Minggu, 22 Juli 2012

KUMPULAN PUISI AKHMAD HUSAINI

DANI OH DANI
Semburat keniscayaan
Sambutan selamat datang diberikan
Hadirkan sejuta keindahan
Keramah-tamahan
Balutan tradisional primitive
Bawa lenguhan kekaguman
Warna kehidupan jaya wijaya
Terus membaur
Rasa kemahalan
Akan terbayar dan terpuaskan
Bingkai cawat
Babi-babi santapan
Batu-batu perapian
Menampiaskan rasa kebersamaan
Keunikan itu membingkai peradaban
Dari tanah papua yang landai
Kandangan, 12-06-2012













DERITA

Tampak sekali perbedaan itu
begitu menyakitkan di depan mata
aku yang terlahir miskin
begitu berharap menikmati hidup
dengan kenikmatan nyata

Kandangan, 4 Maret 2005



TENTANG PUISI

Kutemukan puisi dimana-mana
berserakan di jalan
bertebaran di penjuru negeri
berhamburan dibumi

Nyanyian alam adalah puisiku
desah nafas puisi terindah
dalam puisi tak kukenal kepahitan
tak ada kesengsaraan
yang kudapat kebahagiaan abadi
ingin kugapai angan lewat dentang puisi
yang menasbihkan harapan pasti

Langkah-langkah terus seirama dengan puisi
yang tercipta untuk semua
inspirasiku menusuk halimun senja
dalam ketemaraman diksi lukas purba
ingin terus berkarya lewat puisi
datangkan kepuasan batin yang tak pernah mati
menafakuri setiap langkah gerak yang terus beriring
menusuk masa depan berjalan dalam kesabaran yang lamban
khayalku terus menyatu dalam nalar keleluasaan

Puisi dimana kau kini
kunantikan kehadiranmu disisiku
untuk hilangkan kesepianku
sembuhkan sakit hati yang telah lama terpendam

Temani aku dalam duka
kucoba berjalan memapah kehidupan yang dangkal
kucari puisi dalam pandangan sayu
rasa malu yang tak menentu munculkan keingintahuan
adakah resah pergi dari benakku
membicarakan puisi membenahi kegetiran hati
anganku melayang tinggi membayangkan puisi nanti
yang mendekam kalimat sunyi dalam imaji
puisi adalah hidupku
yang menyeruakkan kepastian membangunkan keinsyafan
ku tak tahu bagaimana nasib puisi dalam ambisi
usapan lembut selalu meniruskan kesesuaian janji
keindahan apakah yang kudapatkan lewat puisi
adakah keharusan untuk selalu mengartikan tiap kata yang dimiliki
kenangan silam menumbuhkan butir-butir keindahan
dalam puisi kedamaian pasti

Kandangan, 10 Februari 2005



SEJARAH LANGKAH

Embun pagi datang membawa ratapan sayu
saat asap-asap kehidupan mulai menerpa
langkah kaki siap menuntas hati
jangan abaikan jalan ini
karena kita akan melewati
dengan seribu senyuman
atau berjuta kepiluan hati
dengarkan ratap dunia
biarlah tak seperti mereka
namun kita disini merasa damai sentosa

Kandangan, 10 September 2004



HABITAT SUNYI

Kasih
sungguh aku merindukanmu
sedetik seperti sejam
sejam seperti sehari
sehari seperti seminggu
seminggu seperti sebulan

Perasaan itulah yang selalu kurasakan setiap hari
kau bagaikan bayanganku
yang selalu membayangiku

Aku sangat merindukanmu
kerinduan ini semakin menjadi-jadi
sungguh aku tak tahan dengan perasaan ini
aku ingin kau kembali
jangan kau pergi lagi

Kotabaru, 7-9 Januari 2009



ORKESTRA PEJUANG

Langkah pasti memberi inspirasi
dalam tautan imaji
kita harus berjuang melawan intimidasi
dalam penindasan masa kini
hidup yang teramat kejam
kenapa ada kesenjangan
terasa ada keminderan mendera
memikirkan dalam pikiran
ada kemegahan yang tak mudah digapai
ada perbedaan di depan mata
yang mengintai dalam intimidasi

Angkinang, 31-07-2006






SEDIH

Disana kau asyik bercengkerama
dengan teman-temanku
sementara aku disini bersedih
perut keroncongan mendesah
makan mie goreng saja susah
disana terdengar tawa dan canda
makan yang enak-enak saja

Kandangan, 9 November 2003



MELINTASI IMAJI

Lahir dari kenyataan yang ada
terasa bosan menghimpit diri
secercah harapan pasti
tak seperti ini lagi
dalam tautan seribu janji
ingin pergi melintasi imaji
menuju surga harapan pasti

Kandangan, 6 Maret 2004


ORKESTRA CINTA

Kucintai engkau dengan tanpa keraguan didalamnya
padahal kebanyakan cinta hanyalah fatamorgana
ingin kukatakan padamu dengan gamblang dan tulus
cintaku padamu terukir zahir dan halus

Jika dalam jiwaku tertanam kebencian
kan kucabik seluruh tabir penutupnya dan kubuang
sungguh ! tak ada yang kuingini darimu selain cinta
sungguh ! tak ada yang kuucapkan padamu kecuali cinta

Saat kutenggelam dalam samudera cinta
hamparan bumi seolah kering binasa
manusia seumpama buih-buih di lautan
penghuni mayapada seumpama debu beterbangan

Kandangan, 030609


MENCARI CINTA

Susah payahku mencari cinta
seumpama mencari ditumpukan kain saja
selalu saja ku berusaha sua sang pujaan tercinta
seumpama laron yang gigih memburu cahaya

Selalu ingin kujumpa sang pujaan
laksana sang haus inginkan air menyegarkan
tak bosan-bosanku memandang sang pujaan
keelokannya bikin hatiku selalu penasaran

Kandangan, 050609






ILUSTRASI AIRMATA

Pandangan mataku menenggelamkan kesedihan
dan airmatapun gerimis tak tertahankan
bagaimana kujelaskan perangai airmataku
ia tenggelam dan bercucuran dalam gugu
tak pernah aku sua dan melihatnya kini
selain pada sua pertama dan terakhir kali

Kandangan, 040609


BISAKAH

Aku disini merasa asing tak berguna tak bermanfaat
hanya jasad yang ada
impian yang tak terkabulkan
harap-harap cemas menantimu
bisakah aku pasrah karenamu
aku rindu belas kasihmu

Kandangan, Juni 1999


KE MASA LALU

Meratapi nasib yang tidak sempurna
terkulai lemas oleh indahnya masa lalu
kenapa sekarang tak berubah juga
inginku kembali membawa waktu
sekarang sepi tak seperti dulu lagi
ada deraan kedamaian
berkumpul dengan suka duka
kini yang dihadapi kesepian abadi

Kandangan, November 2003


DEBARAN JANTUNG KOTA

Tingggalkan sejuta lara
kenapa kamu tidak mampu bicara
sepanjang waktu berkutat dengan duka
wajah lesu karena belum makan apa-apa

Ternyata impian itu telah berlalu
aku tak mampu sepertimu
yang punya banyak pengalaman
ilusi itu hanya untukmu
kembalikan kemampuanku
menunggu tiga hari lagi
agar tak lagi ada sesalan
hidupmu harus berjalan lancar
tak ada kata sedih
dan hilangkan ketakutan itu
walau kemampuan itu tak ada
kembalilah ke kampung halaman
biar menderita
tapi disana adalah habitatmu yang nyata

Banjarmasin, 15 September 2004




NEGERI ORANG-ORANG BODOH


Negeri orang-orang bodoh
kumpulan kesewenang-wenangan
tercipta dari rasa malas dan tidak malu-mau
benci menaut diri yang kelu
sebuah takdir yang harakiri
bingungkan lamunan yang berkolaborasi
dengan khayalan sejuta mimpi
menembus batas-batas ketidakpastian hati

Kandangan, 20 Februari 2004


APAKAH MUNGKIN

Apakah orang seperti aku
mungkin jadi pacar seorang selebritis ?
mungkin saja

Kandangan, 11 Mei 2004


LOKSADO

Inilah perjalanan yang cukup melelahkan
yang pernah kurasakan diluar kenyataan
mana itu kemiri-kemiri yang dikeringkan
kayu manis yang mengkerut
karet yang direndam lama
baunya minta ampun menyengat hidung

Yang ada kolam air panas yang kering
dinding pagar yang jebol karena faktor alam
longsor yang mengkhawatirkan
jalan yang tertimpa tanah longsoran
kawan yang terjatuh dari motor
jurang yang kian curam

Loksado masihkah kau perawan
aku inigin jerammu riuh menyegarkan
lanting paring sensasi petualangan yang mengagumkan
Loksado kau ada aku bangga semua suka

Kandangan, 12 – 12 - 2010



KANDANGAN

Amun taliwati Kandangan pasti kaingatan
kada kalah wan nang lain
jambatan Antaluddin indah manawan
siapa nang kada karindangan wan Kandangan
kuta sajarah wan budaya di Kalimantan
dudul wan katupat ciri khas makanan
kawa dibawa gasan ulih-ulih sangu bulikan
jangan lupakan Kandangan
nang mambawa banyak kanangan

Kandangan, Desember 2000


RIAK KEMATIAN

Dalam keremangan dan kegelisahan
tak ada kekuatan apa-apa
hidup terasa hampa
inginku pergi selamanya dari sini
seiring waktu yang berlalu dan berlari
ketika masa lalu yang datang tiba-tiba
ungkapkan perasaan sedih dihati kelana
akankah hidupku menancap ke puncak
menikmati harta tahta dan wanita
atau berapa lama lagikah aku disini
hari esok atau lusa
siapa yang dapat mengira

Kandangan, 11 Desember 2001


SANG JAWARA

Jaya dan pantang menyerah
benamkan musuh-musuh tanpa mengalah
ciptakan prestasi terbaikmu
jangan sombongkan kehebatanmu
kau adalah kebanggaanku
kutunggu kemenanganmu
di lapangan kamu unggul
perlihatkan kepada lawan
permainan terbaikmu
junjung tinggi fairplay dan sportivitas
maju dan jayalah untuk naik ke atas pentas

Kandangan, 18 september 2004


MAAFKAN AKU

Maafkan aku
bila ucapanku menyinggung perasaanmu
kuakui saat itu aku sedang emosi
sehingga meluap kata yang seharusnya
tak terucapkan
itulah kekhilafanku
aku ingin kau tak memasukanku ke dalam hati

Kandangan, 2-4-2008




APAKAH SALAH AKU BEGINI

Ketenangan diri adalah penetrasi hati
yang ingin jauh pergi
kini seakan tak berarti lagi
sementara gelombang nadi mulai meniti
aku sedang ambisi menggapai keinginan tinggi
apakah salah aku begini

Kandangan, 6 Juli 2004





MENANTIKAN KERINDUAN

Setiap gerak tangan adalah inspirasi hidupku
biarkan karang terjal menghalangi
kejatuhan untuk kedua kali adalah pengalaman
masa lalu harapan yang penuh dengan kepingan duka
ketidakkuasaan menjalani cobaan hidup
saat bibir-bibir keterasingan dilindas masa kini
yang bermahkotakan kesombongan diri
bayangan redup terkatup fatamorgana ambisi
berhenti disini untuk menantikan kerinduan hati

Kandangan, 9 Mei 2004



NASIB MALAM


Malam ini hujan rintik turun
deru kendaraan lalu lalang di jalanan
depan rumahku
sementara binatang malam
menyanyikan lagu rindu
namun kupingku terasa berat mendengarnya
bayang-bayang tampak ragu
mengikuti wajah kebenaran
saat ketakutan mendalam datangi tubuhnya
adalah sepenggal perasaan lunglai
diatas keprimitifan diri
haruskah dilalui malam ini
dengan rangkaian permainan kata-kata
humus-humus suburkan mata hati
memandang aplikasi tanpa batas

Kandangan, 6 Juni 2004


KAWANKU
(Buat AS yang selalu ceria)

Kapan aku bisa seperti orang
ucapan itu meluncur dari mulutnya
saat aku terdiam
kawan begitu baiknya engkau padaku
tak ada guratan duka nestapa
hanya suka bertabur ceria
disela malam dan kelam tinggalkan dosa
gigih untuk menggapai surga

Kandangan, 28 November 2003














MEMBAYANGKAN KEMELUT

Antara rumput dan kambat langit mulai berkaca
ingin memandang kejenuhan yang menghampar
ke batas sunyi
airmata yang sembunyikan kesedihan dunia
negeri mana yang kau tuju
seperti apa wajahnya
yang layu oleh zaman
aku ingin jadi seruling hanya sebentar untuk mendengar irama
riang-riuh membayangkan kemelut
airmatapun mengalir deras membasahi pipi
namun bila kuingat kamu ingin kukejar ke batas semu

Kandangan, 22 Juni 2004




KITA PEDULI WAKTU

Waktu begitu cepat berlalu
ingin rasanya aku tahu relakan untuk menyatu
ataukah pasrah karena diri nista
namun janganlah merana
terus berjuang demi orang-orang yang memerlukan
waktu dan keinginan
agar kita padu seperti haluan yang tak pernah ingkar
walaupun gelombang dan debur ombak menghadang

Kandangan, 21 Juni 2004



BILA KULIHAT

Kubayangkan wajahmu
kulihat ada guratan duka
sementara aku disini sedang sedih
ada kesenjangan antara kita
ingin kulepas rasa rindu ini namun kemana
bayang-bayang ketraumaan itu menghantuiku

Kandangan, 25-12-2003




KENANGAN

Awal kedatangan adalah sebuah kenangan
derai-derai sambut keceriaan
berbalut mimpi-mimpi indah masa depan
ternyata kenangan itu awal sebuah kesuksesan
dengan taburan gelak tawa tanpa dosa
derunya bagaikan kendaraan baru
tanpa hambatan dan ada ganggu
ketika pikiran mulai mutakhir
janganlah lupa untuk berpikir
kenangan  itu pernah ada dan ingatlah selalu

Kandangan, November 1992




JELMAAN MALAM

Dan kesepianlah yang kuterima
untuk kesekian kalinya
yang tak pernah kunjung reda
menggelayuti keinginannku
katanya hidup ini adalah nyata
setiap perasaan menjelma malam
penuh dengan realita
untuk gapai bahagia
menyiasati makna diri dari hari ke hari
tapi aku kini merasa sepi sendiri

Setiap pandangan mata hati
memicikkan kekalutan relaksasi ambisi
menyentuh ucapanpun tak mampu

sejuta perasaan yang pernah kau gantung
lewat bintang-bintang yang melukis ruang
pernahkah tabirnya membias sunyi
tak meminta untuk dihargai
tapi patutkah melupakannya begitu saja

Kandangan, 15 Agustus 2006




MENUNGGU GILIRAN

Entah sampai kapan aku hidup begini
dalam penantian dan ketidakpastian
berjalan bagai orang buta
meraba dan hanya mampu meraba
tanpa bisa melihat dan mengira
dimana kini aku berada
kuterawang mimpi dalam khayalku
kubawa sejuta ambisi dalam benakku
biar kurenggut semua
agar tidak ada yang bisa mencegat
salahkah aku bila bermimpi
dosakah aku bila berkhayal
kepastian yang tidak mungkin terjadi
yang hanya kutemui dalam imaji

Kandangan, 1 November 2004


SUNGGUH TEGA

Menciptakan rasa benci didekapan airmata
menghadirkan silang sengketa
buat kami menjadi terhina
sejuta rasa benci melimpahi dunia
dirimu menjadi angin kencang di hati kami
yang membuat kami selalu bosan
dan dirimu nestapa dalam kehidupan
kami benci menjadi kelana
yang membuat tak mau malu
dan memiliki sifat tega dalam berbuat

Kandangan, 16 November 2001

AKU SANGAT MENCEMBURUIMU


Asyik bercumbu di depan mataku
Aku seakan tak ada
Hatikupun menangis pilu

Kotabaru, 7-9 Januari 2009


GELAP

Ketika pandanganku menjadi kabur
mataku kia lamur
entah sampai kapan aku seperti ini
aku ingin menutup diri dari pengaruh
dan godaan para durjana
yang tak berperasaan
kemana aku bisa mengadu
kini semua telah hilang
menjadi debu-debu jalanan yang tak berarti

Kandangan, 22 Desember 2000


INGIN CEPAT SELESAI

Begitu terjal jalan yang harus dilewati
inikah proses menjalani hidup
aku ingin cepat selesai
biar lekas ranai
teringat masa lalu
yanglucu dan lugu
keceriaan menebar dimana-mana
sekarang aku lelah dan letih

Kandangan, 27 Mei 2004


AKHIR ZAMAN

Lupakah engkau di akhir zaman ini
isterimu isteriku juga
banyak tidur dari bekerja

Kandangan, 23 November 2003


WAJAH PETANI

Di pagi yang buta usai shalat shubuh dan makan pagi
kau sudah meninggalkan rumah
jalan bebatuan dan lumpur
kau acungkan tajak
airpun muncrat
itu sudah kebiasaan yang mendarah daging
memang engkau keturunan petani
maka kadilah seorang petani
mengabdi jadi diri
hitam legam tubuhmu
senja datang kau pulang ke rumah
diantara lelah dan letih malam kau sambut gembira
karena mimpi indah datang disaat lelah

Kandangan, 29 November 2003

MELUPAKANMU

Lamunan itu hilang seketika
aku ingin menemukan namamu
dengan sekilat padu
biar hati tenang tak terganggu
cepatlah aku diberitahu
kenapa impian itu buyar begitu saja
datanglah rasa ingin tahu
hadirkan sejuta jawaban
untuk menyenangkan diriku

Kandangan, November 2003



KEBIMBANGAN YANG SYAHDU

Maukah kau menemaniku
yang sedang dirundung duka
hatiku dicuri orang
pikiranku ditelan ombak kerakusan
hartaku sudah diambil iblis durjana
sepoi angina menantang laju kebengisan
hati-hati duka deritaku
bertaut dengan kebimbangan yang syahdu

Kandangan, 28 November 2003



LAMUNAN SYAHDU

Dihari yang indah kutulus mengadu
saat ketumpulan berfilsafat di wilayah yang muram
tetesan api penderitaan yang tak tentu
bersimbah darah kedurjanaan
antara lautan kesombongan
dan sungai keangkuhan
berlumur dengan tangisan pilu
yang menantikan rembulan dibatas lara
dan lamunan syahdu yang tak kunjung sirna

Kandangan, November 2003


DENTANG WAKTU DI RUANG TAMU


Di ruang tamu aku tak menunggu siapapun
sebingkai kaligrafi itu kubiarkan membeku di dinding
namun hujan deras berluruhan dari langit sore
di luar jendela
tak kuasa menahannya

Aku tak ingin mengingatmu lagi
kucing liar yang kemarin tak henti
menghasutku keluar masuk belantara kata
hingga ringkih lonceng jantungku pun
menjadi gugup berdentang karenanya

Tak menunggu siapapun
juga dirimu
hanya ingin mengkhidmati dentang jantung
sendiri melafalkan nama-namanya
bersama beku kaligrafi di dinding
dan deras hujan di luar jendela

Kandangan, Juni 2004


SUATU SORE DI SEBUAH KAFE


Datang melangkah melewati celah
diantara bangunan tua
terdengar hangar-bingar musik dansa
ada sejuta tingkah mengeluh
saat menatap langit yang mulai merajut
tampak gerak-gerik lembut lalui pandangan itu
dalam satu irama kegelisahan
terdengar sumpah serapah yang bertaut
ditemani aroma kenikmatan tabu
langkah demi langkah
merebak dalam cerita klasik yang resah
seiring rasa kelu yang dalam
berbenturan dengan sunyi di pelataran kelam

Kandangan, 18 Februari 2004


PERPISAHAN

Setiap perpisahan yang terjadi
sisakan harapan untuk bertemu lagi
asalkan kau belum dijemput mati
namun bila kau pergi dibawa mati
putus asa tak lagi bisa dihindari
pasti !

Kandangan, 18112007


MALAM INI

Malam dingin dibuai penasaran
saat keluh-kesah yang ingin diperhatikan
biar tak ada masalah lagi

Kandangan, Juli 1997

KEINGINANKU

Kurelakan dikau kasih pergi dari pangkuan
disini aku sendiri bosan hidup bersemedi
apakah duit akan membuat hidupku bahagia
otak cerdas dambaanku punya kekuatan dan kekuasaan
keinginanku
parlente dan necis pakaianku
mewah dan megah istanaku
sorot tajam matamu membuatku jatuh hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...