Seraut wajah
pilu kian seteru
dari mimpi-mimpi
yang pernah dibenamkan
dalam beragam
cobaan yang ada
sepenuh hati
mereguk api ambisi
wajah-wajah sayu
kian mendayu
jangan cuma jadi
peminta
jadilah pemberi
kepada setiap orang
melingkupi
banyak ambisi
lewati
janji-janji yang pernah disampaikan
masa lalu yang
intim
keceriaan setiap
hari
seperti ada yang
berbeda
memiliki ilmu
yang cukup tinggi
sehingga aku
takluk padanya
semacam sebuah
harapan
kilau permata di
kaki pelangi
aku ingin semua
tahu
yang kau mau
tinggalkan tempo hari
buat aku menjadi
tergoda
untuk menikmati
seorang diri
demi kepuasan
sesaat
rasa lelah
menghinggapi
dari peraduan
senja
diharakiri
impian
negeri penuh
keinginan
dari pemimpi
yang tak punya daya tarik
rekahan
perjuangan menggugat semangat
bicarakan dengan
semampu kamu
baru menempuh
perjalanan panjang
menanggung beban
hutang
di luar dari
nalar yang ada
bertemu dalam
banyak mimpi
anggap apa aku
ini
tidak kuat
tarikannya
tunggu saja
sampai besok
nanti bisa
diubah kembali
kearah yang
lebih baik
semua hanya
sensasi
tinggal
kemampuan diri yang ada
susunan
boto-botol
kain baju
pramuka
kekhawatiran
muncul tak bisa-bisa
tepuk tangan
untuk semua
deg-degan aku
menghadapinya
kembali
berhamburan seperti dulu
senyuman
sengkarut tak berarti
aku harus pergi
membawa arti
biarkan saja
lahir puisi-puisi terbaru
Kandangan, 13-09-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar