PUISI AKHMAD HUSAINI :
AKU ‘KAN SELALU MENGENANGMU
Berita apalagi yang kudengar
untuk meningkahi hari-hari
rohmu telah pergi
hadirkan kesedihan kerabat dan
sahabat
aku mengenang dirimu
yang terakhir kali kau ucap padaku
16 Mei 2012 di Telaga Langsat :
Sai…….kada
lawas lagi aku pansiun
mungkin
aku kada di Kandangan lagi
tarusakan
haja kagiatan sastra lawan buhan Aliman
amun
kada buhan ikam siapa lagi….
Airmataku tumpah tak terbendung
usai sudah sua kita selama ini
derap langkah kakimu terhenti
dan Kandangan pun menangisimu
inilah tepi jalan yang pernah kau
beritahu dulu
kita semua juga ‘kan kesana menuju
Kandangan Berduka, akhir Mei 2012
SEBUAH CATATAN :
BURHANUDDIN SOEBELY DALAM KENANGANKU
Setiap kali bertemu saya Om Ibuy
selalu menyapa, “Apa kabar Sai ? Adalah mangirim tulisan ka surat kabar ? “ujarnya.
Yang paling berkesan saya diberi
buku. Saat kegiatan Kongres Cerpen Indonesia (KCI) V di Banjarmasin taun 2007
saya diberi buku Bahara Mingsang Idang Siritan. Lalu tahun yang sama pada ASKS
IV di Amuntai saya diberi buku kumpulan Cerpen Orkestra Wayang. Tahun 2011 saya
bertandang ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata HSS, tempat beliau
bekerja. Saya diberi buku Datu Kandangan wan Datu Kartamina.
Kenangan lain saat mengelola Tabloid
Gerbang yang terbit di Kandangan. Tabloid ini terbit sebulan dua kali. Para pengelolanya adalah seniman / sastrawan HSS. Saya
termasuk beruntung yang direkrut untuk mengelolanya. Bersama dengan Uda
Djarani, Aliman Syahrani, Muhammad
Faried, Abdaludin. Ruslan Faridi, dll
Om Ibuy (begitu biasanya kami
memanggil) selalu pontang-panting mendesain dan tata letak tabloid tersebut.
Sementara kami mencari berita / bahan tulisan di lapangan. Sayang tabloid ini
tak berusia panjang.
Om Ibuy juga telah menelorkan beberapa
sinetron betema local. Pernah tayang di TVRI. Terakhir sinetron Matahari
Samudera . Saya pernah menyaksikannya saat ditayangkan oleh televisi lokal,
Kandangan TV.
Selasa
(29/05/2012) Nita Anggraini, anak murid saya di MTsN Angkinang, memberitahu Burhanuddin
Soebely meninggal dunia. “ Kemarin kakek saya melawat,” ujar Nita.
Saya kaget. Inna Lillahi wa inna
ilaihi raji’un. Saya lagi sibuk jadi tak sempat datang melawat.
Kandangan kehilangan putera
terbaiknya. Sastrawan yang malang-melintang di jagat sastra loka maupun
nasional telah pergi menghadap Ilahi.
Padahal saat Napak Tilas Luran Teks
Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanana Kalimntan, saat berada
di Telaga Langsat, saya sempat berjabat tangan dengan beliau. Juga saya sempat
memfoto beliau dua kali dengan kamera HP.
Selamat jalan Om Ibuy. Jasamu selalu
kami kenang. Saya berjanji akan membuktikan Kandangan akan tetap eksis di dunia
kepenulisan.
Perkenalan dengan Om Ibuy pertama
kali tahun 2002. Saat saya gabung mengelola Tabloid Gerbang. Tapi saya sudah
lama mengenal namanya lewat buku dan media.
Aruh Sastra Kalimantan Selatan
(ASKS) adalah even cetusan beliau. Yang pertama kali digelar di Kandngan tahun
2004.
ASKS VIII di Barabai tahun 2011
merupakan Aruh Sastra terakhir beliau bersama-sama rombongan HSS untuk
berhadir.
Yang paling berkesan saat ASKS IV di
Amuntai tahun 2007. Saat sidang pleno saya dan Om Ibuy jadi wakil HSS.
Om Ibuy lahir di Kandangan, 2
januari 1957. Kutipan puisi yang ditulis
beliau tahun 2003, sangat berkesan dihati saya.
……………………..
Percumbuan malam
Kandangan
Pastilah ‘kan menyisakan
sebuah bangku
batu
karena kau tak
lagi disitu
kilir kiliran
banyu mataku
kukirimakan di angin
lalu
***
Malam
itu untuk kesekian kali saya membaca buku La Ventre de Kandangan, Mosaik Sastra
HSS 1937-2003. Buku itu saya peroleh 8 tahun silam saat Aruh Sastra Kalimantan
Selatan (ASKS) I di Kandangan.
Lembar demi lembar saya buka. Entah
kenapa saya terhenti pada halaman 198 dan 199. Ya saya terhenti saat membaca biodata
Burhanuddin Soebely. Sastrawan HSS yang selama ini saya kagumi, yang selalu
saya ikuti perkembangannya.
Saya bangga HSS memiliki sosok
seperti beliau. Dengan bejibun karya. Beliau tidak saja fokus pada sastra tapi
bidang seni yang lainnya.
Sudah
sejak lama saya mengenal namanya lewat karyanya di media massa dan buku.
Saya
bersyuukur tahun 2002 dipertemukan dengan beliau untuk pertama kali. Bertemu
tiap hari. Kami mengelola tabloid satu-satunya yang terbit di kota Kandangan : Tabloid Gerbang. Saya bisa
saling tukar pengalaman dengan sesama seniman / sastrawan HSS.
Kandangan, 31-5-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar