Minggu, 7 September 2014
Terang benderang
meneriap senja
sedemkikan rupa
membias waktu
seragam apoligi
menembus batas
retasan nasib di
alur sembilu
dari masa lalu
ke masa kini
biarlah kuingat
di inti diri
tak kenal tak
bertemu tentu
malam ini aku
ingin mendengar tausyiah
semacam
pembelaan diri
lagi tak ada
semangat menulis berita
apa yang sedang
kau pikirkan
memilih hidup
bersama
jangan
tergesa-gesa
dalam guyuran
cerita masa silam
rentang
pengalaman yang berbeda
terus
menggeliatkan semangat
cahaya sumber ilmu
aku pernah
bercinta
hanya sebagai
pelipur lara
kapan saja bisa
dilakukan
dalam diam ada
rasa
rasa ingin
terbang tinggi
memintal waktu
di ujung siang
berbekal banyak
pengalaman
dari berbagai
wacana yang hadir
mampu menderai
kisah pilu
aroma wewangian yang
memelas
pertanda apakah
itu
hanya angin lalu
yang kian merindu
seperti halnya
aku disini
membakar sampah
menggunung
di musim kemarau
aktivitas di
sore hari
berbagi
kebersamaan
dalam menapaki
waktu yang kian sendu
kedamaian ada
disini
terpaan angin khawatirkan
rembesan
di dalam rumah
semua berantakan
tak teratur
sebuah
pemandangan biasa yang dibiasakan
begitu saja
menumpuk dipandangan
jangan bilang
siapa-siapa
aku berhasil
melakukannya
tak perlu banyak
mulut
biarkan saja
terus menjalani hidup
dari segenap
rasa cinta
bicaralah
seadanya saja
tanpa bumbu yang
biasa menghangatkan suasana
Kandangan, 31-08-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar