Pengen Nulis Tapi Tak Kondusif
Anda sering mengalami hal seperti itu? Rasa hati ingin sekali menulis. Beban fikiran ingin segera dipindahkan dalam baris kata-kata cerdas nan kritis. Tapi semua itu terasa terhalang, atau memang kenyataannya terkandas oleh situasi yang tak bersahabat.
Antara niat dan aplikasi tidak sinkron.
Sayapun sering mengalami hal serupa. Dan saat saya tulis status ini di twitter, Arief Maulana menyambutnya dengan sangat manis, memberi saya dukungan untuk menuliskan kondisi itu.
Awalnya saya malas follow up karena saat itu, saya belum menemukan satu kerangka fokus (hal yang biasa saya lakukan sebelum menulis, bukan kerangka karangan ya)
Setelah menimbang sejenak, akhirnya saya tertarik juga.
Situasi ini sangat cocok dengan apa yang yang pernah saya tulis tentang “Kekeringan ide Menulis”. Kondisi itu sendirilah yang dijadikan ide menulis. Seperti yang terjadi sekarang. Saat situasi tidak kondusif, maka saat itu pula semangat perlu diperkuat, tujuan perlu diperjelas, soft skill perlu dipelihara. Maka lahirlah tulisan ini.
Jadi pengalaman tidak kondusif ini bisa disiasati dengan terus memelihara tujuan. menjaga suasana yang nyaman. Jadi blog dan kesenangan menulis bisa menghasilkan sesuatu.
Soal teknis akan bisa kita ciptakan sendiri, saya kira. Jika kita mampu menjaga suasana hati agar terus bersemangat, mapan dalam berperasaan, tidak mudah tumbang oleh rasa moody dan sebagainya. Sebenarnya tidak soal kondusif atau tidak. Toh itu semua kita juga yang mengkondisikannya. (ceramah untuk diri sendiri nih ..:D )
Akhir kata, menulis dalam keadaan apapun bukan masalah. asal kita mampu mengkondisikan semangat dan tujuan yang ingin dicapai. Apapun bentuknya, menulis hanya satu contoh aktifitas yang sedang dilakukan.
Jika kita memperkuat alas an “tidak kondusif” semakin menebalkannya, merasionalkannya pokoknya menciptakan betapa seriusnya situasi tidakkondusif itu, maka semua ursan tidak akan bisa terlaksana.
Cara Manjur Melahirkan
Tulisan Dahsyat
Caranya bagaimana?
Saya yakin Kalau Andrea Hirata ditanya soal tulisan dahsyatpun, mungkin akan tercengang. Apalagi kalau pertanyaan itu diarahkan kepada saya. Anda tentu sudah tau respon saya khan? bisa-bisa saya tambah bengong..
Tapi kalau kita bicara dahsyat. Dahsyat yang dalam anggapan kebanyakan orang, adalah sesuatu yang wah, hebat. Luar bisa dan sebagaianya. Pokoknya nendang banget deh. Maka, kita akan bicara tentang EFEK yang akan ditimbulkan. Jadi kalau kita ingin mengukur kedahsyatan sebuah tulisan, kita bisa ukur dari EFEK PENERIMAAN PEMBACANYA.
Bagaimana respon mereka terhadap suatu tulisan, adem ayem, berapi-api, emosional atau bengong?
Tentu saja, jawabannya bisa kita ketahui jika kita sudah melahirkan sebuah tulisan tertentu.
Wacana ini di lempar oleh MH di artikel sebelumnya. Bukan batu bata yang dilempar yah, tapi kali ini wacana.sebenarnya sudah lama draft ini difolder saya.Cuma baru sempat dirapihkan.
Saya fikir, daripada tidak ada bahan mendingan kita obrolin disini aja deh.
Diatas saya katakan kedahsyatan tulisan itu bisa dirasakan dari efek penerimaan pembaca.
Lalu sekarang, agar lebih mengkristal, pertanyaannya kemudian, bagaiamana menciptakan efek yang dahsyat itu kepada pembaca?
Nah ini nih masalahnya.
Kalau begitu kembali lagi soal kualitas, teknik dan gaya menulis seseorang. Juga target pembaca yang ingin diraih.
Menurut yang saya tau, untuk mendapatkan poin-poin itu, setidaknya penulis penting untuk memahami beberapa hal, diantaranya:
Cermat membuat satu tema yang fokus
Jika ingin menulis tentang kelinci, yah tulislah tentang kelinci, jangan tergoda untuk bicara soal kandang kelinci. Kelihatannya memang mirip dan berhubungan, tapi kalau tidak cermat, tulisan bisa lari kemana-mana. Jadi kalau idenya tentang kelinci, tulislah tentang kelinci saja. Untuk soal kandang kelinci, anda bisa pisahkan pada tema yang lain nantinya.
Cermat memilih ide tulisan
Nah ini saya masih sering menemukan artikel yang sifatnya duplikasi pemikiran semata. Walau tidak copas, tapi cara berfikirnya masih sama. Sehingga walau tidak copas, tapi berasa hambar alias sudah basi. (kebanyakan soal rahasia2an, atau soal motivasi-motivasian) maaf, agag sedikit mengkritik nih
disini memang menuntut kreatifitas tersendiri. Jam terbang juga menentukan. Selain itu buku bacaan perlu ditambah. Tapi jika hal itu sudah biasa kita lakukan, maka rasanya dijamin “enak tennan!”
Cermat mengarahkan solusi
Sebagai penulis, kadang-kadang kita tergoda untuk bersikap egois. Inginnya tulisan kita dibaca orang lain, tapi kita lupa, bahwa kita perlu memberikan asas manfaat kepada pembaca. Nah, untuk mendapatkan efek dahsyat, maka peranan pembaca sangat menentukan. Oleh karena itu, tulisan yang tidak memberikan solusi, masih sulit mendapatkan apresiasi atau gelar dahsyat
Cermat menggunakan kosa kata
Mungkin secara khusus, saya harus mempelajari poin ini juga. Sebab konon katanya blog fm termasuk golongan berat. saya menduga bahwa kosa kata yang saya gunakan masih cukup rumit dan kompleks. Kemampuan pembaca mencerna tulisan kita pun ditentukan oleh kemudahan dan popularitas kosa kata yang mudah dipahami
Miliki kerangka fokus sebelum menulis
Sebelum menulis, ada baiknya anda menulis dalam hati. Maksudnya anda umpamakan seperti sedang menulis dan apa yang ingin anda bicarakan disitu. Misalkan anda ingin bicara tentang kelucuan kelinci, maka tariklah kondisi nyata tentang kelucuan kelinci didalam fikiran anda, rasakan dan hembuskanlah dalam kata-kata hingga berbentuk tulisan.
itulah kira-kira sekedar tambahan untuk upaya melahirkan tulisan yang memberi efek dahsyat.
Memang, akan ada banyak cara membuat tulisan seseorang terasa dahsyat. Tapi dari poin-poin di atas saja, saya rasa kita sudah bisa mulai setting cara kita menulis. Kita bisa ukur dari situ.
Oke selamat mencoba yah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar