sebuah pasar dengan banyak kegiatan seperti kegiatan jual beli. Banyak orang menjemur ikan. Dilihatnya cahaya lampu di pasar itu agak berbeda. Warnanya merah darah.
Ada seorang wanita tua berebdak basah dengan lipstick tebal dan memakai baju kebaya. Orangtua itu ingin ikut ke Banjarbaru. Tapi Mastur mengatakan hanya akan pergi ke Kandangan saja. Orangtua itupun berkata “ Baiklah. Kalau begitu saya ikut sampai ke Gambah saja. Disini tidak ada ojek yang sampai Gambah tapi sampai Taniran, “ ujar wanita itu.
Sampai di Gambah sekitar pukul 05.00 Wita wanita itu turun. Sementara dalam perjalanan dari Gambah sampai ke Banjarbaru di dalam mobil tercium bau yang tidak sedap. Seperti bau bangkai.
Untuk mengusir bau pintu mobil sudah dibuka. Tetapi bau itu tak kunjung hilang. Pukul 08.00 Mastur sampai di Banjarbaru. Bau itupun berangsur hilang.
Rupanya, wanita tua tadi ikut samapi ke Banjarbaru. Namun berubah dalam bentuk bau busuk aneh. Wanita gaib itu marah telah dibohongi. Dikatakan Mastur Cuma sampai ke Kandangan saja padahal ke Banjarbaru. Mastur baru menyadari hal itu usai mengikuti pelatihan pertanian di Banjarbaru.
Perlu diketahui Karang Rati tidak ada pasar. Apalagi pada pukul 04.00 dinihari. Tentu itu hanya gambaran gaib yang dialami Mastur. Diduga pasar itu adalah pasarnya orang gaib. Karang Rati dikenal sebagai kawasan angker.
EMPAT JAM
DI ATAS POHON KUPANG
Di Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat sebuah pohon berukuran raksasa dan usianya mencapai 80 tahunan. Namanya pohon kupang. Letaknya sekitar 50 meter dari pemukiman warga.
Ketinggian pohon mencapai 50 meter dengan diameter 10 cm dengan cabang pohon yang banyak dan daunnya cukup rimbun. Disana tempat bersarang berbagai jenis binatang. Seperti lebah, burung elang, monyet, dsb.
Pohon itu terkenal angker dan tempat berdiam orang halus. Tak ada warga yang berani mengusik keberadaan pohon kupang. Apalagi sampai menebangnya. Karena itulah pohon tersebut masih tetap kokoh bertahan hingga kini.
Pohon itu pernah menghebohkan warga desa. Riang (30) warganya tiba-tiba saja sudah berada diatas pohon kupang. Warga pun geger. Mereka berusaha untuk menurunkan Riang dari atas pohon.
Padahal Riang dikenal tak bisa naik pepohonan apapun. Kesehariannya ia sebagai tukang salon dan perias pengantin. Menurut Riang ia hari itu dalam suasana tidak karuan. Lantas keluar rumah. Lalu berjalan-jalan ke persawahan untuk melihat pemandangan alam mengusir kejemuan.
Saat itu tengah hari dan gerimis. Sebagian warga sudah pulang dari sawah. Riang melintas didekat pohon kupang. Seakan ada daya tarik. Ia mendatangi pohon kupang dengan langkah cukup ringan.
Riang tiba-tiba saja sudah berada di atas pohon kupang. Ada sesosok makhluk bermata satu dengan warna merah saga. Suasana kian mencekam. Riang berada pada ketinggian puncak pohon kupang. Warga yang datang mencoba menurunkan Riang. Akan tetapi belum membuahkan hasil. Hingga akhirnya Riang bisa turun sendirinya setelah 4 jam berada diatas pohon kupang.
MISTERI 3 JEMBATAN
DI KANDANGAN
Semua warga HSS tentu sudah tidak asing lagi dengan tiga buah jembatan yakni : Jembatan Antaluddin, Jembatan 3 Desember, dan Jembatan Loklua.
Ketiga jembatan yang ada di kota Kandangan tersebut melintasi sungai terbesar di HSS yakni sungai Amandit. Namun ketiga jembatan tersebut menyimpan misteri tersendiri.
Jembatan Antaluddin tempat perlintasan jalan provinsi dekat dengan RSUD Brigjend H Hassan Basery dan Lapangan Lambung Mangkurat.
Pernah suatu malam diatas jembatan ada wanita yang melayang dan terdapat banyak ceceran darah. Ini seperti yang dialami oleh Raji, warga Gambah. Saat itu ia jalan kaki dari Pasar Kandangan menuju RSUD karena ada keluarga yang dirawat disana. Ia mencari obat di Pasar Kandangan. Raji menduga wanita itu hantu penunggu jembatan tersebut. Lampu penerang di sekitar jembatan pecah oleh pemabuk yang sering menjadikannya sebagai tempat mangkal. Pecahannya berhamburan dimana-mana. Terlindas oleh kendaraan yang lalu-lalang.
Sementara di Jembatan 3 Desember saat subuh pernah kuyang mengitari area jembatan tersebut. Ini disaksikan sendiri oeh Idur warga Desa Amawang. Pedagang sayuran ini setiap subuh melintasi jembatan tersebut. Karena sehari-hari ia berjualan sayur di Pasar Kandangan. Menurut Idur, selain kuyang juga pernah melihat makhluk halus jenis lain berada disana. Menaiki tiang pancang jembatan. Tubuhnya kecil mirip monyet namun bercahaya.
Sementara Jembatan Loklua juga pernah menghebohkan warga Kandangan. Dari arah Pasar Kandangan menuju Jembatan Loklua pernah terlihat pocong yang bergerak menuju pohon kariwaya yang ada di sampingnya.
Menurut Ijap, hal-hal aneh di sekitar Jembatan Loklua juga pernah dialaminya. Seringkali dibawah jembatanterlihat binatang aneh seperti ular besar melintas. Warga menduga itu mrupakan naga penghuni sungai Amandit.Juga warga pernah tenggelam di area Jembatan Loklua. Ada yang melihat kain kuning berkibaran saat malam hari. Bendera itu membentang dibawah jembatan sekiatr 30 meter. Namu besok paginya tidak ada lagi. Aneh.
Hal ini menumbuhkembangkan sikap kehati-hatian kita bila berada dimanapun juga. Termasuk di 3 jembatan yang ada di kota Kandangan tersebut.
HILANG SAAT MENCARI IKAN
Abau (45) mengalami kejadian aneh. Saat musim kemarau warga di kampungnya ramai mencari ikan di daerah rawa Kecamatan Kandangan, yakni antara daerah Sungai Kupang dan Bangkau.
Biasanya mereka pergi ke sana naik sepeda dan berangkat pada pagi hari. Dalam mencari ikan biasanya mereka berkelompok. Antara 3-5 orang.
Entah kenapa kali ini Abau terpisah dengan rombongan. Sampai maghrib tak jua diketemukan. Salah seorang diutus pulang ke rumah memberitahu perihal tersesatnya Abau sekaligus minta bantuan untuk mencarinya.
Setelah shalat Isya baru Abau ditemukan dengan kondisi cukup memprihatinkan. Lemah lunglai. Pakainya jadi compang-camping diduga akibat tergores tanaman keras dan berduri. Nafasnya tersengal-sengal.
Menurut Abau ia menyaksikan berbagai keanehan sebelum tersesat. Melihat kera berukuran besar bergelantungan di pepohonan. Untuk menyelamatkan diri Abau naik ke atas pohon. Sementara hasil mencari ikan ia tinggalkan dengan begitu saja di tanah. Abau lebih mementingkan untuk menyelamatkan diri.
Abau merasakan hawa dingin merayapi tubuh. Abau kalau ngomong seperti suara wanita. Suka ngomel sendiri dalam suasana gelap. Tiba-tiba matanya tertumpu pada sebuah nyala aneh di kegelapan.
GOS ALUH IDUT MEMBAWA KALUT
Siapa yang tak kenal dengan Gedung Olahraga dan Seni (GOS) Aluh Idut. Terlebih bagi anak muda Kandangan maupun di Banua Enam. Pasti mereka sudah akrab dengan tempat yang satu ini. Karena di tempat ini sering diadakan konser musik yang mendatangkan penyanyi atau kelompok musik ternama. Sebut saja misalnya Arul Power Metal, Puteri Vinata, Edane, Peterpan, Ungu, Melly Goeslaw, Ari Lasso, dsb. Mereka pernah manggung di GOS ini.
Gedung yang terletak di pinggiran Jalan aluh Idut Tinggiran, Kandangan ini dulu merupakan bekas areal terminal bus yang kemudian disulap menjadi sebuah GOS.
GOS ini diresmikan penggunaannya oleh Bupati Hulu Sungai Selatan Drs H Saidul Hudarie tahun 2002. Kemudian baru tahun 2003 peresmian penggunaan nama GOS Aluh Idut oleh Bupati HSS Drs HM Sapi’i, Msi. Ini dikarenakan sebelumnya masih ada kontroversi soal pemberian nama GOS tersebut. Akhirnya sepakat dinamai dengan GOS Aluh Idut. Tentu dengan beragam alasan dan pertimbangan.
Beberapa peristiwa ternyata sering terjadi disana. Baik saat diadakan konser musik maupun pada hari-hari biasa. Karena memang sudah bukan rahasia lagi kalau kalau lokasi dibangunnya GOS ini adalah tempat yang sangat menyeramkan. Saat masih merupakan areal terminal bus dulu pada malam-malam tertentu sering warga sekitar menyaksikan kemunculan makhluk halus. Baik itu berupa suara-suara aneh maupun penampakan langsung makhluk itu dengan wujud yang sangat mengerikan. Kadang juga tercium bau kemenyan yang cukup menyesakkan hidung.
Sementara itu juga di lokasi tersebut saat masih jadi terminal bus ada cerita aneh. Dekat terminal itu dulu sering dijadikan sebagai lokasi kegiatan pelaksanaan pameran pembangunan.
Singkat cerita pada malam hari orang ramai mengunjungi pameran itu. Saat itu digelar panggung hiburan. Tiba-tiba saja aliran listrik padam. Lokasi pameran dan panggung hiburan menjadi gelap gulita. Pengunjung yang membludak jadi kelabakan dibuatnya. Yang dikhawatirkan adalah ada oknum pengunjung yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Juga adanya tindak perbuatan yang tidak terpuji semacam pelecehan seks terhadap kaum perempuan.
Saat itulah, ini seperti yang dialami sendiri oleh seorang temanku, dimana di belakang panggung hiburan tampak makhluk aneh sedang berjalan beriring. Nampak seperti tentara sedang berbaris. Tubuh mereka kecil-kecil. Boleh dibilang kerdil seperti tuyul tapi mereka berpakaian rapi dan memakai harum-haruman. Namun aromanya berupa kembang kuburan dan kemenyan. Mereka berjumlah sekitar sepuluh orang. Menyaksikan hal itu temanku itu jadi terpana. Tapi ia ingin mengikuti makhluk itu namun aneh tiba-tiba menghilang bersamaan dengan aliran listrik yang menyala kembali.
Namun sesudah dibangun menjadi GOS Aluh Idut hal-hal aneh tetap saja terjadi kendati agak berkurang. Hal ini dikarenakan di lokasi sekitar GOS diberi penerangan lampu listrik yang cukup. Bahkan sangat terang benderang. Yang sedikit banyak menepis tudingan banyak orang kalau di kawasan itu terkenal sebagai tempat yang angker.
Pernah suatu malam seorang pengendara motor lewat depan GOS Aluh Idut. Saat itu sekitar pukul 23.00 Wita. Ketika melintas ia menengok ke arah GOS kebanggaan masyarakat HSS itu. Di atas atap gedung itu nampak seperti ada yang mengelilingi. Benda aneh itu seperti melayang-layang dan menimbulkan cahaya yang cukup terang benderang. Tapi tak lama kemudian menghilang dengan sendirinya. Kemungkinan benda asing itu adalah makhluk halus yang sewaktu-waktu bisa berubah wujud. Hal ini sering jadi pembicaraan warga setempat.
Kejadian lain dialami oleh Selvy, warga Kandangan. Saat konser band ia datang ke GOS itu. Selvy tidak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk menyaksikan pertunjukan itu. Ia datang dengan pacarnya, Fendi.
Singkat cerita, entah ada maksud apa Selvy diajak Fendi ke belakang GOS. Disana suasana terasa sangat sunyi. Sementara di dalam gedung tentu hingar-bingar dengan suara musik.
Setelah berada disana ternyata Selvy diajak kencan oleh Fendi di belakang gedung itu. Namanya juga anak muda. Kencan mereka diiringi dengan berciuman dan berpeluk-pelukan. Tengah asyik bermesraan itulah tanpa mereka sadari seekor ular muncul dekat kaki mereka. Tentu saja hal itu mengganggu kemesraan mereka dalam bercinta. Konsentrasi memadu kasih jadi buyar. Mereka mencoba menghindar dan mengusir ular itu dengan mengibas-ngibaskan tangan. Aneh, ular itu bukannya menjauh malah mengikuti Selvi dan Fendi.
Karena takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan mereka sepakat untuk meninggalkan tempat itu. Saat berada di depan GOS perasaan mereka agak sedikit lega. Karena tak lagi dikejar oleh ular itu.
Namun perasaan lega itu tak berlangsung lama. Kekhawatiran muncul. Ternyata ular itu datang kembali menemui mereka. Padahal tak ada celah kosong disana yang bisa dilewati oleh ular tersebut.
Karena penasaran Selvi mengajak Fendi kembali ke belakang GOS. Hal ini tentu saja ditolak Fendi dengan alasan cukup berbahaya. Tapi Selvy bersikeras mau ke sana sendirian. Akhirnya Fendi mengalah.
Tapi alangkah terkejutnya Fendi, sesampai di belakang GOS Selvy tiba-tiba terjatuh ke tanah. Sepertinya ia pingsan. Fendi jadi kelabakan dan panik. Selvy seperti kerasukan setan. Sempat mencakar Fendi segala. Tapi untunglah Fendi cepat tanggap. Ia dapat menghindarinya. Lantas ia hubungi teman-temannya yang lain.
Selvy dibawa untuk mendapatkan pertolongan. Berkat bantuan orang pintar Selvy sembuh kembali. Menurut orang pintar ular tadi adalah jelmaan makhluk halus.
” Karena itu jangan coba-coba melakukan tindakan tak terpuji di tempat-tempat sepi,” pesan orang pintar itu.
SUARA ANEH
DI GUNUNG MANDALA
Peristiwa ini terjadi beberapa tahun silam. Dimana Iful dan dua rekannya mengalami kejadian aneh. Diantaranya mendengar suara aneh dan melihat datu (nenek tua) di gunung Mandala.
Ceritanya malam itu usai shalat Isya dan makan malam Iful dan dua rekannya, Ali dan Madi seperti biasa pergi berburu burung ke gunung Mandala. Masih satu wilayah dengan desa Iful yakni Desa Mandala, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten HSS. Jaraknya sekitar 3 kilometer dari tempat tinggal mereka.
Karena sudah terbiasa mereka hanya berjalan kaki menuju tempat itu. Mereka membawa senapan angin, sinter, dan sangkar burung. Mereka pun lantas pergi menyusuri jalan setapak yang suasananya cukup sunyi.
Singkat cerita, tengah asyik berburu burung itulah Iful dan dua rekannya mendengar suara aneh bersamaan dengan hujan turun. Tentu saja ini membuat mereka resah.
Selain suara aneh mereka juga mencium bau aneh yang menyeruak ke segenap penjuru. Termasuk di sekitar tempat mereka berada. Belum tuntas masalah itu dari dalam gua berterbangan cukup banyak kelelawar masuk ke dalam gua. Seperti ada yang mengusir. Banyaknya mungkin ribuan ekor. ” Benar-benar aneh,” ujar Iful.
Mereka cukup terlena menyaksikannya. Tanpa bergerak. Bahkan Iful sampai terkencing-kencing. Entah Karen takut atau kagum melihatnya. Tak ingin lama menyaksikan hal itu buru-buru mereka mengurungkan niatnya untuk berburu burung lebih lama. Apalagi hujan lebat terus saja turun.
Namun ketika ingin meninggalkan untuk pulang di tengah jalan masih dalam area gunung Mandala, mereka menyaksikan sesosok nenek tua yang berjalan tertatih-tatih. Ketika ingin disapa ia menghilang.
Akhirnya malam itu mereka pulang tanpa membawa seekor burungpun yang dibawa pulang.
MONYET YANG TAHAN TEMBAK
Pada bulan November 1986 silam warga Desa Tawia, Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS dibuat resah. Pasalnya, tanaman palawija dan buah-buahan milik mereka diserang oleh babi dan binatang pengganggu lainnya. Sehingga tanaman menjadi rusak. Buah-buahan habis di tempat. Padahal dari sanalah penghasilan warga untuk kehidupan sehari-hari.
Namnu dibalik kehadiran binatang itu bagi Dardi (56) warga desa setempat punya cara untuk mengusir keberadaan babi itu. Yaitu minta bantuan keluarganya Anan dan Dayat, warga Haruyan, Kabupaten HST.
Karena mereka memiliki senapan angina sendiri. Mereka berdua disuruh Dardi untuk menjaga kebun tanaman yang letaknya agak jauh dari pemukiman warga. Disana ada gubuk khusus untuk tempat tinggal.
Singkat cerita, pada hari itu Anan dan Dayat mengawasi areal kebun aneka tanaman milik pamannya itu. Karena berada cukup jauh dari pemukiman penduduk tentulah suasana saat itu sangatlah sepi.
Sementara itu Anan berbaring di gubuk. Dayat mondar-mandir di sekitar kebun itu untuk mengawasi kalau-kalau ada babi yang mau menyerang tanaman itu. ” Kalau ada babi langsung kutembak biar mampus,” pikir Dayat.
Sementara di pohon-pohon berkelebatan beberapa ekor monyet berloncatan mencari makanan yang ada di sekitar kebun itu. Melihat hal itu Dayat memburunya agar tidak mengarah ke kebun pamannya itu.
Tapi dasar monyet, walau sudah diburu mereka masih nakal karena itulah lantas Dayat mau menembaknya. Lalu ia mengambil senapan angin di gubuk. Bersamaan dengan itu Anan terbangun dari tidur.
Ternyata dari puluhan monyet yang ada di pohon, ada yang turun ke tanah mau menuju ke arahnya. Tak ayal lagi senapan angin pun terpaksa diarahkan Dayat ke wajah monyet itu. Sepertinya monyet itu lain dari pada yang lain.
” Aku bukan saja punya senapan angin. Juga punya sebilah pisau. Jadi pergilah. Kamu tidak akan mati kalau pergi dari sini. Tapi kalau tidak, aku tidak akan segan-segan menembak kamu. Kamu mungkin akan mati,” ujar Dayat kepada monyet itu.
Monyet itu seperti sedang marah besar. Perilakunya seperti binatang yang paling ganas dan sangat buas.
Akhirnya senapan itupun memuntahkan timah panasnya dan pas mengenai kepala monyet. Darah segarpun mengucur deras.
Tapi aneh walau banyak mengeluarkan darah monyet itu tetap tegar. Puluhan kali Dayat menembakkan senapan itu tapi monyet tersebut masih tetap bertahan. Karena panik Dayat dan Anan mencoba menghalau monyet itu dengan batang kayu yang ada di sekitar gubuk.
Namun untunglah, akhirnya monyet itupun mati juga setelah Dayat dan Anan dengan gigih memeranginya. Diperkirakan monyet itu merupakan jelmaan makhluk halus.
TENTANG
KERAJAAN GAIB ANGKINANG
Ternyata bukan hanya daerah Martapura dan Banjarbaru saja yang memiliki jalur kerajaan gaib. Hulu Sungai Selatan pun banyak memilikinya. Setidaknya ada lima tempat yaitu di daerah Tumbukan Banyu (Nagara), Wasah (Simpur), Batu Lumut (Loksado), Gambah (Kandangan), dan Sungai Awang (Angkinang).
Dari beberapa kerajaan gaib tersebut saling ada keterkaitan satu sama lainnya. Menurut salah seorang supranatulis kenamaan di Kandangan yang sering berkunjung ke kerajaan gaib itu yang paling luas dan maju adalah kerajaan gaib yang ada di Sungai Awang, Angkinang. ” Penduduknya seribu orang lebih. Sementara di kerajaan gaib lainnya di bawah lima ratus orang saja,” ungkap supranatulis yang enggan namanya dikorankan.
Kerajaan gaib Angkinang yang berpusat di Sungai Awang itu bernama Kerajaan Gaib Tabing Rimbah. Dengan rajanya Pangeran Maulana Nasir. Isterinya bernama Diang Samustawa. Mereka mempunyai keturunan dua orang anak. Namun entah dimana anak mereka itu sekarang berada. Ada yang mengatakan kedua anak raja tersebut diculik oleh orang-orang dari kerajaan gaib yang ada di daerah Amuntai. Namun Pangeran Maulana Nasir tidak mempermasalahkannya. Ia pasrah dengan takdir Yang Maha Kuasa. Yang pasti kini raja itu hidup berbahagia dengan isteri dan rakyatnya.
Kehidupan di kerajaan gaib Tabing Rimbah mirip di alam nyata. Hanya kelebihan yang dimiliki, disana masyarakatnya hidup rukun dan damai. Sedikit masalah saja cepat diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat. Tidak seperti di alam nyata yang selalu saja ada percekcokan yang menjurus kepada permusuhan.
Namun kepada penduduk alam nyata janganlah sesekali mengusik ketenangan masyarakat Tabing Rimbah. Kekompakan warganya dapat membinasakan penduduk alam nyata kepada kematian. Mereka rela mati demi membela kebenaran.
Seperti dialami seorang warga Angkinang yang pernah hilang akibat perbuatannya sendiri yang melecehkan keberadaan kerajaan gaib Tabing Rimbah. Ia mengencingi lokasi kerajaan tersebut dan berbicara jorok.
Saat warga di kerajaan gaib tersebut sedang melakukan ritual keagamaan. Warga alam nyata tersebut ditawan di dalam kerajaan gaib tersebut berminggu-minggu. Setelah jera dan meminta maaf atas segala kesalahan yang diperbuatnya baru dikembalikan ke alam nyata.
MEMBUAT WARUNG TAK LAKU
Selain berprofesi sebagai petani warga di pedesaan biasanya yang paling banyak dilakukan adalah membuka warung di depan rumah. Atau rumahnya dijadikan warung.
Namun dalam melakukan usaha ini dilakukan berbagai keahlian agar dagangannya laku. Biasanya melayani warga desa sendiri yang selalu pergi ke sawah untuk ke warung minum teh manis dan kue yang disajikan.
Berbagai cara dilakukan untuk memperkaya diri-sendiri. Baik itu dengan cara halal atau haram. Tapi semuanya berpulang kepada kita sendiri untuk melakoninya. Dengan rasa iri mematikan usa orang lain adalah perbuatan tak terpuji. Seperti yang terjadi di daerah pedesaan. Sejak dulu keberadaan warung minuman yang berada di tepi jalan. Saling berdekatan satu sama lainnya. Bahkan dalam jarak 10 meter terdapat 2-3 buah warung.
Karena iri untuk bersaing dalam meraih pengunjung. Ada yang rela berbuat curang. Demi kepentingan sendiri, untung sendiri walaupun orang lain menderita hal itu tak masalah.
Salah satu hal yang berhubungan dengan gaib dilakukan adalah menyiram warung saingan dengan air yang sudah diberi jampi-jampi serta do’a lainnya yang akan berpengaruh terhadap keberadaan warung dan pemiliknya. Tak ada minat pengunjung di warung itu. Yang tentu lama-kelamaan akan mati sendirinya alias tutup untuk selamanya. Sebaliknya yang melakukan perbuatan tadi warungnya justru cukup laku siang malam selalu penuh dengan pengunjung. Namun bukan berarti para pemilik warung semuanya melakukan hal ini. Hanya segelintir orang saja.
Selain berusaha dengan menyajikan kue dan makanan yang menarik, penampilan pelayan yang ramah. Juga ada ikhtiar yang lain. Minta syarat dari tuan guru agar warung yang dibuka selalu memperoleh keuntungan. Orang akan senang datang ke warungnya.
Pemilik warung yang iri melakukan kejahatannya dengan menyiram lokasi warung pesaingnya tanpa diketahui. Bisa pula beraksi pada tengah malam. Yang disiram adalah di depan warung atau rumah pemiliknya. Yang tentu saja air diberi jampi-jampi dan ditambah dengan bahan lainnya. Reaksinya baru beberapa minggu kemudian. Orang itu akan berkali-kali melakukan usahanya.
Akibatnya warung itu mulai jarang didatangi pengunjung. Juga pemiliknya tak punya gairah lagi membuka warungnya. Akhirnya warung itu tutup sendirinya.
Pernah ada yang melakukan usaha melawan perbuatan tak baik ini. Dengan cara minta bantuan orang pintar. Agar warungnya dapat dibuka kembali. Tapi memerlukan persyaratan yang cukup sulit dan sangat berat. Hanya orang yang gigih dan sabar saja yang dapat mengembalikan usaha warungnya.
Ada juga yang menyelipkan jimat kebagian yang tak terlihat di bagian bangunan warungnya.
TIKUNGAN YANG ANGKER
Kepala Ansari langsung pusin saat melihat darah berceceran di tanah. Disaat ada seseorang tergeletak tanpa nyawa yang merupakan korban kecelakaan lalulintas akibat menabrak tiang listrik yang ada di desanya.
Begitulah suasana lima tahun silam di malam bulan Ramadhan. Saat itu Ansari dan teman-teman tengah melakukan tadarrusan Al Qur’an usai shalat tarawih. Mendengar ada suara orang geger di luar langgar Al Kautsar tempat mereka tadarrusan lantas ingin mengetahui ternyata ada kecelakaan lalulintas.
Bagi warga Desa Angkinang Selatan, Kec. Angkinang, Kabupaten HSS jalan raya antara Pasar Angkinang sampai dengan Langgar Al Kautsar sudah tidak asing lagi sebagai kawasan yang rawan kecelakaan lalulintas. Selain karena ada tikungan tajam juga lantaran rumah penduduk yang sangat dekat dengan jalan itu. Sehingga membuat sering terjadi kecelakaan di kawasan tersebut.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir tak terhitung terjadi peristiwa kecelakaan disana. Puluhan korban luka dan tiga orang tewas. Seharusnya pihak terkait dapat membantu mengurangi angka korban kecelakaan lalulintas disana. Misalnya dengan memasang rambu-rambu lalulintas yang selama ini tidak ada.
Beberapa peristiwa kecelakaan yang terjadi disana seperti kecelakaan pada bulan Ramadhan lima tahun silam. Dimana seorang pengendara motor tewas di tempat kejadian setelah menabrak tiang listrik yang ada di kawasan tersebut.
Saat itu korban tengah memacu motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Tak ayal lagi saat berada di tikungan tiba-tiba karena memang lagi dipengaruhi miras korban menghantam tiang listrik. Tentu saja korban langsung roboh dan terkapar di tepi jalan. Sedang motornya hancur berantakan.
Dibalik semua peristiwa itu ternyata terungkap menurut beberapa warga sekitar maupun para korban yang luka-luka ternyata di kawasan itu ada makhluk halusnya.
Seperti yang dialami oleh Fikri (20) warga Kandangan. Ia mengaku pernah tejatuh dari motor di kawasan tersebut. Tak ayal lagi ia pun menabrak sebuah pohon belimbing di depan rumah seorang tukang urut, tepatnya di samping tempat wudhu Langgar Al Kautsar. Saat itu Fikri seperti kehilangan kendali. Juga seperti melihat ada seseorang yang menyeberang jalan. Saat itu masih siang bolong. Dimana warga sedang beristirahat pulang dari bekerja di sawah. Maka setelah mendengar ada tabrakan berhamburanlah warga keluar rumah untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Fikri terkapar bersimbah darah.
” Aku seperti melihat ada seseorang menyeberang jalan. Karena sangat cepat motorku akhirnya menabrak orang itu. Namun anehnya ternyata orang tadi dipastikan adalah makhluk halus. Buktinya ia tidak ada lagi setelah kutabrak,” tutur Fikri.
Sementara itu warga sekitar juga pernah mengalami peristiwa aneh. Saat itu tengah malam dan jalan mulai terasa lengang. Ditambah suasana sekitar yang agak gelap. Karena memang sebagian tepi jalan tidak ada penerangannya. Hal itu tentu saja sedikit banyak cukup merisaukan hati bagi yang lewat disana.
Kala itulah Diman dan Rumiyo, dua warga setempat yang sedang yang sedang begadang di depan Langgar Al Kautsar mendengar ada suara ringkikan seekor kuda. Aneh memang suara itu kedengarannya. Mana ada di desa itu kuda? Suara tersebut sangat dekat sekali kedengarannya. Tentulah hal itu membuat Diman dan Rumiyo kaget serta merasa ketakutan tentunya.
Selain itu juga pada saat mereka pulang ke rumah lagi-lagi di tikungan tajam mereka melihat ada yang bergerak. Karena penasaran didatangilah tempat itu. Ternyata Diman dan rumiyo seakan tidak percaya setelah melihat apa yang ada dihadapan mereka. Sesosok manusia tanpa kepala. Melihat kengerian itu lantas mereka pulang ke rumah masing-masing tak lupa berdo’a agar tidak dibinasa oleh makhluk itu.
Malam berikutnya pernah ada warga yang melihat di kolong rumah penduduk ada seperti asap mengepul. Dikira ada kebakaran lantas cepat-cepat mendatangi tempat itu. Jaraknya hanya beberapa meter dari tikungan tajam itu. Namun aneh sekali, setelah didatangi asap yang mengepul sangat banyak itu lenyap seketika. Tidak menyisakan bekas apapun. ” Aneh sekali,” ujar warga itu.
Ternyata tak lama setelah beberapa kali kejadian aneh itu, terjadi sebuah peristiwa kecelakaan lalulintas. Sebuah mobil pick-up sarat muatan buah pisang menabrak seorang pengguna sepeda pancal. Namun untunglah dalam insiden itu tak ada korban jiwa. Tapi tak ayal kondisi sepeda jadi rusak berat dan bagian mobil pick-up penyok.
Kejadian aneh beberapa hari itu seperti sebuah pertanda terjadinya peristiwa kecelakaan di tikungan tajam jalan raya di desa tersebut.
MALAPETAKA HUNJUR KALAKA
Kedamaian kampung Hunjur Kalaka terusik. Warga menjadi resah. Keanehan demi keanehan kerap terjadi. Seperti ternak milik warga yang mati secara tiba-tiba. Sepuluh ekor ayam kampung milik Haji Mahing mati terdampar di kandangnya. Sementara Pakacil Ambrun harus rela kehilangan dua ekor kambingnya. Anehnya, ternak yang mati tersebut lehernya seperti bekas disembelih.
Keanehan lain di kampung Hunjur Kalaka adalah bocah usia SD kini badannya kurus-kurus. Ini seperti dialami oleh Jamil dan Riris. Mereka dikenal memiliki tubuh yang gemuk. Tapi kali ini pelajar kelas III dan IV SD itu badannya kurus sekali. Padahal mereka tidak sedang sakit.
Sementara itu di sebuah SD ada seorang guru baru. Ia adalah Ibu Sofia dan saat ini mendiami rumah dinas dekat sekolah itu. Ia pindahan dari sekolah kabupaten lain. Usianya masih muda. Terlihat cantik serta anggun dalam berpenampilan. Walau ia sudah pernah kawin. Namun ia kini sendiri lagi. Karena suaminya sudah meninggal akibat kecelakaan lalulintas. Boleh dikatakan Ibu Sofia adalah seorang janda. Janda muda yang cantik lagi bahenol.
Kampung Hunjur Kalaka berada di daerah dataran rendah. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani.
Mendengar permasalahan di tanah kelahirannya membuat Madan yang berada di Yakarta pulang kampung. Ia ingin menyelidiki masalah yang tengah dihadapi oleh warga. Seperti yang diketahuinya lewat koran terbitan nasional dan stasiun televisi.
Madan yang juga berprofesi sebagai wartawan itu berusaha mengungkap tuntas permasalahan ini. Ia tidak ingin masalah ini akan berlarut-larut sehingga pada akhirnya akan merugikan masyarakat. Mungkinkah ada siluman di kampung Hunjur Kalaka ? Atau jenis penyakit apakah yang sedang menyerang anak-anak usia SD. Namun anak-anak itu tidak ada perubahan pada dirinya.
Keanehan baru datang para gadis perawan yang ada di kampung Hunjur Kalaka diliputi perasaan aneh dan cemas. Menurut kabar itu wanita tersebut akan menghisap tubuh manusia yang berjenis kelamin perempuan dan yang masih perawan. Korbannya sudah berjatuhan di desa sebelah. Walau tidak langsung meninggal dunia namun korban akan menderita gangguan sakit jiwa setelah mengalami kejadian itu. Tak mustahil akan berujung kepada kematian.
Sebagai anak muda yang tampan tentu banyak wanita tergila-gila kepada Madan. Apalagi ia anak orang terpandang di Hunjur Kalaka. Madan cukup sukses meniti karier di ibukota.
Salah satu yang suka terhadap Madan adalah gadis manis anak kepala kampung, Nadia namanya. Usianya sekitar 20 tahunan. Hanya terpaut 4 tahun dari usia Madan.
Tapi Madan agak dingin menanggapi isi hati Nadia itu. Karena Madan terfokus pikirannya untuk menyelidiki sekaligus mengungkap masalah keanehan di desanya itu. Bukan untuk bercinta.
Namun Madan tak munafik juga terhadap wanita. Ia juga memang suka terhadap wanita. Apalagi yang cantik, murah senyum, dan ramah tamah.
Madan ada hati dengan Ibu Sofia, guru baru di SDN Hunjur Kalaka. Walau janda dan usianya 6 tahun lebih tua dari Madan namun itu bukan menjadi penghalang baginya.
Kenapa Madan begitu gigih untuk menjadi kekasih Ibu Sofia ? Apakah Madan kena guna-guna ?
” Karena cantik dan ramah,” begitu alasan singkat Madan setiap ditanya orang.
Setiap malam Madan begadang, ikut jaga malam. Seorang teman akrabnya adalah Iful. Bersama Iful, Madan berusaha mengungkap kasus aneh di kampung Hunjur Kalaka.
Ibu Sofia tewas secara mengenaskan. Kematiannya cukup misterius. Diduga ia dibunuh warga Hunjur Kalaka. Yang mengetahui bahwa wanita itu biang keanehan di kampung tersebut selama ini. Namun akibatnya arwah wanita tersebut gentayangan. Warga ditemui keanehan kembali. Namun kali ini lebih ganas lagi. Karena bisa menimbulkan korban jiwa yang lebih besar lagi.
Namun ibu Sofia sewaktu masih hidup pernah berpesan kepada Madan apabila dirinya gentayangan siram saja kuburan atau dirinya saat menampakkan diri dengan air rendaman kembang bakung. Kematiannya akan sempurna. Sehingga warga bisa tenang dan damai kembali.
Setelah kejadian itu Madan juga memenuhi niatnya kawin dengan Nadia. Yang sesuai juga dengan kehendak ibu Sofia.
” Karena mustahil kamu bersatu denganku,” ujar ibu Sofia sebelum meninggal.
Akhirnya Madan hidup berbahagia dengan Nadia tanpa ada gangguan lagi.
JANGAN BERKATA MUSTAHIL
Di tempat gelap di bawah pohon kariwaya, Adit pernah mengucapkan keinginan dihadapan Rizka, pacarnya. Adit yang berusia tiga tahun lebih tua dari Rizka itu mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal. Tentu saja membuat Rizka bingung.
” Riz, dengarkanlah. Aku ingin kita berdua hidup di alam gaib. Tentu kita akan hidup enak. Karena dapat hidup di dua alam. Apa saja yang kita inginkan dapat segera menjadi kenyataan.”
Saat itu mereka sedang asyik pacaran malam Minggu ketika digelar orkes dangdut dalam rangka hajatan perkawinan tetangga kampungnya. Mereka menyepi. Jadilah dibawah pohon kariwaya itu mereka berkencan ria.
***
Suasana berubah. Alam terasa aneh. Adit jadi tak karuan dan bingung menyaksikan perubahan itu. Rizka tak ada didekatnya. Yang ada hanya lampu minyak yang bertebaran dari sudut ke sudut. Suasana cukup mencekam. Suara binatang malam makin membahana.
Sementara tak jauh dari Adit berdiri dalam kekakuan, ada sebuah bangunan tua seperti sebuah bangunan kerajaan. Adit melangkahkan kakinya.
Dingin merayapi tubuh. Suara langkah kaki Adit terdengar keras saat menginjak lantai bangunan itu. Adit berusaha membuka pintu tapi ia terkesiap kala dari dalam terdengar seperti suara air merembes dari atap jatuh ke lantai. Tiba-tiba Adit lunglai dan tidak sadarkan diri.
***
Kenyamanan Adit terusik. Ia mendengar teriakan histeris yang membelah keheningan malam. Adit merasa takut mendengarnya. Apa gerangan sebenarnya yang terjadi ? Siapa itu ? Kenapa bisa terjadi ? Beragam pertanyaan lalu-lalang dibenak Adit.
” Jauh sana jangan dekati aku. Aku ingin sendiri disini. Biarlah aku yang menanggung akibat ini,” ucapnya.
Pikiran Adit pun menjadi kalut mendengarnya. Tiba-tiba matanya mendelik. Memberi harap kepada siapapun yang melihatnya. Semua yang hadir tampak diam seperti patung. Adit pun juga begitu.
Ah, alangkah beratnya waktu untuk berlalu. Malam ini untuk kesekian kalinya Adit mengikuti ritual itu. Ketegangan demi ketegangan meningkahi dari waktu ke waktu. Inikah pertanda kepada keadaan yang lebih buruk dari biasanya.
Gerimis tiba. Angin berhembus kencang turun menggoyang ranting-ranting pohon. Bumi basah. Suara binatang malam merisaukan hati. Aroma wewangian yang asing di hidung Adit menebar ke ruangan tempat mereka berada.
Kini Adit mulai limbung dan tambah pusing. Derap langkah kaki warga mulai menyembulkan keprihatinan. Adit ingin pergi dari tempat ini. Suara itu kian garang menindas kupingnya. Tapi kemana jalan keluarnya.
” Biarlah aku disini saja sendirian. Membayangkan kesenangan yang pernah kutemui sepanjang perjalanan hidupku.Tapi itu masa lalu. Bukankah masa lalu itu takkan pernah datang lagi untuk selamanya. Namun biarlah aku mengingatnya,” ujar Adit.
Orang itu bertanya kepada Adit seputar hal yang mustahil terjadi. Adit tak bereaksi, diam seribu bahasa. Pertanyaan itu justru membawa Adit ke alam mimpi. Menyelinap menuju gerbang keangkeran yang cukup menegangkan.
PAMANAR PULAU KADAP
Dua kakak beradik, Mita dan Nada. Orangtua mereka pengusaha yang jarang berada di rumah. Kurang memprihatinkan anak-anaknya. Nada, adik Mita sering merengek kepada Mita maupun Acil Inur pembantunya soal ayah dan ibunya yang begitu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga lupa mengurus anak sendiri.
Suatu waktu Nada berada dalam kamar mandi sambil membaca buku dan memandangi foto kedua orangtuanya. Hal itu sebagai sebuah pelampiasan diri karena orangtuanya yang berada di rumah. Saat itu sudah larut malam. Di tengah kegelapan ia mengalami keanehan.
Sementara Acil Inur membangunkan Mita. “ Mana Nada ¿” tanya Acil Inur. Tentu saja mereka jadi panik. Karena di kamar tidur tidak ada Nada.
Tiba-tiba Nada merasakan wajahnya dingin seketika seperti ada yang meniup. Bahkan rambutnya tersibak. Saat ia menoleh, denyut jantungnya seolah terhenti. Gadis tersebut melihat sesosok makhluk yang sangat menyeramkan.
Makhluk itu tampak separuh badan saja karena bagian pinggang ke bawah tak terlihat. Makhluk itu seperti bertanduk dan telinganya panjang. Serta bagian tubuh lainnya agak memanjang dan besar.
Spontan saja Nada berteriak dan kebetulan Acil Inur dan Mita datang. Langsung saja Nada memeluk tubuh mereka. Saat itu juga makhluk aneh tersebut lenyap. Setelah kejadian itu Nada selalu tercekam ketakutan dan tak berani lagi tidur sendirian.
***
Dalam keseharian Nada kerap berteman dengan Adit , anak tetangga sebelah rumah yang berpenampilan culun.
Nada punya sifat jelek. Ia suka usil terhadap siapa saja. Tak terkecuali terhadap Mita, kakaknya. Saat tidur Mita disiram dengan air oleh Nada. Juga menakut-nakuti Mita dengan binatang yang menjijikkan seperti tikus, lipan, dsb.
Sementara Mita punya hubungan akrab dengan cowok tampan yang usianya sebaya, Bayu namanya. Mereka sering bertemu saat lari pagi di hari Minggu. Mita seringnya tidur melulu. Lebih duluan Nada yang bangun. Apalagi kalau hari Minggu. Mita masih asyik dengan selimutnya. Hujan lebat tentu selimutnya makin dirapatkan ke tubuhnya. Walau jarum jam dinding sudah menunjuk angka sembilan.
Dalam sebuah gudang tua tempat penyimpanan barang-barang bekas milik orangtua Nada. Penampakkan wujud seperti orang yang tak tahu diri. Tak mengenal lingkungan sekitar. Hanya diam yang bisa ditampilkan. Segenap perasaan takut sudah menjadi santapan sehari-hari. Ketika gemuruh suara aneh dan gemerlap cahaya tak mampu menghalangi keingintahuan Mita, Nada, Adit, dan Bayu untuk menuntaskan misteri dibalik kejadian atau peristiwa yang selama ini terjadi.
Seorang dukun melakukan ritualnya. Kemenyan merebak ke segenap penjuru. Mantra-mantra terngiang menarik ditelinga menyeruak ke lingkungan sekitar. Walau gubuk tua tempat dukun itu beraksi berada di tengah belantara.
***
Sebagian orang yang pernah memasuki pulau yang bernama Pulau Kadap ini banyak ditemukan keanehan-keanehan. Seperti juga yang dialami Mita dan kawan-kawan.
Sebelum menebang pohon atau mengambil barang yang ada di pulau tersebut, harus didahului dengan upacara kecil untuk meminta izin kepada penguasa alam gaib setempat. Kalau sudah melakoni prosesi itu, selain bisa mengambil kayu yang berkualitas, ternyata disana juga banyak terdapat emas peninggalan orang zaman dahulu. Bila di pulau itu terdapat pecahan tembikar – alat masak dari tanah – maka diatasnya dipastikan ada emasnya.
Ada yang dapat emas berbentuk gelang seberat 40 gram, cincin emas berbentuk burung merak, emas batangan ataupun benda antik lainnya.
Beberapa penebang pohon ada yang bukannya mendapatkan serbuk emas tapi malah emas yang sudah berbentuk perhiasan. Perhiasan orang zaman bahari.
***
Ada orang bilang kalau di Pulau Kadap jangankan untuk menebang pohon, masuk ke pulaunya saja tidak berani. Sebab resikonya mungkin tidak akan bisa keluar lagi dari pulau tersebut.
Siapa yang berani menebang pohon akan berurusan dengan kekuasaan gaib, kekuatan kasat mata.
***
Dia berangkat bersama empat orang lainnya. Setelah sampai dihutan yang sangat gelap itu, hati sempat ciut juga. Masuk hutan tanpa bekal yang cukup. Belum tentu bisa pulang.
Apalagi saat itu air sedang pasang naik. Jadi di dalam hutan tidak terdapat daratan. Hanya air dan pohon melulu.
Setelah mendayung setengah jam memasuki hutan. Mita dkk mencoba kembali melewati jalan semula untuk pulang.
Berikutnya terbukti memang mereka bukan keluar hutan, tapi malah kembali ke asal, di tengah hutan tersebut. Padahal logikanya masuk hutan arah utara, bila pulang arah selatan akan kembali ke luar hutan.
Begitu juga dengan percobaan kedua, ke arah utara. Kali ini dibarengi dengan membaca ayat-ayat, namun hasilnya tetap sama. Mereka tetap kembali ke dalam hutan, tempat pertama kali mereka berputar arah.
Juga terjadi saat mereka mencoba menggunakan arah barat dan timur. Mereka selalu kembali ke tengah hutan.
Maka, setelah beberapa menit menghentikan jukung di tengah hutan karena penat sekalian berpikir bagaimana cara keluar, mereka akhirnya sepakat berniat akan memberikan hadiah buat penunggu hutan Pulau Kadap. Niatnya, tolong antarkan kami ke pinggir hutan dengan selamat tidak kurang satu jua pun, nanti kami akan memberi hadiah.
Sangat aneh, tidak jauh mendayung tiba-tiba sudah berada di luar hutan. Aneh tapi merupakan kenyataan.
Maka, terpaksalah beberapa hari setelah itu, mereka menyerahkan lamang, hintalu jaruk, kopi pahit, kopi manis, bubur habang, bubur putih untuk diletakkan di pinggir hutan Pulau Kadap. Sebenarnya Pulau Kadap bisa dimasukioleh manusia, asal saja orang itu mempunyai bekal ilmu yang cukup dan mengetahui hal gaib.
Memang ada orang gaib yang ada di pulau itu. Selain orang gaib utuh (tercipta sudah menjadi orang gaib) ada juga orang gaib yang berasal dari manusia yang pindah alam ke alam gaib.
Tali haduk – tali yang terbuat dari sabut pohon – dapat digunakan sebagai penangkal dari pengaruh alam gaib. Caranya, sebelum masuk hutan, tali itu dililitkan ke pinggang. Dengan menggunakan tali haduk tersebut dianggap oleh orang gaib Pulau Kadap ada juriatnya. Makanya mereka tidak akan mengganggu.
Tapi begitulah cara yang dipakai oleh beberapa penebang kayu yang ada di pesisir hutan Pulau Kadap dan di pulau kecil yang ada di dekatnya.
Sehari sebelum penebangan, pada pohon yang akan ditebang ditancapkan sebuah kapak. Keesokan harinya apabila kapak itu masih tertancap, maka pohon itu boleh ditebang. Artinya sudah mendapat izin si penguasa hutan tersebut.
Tapi kalau kapaknya terjatuh, jangan sekali-kali menebanginya, sebab akan berakibat buruk. Resikonya akan mengalami kematian. Sebab dipohon itu masih ada penghuninya. Penghuni inilah yang melarang pohon ditebang dengan cara menjatuhkan kapak itu.
Bahan berupa kayu ulin untuk membangun masjid itu berasal dari tebangan kayu ulin yang ada di Pulau Kadap. Karena besarnya kayu tersebut, sisa penebangan kayu itu bisa dibuat sebuah masjid.
***
Selama berada di tengah hutan Mita Cs sempat menyaksikan sekelompok suku di pedalaman yang selalu bermukim secara berpindah-pindah dan sangat sulit ditemui. Selalu menghindari pertemuan dengan manusia yang hidup menetap. Mereka memiliki kepekaan pendengaran yang sangat tajam, sehingga bunyi langkah kaki orang asing (bukan dari kelompok mereka) dapat mereka ketahui dari tempat yang teramat jauh. Gerakan tubuh mereka sangat gesit, dengan langkah kaki yang nyaris tak terdengar.
SEKOLAH SARANG HANTU
Ternyata pengalaman gaib dan aneh bukan saja pernah dialami masyarakat umum tapi juga para pelajar pernah mengalaminya. Seperti halnya pelajar yang ada di Hulu Sungai Selatan.
Mereka rata-rata pernah menyaksikan peristiwa aneh di sekolahnya. Ada yang biasa saja sampai yang cukup mengerikan. Dari yang membuat deg-degan sampai yang membuat pingsan. Peristiwa itu rata-rata dialami oleh pelajar puteri.
Seperti yang dialami Shinta Zuraida siswi sebuah SMP di kota Kandangan. Banyak yang dialami oleh cewek manis ini. ” Waktu berada di perpustakaan sekolah aku pernah mendengar suara orang menangis. Saat itu hujan gerimis. Setelah kuperiksa ternyata keburu menghilang,” tutur Shinta.
Menurut Shinta, sekolahnya terbillang paling tua sehingga memungkinkan orang halus ikut berdiam di sekolahnya. ” Namun syukur Alhamdulillah di sekolahku tidak pernah terjadi kesurupan massal seperti di Banjarmasin beberapa tahun lau,” ujar Shinta sembari berharap hal itu tidak terjadi di sekolahnya.
Lain lagi yang dialami oleh Ellya Rahmi. Siswi sebuah SMKN di Kandangan ini mengakui walau sekolahnya berada di tepi jalan namun suasananya bukan main angkernya. ” Apalagi kalau turun hujan, oh seraaam, ” ujar Rahmi.
Menurut Rahmi, ia pernah pingsan akibat melihat sesosok makhluk aneh di atas plafon kelasnya yang tersingkap karena sudah lapuk. ” Saat itu usai pelajaran Matematika, karena lagi haid aku saat itu malas untuk keluar kelas, padahal teman-temanku sudah keluar semua untuk istirahat,” ungkap Rahmi. Setelah itu menurut Rahmi ia terkejut saat memandang ke atas plafon kelasnya, ada makhluk aneh berwarna hitam pekat yang menyebabkan ia pingsan melihatnya. ” Saat sadar aku sudah berada di ruang UKS sekolahku,” ujar Rahmi.
Sementara Hesty Aderian yang setahun sudah tamat dari sebuah SMA di kota Kandangan juga pernah mengalami keanehan di bekas sekolahnya. Yaitu saat mau buang air kecil ke WC. Saat itu, menurut Hesty masih berlangsung jam pelajaran. Karena ingin sekali buang air ia minta izin kepada gurunya. Hesty kemudian melangkah ke WC sendirian.
Ketika pintu WC ditutup suasana berubah cukup menyeramkan. Perasaan takut menjalari tubuhnya. Usai buang air Hesty beranjak dari WC. Namun di belakang WC sekolahnya itu yang rimbun oleh tanaman liar Hesty menyaksikan pemandangan aneh berupa selembar kain kafan melayang-layang diudara. ” Kain kafan itu tampak lusuh dan berlumur dengan darah,” ujar Hesty. Melihat hal itu lantas ia berteriak ketakutan. Akibatnya sekolah menjadi gempar. Sampai-sampai kepala sekolah ikut turun tangan. ” Namun setelah kuceritakan panjang lebar kejadian sebenarnya baru beliau maklum,” ujar cewek manis asal Angkinang ini sembari tersenyum mengingat pengalamannya itu.
Sementara Susi Sosiawati, pelajar sebuah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di kota Kandangan juga pernah mengalami peristiwa aneh. Ia menyaksikan di sekolahnya itu hal-hal yang berbau gaib dan mistis.
Seperti yang dialaminya pada saat mau pulang dari kegiatan ekstra kurikuler sore hari. Karena terburu-buru mau pulang kunci motornya tertinggal di ruang kelas. Lantas ia kembali ke kelas yang berjarak sekitar 200 meter dari tempat parkir sepeda motornya. Sementara teman-temannya yang lain satu-persatu meninggalkan sekolah.
Ketika didatangi ruang kelas sudah terkunci. Susi menjadi panik. ” Kalau begini aku tidak bisa pulang,” pikir Susi dalam hati.
Lantas Susi mencari penjaga sekolah. ” Pak bantuin saya, kunci motor tertinggal di dalam kelas. Saya tidak bisa pulang nanti, ” ujar Susi. Namun tak berapa lama raut wajah Susi berubah. Karena yang ditanya tadi bukanlah penjaga sekolahnya melainkan jelmaan makhluk halus. Wajah makhluk itu sangat mengerikan sekali. Makhluk itu menghilang kala Susi mau membalikkan tubuh dan berteriak.
Susi akhirnya bisa pulang dengan bantuan seorang guru yang berdiam dekat sekolahnya.
Itulah beberapa pengalaman aneh dan gaib yang dialami olah pelajar di HSS. Yang menyoroti sekolah mereka. Ternyata pelajar juga mempercayainya setelah mengalaminya sendiri.
MISTERI NENEK
BERWAJAH MONYET
Makanya kalau melakukan sesuatu itu haruslah berhati-hati. Sehingga tidak akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan terjadi nantinya. Sepeti yang dialami oleh seorang nenek yang tiba-tiba merasakan hawa panas yang menjalari tubuhnya. Yang sangat mengagetkan ketika wajahnya seketika berubah menjadi tak enak untuk dipandang. Baik oleh diri sendiri atau orang lain. Selalu cemberut dan bermuka monyong. Juga mulutnya terasa bengkak dan sulit untuk berbicara. Hal ini tentu saja cukup membuat panik pihak keluarganya yang tak menyangka akan terjadi hal yang seperti itu. Apalagi hal tersebut berlangsung berhari-hari. Mereka khawatir akan berkepanjangan kalau tidak segera diatasi. Namun syukurlah bisa sembuh beberapa hari kemudian.
Ceritanya berawal dari Nenek Irau (75) warga Desa Angkinang Selatan. Walau usianya sudah termasuk renta , tapi dia masih terlihat gagah dalam beraktifitas. Mungkin saat masih muda sering menjalankan amalan supaya tetap awet muda. Seperti biasa tiap hari pergi ke sawah. Karena hanya itulah profesi yang beliau geluti selama ini. Yang mana juga bertani merupakan mata pencaharian utama warga di desa tersebut.
Sore itu tepatnya pada pertengahan Maret 1998 silam Nenek Irau pergi ke sawah untuk membersihkan tanaman padinya yang mulai ditumbuhi gulma.
Sementara itu angin bertiup menyentuh daun-daun padi. Tengah merumput padi itulah Nenek Irau mendengar ada yang sangat gaduh. Datang dari sekitar pematang sawahnya. Pendengarannya jadi tak karuan dibuatnya. Dan memang benar ada segerombolan monyet di pematang sawahnya. Ternyata binatang itu sedang asyik memakan buah rambutan miliknya yang saat itu sedang berbuah cukup lebat sudah matang. Lantas Nenek Irau ingin mengusirnya. Pertama-tama dia mengusir dengan gerakan tangan yang diikuti dengan suara. Akan tetapi monyet-monyet yang diperkirakan berjumlah puluhan ekor itu tetap berada di pohon rambutan. Mereka terlihat tengah asyik menikmati buah rambutan itu kemudian Nenek Irau mengambil potongan kayu dan gumpalan tanah yang ada didekatnya. Monyet-monyet itupun dilempari beberapa kali dengan benda tadi. Tentu saja hal itu mmembuat binatang tersebut berlarian ketempat yang lebih aman. Sementara dibawah pohon berserakan kulit rambutan beserta bijinya, sisa monyet
Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Nenek Irau tengah melanjutkan pekerjaannya kembali monyet itu menyerang pohon rambutan miliknya. Kembali dia dibuat pusing. Walau begitu Nenek Irau sedikit merasa bingung karena monyet itu tiba-tiba saja datang kembali ke pohon rambutan miliknya. Padahal sebelumya jarang sekali hal itu terjadi. Apalagi ditemui monyet sebanyak itu yang berada di pematang sawahnya. Karena bingung sekaligus bosan selalu saja mengusirnya, Nenek Irau membiarkan ulah para monyet itu untuk beraksi menggerayangi tanaman miliknya. Walau begitu sesekali dia tetap mengusir binatang itu tapi hanya dengan menggunakan isyarat saja.
Singkat cerita, karena hari sudah menjelang senja nenek Irau pun beranjak pulang meninggalkan sawahnya yang berjarak kurang lebih 200 meter dari tempat tinggalnya. Sementara juga para petani yang lain juga melakukan hal yang sama. Namun ada sebuah keanehan tatkala memandang ke arah pohon rambutan. Dimana kulit rambutan dan bijinya yang tadinya berserakan di bawah pohon rambutan miliknya tadi tidak ada lagi. Padahal sebelumnya nenek Irau yakin berserakan cukup banyak. Tapi Nenek Irau tak peduli akan hal itu, ia pun beranjak pulang ke rumah.
Pada malam hari terjadi suatu keanehan yang menimpa nenek Irau. Dia diserang hawa panas secara mendadak. Sekujur tubuhnya merasa dijalari oleh panas bara api. Hal ini mengakibatkan nenek Irau berteriak histeris meminta tolong kadong tidak tahan dengan rasa panas itu. Selain itu juga yang agak aneh raut wajahnya terasa berubah. Matanya selalu terbelalak. Mulut bengkak dan susah untuk berbicara. Seakan-akan ada sesuatu yang mengganjal. Hal ini terlihat sendiri dikaca lemari miliknya.
Sebuah pemandangan yang cukup menyedihkan. Sungguh sangat mengerikan sekali melihat wajahnya sendiri seperti itu. Sekilas berwajah seperti monyet. Dia menjadi malu untuk keluar rumah.
” Apakah ini ada hubungannya akibat mengusir monyet tadi sore ?” tanya Nenek Irau kepada dirinya sendiri. Karena diakuinya baru kali itu dia melihat ada monyet sebanyak itu di pematang sawahnya.
Nenek Irau berhari-hari menderita penyakit aneh yang satu ini. Dan untunglah dia bisa sembuh sendirinya walaupun keluarganya kalang kabut menghubungi orang pintar agar penyakit Nenek Irau segera hilang.
Keluarga Nenek Irau meyakinihal ini akibat ulahnya sendiri yang telah mengusir keberadaan monyet di pohon rambutan miliknya. Diduga monyet itu bukan monyet seperti biasanya tapi merupakan jelmaan orang halus yang kerapkali mengganggu manusia. Apalagi pematang sawah Nenek Irau letaknya cukup sunyi jarang dilewati petani yang pergi atau pulang ke sawah. Para petani lebih memilih jalan lain ketimbang jalan pematang sawah Nenek Irau untuk menuju areal persawahan mereka, padahal lebih cepat.
SEBERKAS CAHAYA
DI TAMAN MAKAM PAHLAWAN
Pulang dari rekreasi ke Loksado, Septiadi dengan dua temannya menyempatkan diri singgah ke Taman makam Pahlawan ( TMP ) Pusara Bhakti Banua ( PBB ) Desa Mawangi, Kec. Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Hari menjelang senja. Mereka naik ke atas melihat makam pahlawan sambil bersantai melihat lalu lalang kendaraan.
Disana hanya mereka bertiga saja. Tiba-tiba sekilas cahaya muncul dari rerimbunan pohon dekat makam pahlawan tersebut. Terdengar suara wanita.
Rasa takut muncul. Bukan sembarang cahaya. Saat menjelang malam seperti ini kelakuan aneh kerap muncul di area TMP PBB.
KAMAR 103
Perisitwa ini dialami oleh M. Noor warga Desa Panjampang Bahagia, Kab. HSS saat menginap di sebuah hotel di kota Barabai, Kab. HST, belum lama tadi.
M. Noor menempati kamar 103. Ia baru saja merebahkan diri. Pintu kamar diketuk seseorang. Lantas M. Noor beranjak dari pembaringan. Dengan langkah gontai ia membuka pintu. Saat menengok keluar orang yang mengetuk pintu sudah tidak ada lagi. Perasaan M. Noor tidak karuan. Namun masih berprasangka baik saja. M. Noor kembali ke pembaringan.
Tiba-tiba M. Noor menyaksikan sesosok makhluk aneh. Gigi bertaring. Ada tengkorak manusia. Juga cekikikan wanita. Bau amis darah. Bau bunga melati. Bau kemenyan. Suara ringkikan kuda.
BAU BUSUK
Malam itu Erviana (13) warga Desa Pakuan, Kec.Angkinang, Kab.HSS berbaring di tempat tidur sambil berbincang dengan adik dan ibunya. Tiba-tiba datang bau busuk yang cukup menusuk ke hidung.
” Bau apa ini Bu ? ” tanya adik Erviana kepada ibunya.
” Diamlah,” jawab ibunya singkat.
Erviana ikut bingung karena dia sama sekali tidak mencium bau yang dimaksudkan. Lalu ia mendekati ibunya.
” Memangnya bau apa ?”
” Bau busuk aneh. Tidak menciumkah kamu?”
Erviana langsung gemetar mendengarnya. Apalagi di kampungnya sudah 5 orang meninggal dunia dalam rentang waktu yang tidak lama.
” Orang meninggal itu secara berturut-turut dua atau tiga hari. Sepertinya malaikat maut betah berada di kampung kami,” ujar Erviana.
Erviana paling takut kalau mencium bau busuk. Menurut Erviana bau busuk itu adalah hantu yang tidak menampakkan wujud.
” Kalau sudah ada bau busuk itu menandakan bahwa hantu itu sedang ada di dekat kita. Maka waspadalah,” tutur Erviana.
Bau ini bukan bau sembarangan. Bukan bau bangkai binatang atau sejenisnya. Bau ini datang sendirinya dan pulang pun dengan sendirinya pula.
SAKIT SETELAH BERMIMPI HANTU
Yunisa Amalia (12) pelajar kelas VII D MTsN Angkinang ini benar-benar apes. Hari itu ia menyaksikan hal aneh di perpustakaan sekolahnya. Ia mendengar suara yang cukup menakutkan sekaligus memilukan hati.
Akibat hal ini pelajar yang lahir di Kandangan, 13 Maret 1999 ini sakit demam. Besok harinya ia tidak bisa berhadir ke sekolah seperti biasanya.
Pada malam hari tidur pun tak karuan. Ia sempat bermimpi yang cukup aneh dan menyeramkan.
Dalam mimpinya Yuni ditemui seorang wanita berpakaian serba putih. Wanita itu sangat cantik rupawan. Namun yang mengagetkan Yuni, bagian bawah tubuh wanita itu tidak ada.
Yuni pun berteriak histeris. Tengah malam ia terbangun. Tapi untunglah ada ibunya.
” Mungkin ini dampak saat ada di perpustakaan sekolah saat mendengar suara aneh,” ujarnya.
MINYAK TANAH BERUBAH JADI AIR
Asarudin (45) warga Desa Tawia Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dikenal sebagai pedagang eceran minyak tanah.
Beberapa daerah pegunungan di Banua Enam dan Kabupaten Banjar pernah ia datangi. Boleh dibilang seluruh daerah yang cukup terpencil sudah pernah dijangkaunya.
Dari pengalaman berjualan minyak tanah ini Asar-begitu ia biasa disapa- pernah mengalami kejadian aneh.
Saat berada di daerah Halong, Kabupaten Balangan. Saat itu hujan turun dengan derasnya. Asar terpaksa menghentikan motornya. Padahal daerah itu cukup sunyi. Tapi karena hujannya lebat sekali ia terpaksa juga berhenti. Daerah itu banyak kebun karet yang sudah tua. Juga jarang rumah penduduk.
Tiba-tiba saat berteduh di sebuah rumah tua. Seperti banyak orang bergerombol. Seperti mau membeli minyak tanah. Padahal hujan begitu lebat.
Setelah transaksi selesai suasana yang tadinya gaduh kembali berubah senyap. Sambil mencoba hitungan perolehan hari itu. Asar terkejut pada tempat ia menyimpan uang terdapat beberapa lembar daun daun kering. Sementara juga beberapa minyak tanah ternyata berubah jadi air.
Asar dibuat kalut atas peristiwa yang barusan dialami. Asarpun tancap gas. Tak ingin lama-lama . Walau menembus hujan dan hutan yang cukup lebat. Asar pulang dengan membawa susana hati yang campur aduk.
MAKHLUK BERTOPI KOBOI
DI GEDUNG WANITA
Gedung Wanita Hulu Sungai Selatan yang terletak di Jalan Pemuda Kandangan ternyata penuh dengan misteri. Gedung yang berdampingan dengan Wisma Duta dan Gedung Rakat Mufakat itu sering digunakan sebagai tempat kegiatan-kegiatan penting. Baik itu kegiatan pemerintahan maupun swasta.
Pada bulan Juni 2000 silam sebuah organisasi keislaman di HSS akan menggelar pelantikan pengurusnya dan akan dihadiri pejabat teras di Pemkab HSS. Untuk itulah sebelumnya panitia menyiapkan segalanya agar kegiatan tersebut dapat berjalan sukses dan lancar sesuai dengan apa yang diharapakan dan direncanakan.
Singkat cerita, malam hari sebelum pelaksanaan acara usai shalat Isya para panitia pelaksana menuju Gedung Wanita untuk mendekorasi ruangan, menata meja dan kursi untuk undangan yang bakal berhadir dan keperluan lainnya.
Sementara itu di tengah kesibukan mendekor ruangan tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara seperti ada yang berteriak histeris. Lalu salah seorang dari mereka mencoba untuk mendatangi asal suara tersebut. Ternyata ada teman mereka yang baru saja kembali dari toilet untuk buang air kecil yang jaraknya sekitar 2 meter dari aula gedung itu. Wajahnya tampak pucat pasi. Lantas ditanya oleh temannya kenapa sampai terjadi seperti itu.
” Aku baru saja melihat sesosok makhluk aneh di dekat toilet. Ia seperti bertopi koboi dan berjalan agak pincang,” tutur orang itu yang terkenal cukup pendiam di kalangan teman-temannya. Lantas ia dan temannya meninggalkan toilet itu. Bergabung dengan teman-temannya yang lain yang sedang mendekorasi ruangan.
Setelah diceritakan mereka beramai-ramai untuk mengecek apakah benar apa yang dikatakan oleh temannya tadi. Mereka melangkah dengan hati-hati. Saat pintu toilet dibuka disana tak ada apa-apa. Lalu mereka mau meninggalkan tempat itu. Tapi aneh saat ingin melangkahkan kaki mereka mendengar suara dari dalam toilet itu seperti ada alat-alat dapur jatuh ke lantai. Mereka saling berpandangan menyaksikan keanehan itu. Apa benar ada alat-alat dapur di Gedung Wanita itu HSS ? Mana mungkin.
Walaupun mengalami keanehan beberapa kali namun tidak berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan besok harinya.
SUARA ANEH DALAM AMBULAN
Malam itu sekitar pukul 23.00 Wita usai berkunjung ke rumah keluarganya di Sungai Raya, Herri Iswandi (20) warga Tinggiran, Kandangan langsung pulang ke rumah. Namun di tengah perjalanan ia singgah ke sebuah masjid karena mau buang air kecil. Sementara motornya di parkir tak jauh dari masjid.
Saat itu suasana sudah gelap. Lampu-lampu sebagian sudah dimatikan. Tempat-tempat yang perlu saja yang diterangi.
Wawan-panggilan akrab Herri Iswandi- lalu masuk ke WC. Tengah buang air itu terdengar olehnya suara seperti mobil yang sedang dihidupkan. Tak itu saja, Wawan mendengar suara ada orang yang sedang memasukkan sesuatu ke dalam mobil.
Setelah keluar dari WC Wawan tak mendapati ada mobil berjalan. Masjid itu agak masuk ke dalam dari jalan raya.
Saat kebingungan itulah mata Wawan tertuju pada sebuah tempat di pojok masjid. Ternyata disana terparkir sebuah mobil ambulan. Mungkin itu mobil milik masjid tersebut. Wawan menduga mungkin dari sanalah asal suara yang ia dengar dari dalam WC tadi. Tapi saat itu mobil tersebut dalam keadaan terparkir bahkan dikunci.
” Tidak ada apa-apa disana,” ujar Wawan.
Setelah itu Wawan cepat-cepat meninggalkan masjid tersebut untuk pulang ke rumahnya yang masih beberapa kilometer lagi.
Kejadian ini membuat Wawan sadar setiap tempat sunyi kita harus berhati-hati saat berada disana. Siapa tahu ada penghuninya.
POHON DURIAN SEPERTI MANUSIA
Ternyata jauh dari kota memang agak menyulitkan dalam mendapatkan kebutuhan sehari-hari maupun keperluan lainnya. Seperti halnya tempat terpencil di sebuah desa di Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur.
Dimana Wahyudin (19) warga Desa Telaga Langsat, Kabupaten HSS yang mengalami keanehan. Ia menyaksikan sebuah pohon durian yang lain dari yang lain. Pohon itu menyerupai tubuh seorang manusia.
Ceritanya, Lagut - begitu Wahyudin biasa disapa - pada bulanJuni 2001 silam datang ke Kabupaten Pasir. Karena ingin bertemu dengan neneknya yang bermukim disana. Sekaligus juga ingin mencari pekerjaan. Karena setamat SMA ia belum juga mendapatkan pekerjaan.
Di Kabupaten Pasir saat itu sedang musim panen padi. Karena sering mengambil upah memanen padi Lagut menyanggupinya. Namun jarak persawahan disana cukup jauh. Sekitar belasan kilometer dari kediaman neneknya.
Untuk kesana mereka tinggal sementara di sebuah gubuk yang khusus dibangun untuk menjaga areal persawahan. Sementara sarana satu-satunya menuju ke tempat itu menggunakan perahu.
Singkat cerita, tengah menjalani pekerjaannya dengan seorang teman waktu istirahat Lagut jalan-jalan ke tempat yang teduh.
Saat itulah Lagut terkejut tidak alang-kepalang karena menyaksikan di depannya pohon durian aneh. Kenapa aneh ? Karena pohon durian itu menyerupai tubuh manusia. Menurut beberapa petani setempat, pohon itu sudah berusia puluhan tahun.
” Dulu di tempat tumbuh durian itu adalah kuburan seorang warga disini,” ungkap warga.
Menurutnya lagi tumbuhnya pohon durian itu akibat tubuh manusia yang terhisap.
Lagut bimbang dan resah menyaksikan pohon durian itu. Pengalamannya kian bertambah.
MENDAPAT PAPUYU GAIB
Saat itu sedang musim memancing. Dimana di sawah sedang ramai-ramainya ikan diperoleh. Hal ini tentu saja mengundang perhatian bagi para penghobi memancing termasuk Gajali (19) warga Desa Telaga Bidadari, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten HSS yang dikenal penghobi memancing ikan baik papuyu (betok) maupun haruan (gabus). Apalagi pekerjaan bertani saat itu sedang dalam masa pemeliharaan saja.
Singkat cerita, hari itu usai shalat Jum’at dan makan siang Jali – begitu sapaan akrabnya – sudah pergi ke persawahan yang ada di desanya tempat memancing ikan yang sangat ramai.
Matahari masih bersinar dengan teriknya. Jali merasa kegerahan. Lalu ia mencari tempat berteduh tapi masih berada di lokasi tempat memancing. Saat itu ia sendirian saja. Jali sengaja sendirian biar dapat ikan papuyu yang lebih banyak dan hanya ia sendiri yang tahu lokasi yang ramai ikan yang mematuk kailnya.
Jali kemudian duduk sambil memancing ikan di jembatan kecil dekat sebuah pohon kayu sapat. Suasana sedikit agak sunyi. Untuk mengusir kesepian Jali menyetel radio saku yang sudah sejak awal dipersiapkan dari rumah. Selain itu ia mengisap rokok kesayangannya. Di tengah keasyikan memancing ikan tiba-tiba pancingnya terasa sangat berat untuk diangkat.
Ternyata seekor ikan papuyu berukuran seperti telapak tangan orang dewasa. Saat mau dilepas dari kawat oleh Jali ikan itu tiba-tiba mencemplung ke air. Hal ini tentu saja membuat Jali kecewa berat. Walau sudah banyak memperoleh ikan papuyu namun tak sebesar yang baru saja lepas. Ia tentu akan bangga bila seandainya mendapat ikan sebesar itu. Karena itulah Jali terus saja untuk memancing.
Untuk kesekian kalinya Jali mendapat ikan papuyu sebesar telapak tangan. Papuyu itu buru-buru dibawa Jali ke tempat yang banyak rumputnya. Tujuannya agar tidak lepas ke air lagi.
Sementara hari sudah gelap karena menjelang senja. Ikan itu mau dimasukkannya ke dalam keranjang. Kemudian ia beranjak pulang. Kalau tidak malam tentu ia akan lebih lama lagi memancing karena semakin larut malam ikan biasanya akan terus ramai mematuk.
Perjalanan menuju rumah cukup jauh. Saat itu kaki Jali terasa sangat berat untuk dilangkahkan. Sementara dari keranjang terdengar suara keras. Seperti membentak-bentak. Ternyata seekor ikan papuyu ukuran besar tadi mau keluar dari keranjang. Lantas Jali mempercepat langkahnya biar cepat sampai di rumah.
Tetapi di depannya, tepatnya di jalan yang ia lewati Jali melihat ikan papuyu berdamparan cukup banyak. Aneh sekali. Apalagi papuyu itu masih hidup dan terlihat menggelepar-gelepar seperti mau mencemplung ke air. Jali mau mengambil tapi saat mau menggapai tangannya terasa berat. Tiba-tiba papuyu itu lenyap.
Jali bergegas pulang karena malam kian larut. Apalagi rasa takut saat mengalami keanehan yang baru tadi.
PINGSAN DI TEMPAT ANGKER
Warga yang tinggal di Kecamatan Angkinang Kabupaten HSS pasti mengenal dengan daerah Parumahan. Tempat ini dikenal sangat angker. Kalau tidak penting sekali jangan sekali-sekali lewat disana. Apalagi bila turun hujan. Banyak sekali peristiwa aneh seputar daerah tersebut. Diantaranya seperti yang dialami dua bersaudara, Shiddiq dan Lilie pada 20 November 2000 silam. Keduanya warga Gambah Dalam, Kec. Kandangan.
Ceritanya, saat itu pukul 13.00 Wita. Untuk suatu keperluan keluarganya Shiddiq yang membonceng Lilie di belakang dengan motornya lewat jalan Parumahan. Suasana sepi menyelimuti daerah tersebut.
Namun entah kenapa sepeda motor yang mereka tumpangi mogok tepat di kawasan Parumahan. Saat itu hujan rintik. Lalu mereka berhenti untuk memeriksa apa yang rusak.
Tapi belum sempat beranjak dari motor tiba-tiba Lilie berteriak histeris hingga membuat Shiddiq terkejut sekaligus penasaran. Shiddiq ingin bertanya namun Lilie keburu pingsan.
Di tengah kepanikan itu Shiddiq merasakan hal aneh. Tempatnya tadi bukan lagi jalan yang pernah dilewati. Yang ada sekarang hanyalah hamparan padang tandus di tengah kegelapan. Disana-sini terdengar suara cekikikan menakutkan sekali. Shiddiq juga sempat merasakan hawa panas menjalari tubuhnya.
PENGHUNI BAPELKES MARAH
Peristiwa ini terjadi pada bulan Oktober 2002 silam. Saat aku mengikuti Pekan Olahraga Daerah (PORDA) VI Kalsel di Banjarbaru. Kejadiannya di Bapelkes Banjarbaru, tempat penginapan kontingen / atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Beberapa peristiwa aneh terjadi disana baik yang kualami sendiri maupun teman-teman atlet lainnya.
Malam itu usai mengikuti pertandingan aku dan teman-teman pulang ke penginapan di Bapelkes. Saat itu karena lapar dan haus kami menuju ruang makan. Namun alangkah kagetnya aku sesampainya disana aliran listrik padam. Mungkin juga teman-teman ikut kaget.
Aku dan teman-teman ribut dan panik karena gelap. Di tengah kepanikan itu kudengar suara aneh di sekitar ruang makan tersebut. Saking takutnya membuat tubuhku gemetaran. Namun untungnya tak lama kemudian aliran listrik kembali menyala. Kejadian itu tidak kuceritakan pada teman-teman.
Malam berikutnya, tepatnya pada tengah malam di kamar yang kami tempati terjadi peristiwa aneh. Kran air mandi dan WC mengalir sendirinya padahal temanku sebelumnya sudah mematikannya.
Juga ada jaket seragam atlet temanku hilang sendirinya. Dicari kesana kemari. Padahal sebelumnya jaket tersebut berada diatas tempat tidur. Keesokan harinya jaket itu ditemukan berada diatas plafon kamar mandi. Keanehan itu membuat kami jadi sadar. Itu semua kemungkinan adanya pengaruh makhluk halus yang menghuni Bapelkes Banjarbaru.
KELAKUAN ANEH NENEK TUA
Kejadian aneh ini dialami oleh Ilhami Gusmayadi (18) warga sebuah desa di Kecamatan Simpur, Kabupaten HSS, belum lama tadi. Ilham – begitu ia biasa disapa – biasa tidur di rumah neneknya. Mereka tidur di kamar masing-masing. Ilham di kamar depan sedang neneknya di kamar belakang.
Namun Ilham merasa bosan melihat kelakuan neneknya yang akhir-akhir ini berperilaku agak aneh. Hal ini berlangsung setiap harinya. Neneknya selalu mengganggu ketenangan tidur Ilham.
Neneknya selalu ngomong tidak karuan. Hal ini selalu mengganggu pikiran Ilham yang tidur di kamar sebelah. ” Sudah banyak masalah ditambah lagi dengan masalah ini,” pikir Ilham.
Kadang nenek itu memanggil-manggil nama Ilham. Seperti ada yang penting. Akan tetapi setelah didatangi cuma menyuruh Ilham membukakan kelambu karena merasa kepanasan. Hal itu terus berulang tiap hari pada malam hari saat para tetangga sudah tertidur nyenyak. Biasanya terjadi beberapa saat sebelum adzan shubuh berkumandang.
Menurut Ilham, neneknya seperti diajak atau didorong untuk melakukan sesuatu yang diluar nalar akal pikiran manusia. Seperti ada suruhan. Seakan-akan telah terjadi sesuatu yang gawat. Yang aneh sekaligus membuat Ilham bingung hal itu terjadi berulang-ulang hampir setiap hari menjelang shalat shubuh.
Ilham kerap membentak-bentak tubuh neneknya agar tersadar. Tapi sang nenek selalu berkelit dengan argumennya sendiri yang tak masuk akal. Dipikir-pikir mana mungkin akan terjadi apa yang sedang dikhawatirkannya saat itu. Apalagi suasana di luar rumah masih gelap dan terasa dingin.
Walau tergopoh-gopoh nenek Ilham tetap teguh dengan pendiriannya. Apakah neneknya itu telah dirasuki oleh orang halus.
Alangkah bosannya Ilham melihat tingkah neneknya yang begitu memuakkan. Pernah suatu kali Ilham melihat neneknya seperti menangis karena sesuatu. Tapi kemudian berubah melakukan gerakan-gerakan aneh berikutnya tertawa terbahak. Tentu saja hal itu membuat Ilham bingung. Kenapa neneknya bisa menangis dan tertawa seperti itu ? Menurut nenek Ilham ia seperti ada sesuatu yang mengancam ketenangan jiwanya.
Nenek Ilham juga sangat takut kepada petir. Apabila hujan lebat yang disertai pedir, dia minta kepada Ilham untuk ditemani. Lalu dia nyungsep ke kolong tempat tidur sampai hujan dan pedir reda.
Nenek Ilham tak lagi mengenal siang dan malam. Padahal hidupnya normal-normal saja. Makan seperti biasa. Perilaku seperti itu tentu sangat membingungkan sekaligus merisaukan bagi yang menyaksikannya.
BIAWAK ITU
HILANG SENDIRINYA
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 April 2004 silam. Yakni dialami oleh Safi’i (40) warga Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dia merasa aneh karena seekor biawak yang dibunuhnya tiba-tiba hilang.
Ceritanya, sore itu secara tiba-tiba di dapur rumahnya terdengar suara ribut disertai ada yang pecah. Ternyata telah berhamburan piring dan gelas di lantai. Setelah diketahui ternyata seekor biawak yang datang tiba-tiba. Mungkin biawak itu lewat kolong di dapur rumah Safi’i.
Kehadiran biawak yang berukuran sedang itu agak aneh karena pada malam sebelumnya Fi’i – begitu sapaan akrab Safi’i – mendengar bebek piaraannya terdengar agak ribut. Diduga mungkin karena melihat adanya biawak itu.
Lalu Fi’i mencoba untuk membunuh biawak itu dengan tombak yang tersimpan di gudang rumahnya. Saat itu di rumah hanya ia sendirian. Isteri dan anaknya sedang bepergian ke luar kota. Sementara para tetangga pergi ke sawah. Singkat kata biawak itu pun mati. Kemudian biawak itu diletakkannya di samping rumah.
Sementara Fi’i bergegas ke rumah karena adzan Maghrib berkumandang. Namun alangkah terkejutnya Fi’i usai shalat dilihatnya biawak itu sudah tidak ada lagi di tempatnya. Mungkinkah biawak itu masih hidup ? Tak mungkin karena saat Fi’i membunuh biawak itu nampak tak bernafas lagi pula banyak darah yang bercucuran di tanah.
Fi’i menyimpulkan biawak itu mungkin jelmaan makhluk aneh. Tapi Fi’i diam saja. Ia tak ingin hal ini diketahui orang lain.
MISTERI PEREMPUAN
DI MALAM JUM’AT
Perasaan hati Adit begitu gundah. Malam Jum’at itu suasananya kian menambah pikirannya.
Di rumah ia sedang sendirian. Seluruh anggota keluarganya sedang bepergian ke luar kota. Ada keperluan penting.
Malam Jum’at itu Adit sendirian di rumah. Rumah yang didiami Adit lumayan luas dan besar untuk ukuran di kampungnya.
Kamar ada beberapa buah. Jarak kamar mandi dan WC cukup jauh dengan kamarnya. Karena sunyi malam itu Adit merasa lain dengan suasana biasanya.
Tiga perempuan cantik dengan senyuman manisnya berada di area kamar mandi dan WC.
Rasa takut muncul. Adit lagi sendirian malam itu. Perempuan itu datang menyelonong seperti tukang kebun yang lewat dihadapan presiden tanpa pengawalan Paspampres.
Ketiga perempuan itu tampak melayang-layang. Tercium bau amis darah.
ELANG MALAPETAKA
Pada saat musim panen padi di Gambut biasanya ramai orang dari daerah lain datang mangangarun. Tak terkecuali dengan sepasang suami isteri, Ibat dan Mamar ikut juga berada disana. Warga Pangambau, Kecamatan Haruyan, Kabupaten HST itu datang berombongan dengan rekan se kampungnya. Tapi saat berada di Gambut mereka berpisah.
Singkat cerita, tiba-tiba ditengah asyiknya memanen padi seekor elang menghiasi langit persawahan dimana mereka berada. Elang itu menimbulkan suara yang cukup memilukan bagi yang mendengarnya. Sepertinya ada suatu pertanda. Aneh bin ajaib.
Ibat dan Mamar terus bekerja untuk memperoleh hasil panenan padi hari itu. Tengah hari mereka beristirahat. Di tengah sawah ada pepohonan tempat berteduh. Disanalah mereka membuat tenda kecil terbuat dari karung padi. Lumayan untuk mengurangi panas mentari yang begitu menyengat. Elang yang sebelumnya sempat menghilang datang kembali dengan kuikannya makin menusuk perasaan hati.
HANTU PAGAT
Saat pelaksanaan Kemah Bakti Karang Taruna se Kalsel di Objek Wisata Batu Benawa Pagat, Kabupaten HST tahun 2009 banyak terjadi keanehan. Di tengah hiruk-pikuk , sesosok nenek tua muncul tengah malam. Rasa dingin menusuk tubuh. Nenek tua itu merasa tersiksa. Karena dimungkinkan terganggu oleh oleh suara musik yang keras dari peserta perkemahan.
SESAJEN DALAM HUTAN
Pergi ke Loksado untuk tugas kuliah. Di tengah hutan Adit dkk menemukan sesajen lengkap. Aneh. Ditengah kesunyian ada sesajen. Ada nasi ketan, telor, wadai, dsb. Sementara sebelumnya Adit menyaksikan keranda jenazah bergerak. Sekitar pukul 11.00 Wita. Tanda akan digunakan.
Hari itu Adit bersama dua temannya ada tugas di Loksado. Sebagai mahasiswa mereka akan meneliti kehidupan masyarakat Loksado. Adit dan dua teman wanitanya, Riska dan Nisa. Berjalan menyusuri hutan.
Mereka akan meneliti kontur tanah daerah tersebut. Di tengah tempat yang rimbun. Saat ituu mereka mencium bau tak sedap. Lalu mencari asal bau tersebut. Ternyata ada sesajen di dekat sebuah pohon besar. Ada nasi ketan, telur, wadai, dsb. Mungkin baru saja diletakkan disana.
Adit dkk lekas-lekas meninggalkan tempat itu. Sebelumnya adit saat berada dekat langgar, tak jauh dari tempat mereka menginap menyaksikan keranda jenazah bergerak sendirinya.
“ Mungkin itu pertanda ada yang meninggal,” ujar tetuha warga setempat kepada Adit.
ANJING ANEH
Peristiwa ini terjadi di Desa Kamat, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten HSS. Dialami oleh Amat (33) warga Desa Ambutun. Ia datang kesana untuk menginap di tempat keluarganya. Karena ada acara pesta perkawinan keluarganya. Saat mandi menjelang senja terdengar oleh Amat suara anjing melolong. Wajah penuh dosa. Tiba-tiba Amat yang terakhir kali mandi merasakan hal gaib.
LIPAN GAIB
Rumah kakek Adit sudah lumayan tua. Diatas plafonnya pada malam hari ada seekor lipan berukuran jumbo sedang merayap di dinding. Karena takut lipan itu langsung dimatikan Adit menggunakan kayu. Kemudian dipenggal dua dan dibuang dekat jendela.
Suasana rumah itu agak berantakan. Seperti tak berpenghuni. Diduga kehadiran lipan itu akibat Adit membakar tulang ikan sebelumnya.
Cerita horor di pasar kandangan ada ga? :)
BalasHapusCerita horor di ujung murung ada gak
BalasHapusAssalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,
BalasHapusSengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi,
barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena
usaha saya bangkrut dan saya menanggung
hutang sebesar 750juta saya sters hamper bunuh diri tidak tau harus bagaimana
agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan kyai ronggo, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya
berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI RONGGO KUSUMO kata
Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib
3Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari
Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 3M yang saya minta benar benar ada
di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang
rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman
saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi kyai
ronggo kusumo di 082349356043 situsnya www.ronggo-kusumo.blogspot.com agar di
berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu
hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin
seperti saya coba hubungi kyai ronggo kusumo pasti akan di bantu