Jumat, 01 Juni 2012

MENGENANG BURHANUDDIN SOEBELY

Sabtu, 2 Juni 2012



PUISI AKHMAD HUSAINI :

PESAN TERAKHIR OM IBUY

Waktu yang bergegas
16 Mei 2012 adalah pertemuan terakhirku dengannya
saat berada di Tugu Telaga Langsat
kami saling berjabat tangan dan berfoto bersama
tak banyak bicara tak banyak kata

tapi beliau memberi pesan bermakna :
Sai......aku kada lawas lagi pansiun
mungkin aku kada di Kandangan lagi
tarusakan haja kagiatan sastra di HSS lawan buhan Aliman wan Fuad
amun kada buhan ikam siapa lagi ?

Terasa berat mendengar amanat itu
tapi Insya Allah kami akan terus eksis
melanjutkan cita-cita, perjuangan, dan pesan bermakna tersebut
selamat jalan Om Ibuy
Kandangan akan selalu mengenangmu........................

Kandangan, 2 Juni 2012

Pengirim :

AKHMAD HUSAINI
 Jl. A.Yani Km.8 Angkinang Selatan RT.1 No.40
Kec. Angkinang Kab. Hulu Sungai Selatan
Kandangan Kode Pos 71291


Kandangan, Kehilangan Maestro Seniman,
Burhanuddin Soebely Telah Tiada

( Oleh : IDA LAENY )
Hari Selasa (29/5) tepatnya jam 10.00 wita, jenazah seniman hebat asal Kandangan, kabupaten Hulu Sungai Selatan yang menorehkan karya di hati dimakamkan alkah keluarga di Asam Cangkok kecamatan Kandangan. Dan berita duka ini seakan jadi pertanda bahwa regenarasi harus segera dimulai. 

Penyair ternama Burhanuddin Soebely meninggal dunia pada usia 55 tahun di Kandangan, Senin (28/5). Pria yang akrab dipanggil “ Ibouy “ meninggalkan puteri Annisa Firdhasavitri dan seorang isteri wanita asal Banjarmasin Aisyah Farina yang dinikahinya pada Pebruari 1992 lalu.

Bouy yang lahirkan di Kandangan, pada 2 Januari 1957 ini mencurahkan sebagian besar hidupnya dalam dunia sastra dan teater. Menggubah sajak maupun membacakannya, menulis naskah terater sekaligus melakoninya sendiri, dikuasainya dengan sangat matang. Sajak, puisi, essai maupun teater hasil karyanya sudah melegenda di kalangan pecinta seni sastra dan teater di kabupaten HSS, Banua Anam dan Kalimantan Selatan dan tingkat Nasional.

Seniman, sastrawan, budayawan dan sejarawan Kalsel yang juga seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Budaya dan Pariwisata HSS dengan jabatan Kepala Bidang Kebudayaan dan Pawisata mulai menulis sejak tahun 1979, antologi sajaknya Palangsaran, Patilaran, Ritus Puisi dan Laventre De Kandangan. Muatan lokal SD dari kelas I sampai kelasVI. .
Tiga novelet yang berhasil dalam ciptanya, Reportase Rawa Dupa, Selaka Kunang Kunang dan konser kecemasan, lintas revolusi fisik tahun 1945 – 1949 daerah Kalsel di HSS ( Adicita Karya Nusa, Yogyakarta dan Pemkab HSS tahun 2001 bersama Uda Djarani E.M).. 

Disamping itu Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) HSS ini juga aktif dengan sanggar Posko Labastari yang telah bergelar di berbagai kota, seperti mengikuti festival pertunjukan rakyat tingkat Nasional di Surabaya, Jakarta, Bali, Mataram dan Solo.

Almarhum juga pernah mengikuti forum seni lain yaitu Pesta Gendang, Nusantara 6 di Melaka, Malaysia 2003, Festival Nusa DUa di Bali 2003 dan Festival Seni Pertunjukan di Bukit Tinggi Sumatera Barat tahun 2003. Tercatat sebagai Pengurus BPJSM 45 HSS, Wakil Ketua KNPI, Wakil Ketua Pemuda Panca Marga(PPM), Pengurus Gabsi HSS dan aktif dalam Kwarcab gerakan Pramuka kabupaten HSS.

Menurut Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata HSS H Suriani, SSos,MAP, sosok Burhanuddin adalah ulet dan tekun. Mungkin sulit menggantikan untuk meneruskan karya karya sastra dan naskah teater. “ Terakhir, beliau melaksanakan kegiatan membuat video klip lagu lagu Banjar khusus pengarang dari kabupaten HSS.dan ini masih dalam proses,” ujarnya.

Diharapkan, hasil sumbangsih beliau dalam bentuk sastra dan kegiatan lainnya dapat dilestarikan, bagi seniman dan budayawab lainnya, terkhusus di kabupaten HSS . 

Sastrawan dan Budayawan Kalsel Agus Soeseno mengungkapkan bahwa dirinya begitu amat kehilangan. Sebagai sahabat, saudara dan lawan , sosok bouy bagaikan tunggul mesjid dalam wadah olah seni yang banyak memiliki kepiawaan.Dalam diamnya, dia mampu mencipta dan koloborasi antara dunia sastra dan teater. “ Dia mampu membuat puisi, naskah teater, seni tradisi dengan khas budaya dayak asal HSS. Tak dapat dimungkiri, mencari seorang bouy tidak semudah membalik sebelah tangan, perlu waktu. Pasalnya, seseorang yang pintar menulis puisi belum tentu bisa membuat naskah teater dan sekaligus melakoninya. Kurasa, dengan hilangnya tunggul tersebut kedepan kita harus meneruskannya agar kesenian tidak berhenti sampai disini,” ucapnya. 

Dimata tetuha DKD HSS Bahdar Joehan, Burhanudin adalah seorang bersahaja dan tak pernah marah . Secara fisik hampir lupa mengurus dirinya sendiri hanya untuk kepentingan orang lain dan organisasi. “ Kedepan generasi dibelakang siap meneruskan, untuk menyelesaikan program yang belum terselesaikan, kendati saudara bouy telah tiada,” tandasnya.


1 komentar:

  1. Innalillahi wainna ilaihirojiun, takajut aku hanyar tahu nah, Iboey meninggal, waktu mwmbuka situs ini, bahari inya paling gigih berkarya unruk teater, satu-satunya swniman muda yg berani menampilkan karya teater di depan fwstival teater se Kalsel tahun 1980, smg amal ibadahnya diterima Allah swt, aamiin

    BalasHapus

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...