DANI OH
DANI
Semburat keniscayaan
Sambutan selamat datang diberikan
Hadirkan
sejuta keindahan
Keramah-tamahan
Balutan
tradisional primitive
Bawa
lenguhan kekaguman
Warna
kehidupan jaya wijaya
Terus
membaur
Rasa
kemahalan
Akan
terbayar dan terpuaskan
Bingkai
cawat
Babi-babi
santapan
Batu-batu
perapian
Menampiaskan
rasa kebersamaan
Keunikan
itu membingkai peradaban
Dari tanah
papua yang landai
Kandangan,
12-06-2012
DERITA
Tampak sekali perbedaan itu
begitu menyakitkan di depan
mata
aku yang terlahir miskin
begitu berharap menikmati
hidup
dengan kenikmatan nyata
Kandangan, 4 Maret 2005
TENTANG PUISI
Kutemukan puisi dimana-mana
berserakan di jalan
bertebaran di penjuru negeri
berhamburan dibumi
Nyanyian alam adalah puisiku
desah nafas puisi terindah
dalam puisi tak kukenal
kepahitan
tak ada kesengsaraan
yang kudapat kebahagiaan abadi
ingin kugapai angan lewat
dentang puisi
yang menasbihkan harapan pasti
Langkah-langkah terus seirama
dengan puisi
yang tercipta untuk semua
inspirasiku menusuk halimun
senja
dalam ketemaraman diksi lukas
purba
ingin terus berkarya lewat
puisi
datangkan kepuasan batin yang
tak pernah mati
menafakuri setiap langkah
gerak yang terus beriring
menusuk masa depan berjalan
dalam kesabaran yang lamban
khayalku terus menyatu dalam
nalar keleluasaan
Puisi dimana kau kini
kunantikan kehadiranmu
disisiku
untuk hilangkan kesepianku
sembuhkan sakit hati yang
telah lama terpendam
Temani aku dalam duka
kucoba berjalan memapah kehidupan yang dangkal
kucari puisi dalam pandangan
sayu
rasa malu yang tak menentu
munculkan keingintahuan
adakah resah pergi dari
benakku
membicarakan puisi membenahi
kegetiran hati
anganku melayang tinggi
membayangkan puisi nanti
yang mendekam kalimat sunyi
dalam imaji
puisi adalah hidupku
yang menyeruakkan kepastian
membangunkan keinsyafan
ku tak tahu bagaimana nasib
puisi dalam ambisi
usapan lembut selalu
meniruskan kesesuaian janji
keindahan apakah yang
kudapatkan lewat puisi
adakah keharusan untuk selalu
mengartikan tiap kata yang dimiliki
kenangan silam menumbuhkan
butir-butir keindahan
dalam puisi kedamaian pasti
Kandangan, 10 Februari 2005
SEJARAH LANGKAH
Embun pagi datang membawa
ratapan sayu
saat asap-asap kehidupan mulai
menerpa
langkah kaki siap menuntas
hati
jangan abaikan jalan ini
karena kita akan melewati
dengan seribu senyuman
atau berjuta kepiluan hati
dengarkan ratap dunia
biarlah tak seperti mereka
namun kita disini merasa damai
sentosa
Kandangan, 10 September 2004
HABITAT SUNYI
Kasih
sungguh aku merindukanmu
sedetik seperti sejam
sejam seperti sehari
sehari seperti seminggu
seminggu seperti sebulan
Perasaan itulah yang selalu
kurasakan setiap hari
kau bagaikan bayanganku
yang selalu membayangiku
Aku sangat merindukanmu
kerinduan ini semakin
menjadi-jadi
sungguh aku tak tahan dengan
perasaan ini
aku ingin kau kembali
jangan kau pergi lagi
Kotabaru, 7-9 Januari 2009
ORKESTRA PEJUANG
Langkah pasti memberi
inspirasi
dalam tautan imaji
kita harus berjuang melawan
intimidasi
dalam penindasan masa kini
hidup yang teramat kejam
kenapa ada kesenjangan
terasa ada keminderan mendera
memikirkan dalam pikiran
ada kemegahan yang tak mudah
digapai
ada perbedaan di depan mata
yang mengintai dalam
intimidasi
Angkinang, 31-07-2006
SEDIH
Disana kau asyik bercengkerama
dengan teman-temanku
sementara aku disini bersedih
perut keroncongan mendesah
makan mie goreng saja susah
disana terdengar tawa dan
canda
makan yang enak-enak saja
Kandangan, 9 November 2003
MELINTASI IMAJI
Lahir dari kenyataan yang ada
terasa bosan menghimpit diri
secercah harapan pasti
tak seperti ini lagi
dalam tautan seribu janji
ingin pergi melintasi imaji
menuju surga harapan pasti
Kandangan, 6 Maret 2004
ORKESTRA CINTA
Kucintai engkau dengan tanpa
keraguan didalamnya
padahal kebanyakan cinta hanyalah fatamorgana
ingin kukatakan padamu dengan gamblang dan tulus
cintaku padamu terukir zahir
dan halus
Jika dalam jiwaku tertanam kebencian
sungguh ! tak ada yang kuingini darimu selain cinta
sungguh ! tak ada yang kuucapkan padamu kecuali cinta
Saat kutenggelam dalam samudera cinta
hamparan bumi seolah kering binasa
manusia seumpama buih-buih di lautan
penghuni mayapada seumpama
debu beterbangan
Kandangan, 030609
MENCARI CINTA
Susah payahku mencari cinta
seumpama mencari ditumpukan
kain saja
selalu saja ku berusaha sua
sang pujaan tercinta
seumpama laron yang gigih
memburu cahaya
Selalu ingin kujumpa sang pujaan
laksana sang haus inginkan air
menyegarkan
tak bosan-bosanku memandang
sang pujaan
keelokannya bikin hatiku
selalu penasaran
Kandangan, 050609
ILUSTRASI AIRMATA
Pandangan mataku
menenggelamkan kesedihan
dan airmatapun gerimis tak tertahankan
bagaimana kujelaskan perangai
airmataku
ia tenggelam dan bercucuran
dalam gugu
tak pernah aku sua dan
melihatnya kini
selain pada sua pertama dan
terakhir kali
Kandangan, 040609
BISAKAH
Aku disini merasa asing tak
berguna tak bermanfaat
hanya jasad yang ada
impian yang tak terkabulkan
harap-harap cemas menantimu
bisakah aku pasrah karenamu
aku rindu belas kasihmu
Kandangan, Juni 1999
KE MASA LALU
Meratapi nasib yang tidak
sempurna
terkulai lemas oleh indahnya
masa lalu
kenapa sekarang tak berubah
juga
inginku kembali membawa waktu
sekarang sepi tak seperti dulu
lagi
ada deraan kedamaian
berkumpul dengan suka duka
kini yang dihadapi kesepian
abadi
Kandangan, November 2003
DEBARAN JANTUNG KOTA
Tingggalkan sejuta lara
kenapa kamu tidak mampu bicara
sepanjang waktu berkutat
dengan duka
wajah lesu karena belum makan
apa-apa
Ternyata impian itu telah berlalu
aku tak mampu sepertimu
yang punya banyak pengalaman
ilusi itu hanya untukmu
kembalikan kemampuanku
menunggu tiga hari lagi
agar tak lagi ada sesalan
hidupmu harus berjalan lancar
tak ada kata sedih
dan hilangkan ketakutan itu
walau kemampuan itu tak ada
kembalilah ke kampung halaman
biar menderita
tapi disana adalah habitatmu
yang nyata
Banjarmasin, 15 September 2004
NEGERI ORANG-ORANG BODOH
Negeri orang-orang bodoh
kumpulan kesewenang-wenangan
tercipta dari rasa malas dan tidak malu-mau
benci menaut diri yang kelu
sebuah takdir yang harakiri
bingungkan lamunan yang berkolaborasi
dengan khayalan sejuta mimpi
menembus batas-batas ketidakpastian hati
Kandangan, 20 Februari 2004
APAKAH MUNGKIN
Apakah orang seperti aku
mungkin jadi pacar seorang
selebritis ?
mungkin saja
Kandangan, 11 Mei 2004
LOKSADO
Inilah perjalanan yang cukup
melelahkan
yang pernah kurasakan diluar kenyataan
mana itu kemiri-kemiri yang dikeringkan
kayu manis yang mengkerut
karet yang direndam lama
baunya minta ampun menyengat
hidung
Yang ada kolam air panas yang
kering
dinding pagar yang jebol
karena faktor alam
longsor yang mengkhawatirkan
jalan yang tertimpa tanah
longsoran
kawan yang terjatuh dari motor
jurang yang kian curam
Loksado masihkah kau perawan
aku inigin jerammu riuh
menyegarkan
lanting paring sensasi
petualangan yang mengagumkan
Loksado kau ada aku bangga
semua suka
Kandangan, 12 – 12 - 2010
KANDANGAN
Amun taliwati Kandangan pasti
kaingatan
kada kalah wan nang lain
jambatan Antaluddin indah
manawan
siapa nang kada karindangan
wan Kandangan
kuta sajarah wan budaya di Kalimantan
dudul wan katupat ciri khas
makanan
kawa dibawa gasan ulih-ulih
sangu bulikan
jangan lupakan Kandangan
nang mambawa banyak kanangan
Kandangan, Desember 2000
RIAK KEMATIAN
Dalam keremangan dan
kegelisahan
tak ada kekuatan apa-apa
hidup terasa hampa
inginku pergi selamanya dari
sini
seiring waktu yang berlalu dan
berlari
ketika masa lalu yang datang
tiba-tiba
ungkapkan perasaan sedih
dihati kelana
akankah hidupku menancap ke
puncak
menikmati harta tahta dan
wanita
atau berapa lama lagikah aku
disini
hari esok atau lusa
siapa yang dapat mengira
Kandangan, 11 Desember 2001
SANG JAWARA
Jaya dan pantang menyerah
benamkan musuh-musuh tanpa mengalah
ciptakan prestasi terbaikmu
jangan sombongkan kehebatanmu
kau adalah kebanggaanku
kutunggu kemenanganmu
di lapangan kamu unggul
perlihatkan kepada lawan
permainan terbaikmu
junjung tinggi fairplay dan sportivitas
maju dan jayalah untuk naik ke
atas pentas
Kandangan, 18 september 2004
MAAFKAN AKU
Maafkan aku
bila ucapanku menyinggung perasaanmu
kuakui saat itu aku sedang emosi
sehingga meluap kata yang
seharusnya
tak terucapkan
itulah kekhilafanku
aku ingin kau tak memasukanku
ke dalam hati
Kandangan, 2-4-2008
APAKAH SALAH AKU BEGINI
Ketenangan diri adalah
penetrasi hati
yang ingin jauh pergi
kini seakan tak berarti lagi
sementara gelombang nadi mulai meniti
aku sedang ambisi menggapai keinginan tinggi
apakah salah aku begini
Kandangan, 6 Juli 2004
MENANTIKAN KERINDUAN
Setiap gerak tangan adalah inspirasi hidupku
biarkan karang terjal
menghalangi
kejatuhan untuk kedua kali
adalah pengalaman
masa lalu harapan yang penuh
dengan kepingan duka
ketidakkuasaan menjalani
cobaan hidup
saat bibir-bibir keterasingan
dilindas masa kini
yang bermahkotakan kesombongan
diri
bayangan redup terkatup
fatamorgana ambisi
berhenti disini untuk
menantikan kerinduan hati
Kandangan, 9 Mei 2004
NASIB MALAM
Malam ini hujan rintik turun
deru kendaraan lalu lalang di
jalanan
depan rumahku
sementara binatang malam
menyanyikan lagu rindu
namun kupingku terasa berat
mendengarnya
bayang-bayang tampak ragu
mengikuti wajah kebenaran
saat ketakutan mendalam
datangi tubuhnya
adalah sepenggal perasaan
lunglai
diatas keprimitifan diri
haruskah dilalui malam ini
dengan rangkaian permainan
kata-kata
humus-humus suburkan mata hati
memandang aplikasi tanpa batas
Kandangan, 6 Juni 2004
KAWANKU
(Buat AS yang selalu ceria)
Kapan aku bisa seperti orang
ucapan itu meluncur dari
mulutnya
saat aku terdiam
kawan begitu baiknya engkau
padaku
tak ada guratan duka nestapa
hanya suka bertabur ceria
disela malam dan kelam
tinggalkan dosa
gigih untuk menggapai surga
Kandangan, 28 November 2003
MEMBAYANGKAN KEMELUT
Antara rumput dan kambat langit mulai berkaca
ingin memandang kejenuhan yang
menghampar
ke batas sunyi
airmata yang sembunyikan
kesedihan dunia
negeri mana yang kau tuju
seperti apa wajahnya
yang layu oleh zaman
aku ingin jadi seruling hanya
sebentar untuk mendengar irama
riang-riuh membayangkan
kemelut
airmatapun mengalir deras
membasahi pipi
namun bila kuingat kamu ingin
kukejar ke batas semu
Kandangan, 22 Juni 2004
KITA PEDULI WAKTU
Waktu begitu cepat berlalu
ingin rasanya aku tahu relakan
untuk menyatu
ataukah pasrah karena diri
nista
namun janganlah merana
terus berjuang demi
orang-orang yang memerlukan
waktu dan keinginan
agar kita padu seperti haluan
yang tak pernah ingkar
walaupun gelombang dan debur
ombak menghadang
Kandangan, 21 Juni 2004
BILA KULIHAT
Kubayangkan wajahmu
kulihat ada guratan duka
sementara aku disini sedang
sedih
ada kesenjangan antara kita
ingin kulepas rasa rindu ini
namun kemana
bayang-bayang ketraumaan itu
menghantuiku
Kandangan, 25-12-2003
KENANGAN
Awal kedatangan adalah sebuah
kenangan
derai-derai sambut keceriaan
berbalut mimpi-mimpi indah
masa depan
ternyata kenangan itu awal
sebuah kesuksesan
dengan taburan gelak tawa
tanpa dosa
derunya bagaikan kendaraan
baru
tanpa hambatan dan ada ganggu
ketika pikiran mulai mutakhir
janganlah lupa untuk berpikir
kenangan itu pernah ada dan ingatlah selalu
Kandangan, November 1992
JELMAAN MALAM
Dan kesepianlah yang kuterima
untuk kesekian kalinya
yang tak pernah kunjung reda
menggelayuti keinginannku
katanya hidup ini adalah nyata
setiap perasaan menjelma malam
penuh dengan realita
untuk gapai bahagia
menyiasati makna diri dari
hari ke hari
tapi aku kini merasa sepi
sendiri
Setiap pandangan mata hati
memicikkan kekalutan relaksasi
ambisi
menyentuh ucapanpun tak mampu
sejuta perasaan yang pernah
kau gantung
lewat bintang-bintang yang
melukis ruang
pernahkah tabirnya membias
sunyi
tak meminta untuk dihargai
tapi patutkah melupakannya begitu
saja
Kandangan, 15 Agustus 2006
MENUNGGU GILIRAN
Entah sampai kapan aku hidup
begini
dalam penantian dan
ketidakpastian
berjalan bagai orang buta
meraba dan hanya mampu meraba
tanpa bisa melihat dan mengira
dimana kini aku berada
kuterawang mimpi dalam
khayalku
kubawa sejuta ambisi dalam
benakku
biar kurenggut semua
agar tidak ada yang bisa
mencegat
salahkah aku bila bermimpi
dosakah aku bila berkhayal
kepastian yang tidak mungkin
terjadi
yang hanya kutemui dalam imaji
Kandangan, 1 November 2004
SUNGGUH TEGA
Menciptakan rasa benci
didekapan airmata
menghadirkan silang sengketa
buat kami menjadi terhina
sejuta rasa benci melimpahi
dunia
dirimu menjadi angin kencang
di hati kami
yang membuat kami selalu bosan
dan dirimu nestapa dalam
kehidupan
kami benci menjadi kelana
yang membuat tak mau malu
dan memiliki sifat tega dalam
berbuat
Kandangan, 16 November 2001
AKU SANGAT MENCEMBURUIMU
Asyik bercumbu di depan mataku
Aku seakan tak ada
Hatikupun menangis pilu
Kotabaru, 7-9 Januari 2009
GELAP
Ketika pandanganku menjadi
kabur
mataku kia lamur
entah sampai kapan aku seperti
ini
aku ingin menutup diri dari
pengaruh
dan godaan para durjana
yang tak berperasaan
kemana aku bisa mengadu
kini semua telah hilang
menjadi debu-debu jalanan yang
tak berarti
Kandangan, 22 Desember 2000
INGIN CEPAT SELESAI
Begitu terjal jalan yang harus
dilewati
inikah proses menjalani hidup
aku ingin cepat selesai
biar lekas ranai
teringat masa lalu
yanglucu dan lugu
keceriaan menebar
dimana-mana
sekarang aku lelah dan letih
Kandangan, 27 Mei 2004
AKHIR ZAMAN
Lupakah engkau di akhir zaman
ini
isterimu isteriku juga
banyak tidur dari bekerja
Kandangan, 23 November 2003
WAJAH PETANI
Di pagi yang buta usai shalat
shubuh dan makan pagi
kau sudah meninggalkan rumah
jalan bebatuan dan lumpur
kau acungkan tajak
airpun muncrat
itu sudah kebiasaan yang
mendarah daging
memang engkau keturunan petani
maka kadilah seorang petani
mengabdi jadi diri
hitam legam tubuhmu
senja datang kau pulang ke
rumah
diantara lelah dan letih malam
kau sambut gembira
karena mimpi indah datang
disaat lelah
Kandangan, 29 November 2003
MELUPAKANMU
Lamunan itu hilang seketika
aku ingin menemukan namamu
dengan sekilat padu
biar hati tenang tak terganggu
cepatlah aku diberitahu
kenapa impian itu buyar begitu
saja
datanglah rasa ingin tahu
hadirkan sejuta jawaban
untuk menyenangkan diriku
Kandangan, November 2003
KEBIMBANGAN YANG SYAHDU
Maukah kau menemaniku
yang sedang dirundung duka
hatiku dicuri orang
pikiranku ditelan ombak
kerakusan
hartaku sudah diambil iblis
durjana
sepoi angina menantang laju
kebengisan
hati-hati duka deritaku
bertaut dengan kebimbangan
yang syahdu
Kandangan, 28 November 2003
LAMUNAN SYAHDU
Dihari yang indah kutulus
mengadu
saat ketumpulan berfilsafat di
wilayah yang muram
tetesan api penderitaan yang
tak tentu
bersimbah darah kedurjanaan
antara lautan kesombongan
dan sungai keangkuhan
berlumur dengan tangisan pilu
yang menantikan rembulan
dibatas lara
dan lamunan syahdu yang tak
kunjung sirna
Kandangan, November 2003
DENTANG WAKTU DI RUANG TAMU
Di ruang tamu aku tak menunggu
siapapun
sebingkai kaligrafi itu
kubiarkan membeku di dinding
namun hujan deras berluruhan
dari langit sore
di luar jendela
tak kuasa menahannya
Aku tak ingin mengingatmu lagi
kucing liar yang kemarin tak
henti
menghasutku keluar masuk
belantara kata
hingga ringkih lonceng
jantungku pun
menjadi gugup berdentang
karenanya
Tak menunggu siapapun
juga dirimu
hanya ingin mengkhidmati
dentang jantung
sendiri melafalkan nama-namanya
bersama beku kaligrafi di
dinding
dan deras hujan di luar
jendela
Kandangan, Juni 2004
SUATU SORE DI SEBUAH KAFE
Datang melangkah melewati
celah
diantara bangunan tua
terdengar hangar-bingar musik
dansa
ada sejuta tingkah mengeluh
saat menatap langit yang mulai
merajut
tampak gerak-gerik lembut
lalui pandangan itu
dalam satu irama kegelisahan
terdengar sumpah serapah yang
bertaut
ditemani aroma kenikmatan tabu
langkah demi langkah
merebak dalam cerita klasik
yang resah
seiring rasa kelu yang dalam
berbenturan dengan sunyi di
pelataran kelam
Kandangan, 18 Februari 2004
PERPISAHAN
Setiap perpisahan yang terjadi
sisakan harapan untuk bertemu
lagi
asalkan kau belum dijemput
mati
namun bila kau pergi dibawa
mati
putus asa tak lagi bisa dihindari
pasti !
Kandangan, 18112007
MALAM INI
Malam dingin dibuai penasaran
saat keluh-kesah yang ingin
diperhatikan
biar tak ada masalah lagi
Kandangan, Juli 1997
KEINGINANKU
Kurelakan dikau kasih pergi
dari pangkuan
disini aku sendiri bosan hidup
bersemedi
apakah duit akan membuat
hidupku bahagia
otak cerdas dambaanku punya
kekuatan dan kekuasaan
keinginanku
parlente dan necis pakaianku
mewah dan megah istanaku
sorot tajam matamu membuatku
jatuh hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar