Jumat, 22 Januari 2010

Rumah Misteri Akhmad Husaini

Rabu, 3 Maret 2010

MAJALAH MISTERI JAKARTA
Website : www.majalah-misteri.net
e-mail : misteri_red@yahoo.com

MENDAPAT PAPUYU GAIB

Oleh : Akhmad Husaini

Saat itu sedang musim memancing. Dimana di sawah sedang ramai-ramainya ikan diperoleh. Hal ini tentu saja mengundang perhatian bagi para penghobi memancing termasuk Yusran (34) warga Kandangan, Kab.HSS yang dikenal penghobi memancing ikan. Berbagai macam jenis ikan yang dipancingnya antara lain papuyu (betok) maupun haruan (gabus). Apalagi pekerjaan bertanisaat itu sedang dalam tahap pemeliharaan saja, menuggu padi menguning.


GEGER MISTERI SUNGAI MATI

Oleh : Akhmad Husaini


Sungai Mati terletak di pertengahan tiga desa di Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.Desa itu yaitu Desa Bakarung, Telaga Sili - Sili dan Angkinang Selatan. Kawasan ini terkenal dengan keangkerannya. Tempat ini hanyalah sebuah kawasan yang berukuran kurang lebih seluas satu hektare, berupa semak belukar yang juga ditumbuhi oleh pohon rumbia, karet, dan tanaman lainnya. Entah kenapa sampai dinamai dengan Sungai Mati ? Mungkin dulu disana pernah mengalir sebuah sungai namun seiring perkembangan zaman sungai itu tersumbat atau tertutup sehingga menjadi mati. Jadilah warga menyebutnya dengan Sungai Mati.

Di Sungai Mati terdapat tegalan yang luas berpetak-petak dikelilingi oleh pematang yang agak tinggi. Pematang itu menjadi pembatas dengan lahan sekitarnya. Dibalik pematang letak tanahnya menurun agak curam. Lalu selebihnya merupakan padang gersang dan tandus. Tanahnya yang rata dapat terlihat sejauh mata memandang. Jauh di tepi padang gersang yang luas itu rupanya ada sebuah parit kecil. Parit itu nampak dari atas pematang seperti garis hitam yang berkelok-kelok. Mungkin parit itu dulu ukurannya lebih besar dari sekarang.

Tempat ini juga merupakan wadah anak-anak desa untuk bermain. Juga tempat berteduh para petani setelah bekerja di sawah untuk beristirahat tengah hari. Karena disana ada gardu peristirahatan. Jarak dengan rumah penduduk sekitar 500 meter. Bagi yang mau pergi ke sawah atau sebaliknya pasti akan melewati tempat itu.

Ada berbagai cerita aneh seputar kawasan Sungai Mati itu. Seperti pada suatu malam, di Desa Bakarung diadakan hiburan orkes dangdut dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan seorang warga. Hal ini tentu mengundang warga datang berbondong-bondong menyaksikannya. Tak terkecuali dengan Amat dan Inur, sebut saja begitu nama mereka, pasangan muda-mudi yang berasal dari desa tetangga. Mereka bukan sekadar menonton orkes dangdut tapi juga berpacaran. Agar pacaran mereka aman dan tidak terganggu maka pergilah mereka ke Sungai Mati yang letaknya tak jauh dari lokasi pertunjukan orkes dangdut itu. Disana tentu mereka akan lebih leluasa bermesraan alias bercinta.

Entah apa yang mereka lakukan setelah itu di tengah kegelapan malam dan suasana yang sepi. Yang pasti sepulang dari pertunjukan orkes dangdut itu mereka diserang gatal-gatal pada kulit tubuh mereka. Saking seringnya digaruk banyak menyisakan bintil-bintil. Andai sebelumnya tahu akan terjadi seperti itu tentu mereka tidak akan gelap-gelapan disana.

Selain diserang gatal-gatal si pria juga merasakan alat kelaminnya semakin membengkak. Akibatnya ia terasa berat untuk berjalan. Sedang yang perempuan payudaranya mengalami pembengkakan. Hal ini tentu saja sangat merisaukan hati mereka. Namun juga membuat muncul kesadaran dan penyesalan atas segala perbuatan yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Kejadian lain pernah dialami seorang warga pada malam hari saat melintas di Sungai Mati. Warga itu mau pergi manyuar (mencari ikan dengan penerangan lampu) ke sawah. Saat itu ia sedang sendirian karena memang sudah terbiasa. Saat itu warga tersebut beranjak melewati Sungai Mati. Namun tiba-tiba dari kejauhan samar-samar terlihat olehnya pepohonan yang tumbuh di sekitar Sungai Mati itu menimbulkan cahaya yang gemerlapan. ” Mirip dengan cahaya lampu di perkotaan pada malam hari,” ujar warga itu. Setelah itu juga lampu suarnya tiba-tiba padam, seperti ada yang meniupnya. Sehingga membuat perjalanan warga itu jadi terhambat. Gelappun menyelimuti suasana sekitar.

Khawatir terjadi sesuatu warga itu berhenti untuk menyalakan lampu suarnya. Diperiksanya minyaknya ternyata masih penuh. Juga saat itu tak ada angin deras berhembus. Mana mungkin akan memadamkan lampunya yang memakai semprong kaca itu.
Ketika ingin dinyalakan dengan korek api lagi-lagi lampu suar itu padam, seperti ada yang meniup. Tentu saja hal itu membuatnya menjadi semakin bertambah panik sekaligus kebingungan dan takut. Rencana mau manyuar malam itu terpaksa diurungkan.

” Daripada ada apa-apa di jalan lebih baik kembali pulang ke rumah,” ujar warga itu. Ia menduga keanehan yang melanda dirinya itu adalah pengaruh dari makhluk gaib yang selama ini mendiami kawasan Sungai Mati.

Kejadian lain seputar tempat ini seperti yang dialami Amat Caca (20)warga Desa Angkinang Selatan. Saat itu, Amat Caca masih duduk di bangku SD. Untuk diketahui Amat Caca sering bermain bersama dengan teman-teman se kampung di sana. Sebelumnya santer terdengar warga membicarakan bahwa di Sungai Mati pada waktu dulu pernah seorang suami dikubur-kubur hidup – hidup oleh isterinya karena masalah rumah tangga. Entah benar kabar itu ?

Kembali tentang pengalaman yang dialami Amat Caca, disana dia sedikit lebih berhati-hati. Kadang-kadang pulang ke rumahpun dia lebih duluan dari teman-teman. Takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Sore itu entah kenapa ditemui kejadian aneh di Sungai Mati. Tengah asyik bapidak (adu kekuatan biji karet) dengan teman-teman tiba-tiba Amat Caca dan kawan-kawannya dikejutkan oleh suara yang cukup keras seperti ada sesuatu yang jatuh ke tanah. Sepertinya jatuh dari atas pohon karet.

Mereka menjadi kaget dibuatnya. Bapidak terpaksa dihentikan. Kemudian mereka berhamburan mendatangi asal suara tersebut. Tapi aneh, tidak ada bekas apapun di sekitar Sungai Mati itu setelah mereka cari. Tak ambil pusing bapidak terus mereka lanjutkan. Walaupun sesekali masih membicarakan tentang kejadian barusan tadi.

Sementara sudah puluhan biji karet milik Amat Caca yang pecah. Karena kehabisan persediaan dia kemudian mencari biji karet yang baru di sekitar Sungai Mati itu. Amat melangkahkan kaki menyusuri areal kebun karet untuk mengumpulkan biji karet sebanyak mungkin. Alangkah terkejutnya dia saat melihat di depannya ada sesosok makhluk aneh. Amat seperti patung setelah melihatnya. Ketika ingin membalikkan badan, tapi tak bisa karena terasa sangat berat. Tatapannya masih tertuju kepada yang ada dihadapan. Sesosok makhluk aneh. Amat dibuat merinding. " Apakah makhluk itu yang jatuh dari pohon karet tadi," tanya Amat dalam hati.

Saking ketakutan sekonyong-konyong Amat merasakan sekelilingnya penuh dengan orang-orang gaib. Dia tinggalkan tempat itu dengan mengajak teman-temannya untuk pulang. Untung saja mereka mau apalagi hari sudah menjelang senja. Sesampainya di rumah yang berjarak sekitar 500 meter dari Sungai Mati, baru peristiwa aneh tadi diceritakan Amat pada teman-temannya. Mereka saling berpandangan setelah mendengarnya. " Pantas saja. Berarti yang jatuh dari pohon karet itu benar-benar jelmaan makhluk halus," ujar seorang teman Amat.




DUH SERAMNYA JEMBATAN ANDAN

Oleh : Akhmad Husaini

Bagi warga di dua kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yakni Kecamatan Angkinang dan Kecamatan Telaga Langsat tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Jembatan Andan. Karena merupakan jalur penting untuk menghubungkan kedua kecamatan tersebut.

Tapi jangan salah duga dulu yang dimaksud dengan jembatan disini bukan jembatan besar umumnya tapi hanya berupa batang ulin yang dipasang melintang jalan -kini dilapisi aspal- sebagai tempat lalu-lalang kendaraan. Dimana dibawahnya terdapat parit kecil tempat saluran pengairan sawah.

Entah kenapa kawasan sekitar itu disebut dengan Jembatan Andan. Letaknya di kampung Sungai Hanyar Kecamatan Angkinang. Jaraknya sekitar 9 kilometer dari kota Dodol Kandangan, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dapat dijangkau dari Pasar Angkinang lewat jalan kabupaten sekitar beberapa ratus meter.

Sejak dulu tempat ini terkenal dengan keangkerannya. Karena menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat, bahwa di kawasan tersebut pernah dikuburkan seorang korban pembunuhan. Akibatnya pada malam hari warga sering melihat kemunculan arwah yang gentayangan.

Selain itu tak jauh dari Jembatan Andan banyak tumbuh pohon jingah dan kariwaya yang sudah tidak asing lagi bagi warga, merupakan sarang atau tempat tinggal para makhluk halus.

Karena itulah sangat jarang orang lewat jalan itu pada malam hari diatas pukul 22.00 Wita. Suasana sangat mencekam dan begitu menakutkan. Apalagi kalau sedang turun hujan akan menambah seramnya suasana. Ditambah dengan suara burung hantu dan binatang malam lainnya yang ada di sekitar tempat itu. " Mirip dengan film-film horor," ujar satu warga setempat menggambarkan suasana kala itu.

Pada siang haripun tempat ini pada saat-saat tertentu akan muncul suasana mencekam yang kerapkali membuat detak jantung orang yang lewat berdegup lebih kencang dari biasanya.

Kejadian tiga bulan silam pernah menimpa Haidir Sani (26) warga Telaga Langsat adalah bukti keangkeran Jembatan Andan.

Ceritanya malam itu sepulang dari Kandangan karena ada sedikit urusan keluaraga yang harus segera diselesaikan. Waktu Haidir - begitu ia biasa disapa - pulang sudah larut malam. Namun ia tetap memutuskan untuk lewat di kawasan Jembatan Andan.

Namun sial sekali saat memasuki kawasan tersebut motornya tiba-tiba saja mogok. Tentu saja hal itu membuat Haidir bingung sekaligus merasa takut. Apalagi suasana saat itu sedang sunyi dan senyap. Gelap pun mengitari jalanan yang dilewati. Andai saja di sekitar jembatan itu ada rumah penduduk tentu Haidir akan singgah meminta pertolongan warga setempat. Setidaknya untuk mengatasi perasaan takut yang tengah menggelayuti pikirannya saat itu. Namun hal itu tidak didapatinya disana karena rumah penduduk memang agak berjauhan. Dan lagi tentunya tengah malam itu warga sudah terlelap dari tidurnya.

Akibatnya dengan terpaksa Haidir menepikan motornya untuk diperbaiki sendiri. Dengan perasaan tak karuan Haidir mulai mencari penyebab mogok motornya itu. Tengah memperbaiki motor itulah tiba-tiba saja Haidir merasakan bulu roma seakan tak seperti biasanya. Hatinya makin jadi tak karuan saja dibuatnya. Keterkejutan itu menjadi bertambah saat merasakan bahu sebelah seperti ada yang memgang. Lantas Haidir secara refleks menoleh ke belakang. Tetapi ternyata tidak ada apa-apa. Kecuali hanya pemandangan gelap dan suara pepohonan yang bergoyang dihembus angin malam yang semilir. Tengah dilanda kebingungan itu lagi-lagi Haidir mendapat keanehan. Kali ini giliran bahu sebelah kirinya yang ditimpa oleh sesuatu. Namun lagi-lagi setelah itu tidak ada lagi. Apakah hal itu hanya sebuah perasaan Haidir saja yang sedang dilanda kekalutan.

Karena panik mendapat perlakuan seprti itu Haidir lantas menjauh dari tempat itu. Kemudian sepeda motor yang mogok itu didorong menuju ke tempat yang lebih aman yang ada penerang listrik jalanannya. Tapi saat beberapa langkah berjalan saat memandang ke depan Haidir sangat terkejut sekali. Sekelebat bayangan dengan sosok seperti manusia melintas dibalik semak-semak. Jantung Haidir tanpa sadar berdegup. Degup yang menggapai ke bulu roma.

Bayangan itu makin mendekat. Betulkah manusia ? Dari dulu Haidir memang sudah terbiasa untuk berpikir realistis dan ilmiah. Sehingga tak pernah akan percaya kepada hal-hal yang berbau horor. Namun kini ? Adakah orang lain selain dia disana. Dan kenapa pula perasaan takut kali ini begitu besar, tidak seperti biasanya.

Dalam keterkejutan dan rasa takut yang mulai merembes dibenak Haidir, sosok itu sudah berjarak hanya sekitar puluhan langkah saja dari hadapannya. Mata Haidir merekam sebentuk tubuh yang tidak begitu tinggi. Malah nyaris kecil dengan wajah yang tertekuk. Betulkah manusia ? Atau........

Sosok dihadapan itu yang mengeluarkan suara ? Menegurnya ? Tahu dan memastikan siapa dia. Suaranya seperti seorang perempuan.

Kepalanya bergerak ke atas. Mengangkat wajahnya yang tadinya tertekuk. Begitu kepala itu tengadah sebentuk wajah menyeramkan terlihat oleh Haidir. Dia sempat memperhatikan jam digital yang melingkar di tangan kirinya. " Astaga sudah pukul tiga dinihari," ujar Haidir seperti baru tersadar.

Makhluk itu berwajah seperti seorang wanita. Memiliki rambut panjang terurai tapi wujudnya cukup mengerikan. Sesekali tubuhnya melayang-layang sambil menimbulkan suara cekikikan.

Saat itu Haidir merasa seperti tidak menginjak tanah lagi. Ia ingin pemandangan menakutkan itu secepatnya berlalu dari hadapannya. Tak ingin jadi bahan pemikiran. Gerak tubuhnya menjadi kaku bahkan seperti patung.

Takjub atau takut terhadap sebuah pemandangan yang tak biasanya itu. Tapi untunglah hal itu tak berlangsung lama karena setelah itu lewat sebuah mobil bak terbuka. Lantas Haidir menyinggahnya. Saat itu perasaan takut masih menyelimuti. Ternyata mobil yang disinggah tadi adalah teman sekampungnya. Lalu sepeda motor Haidir yang mogok itu dinaikkan ke atas mobil tersebut.

Merekapun pulang meninggalkan tempat yang ternyata cukup angker tersebut. Jarak rumah Haidir masih sekitar 5 kilometer lagi.

Kejadian ini tentu saja sangat berharga bagi Haidir. " Kalau tak ada keperluan yang sangat mendesak jangan coba-coba lewat Jembatan Andan. Apalagi kalau sudah tengah malam. Kalau tak ingin mengalami hal-hal yang tak diinginkan," pesan Haidir.

Tentu saja hal ini hanya sebagian cerita keangkeran Jembatan Andan. Semuanya mengisyaratkan kepada kita semua untuk selalu waspada dan berhati-hati dimanapun berada.





LINDA YANG MALANG

Oleh : Akhmad Husaini

Takut, sedih, prihatin, itulah yang kurasakan, bergelayut dihati, tatkala kualami peristiwa menakutkan ini. Takut karena bertemu dengan arwah gentayangan dan sedih serta prihatin, begitu tahu nasib malang arwah penasaran itu, yang mati karena dibunuh, yang sebelumnya diperkosa.

Kejadian misteri ini kualami beberapa tahun silam yang lalu, di sebuah penginapan di Pasar Petung, Penajam, Kalimantan Timur.

Ceritanya, pulang dari sebuah urusan dan sekaligus berkunjung ke rumah keluarga di Balikpapan, aku berencana pulang langsung ke Kandangan. Padahal hari sudah sore. Pihak keluarga sebenarnya memintaku pulang besok hari saja.Tapi aku menyatakan, tak apa malam di jalan, karena sudah biasa aku naik motor malam hari.

Tapi, sampai di Penajam--setelah naik feri dari Balikpapan ke Penajam sekitar 40 menit--, aku jadi ragu dan kuputuskan bermalam saja di Penajam.

Setelah dicari-cari, aku menemukan sebuah penginapan sederhana di Pasar Petung, Penajam. Singkat cerita karena kelelahan, aku langsung membaringkan tubuh ke tempat tidur. Saking lelahnya, aku langsung tertidur.

Tengah malam aku terbangun karena ingin buang air kecil. Jarak Wc dengan kamarku sekitar 3 meter. Saat melangkahkan kaki, tiba-tiba aku dicegat seorang wanita. Aku terkejut. Wanita itu sangat cantik, terlihat masih sangat muda. Aku....ragu, di tengah malam begini, ada wanita secantik ini. Jangn...jangan...

Namun kucoba untuk tenang dan tak berpikiran macam-macam. " Mau kemana mas ?" tanya wanita itu kepadaku. " Ke WC." " Mas Linda ikut ya," ujar wanita itu lagi. Baru kutahu, nama wanita itu Linda. " Tunggu sebentar," jawabku, seraya bergegas ke WC. Tak sampai satu menit dalam WC, aku keluar. Alangkah terkejutnya aku, karena wanita itu telah lenyap. Kutengok kanan kiri, muka belakang, tak ada siapa-siapa, diluar pun tak ada orang, kecuali kesunyian malam.

Seketika bulu kudukku merinding, rasa takutku menjadi-jadi, pikiranku tak lain, tertuju pada wanita yang kusimpulkan pasti makhluk halus. Saking takutnya, sampai pagi tiba, aku tak bisa memejamkan mata. Aku hanya rebahan di kasur.

Paginya, sebelum aku pulang ke Kandangan, sebentar kuutarakan pengalamanku tadi malam. Menurut resepsionis di penginapan itu, Linda memang pernah bekerja di penginapan ini. " Namun Linda telah lama meninggal, sekitar lima tahun silam. Ia jadi korban pemerkosaan dan pembunuhan seorang tamu penginapan ini, kasihan ia," ujar karyawan penginapan itu.

Kaget, takut dan prihatin, begitu aku mendengar pengakuan karyawan itu. " berarti yang menemuiku tadi malam adalah arwah Linda," kataku dalam hati.


SUNGAI ANGKINANG YANG PENUH MISTERI

Oleh : Akhmad Husaini

Sungai Angkinang yang mengalir di beberapa desa di Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup dikenal oleh masyarakat. Namun hanya sedikit yang tahu ternyata sungai ini menyimpan misteri tersendiri yang di luar nalar pikiran manusia.

Sungai Angkinang akan ramai bila bendungan Telaga Langsat, yang berada di bagian hulunya dibuka setiap satu atau dua kali dalam setahun. Saat itu berbagai jenis ikan akan dengan mudah diperoleh. Warga menyebutnya dengan istilah Buka Tabat.

Sungai Angkinang mempunyai lebar sekitar 5 meter dan berkedalaman sekitar 10 meter. Kini seiring perkembangan zaman kondisinya mengalami perubahan. Kalau dulu luas dan dalam kini menjadi sempit, surut dan banyak sampah. Pada musim kemarau airnya seperti aliran selokan. Namun karena sungai ini sudah menjadi bagian hidup, warga tetap menggunakannya sebagai tempat mandi, mencuci, dan buang hajat hingga sekarang.

Bila musim hujan air sungai akan meluap sampai ke halaman rumah warga. Namun dibalik keberadaan sungai itu tersimpan cerita-cerita yang berbau keanehan atau kegaiban.

Seperti yang pernah dialami seorang warga yang berasal dari Nagara. Saat itu di tahun 1970-an. Sungai Angkinang masih luas dan dalam. Dapat digunakan sebagai sarana transportasi yang cukup potensial. Terutama jukung atau perahu yang membawa dagangan dari daerah Nagara ke Pasar Angkinang. Dulu jalan darat tidak semulus sekarang ini. Sehingga sungailah sarana alternatif satu-satunya.

Pada saat hari pasar yaitu setiap hari Kamis orang bertransaksi jual beli di Pasar Angkinang. Sebelumnya pada hari Rabu sore dan malamnya pedagang dari Nagara akan berdatangan naik perahu. Dengan membawa barang dagangan seperti dapur dan alat-alat hasil kerajinan industri Nagara. Juga buah-buahan seperti semangka, ubi, dan kacang-kacangan.

Maka tersebutlah ada satu pedagang dapur Nagara, sebut saja namanya Imbran. Usianya sekitar 45 tahun. Dia mengalami kejadian aneh sekaligus cukup menyeramkan.

Dimana saat menambatkan perahu dan mau membongkar barang dagangan tiba-tiba Imbran merasakan kegalauan dan kepanikan. Ia dikejutkan oleh suasana yang berbeda dari biasanya. Sungai Angkinang saat itu seperti diterjang gelombang. Perahunya menjadi oleng. Kebetulan saat itu adzan Maghrib sedang berkumandang. Sementara juga di lanting yang berseliweran di sepanjang sungai Angkinang tidak ada lagiwarga yang berada disana setelah mandi sore. Di sungai terasa begitu senyap saat itu. Tak ada hiruk-pikuk. Sayup-sayup Imbran mendengar suara aneh. Seperti ada yang tenggelam di sungai. Dan saat itu di tengah sungai tampak menyembul suatu benda aneh. Namun tak lama kemudian benda itu lenyap dengan sendirinya. Seiring dengan suara bergetar yang cukup memekikkan telinga bagi yang mendengarnya.

Melihat hal itu Imbran lantas naik ke atas. Lokasi peristiwa ini tepat berada di belakang Pasar Angkinang yang saat itu masih banyak semak belukar. Cerita tadi berdasar penuturan warga yang pada saat kejadian diberitahu sendiri oleh Imbran kepada mereka.

Cerita lainnya masih seputar sungai Angkinang adalah soal keberadaan sebatang pohon sangkuang yang ada di tepi sungai tersebut. Pohon itu memiliki buah yang bulat, berbentuk kecil-kecil dan rasanya masam. Pohon itu berada di tepi sungai Angkinang. Anak-anak Desa Angkinang biasanya menjadikan kawasan sekitar pohon tersebut sebagai tempat bermain. Sambil memanjat pohon sangkuang biasanya mereka kemudian terjun bebas ke sungai. Itulah kegiatan anak-anak setiap harinya.

Tapi entah kenapa sore itu di atas pohon tersebut terlihat seorang anak kecil yang bertelanjang bulat sedang asyik memetik buah sangkuang dan memakannya di atas pohon itu. Dikira ia adalah anak-anak warga setempat. Tapi sampai menjelang Maghrib anak itu masih saja berada di atas pohon tersebut. Ada warga yang terus mengamati anak itu karena memang rumah warga itu berada tak jauh dari pohon sangkuang itu berdiri. Tapi aneh sekali tak lama kemudian anak kecil itu menghilang dengan sendirinya. Kalau bercebur ke sungai tidak mungkin karena pasti akan menimbulkan riak air. Kalau turun dari atas pohon juga tidak mungkin secepat itu. Lalu kemana anak kecil itu? Diduga anak kecil itu adalah jelmaan makhluk halus. Karena perilaku yang ditunjukkan tidak mungkin dilakukan oleh anak-anak warga setempat.

Kejadian lain saat sungai Angkinang meluap. Warga yang berada di bantaran sungai itu pernah menyaksikan kehadiran binatang aneh. Dikatakan ular bukan, dikatakan naga juga bukan. Tapi tubuhnya menyerupai kedua binatang tersebut. Yang hanyut dibawa arus sungai. Dan terlihat muncul kepermukaan. Dikira batang pohon yang dibawa hanyut oleh arus air yang deras. Karena saat itu hanya terlihat samar-samar. Kejadiannya usai shalat Isya ada warga yang menyaksikannya. Lalu kemudian diberitahukan kepada warga yang lain. Lalu berbondong-bondonglah warga ingin melihatnya. Setelah diteliti dengan menggunakan penerangan yang cukup tak dinyana itu adalah seekor ular tambun yang terkenal sangat ganas dan ukurannya cukup besar.

Peristiwa memilukan sekaligus menyedihkan terjadi tahun 1995 silam. Yadi Tiklu (16) warga Desa Angkinang Selatan tewas tenggelam di sungai Angkinang. Terjadi setelah ia terjatuh di lanting tempat ia mandi. Kebetulan saat itu penyakit ayannya sedang kambuh. Saat itu hanya dia sendiri yang ada di lanting. Yadi sempat memegang bagian tali lanting. Tapi sial keburu diseret arus sungai yang saat itu sedang pasang. Ini seperti yang disaksikan oleh satu warga yang mau mandi dan menuju ke lanting itu. Warga itu kemudian berteriak minta tolong kepada warga lainnya.

Yadi baru ditemukan oleh warga yang mencarinya besok harinya setelah kejadian sekitar 300 meter dari tempat ia terjatuh pertama kali. Kondisinya sangat memilukan sekali bagi yang melihatnya. Juga tercium bau busuk yang cukup menyengat yang timbul dari kulit tubuhnya yang sudah terkelupas dan membusuk.

Firasat kematian Yadi Tiklu menurut penuturan warga sudah tercium sebelum kematiannya itu. Di lanting tempat Yadi jatuh itu ada yang mencium bau kemenyan dan bau wangi-wangian lainnya. Juga ada suara gemuruh orang seperti di pasar. Terasa ramai sekali waktu itu. Padahal suasana di sekitar lanting itu tidak ada orang banyak apalagi ditunjang dengan cahaya yang gelap. Diduga semua itu adalah petunjuk awal atau tanda-tanda kematian Yadi.

Kejadian terbaru seputar sungai Angkinang adalah peristiwa yang menimpa Taufikurrahman, warga Angkinang awal Januari 2010. Ia hilang di sungai Angkinang puluhan jam. Diperkirakan nyawanya tidak bisa ditolong lagi. Namun esok harinya ia muncul dengan keadaan selamat di sebuah kolam peninggalan jaman Jepang. Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya bagi warga. Mungkin ia disembunyikan makhluk penunggu kolam Jepang.

Semua kejadian seputar sungai Angkinang ini semacam sebuah peringatan dimanapun kita berada harus berhati-hati. Kalau-kalau tempat itu dihuni oleh makhluk halus. Tinggal kesiagaan kita saja saat berada di tempat itu. Seperti halnya sungai Angkinang tadi. Agar tidak jadi korban keusilan makhluk halus.

Selain itu juga sungai adalah sahabat manusia yang memberi banyak keuntungan. Sungai adalah sarana transportasi, sebagai tempat mencari makan dan pemberi hidup. Oleh karena itulah sudah sepantasnya kita manusia menjaga dan melestarikan sungai dari kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...