WARUNG PENCOK
MARAK DI HSS
MARAK DI HSS
Ada yang menarik dan berbeda di Hulu Sungai Selatan pada bulan Ramadhan. Yakni hadirnya warung pencok (rujak). Dengan mudah kita akan menemui warung pencok di tepi jalan sepanjang Jalan A. Yani di kota Kandangan.
Namun warung pencok di beberapa desa yang ada di sejumlah kecamatan yang lebih diminati. Sebabnya, meskipun jajanan ini tak hanya ada di bulan Ramadhan namun ngerujak di bulan puasa terasa berbeda.
Selain buahnya lebih lengkap, karena memasuki Ramadhan biasanya musim buah juga karena pedagangnya spesial. Maklum yang jualan adalah gadis manis, kembang desa.
Penjual pencok itu kebanyakan masih berusia muda. Uniknya, mereka berjualan sambil berharap mendapatkan jodoh di bulan Ramadhan.
" Makanya tak heran setelah lebaran, banyak gadis-gadis itu yang dilamar orang," tutur seorang warga.
Pembeli yang datang adalah para pemuda dari kecamatan lainnya. Bahkan ada juga dari kota Kandangan. Usai shalat tarawih mereka ramai-ramai mendatangi warung pencok.
" Tak lengkap rasanya kalau tak mampir dulu ke warung pencok," kata Rahmat, salah seorang pengunjung warung.
Sepengetahuan Rahmat, menjamurnya warung pencok di bulan Ramadhan dengan pelayannya gadis cantik di daerah ini sudah merupakan tradisi lama.
" Ini trik para orangtua agar anak gadisnya mendapat jodoh dan menikah usai lebaran," ujar Rahmat.
Tak hanya di Kandangan, sebutnya di kabupaten lain juga banyak. Namun di daerah ini kebiasaan itu seolah menjadi agenda tahunan. Masyarakat sendiri, mengakui sangat senang dengan keberadaan warung pencok itu.
" Kalau saya biasanya ngerujak biar segar aja, kan kita perlu makan buah-buahan, apalagi selama puasa kita perlu banyak pasokan vitamin yang banyak terdapat pada buah-buahan segar," kata Inas, warga lainnya panjang lebar.
Soal dijadikan ajang cari jodoh, penjual juga tak keberatan. " Itu sah-sah saja, asalkan selama perkenalan mereka bersikap sopan dan tak melanggar norma aqidah Islam serta tak menodai kekhusuan Ramadhan," kata Erna, seorang penjual pencok di Angkinang.
Sementara rekannya Rina, meskipun menepis berjualan untuk mencari jodoh, namun ia mengaku tak keberatan kalau memang jodoh di warung pencoknya.
" Saya berjualan karena tradisi saja. Hitung-hitung sambil cari rejeki di bulan puasa, " kilah perempuan hobi nyanyi ini.
Namun warung pencok di beberapa desa yang ada di sejumlah kecamatan yang lebih diminati. Sebabnya, meskipun jajanan ini tak hanya ada di bulan Ramadhan namun ngerujak di bulan puasa terasa berbeda.
Selain buahnya lebih lengkap, karena memasuki Ramadhan biasanya musim buah juga karena pedagangnya spesial. Maklum yang jualan adalah gadis manis, kembang desa.
Penjual pencok itu kebanyakan masih berusia muda. Uniknya, mereka berjualan sambil berharap mendapatkan jodoh di bulan Ramadhan.
" Makanya tak heran setelah lebaran, banyak gadis-gadis itu yang dilamar orang," tutur seorang warga.
Pembeli yang datang adalah para pemuda dari kecamatan lainnya. Bahkan ada juga dari kota Kandangan. Usai shalat tarawih mereka ramai-ramai mendatangi warung pencok.
" Tak lengkap rasanya kalau tak mampir dulu ke warung pencok," kata Rahmat, salah seorang pengunjung warung.
Sepengetahuan Rahmat, menjamurnya warung pencok di bulan Ramadhan dengan pelayannya gadis cantik di daerah ini sudah merupakan tradisi lama.
" Ini trik para orangtua agar anak gadisnya mendapat jodoh dan menikah usai lebaran," ujar Rahmat.
Tak hanya di Kandangan, sebutnya di kabupaten lain juga banyak. Namun di daerah ini kebiasaan itu seolah menjadi agenda tahunan. Masyarakat sendiri, mengakui sangat senang dengan keberadaan warung pencok itu.
" Kalau saya biasanya ngerujak biar segar aja, kan kita perlu makan buah-buahan, apalagi selama puasa kita perlu banyak pasokan vitamin yang banyak terdapat pada buah-buahan segar," kata Inas, warga lainnya panjang lebar.
Soal dijadikan ajang cari jodoh, penjual juga tak keberatan. " Itu sah-sah saja, asalkan selama perkenalan mereka bersikap sopan dan tak melanggar norma aqidah Islam serta tak menodai kekhusuan Ramadhan," kata Erna, seorang penjual pencok di Angkinang.
Sementara rekannya Rina, meskipun menepis berjualan untuk mencari jodoh, namun ia mengaku tak keberatan kalau memang jodoh di warung pencoknya.
" Saya berjualan karena tradisi saja. Hitung-hitung sambil cari rejeki di bulan puasa, " kilah perempuan hobi nyanyi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar